{"title":"Analisis Perubahan Kualitas Udara dengan Memanfaatkan Remote Sensing di Kawasan PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang","authors":"Yulianita Yulianita, Novelisa Suryani, Heny Mariati","doi":"10.30559/jpn.v7i2.315","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/jpn.v7i2.315","url":null,"abstract":"The construction of PLTU can have an influence on the surrounding environmental conditions, such as air pollution. This study aims to (1) analyze the average air quality in 2013 and 2020 in Bungus Teluk Kabung District, (2) identify changes in air quality conditions in 2013 and 2020 in Bungus Teluk Kabung District. The method used is descriptive analysis with a quantitative approach. The data analysis technique to determine the average air quality uses PM10, SO2, and NOx parameters by utilizing Landsat 8 satellite imagery in 2013 and 2020 which has been radiometrically and atmospherically corrected. The average value of the parameter, can be calculated based on the air quality algorithm, and to measure changes in the state of the air quality standard, the researcher uses the Air Pollution Standard Index (ISPU). The results showed that there was an average increase in all air quality parameters. Based on ISPU the distribution of PM10 values in 2020 is in the good category with an average of 1.9 μg/m3, the SO2 value is in the medium category with an average of 63.3 ρρm, and NOx is in the unhealthy category with an average of 173.6 μg/m3. The results of the Wilcoxon difference test showed that all air quality parameters had a significant value of <0.05, meaning that there was a significant difference in air quality in Bungus Teluk Kabung District after the Teluk Sirih PLTU was built.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130650547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"An Empirical Study on the Sustainable Tourism in West Sumatera: A Case of Bilih Fish Product","authors":"Pepy Afrilian","doi":"10.30559/jpn.v7i2.308","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/jpn.v7i2.308","url":null,"abstract":"This aim of this research is focused on the innovation of the culinary products called Bilih Fish (Mystacoleucus Padangensis) as the tourism destination and as one of the main products on the sustainable tourism ecosystem in West Sumatera of Indonesia. Bilih fish (Mystacoleucus Padangensis) is endemic and only can be found in Singkarak Lake of West Sumatera Province. The research problem was about sustainability issue of the Bilih fish on the supply chain ecosystem as well as significant strength of sustainable tourism in West Sumatera, Indonesia. The research used qualitative approach using primary data sources where data were collected by using direct non-participant observation and structured-interview techniques. Interview was conducted with Bilih fish entrepreneur. In addition, this research also used the secondary data used research notes from the Singkarak Geographical Indication Society (MIGS) which was tabulated on the data analysis by using validity and triangulation techniques. This research shows strategic ecosystem of fisherman Bilih fish integrated into tourists empowering local society for a sustainable tourism.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132952073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Prevalensi Kejadian Hidronefrosis Pada Musmuculus Bablc Albino Yang Diberikan Tanin Ekstra Daun Teh (Camelia Sinensis) Dosis Bertingkat","authors":"Yesi Maifita, Armaita Aimaita, Rahmadi Saputra","doi":"10.30559/jpn.v7i1.256","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/jpn.v7i1.256","url":null,"abstract":"Senyawa tanin yang terdapat di teh dapat membentuk kompleks mengakibatkan terjadinya obstruksi ureter, mengakibatkan pembengkakan ginjal (Hidronefrosis). Prevelansi gagal ginjal di Indonesia yang disebabkan hidronefrosis dari tahun ke tahun terus meningkat pada tahun 2011 jumlah penderita gagal ginjal adalah 22.304 dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 28,782 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian hidronefrosis pada Musmuculus Bablc Albino yang diberikan tanin ekstra teh (camelia sinensis). Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian post test only control group design. Dengan sampel sebanyak 24 ekor mencit dibagi dalam 4 kelompok dengan dosis 0,504 ml, 1,016ml, 1,5 ml selama 14 hari. Ginjal diambil dengan cara pembedahan pada mencit, pemeriksaan derajat hidronefrosis menggunakan kertas millimeter dan jangka. Penelitian ini dilakukan di labor anatomi fisiologi dan l2dikti. Analisis data menggunakan one way anova dan Uji LSD dengan derajat kepercayaan 95%. \u0000Hasil penelitian didapatkan ukuran ginjal kelompok kontrol 0.917, P1 1.083, P2 1.317, P3 1.433. Hasil uji one way anova diketahui terdapat pengaruh teh (tanin) terhadap kejadian hidronefrosis dengan p value= 0,00. \u0000Diharapkan kepada konsumen teh untuk lebih bijak mengkonsumsi teh karena teh dapat menyebabkan kejadian hidronefrosis.Serta perlu dilakuan uji lanjutan kepada manusia untuk mengetahui dosis aman konsumsi teh sebagai upaya pencegahan. \u0000Kata kunci : teh, tanin, hidronefrosis, ginjal , Mus musculus balbc albino.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128670164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MASALAH PSIKOSOSIAL PADA IBU DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SE KOTA PADANG","authors":"Linda Andriani","doi":"10.30559/jpn.v6i2.257","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/jpn.v6i2.257","url":null,"abstract":"Kelahiran anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat menimbulkan masalah psikososial pada ibu. Dimana ibu yang memiliki anak retardasi mental mengalami stress, ansietas dan depresi. Beberapa penelitian didapatkan orang tua anak dengan retardasi mental dimana dari 102 didaptakan 65 ibu mengalami stress, 50% ibu mengalami ansieta dan 52,94% ibu mengalami depresi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah psikososial pada ibu anak retardasi mental di SLB se kota Padang. Desain penelitian deskriptif analitik, pendekatan cross sectional. Sampel 267 ibu yang memiliki anak retardasi mentaldi SLB se kota Padang dengan proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian adalah terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan, status perkawinan dengan stress pada ibu, terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dan status perkawinan dengan ansietas dan terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dan status perkawinan dengan depresi pada ibu yang mempunyai anak retardasi mental. Perawat jiwa sangat diperlukan didalam mengatasi masalah stress, ansietas dan depresi sehingga ibu dapat lebih menerima kondisi anaknya dan mengatasi masalah yang ibu hadapi. \u0000 \u0000Kata kunci : Maslah psikososial, stress, ansietas dan depresi, retardasi mental","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116822389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS KOPI ARABIKA KABUPATEN SOLOK","authors":"Atiqah Bonanza Boto, Rusda Khairati, Ifdal Ifdal","doi":"10.30559/JPN.V16I01.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/JPN.V16I01.216","url":null,"abstract":"This study aims to analyze the competitiveness of Arabica coffee commodities and analyze the impact of government policies on Arabica coffee commodities in Solok Regency. This research data analysis method using the Policy Analysis Matrix (PAM). The results showed that the Arabica coffee plantation business in Solok Regency has competitiveness both in terms of competitive advantage and comparative advantage, where the value of the ratio of private costs and domestic cost ratios obtained is less than one, namely 0.65 and 0.48. For the impact of the Arabica coffee output policy, the private price of Arabica coffee is lower than the social price. The impact of the production input policy causes the private price of tradable input to be higher than the social price, and the impact of the input-output policy causes a decrease in the producer surplus, meaning that there is no economic incentive to increase Arabica coffee production. The suggestions from this research is expected that farmers can increase the productivity of Arabica coffee than the government is expected to expand the planting area and facilitate the provision of superior seeds. The government is also expected to stabilize the selling price of Arabica coffee at the farmer level.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132632386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Penentuan Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Sumatera Barat","authors":"Hamdi Irza","doi":"10.30559/JPN.V16I01.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/JPN.V16I01.241","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali sektor ekonomi unggulan Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan kombinasi dan pembobotan dari beberapa alat analisis yaitu Tipologi Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share. Data yang digunakan yaitu PDRB ADHK dari tahun 2010 s.d. 2020 diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat. Hasil analisis menunjukkan sektor ekonomi unggulan di Provinsi Sumatera Barat yaitu sektor Perdagangan Besar dan Eceran & Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, serta sektor Jasa Pendidikan dengan nilai bobot 6. Selanjutnya sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan nilai bobot 5. Kemudian dilanjutkan dengan sektor Informasi dan Komunikasi dengan nilai bobot 4. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang secara geografis tidak dapat dipisahkan dari kondisi daerah masih dipandang sebagai sektor ekonomi strategis. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat perlu menitikberatkan pertumbuhan dan investasi di sektor-sektor ekonomi unggulan di atas melalui strategi dan kebijakan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah baik jangka menengah maupun jangka pendek. Pemerintah Daerah juga perlu beralih dari sektor-sektor ekonomi dengan nilai tambah kecil ke sektor ekonomi dengan nilai tambah tinggi di sektor manufaktur dan jasa modern.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127915277","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tantangan Pengembangan Agribisnis Kopi Di Sumatera Barat","authors":"Afrianingsih Putri, Rahmat Syahni, Hasnah Hasnah, Alfan Miko","doi":"10.30559/JPN.V16I01.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/JPN.V16I01.240","url":null,"abstract":"Kopi adalah komoditas yang permintaannya terus dilirik pasar. Kondisi ini seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat kopi di dunia termasuk Indonesia. Permintaan yang terus meningkat tersebut, perlu didukung oleh ketersediaan produk untuk memenuhi pasar. Sumatera Barat adalah daerah penghasil kopi yang terus melakukan pengembangan untuk meningkatkan produksi kopi. Kopi menjadi komoditi perkebunan yang berkontribusi terhadap perekonomian Sumatera Barat. Tujuan tulisan ini untuk mendeskripsikan perkembangan kopi Sumatera Barat dan menganalisis tantangan agribisnis yang dihadapi untuk pengembangan komoditi tersebut. Metode penelitian menggunakan desk study dengan deskriptif kualitatif data sekunder dan kajian literature review penelitian terdahulu. Hasil analisis menunjukkan selama kurun waktu 15 tahun (2005-2019) perkembangan produktivitas kopi di Sumatera Barat belum menunjukkan adanya peningkatan. Tantangan pengembangan agribisnis kopi terkait dengan semua aspek subsistem pada agribisnis dari hulu hingga hilir (mulai dari input produksi, aspek petani dalam kegiatan produksi dan pengolahan, pemasaran serta lembaga penunjang dan kebijakan). Untuk bisa menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan di Sumatera Barat, maka perlu sinkronisasi dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan berkelanjutan dalam konsep agribisnis.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114185259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kesadaran Hukum Masyarakat Kuranji dalam Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang","authors":"Beni Saputra, Akmal Akmal, Suryanef Suryanef","doi":"10.30559/JPN.V4I1.141","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/JPN.V4I1.141","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai kesadaran hukum masyarakat Kuranji dalam mematuhi RTRW Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kuranji Kota Padang. Lokasi dipilih karena merupakan salah satu kawasan peruntukan pertanian yang ditetapkan melalui perda no. 4 tahun 2012 tentang RTRW Kota Padang. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Temuan penelitian menunjukan bahwa : 1) Perkembangan pelaksanaan RTRW Kota Padang di Kecamatan Kuranji. Untuk mengendalikan dan mempertahankan lahan pertanian, sejauh ini pemerintah Kota Padang lebih terfokus pada pendekatan hukum yaitu dengan membuat peraturan yang bersifat melarang alih fungsi lahan pertanian, khususnya lahan sawah beririgasi teknis. 2) Tingkat kedadaran hukum masyarakat masih rendah dalam mengimplementasikan RTRW Kota Padang terutama dalam mempertahankan keberadaan lahan pertanian pangan di Kecamatan Kuranji. 3) Upaya pemerintah dalam menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat terhadap implementasi RTRW Kota Padang di Kecamatan Kuranji yaitu : a) Melakukan sosialisasi, b) Melakukan pengawasan dan pengendalian, dan c) Pengenaan insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan lahan.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"255 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115771291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tingkat Adopsi Teknologi Budidaya dan Fermentasi Biji Kakao oleh Petani dan Hubungannya dengan Sifat-Sifat Inovasi (Kasus Petani Kakao di Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman)","authors":"Zulrasdi Zulrasdi","doi":"10.30559/JPN.V4I1.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/JPN.V4I1.152","url":null,"abstract":"Pesatnya perkembangan luas kebun kakao di Sumatera Barat tidak terlepas dari tingginya keinginan masyarakat untuk pertanaman kebun kakao. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi teknologi budidaya dan fermentasi biji kakao, melihat hubungan keuntungan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan, tingkat kemudahan untuk dicobakan, dan hubungan tingkat kemudahan untuk diamati dengan adopsi inovasi teknologi budidaya dan fermentasi biji kakao. Pengkajian dilaksanakan pada bulan September s/d November 2016 di Kec. Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman. Pengambilan sampel dilakukan dengan proporsional Simple Random Sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan kuesioner/daftar pertanyaan Data yang dikumpulkan adalah: Karakteristik responden, tingkat adopsi inovasi teknologi budidaya dan fermentasi biji kakao, hubungan keuntungan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan, tingkat kemudahan untuk dicobakan, dan hubungan tingkat kemudahan untuk diamati dengan adopsi inovasi teknologi budidaya dan fermentasi biji kakao. Data dianalisis secara deskriptif dengan uji korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sifat -sifat inovasi yang mempunyai hubungan signifikan dengan adopsi inovasi teknologi budidaya dan fermentasi biji kakao adalah tingkat kesesuaian dengan nilai korelasi 0,212 yang berkorelasi positif rendah, dan tingkat kemudahan dengan nilai korelasi 0,258, berkorelasi positif rendah.","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131647670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Persepsi, Pemahaman dan Tingkat Penerapan Sistem Pertanian Organik oleh Petani dalam Budidaya Padi Sawah di Sumatera Barat","authors":"Rifda Roswita, Eva Riza","doi":"10.30559/JPN.V4I1.149","DOIUrl":"https://doi.org/10.30559/JPN.V4I1.149","url":null,"abstract":"Pemerintah Sumatera Barat secara bertahap telah mendorong pengembangan pertanian organik, baik sebelum maupun sesudah program desa organik diluncurkan oleh Kementerian Pertanian. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) persepsi petani terhadap sistem pertanian organik, (2) pemahaman petani terhadap sistem pertanian organik (3) dan tingkat penerapan sistem pertanian organik. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2017 pada 3 (tiga) kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten yang melaksanakan program desa organik pada tahun 2016 dan yang mengembangkan organik melalui program sebelum tahun 2016. Pada masing-masing kabupaten dipilih secara acara satu kelompok tani pelaksana program desa organik tahun 2016 (dalam pengkajian ini disebut sebagai desa organik baru) dan satu kelompok tani yang melaksanakan program organik sebelum tahun 2016 (dalam pengkajian ini disebut sebagai desa organik lama). Kabupaten terpilih adalah Kabupaten Padang Pariaman, Solok dan Limapuluh Kota. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistim purpossive sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan Focus Group Discussion dan wawancara perorangan. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik internal petani, persepsi petani terhadap pertanian organik, pemahaman petani terhadap sistem pertanian organik, dan tingkat penerapan petani terhadap sistem pertanian organik. Data dianalisis secara deskriptif dan stastistik dengan uji paired samples T-Test uji beda dan Mann Whitney untuk membandingkan antara petani pelaksana program desa organik dan non program desa organik. Hasil penelitian menujukkan bahwa (1) persepsi petani terhadap sifat inovasi sistem pertanian organik secara keseluruhan, mendekati skor 4, yaitu biaya lebih murah, lebih tinggi produksinya, lebih menguntungkan, sesuai dengan kebutuhan petani, mudah dilaksanakan, mudah dicobakan, dan mudah diamati hasilnya, (2) pemahamanan petani terhadap keseluruhan komponen sistem pertanian organik tergolong tinggi yaitu dengan nilai 78,55. Sedangkan dari 5 variabel pemahaman petani paling tinggi adalah penanganan panen dan pasca panen dan pengelolaan lahan dan kesuburan lahan. Pemahaman petani yang masih perlu ditingkatkn adalah pemahaman petani terhadap masa konversi, dimana sebagian petani belum begitu paham terhadap tujuan, dan lama masa koversi lahan walaupun telah menerapkannya, (3) tingkat penerapan komponen teknologi sistem pertanian organik pada petani desa organik lebih rendah (73,93%) dari pada petani desa organik lama (93,21%).","PeriodicalId":345670,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Nagari","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126276002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}