{"title":"Proses Penyembuhan Gejala Kejiwaan Berbasis Islamic Intervention Of Psychology","authors":"S. Sumarni","doi":"10.23971/NJPPI.V3I2.1677","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V3I2.1677","url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji tentang bagaimana proses penyembuhan gejala kejiwaan melalui intervensi psikologi Islam. Menurut data yang dikeluarkan Riskesda pada tahun 2013, menunjukkan bahwa provalensi gangguan mental emosional, yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas yang mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% jumlah dari penduduk Indonesia sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk ini menunjukkan betapa tingkat depresi di Indonesia sangat tinggi dan membutuhkan penanganan yang serius. Artikel ini menggunakan jenis penelitian berbasis studi literatur yang dilakukan melalui pengumpulan data dan dokumentasi, dengan teknik analisis menggunakan reduksi data dan penarikan kesimpulan dan melalui praksis kepustakaan mulai dari buku, jurnal ilmiah, e-book, internet dan berbagai fakta yang ada, Hasil dan pembahasan bahwa Psikoterapi Islam dinilai mampu untuk dijadikan sebagai salah satu terapi yang sangat efektif terhadap gangguan kejiwa yang ada pada seorang klien. Tujuan dari psikoterapi tersendiri yakni untuk meningkatkan kualitas hidup manusia baik secara fisik maupun psikis, sehingga mampu menurunkan tingkat kecemasan yang tinggi menjadi memiliki perasaan yang tenang dengan hadirnya Tuhan sebagi pemberi penyembuhan. Adapun terapi yang dilakukan dibedakan menjadi beberapa macam terapi di antaranya terapi yang berbasis ibadah dan terapi yang berbasis akhlak. Terapi yang berbasis ibadah meliputi dzikir, do’a, membaca/memahami al-Qur;an, sholat, puasa, zakat, dan haji. Terapi yang berbasis akhlak yakni ikhlas, ridha, syukur, qanaah, sabar, pemaaf, husnudzon, tawakal, muhasabah, dan tafakur. This article examines the process of healing psychiatric symptoms through the intervention of Islamic psychology. According to data released by Riskesda in 2013, it shows that the prevalence of emotional mental disorders, as indicated by symptoms of depression and anxiety for the age of 15 years and over, reaches around 14 million people or 6% of the population of Indonesia while the prevalence of severe mental disorders, such as schizophrenia reaches around 400,000 people or as many as 1.7 per 1,000 population this shows how the level of depression in Indonesia is very high and requires serious treatment. This article uses a type of research based on literature studies conducted through data collection and documentation, with analysis techniques using data reduction and drawing conclusions and through the praxis of literature ranging from books, scientific journals, e-books, the internet and various available facts, results and discussion that Islamic psychotherapy is considered capable of being used as one of the most effective therapies for psychological disorders in a client. The purpose of psychotherapy alone is to improve the quality of human life both physically and psychologically, so as to reduce the high level of anxiety to have ","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84851890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"INTERNALISASI JILBAB PADA WANITA MUSLIM (Studi Fenomenologi Antara Habblumnilaah Dan Habblumninannas Dalam Fenomena Sosial Di Kota Metro Lampung)","authors":"Mat Jalil","doi":"10.23971/njppi.v4i2.2186","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/njppi.v4i2.2186","url":null,"abstract":"This study discusses the phenomenon of veiled women in Metro Lampung City. Furthermore, the method used in this research is descriptive qualitative using the phenomenological method. The results of this study are the first is the understanding of veiled women in the metro city of religious knowledge already understands the obligation to wear good clothes, religion or because of fear of the sins that have been committed. the second is wearing a veil that is forced, for example in an institution enforcing special rules in wearing a veil. Due to feeling uneasy, because the place he worked on average wearing a hijab. third, to look for comfort in life, because a woman who wears a hijab will feel protected. fourth, follow the current lifestyle. Lots of women wear hijab for work needs as a model, or endorsant. And the other thing is to make it look more beautiful and modern style. The fifth is strategy in the world of politics, namely using the veil as a tool to attract public sympathy. In a survey conducted by researchers proved that there are still many students in one of the Islamic tertiary institutions in the city of metro and the community said that he was wearing a hijab to meet the desires of lifestyle or something that is a trend. On the basis of the survey, one of the causes underlying the use of the headscarf by students themselves can be obtained. These conditions prove that the veil is not merely due to religious knowledge. It is possible that women who wear the hijab because of a psychic background are the need for the peace of mind that is obtained from the hijab as Muslim women's clothing which is closed to cover the whole body and is the best clothing.","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"201 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76981920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perjuangan Badiuzzaman Said Nursi dalam Membendung Arus Sekularisasi di Turki","authors":"Ilyas Fahmi Ramadlani","doi":"10.23971/NJPPI.V3I1.1226","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V3I1.1226","url":null,"abstract":"Badiuzzaman Said Nursi hidup dalam situasi Islam yang sulit, yakni ketika Turki Utsmani dan beberapa kerajaan Islam lainnya mengalami kemunduran. Menelusuri sejarah hidup Badiuzzaman Said Nursi tidak akan terlepas dari konteks keadaan negara saat ia tinggal. Hal itu karena pemikirannya merupakan produk atas kenyataan Turki yang dipengaruhi budaya Barat. Akhir masa pemerintahan Turki Utsmani manjadi tanda awal pertemuan antara kaum muslimin dan perdaban Barat. Selanjutnya ketika Mustafa Kemal Attaturk menduduki pemerintahan Turki dan menggantinya menjadi Republik Turki, Islam semakin kehilangan identitas lantaran kebijakan-kebijakan sekular yang diadopsi dari budaya Barat. Situasi ini kemudian mendorong Badiuzzaman Said Nursi untuk berjuang melakukan perubahan sikap dan pemikiran umat Islam dengan jalan dakwah secara kultural yang diaplikasikan dalam bentuk ceramah dan tulisan. Dengan menggunakan pendekatan sosio-historis, penelitian ini bertujuan untuk menggali perjuangan Badiuzzaman Said Nursi dalam membendung arus radikalisasi, mengingat saat itu keberadaan Islam terancam hilang dari bumi Turki. Kata Kunci: Badiuzzaman Said Nursi, Sekularisasi, Turki Utsmani","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87910488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Metodologi Pembaruan Neomodernisme dan Rekonstruksi Pemikiran Islam Fazlur Rahman","authors":"A. Majdi","doi":"10.23971/NJPPI.V3I1.1196","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V3I1.1196","url":null,"abstract":"Tulisan ini berusaha untuk memaparkan pemikiran Fazlur Rahman sebagai seorang tokoh pemikiran Islam masa kontemporer. Karena itu, sifat dari tulisan ini lebih bersifat informatif. Akan tetapi, di sisi lain tulisan ini juga bermaksud sebisa mungkin untuk memberikan penuturan yang koheren, sehingga sedikit banyak tulisan ini juga bersifat interpretatif dan deskriptif. Beberapa ide dan pemikiran dari Fazlur Rahman yang dihadirkan adalah mengenai teologi, filsafat dan tasawuf serta neomodernisme. Alasan pembatasan ini adalah disebabkan pemikiran Fazlur Rahman begitu komprehensif meliputi segala persoalan dan permasalahan yang bermunculan di kalangan umat Islam pada masanya. Tulisan ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian analisis konten, sehingga tulisan ini juga merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan sumber-sumber primer adalah buku-buku karangan Fazlur Rahman sendiri serta buku-buku lain yang menuliskan tentang Fazlur Rahman sebagai sumber-sumber sekunder dan pelengkap. Secara sistematis, pembahasan mengenai pemikiran Fazlur Rahman merujuk pada penjelasan Kuntowijoyo tentang kategori sejarah intelektual yang memiliki tugas membahas latar sosio-historis tokoh, pemikiran yang berpengaruh dan pengaruh pemikiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketertinggalan dunia Islam terjadi karena rigiditas dan finalisasi tesis dalam pemikiran Islam, teologi, filsafat dan tasawuf. Oleh karena itu, diperlukan suatu metodologi yang dapat memberikan sistem teologi, filsafat dan tasawuf yang sesuai dengan situasi zaman dan kondisi masyarakat. Dengan demikian, rekonstruksi pemikiran Islam dan metodologi neomodernisme merupakan keniscayaan yang tidak dapat terelakkan lagi. Kata Kunci: Fazlur Rahman, Rekonstruksi, Pemikiran Islam, Metodologi Pembaruan, Neomodernisme","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"225 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76972374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan Seksual Perspektif Islam dan Prevensi Perilaku Homoseksual","authors":"Lailul Ilham","doi":"10.23971/NJPPI.V3I1.1023","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V3I1.1023","url":null,"abstract":"Perilaku homoseksual secara kontonoe mengalami peningkatan, terbukti dari pemberitaan media-media yang semakin marak dengan kasus tersebut, fenomena homoseksual tersebut tampaknya semakin lumrah di tengah masyarakat dan para pelaku dengan terbuka mengidentifikasi dirinya sebagai seorang pelaku penyimpangan tersebut (Gay). Sebagai negara mayoritas Muslim sudah seharusnya sigap merespon fenomena tersebut dengan menanggulanginya menggunakan pendekatan-pendekatan agama sebagai kekuatan besar di tangah masyarakat Indonesia. Islam memiliki perhatian khusus terhadap persoalan seksual, bahkan pendidikan seksual harus mulai diberikan dari sejak dini, untuk menghindari berbagai penyimpangan-penyimpangan seksual. Pendidikan seksual dalam Islam penting untuk diperkenalkan sebagai upaya preventif terhadap kasus homoseksual. Penelitian ini menggunakan kajian literatur (library research), penelitian dilakukan dengan memanfaatkan sumber perpustkaan untuk memperoleh data-data dan informasi terkait, termasuk buku-buku, artikel, dan penelitian lain terkait homoseksual ditinjau dari psikologi, pendidikan dan psikologis islam. Metode pencegahan perilaku homoseksual menggunakan pendidikan seksual menurut Yusuf Madani, adapaun pendidikan tersebut antara lain: 1) Perbaikan perilaku seksual, 2) Kebutuhan terhadap perbaikan perilaku seksual, 3) Perbaikan perilaku seksual sebagai ibadah, 4) Metodologi islam dan pendidikan seksual, 5) Perubahan persepsi terhadap perilaku seksual. Kata Kunci: Homoseksual, P e ndidikan Islam, Prevensi Homoseksual.","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75326222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hukum Tiga Tahap Auguste Comte dan Kontribusinya terhadap Kajian Sosiologi Dakwah","authors":"M. Chabibi","doi":"10.23971/NJPPI.V3I1.1191","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V3I1.1191","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan epistemologi hukum tiga tahap Auguste Comte dari teori perubahan sosial, yaitu tahap teologis, metafisis, dan positifserta mencari relevansinya terhadap pengembangan kajian di ranah sosiologi dakwah.Artikel ini menggunakan studi kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif terhadap data yang diambil dari studi literatur. Kesimpulan artikel iniadalah kajian dakwah sangat erat hubungannya dengan ranah kemasyarakatan (sosial) sehingga dalam pengembangannya diperlukan adanya interaksi ilmiah antara satu keilmuan dengan keilmuan yang lain. Sosiologi dan dakwah merupakan dua entitas keilmuan yang lahir dari rahim otoritas keilmuan yang berbeda akan tetapi keduanya dapat berinteraksi dan saling melengkapi demi perbaikan sosial pada satu sisi, serta pengembangan keilmuan pada sisi yang lain. Hukum tiga tahapan Comte dalam perubahan masyarakat sosial dan kultural memberikan sumbangsih teoritis terhadap pengembangan kajian sosiologi dakwah dengan proses penelaahan kritis terhadap fenomena sosial dari perspektif objek sosial dan kulturalnya serta unsur statika dan dinamikanya. This article aims to explain epystemology of Auguste Comte's law of three-stages from the theory of social change, namely the theological stage, metaphysical stage, and positive stage, and looks for its relevance to the development of studies in the field of the sociology of da'wah. This article employes qualitative study with a descriptive-analysis approach to data have been taken from literature studies. The conclusion of this article is that da'wah studies are very closely related to the social domain, so that in its development, it is a necessary for scientific interaction between one science and another science. Sociology and da'wah are two scientific entities born from different wombs of scientific authority but both can interact and complement each other for social improvement on the one hand, and scientific development on the other. The law of the three stages of Comte in the cultural and the social changes provides a theoretical contribution to the development of the sociology of da'wah studies with a critical review of social phenomena from the perspective of cultural and social objects and the elements of its static and dynamic state. Kata Kunci: Perubahan Sosial, Hukum Tiga Tahap, Filsafat Auguste Comte, Sosiologi Dakwah","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"49 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81507013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konsep Qana’ah dalam Mewujudkan Keluarga Harmonis Perspektif Alquran","authors":"Irna Andriani, Ihsan Mz","doi":"10.23971/NJPPI.V3I1.1291","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V3I1.1291","url":null,"abstract":"This article aims to discuss the concept of Qana'ah in the Qur'an which is used as a solution to alleviate disharmony problems in the family. Disharmony referred to here is focused on economic issues. The rise of conflicts that occur between husbands and wives is usually caused by a lack of gratitude for the blessings and provisions that Allah has given. Therefore, researchers offer the concept of Qana'ah as a solution to the problem. Because Qana'ah in its sense is to feel enough for what Allah has given. So that they are able to distance themselves from greed. The nature of Qana'ah bases the understanding that the sustenance obtained has become the provision of Allah SWT. This study uses the library research method that collects data from various kinds of literature. The results of this study provide recommendations to many parties to ground the concept of Qana'ah as a way out of family disharmony today. Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang konsep Qana’ah dalam Alquran yang digunakan sebagai solusi mengentaskan persoalan disharmoni dalam keluarga. Disharmoni yang dimaksud di sini difokuskan pada persoalan ekonomi. Maraknya konflik yang terjadi antara suami istri biasanya disebabkan oleh kurangnya rasa syukur atas nikmat dan ketentuan yang telah Allah Swt. berikan. Oleh karenanya, peneliti menawarkan konsep Qana’ah sebagai jalan keluar atas persoalan tersebut. Sebab Qana’ah dalam pengertiannya yaitu merasa cukup atas apa yang telah dikaruniakan Allah Swt. sehingga mampu menjauhkan diri dari sifat tamak. Sifat Qana’ah mendasarkan pemahaman bahwa rezeki yang didapatkan sudah menjadi ketentuan Allah Swt. Penelitian ini menggunakan metode library research (kajian pustaka) yang mengumpulkan data-data dari berbagai macam literatur. Hasil dari penelitian ini memberikan rekomendasi kepada banyak pihak untuk membumikan konsep Qana’ah sebagai jalan keluar terhadap disharmoni keluarga dewasa ini. Kata Kunci: Qana’ah, I khtiar, Keluarga, Harmonis, Alquran","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"767 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85441482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konsep Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial dalam Pengembangan Positive Mental Attitude Generasi Z","authors":"I. Handayani","doi":"10.23971/NJPPI.V3I1.1283","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V3I1.1283","url":null,"abstract":"This article aims to examine personal social guidance and counseling in the development of Generation Z's positive mental attitude. This article uses a type of literature research, a method of collecting data through documentation. The results and discussion that a person is classified as having a positive mental attitude when having: feelings of happiness and satisfaction in living life, enthusiasm, living power, being able to realize themselves, flexibility, life balance, the integrity of views about life, attention to oneself, attention to people, trust and good judgment on yourself. The important characteristics in the personal-social counseling and guidance program are: Included in a comprehensive scope, in its design promoting preventive concepts, development in the environment, an integral part of the education program, designing systems, carried out by professional counselors, various collaborations parties, monitor individual progress, supported by various data, seek improvement and variety of success through group guidance strategies. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji tentang bimbingan dan konseling pribadi sosial dalam pengembangan positive mental attitude Generasi Z. Artikel ini menggunakan jenis penelitian literatur, metode pengumpulan data melalui dokumentasi. Hasil dan pembahasan bahwa seseorang diklasifikasikan memiliki positive mental attitude apabila memiliki: perasaan bahagia dan kepuasan dalam menjalani kehidupan, semangat, daya hidup, mampu merealisasikan diri, fleksibilitas, keseimbangan hidup, keutuhan pandangan tentang hidup, perhatian terhadap diri, perhatian terhadap orang sekitar, kepercayaan dan penilaian yang baik kepada diri sendiri. Adapun karakteristik penting dalam program bimbingan dan konseling pribadi-sosial, yaitu: Termasuk dalam lingkup yang komprehensif, dalam desainnya mengedepankan konsep preventif, pengembangan di lingkungan, salah satu bagian integral dari program pendidikan, merancang sistem, dilaksanakan oleh konselor yang profesional, adanya kolaborasi berbagai pihak, memantau kemajuan individu, didukung oleh berbagai data, mencari peningkatan dan berbagai kesuksesan melalui strategi bimbingan kelompok. Kata Kunci: Bimbingan Konseling Pribadi-Sosial, Positive Mental Attitude, Generasi Z","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"93 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77065661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penafsiran Kontekstualis Perihal Kepemimpinan Non-Muslim dalam Perspektif Alquran dan Hadis","authors":"M. A. M. Bilhaq","doi":"10.23971/NJPPI.V2I2.948","DOIUrl":"https://doi.org/10.23971/NJPPI.V2I2.948","url":null,"abstract":"Perbedaan dalam menafsirkan QS. Ali Imran: 28 dan QS. Al-Maidah: 51, berimplikasi pada sikap pro-kontra perihal kepemimpinan non-muslim, seperti terlihat pada pemilukada Jakarta tahun 2012 dan 2017. Menyikapi hal itu, terdapat dua kubu yang masing-masing mengambil sikap berbeda. Pertama, kelompok tekstualis, yang diwakili oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) misalnya, secara tegas mengharamkan non-muslim sebagai auliā’ bagi umat muslim, dengan mengutip QS. Al-Maidah: 51. Kedua, kelompok yang lebih menekankan pada aspek esensial kriteria seorang pemimpin, semisal Nahdlatul Ulama (NU). Kaitannya dengan pengharaman oleh kubu tekstualis, terdapat sebuah riwayat yang dapat menegaskan sikap itu, bahwa Nabi Muhammad saw. pernah menolak tawaran pertolongan dari seorang kafir pada peristiwa perang Badar (lan asta’īna bi musyrikin). Akan tetapi, dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah pernah menjadikan seorang kafir sebagai pemimpin/penunjuk jalan (hādiyan) ketika hijrah. Riwayat lainnya juga menyebutkan bahwa Nabi Saw pernah menerima bantuan dari seorang kafir pada peristiwa Perang Hunain. Dalam hal ini, terkesan adanya kontradiksi antara teks alquran dan hadis yang dapat membingungkan pembaca dalam memahami teks tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam, khususnya dalam konteks Indonesia, yang meskipun menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, tetapi juga menjadi rumah bagi masyarakat dengan latar belakang suku, budaya, serta kepercayaan yang bermacam-macam. Masing-masing berhak untuk memilih dan dipilih sebagai pemimpin. Dengan menggunakan metode penafsrian kontekstual yang ditawarkan oleh Abdullah Saeed untuk membaca QS. Ali Imran: 28 dan QS. Al-Maidah: 51 serta metode interpretasi hadis Yusuf al-Qaradhawi teks hadis terkait, penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman komprehensif mengenai persoalan ini. Keywords: Penafsiran Kontekstualis, Pemimpin, Non-Muslim, Al-Maidah 51, Auliā’, Hadis.","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"89 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75965237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rahimin Affandi Abdul Rahim, Mohd Anuar Bin Ramli, Muhammad Izzul Syahmi Zulkepli Syahmi Zulkepli
{"title":"\"Gejala Takfirisme Dalam Gerakan Ekstremisme Agama Semasa \"","authors":"Rahimin Affandi Abdul Rahim, Mohd Anuar Bin Ramli, Muhammad Izzul Syahmi Zulkepli Syahmi Zulkepli","doi":"10.22452/peradaban.vol11no1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.22452/peradaban.vol11no1.3","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79265753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}