{"title":"Karya Kristus Sebagai Dasar Penginjilan di Dunia Non-Kristen","authors":"Kalis Stevanus","doi":"10.34081/fidei.v3i1.119","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/fidei.v3i1.119","url":null,"abstract":"Tulisan ini hendak menjelaskan mengenai konsep penginjilan, yang terdiridari enam pokok bahasan, yaitu: landasan teologis penginjilan, pengertianpenginjilan, hakikat penginjilan, motivasi penginjilan, pentingnya penginjilandan terakhir tujuan penginjilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studiliteratur dengan penyajian deskriptif. Penginjilan adalah memberitakan tentangkarya Kristus yang sudah mati karena dosa-dosa manusia, dikuburkan dandibangkitkan pada hari yang ketiga (1 Korintus 15:3-4). Yesus Kristus adalahsatu-satunya jalan keselamatan bagi umat manusia. Dengan demikian,disimpulkan bahwa penginjilan tetap relevan dan mutlak dilakukan dengan bijakserta tulus oleh setiap pengikut Kristus dengan tujuan supaya setiap orang dapatmenerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan berolehkeselamatan. Keselamatan harus diterima secara pribadi, artinya respon yangdiberikan bersifat pribadi terhadap berita Injil.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114959605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Personalized Versus Socialized Charismatic Leader: Autobiografi Pelayanan Simson Sebagai Hakim Israel","authors":"Sonny Eli Zaluchu","doi":"10.34081/fidei.v3i1.109","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/fidei.v3i1.109","url":null,"abstract":"Kehidupan Simson adalah sebuah studi kepemimpinan yang menarik untuk dikaji. Selama dua puluh tahun menjadi hakim Israel, Simson tampil dengan kekuatan supernatural Allah yang tak tertandingi. Tetapi, awal yang baik itu tidak berakhir dengan tuntas. Simson memerlihatkan kelemahan karakter, dekadensi moral dan pembangkangan terhadap aturan kenaziran yang seharusnya ditaatinya. Simson jatuh ke dalam pelukan berbagai wanita kafir dan kekuatannya hilang akibat rayuan maut Delila. Simson mengira dirinya masih dipakai Tuhan, tetapi kenyataannya berakhir di penggilingan. Penelitian ini merupakan autobiography research yang berfokus pada kehidupan Simson. Framing yang dipergunakan di dalam analisis adalah pendekatan kepemimpinan ( leadership ). Temuan memerlihatkan bahwa Simson menekankan tipe kepemimpinan personalized charismatic leader . Pengalaman kepemimpinan Simson memberikan dua basis lingkungan yang seharusnya ada di ruang lingkup seorang pemimpin. Pertama basis sosial. Pemimpin yang berada di dalam basis sosial yang baik akan mendapat dukungan moral, emosi dan strategi dari orang-orang yang ada disekitarnya. Melaluinya pemimpin menjalani kekuasannya tidak otoriter, tidak mutlak dan egaliter. Basis kedua adalah lingkungan rohani. Panggilan pelayanan harus diimbangi dengan kehidupan rohani yang kuat. Hanya dengan cara ini seorang pemimpin tetap berada di dalam panggilannya, mengutamakan panggilan dan menjalaninya dengan takut akan Tuhan. Kepemimpinan memang selalu membawa hal-hal korup. Tetapi jika kedua basis ini secara ketat menempel seorang pemimpin, sebesar apapun kekuasaan yang dimilikinya, tetap tidak dapat diselewengkan tanpa diketahui dan dievaluasi.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"39 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129817158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan Seks pada Remaja","authors":"S. M. L. Gaol, Kalis Stevanus","doi":"10.34081/fidei.v2i2.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.76","url":null,"abstract":"Pendidikan seks sangatlah penting untuk diberikan kepada para remaja,bahkan sejak masih kanak-kanak. Anak-anak dan remaja rentan terhadapinformasi yang salah mengenai seks. Tujuan penulisan ini, diharapkan melaluipendidikan seks, orangtua dapat memberikan informasi yang sepatutnya sesuaikebutuhan dan umur anak. Selain itu, dengan pendidikan seks anak juga dapatdiberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapatmenghindarinya. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitustudi literature, dengan menggali berbagai informasi berkenaan denganpendidikan seks pada remaja, maka diperoleh hasil, pertama: pendidikan seksharus dianggap sebagai bagian dari proses pendidikan untuk memperkuatpengembangan kepribadian. Kedua, orangtua memiliki peran penting untukmenanggulanggi perilaku seks yang menyimpang adalah dengan cara orangtuamengajarkan pendidikan seks secara langsung dan kontinyu pada anak sedinimungkin di dalam keluarga sesuai Alkitab dan norma-norma masyarakatsetempat agar remaja meneima seksualitasnya yang adalah bagian integralkehidupannnya dengan penuh tanggung jawab.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122655799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konsep Soteriologi Menurut Efesus 2:1-10","authors":"Desti Samarenna","doi":"10.34081/fidei.v2i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.54","url":null,"abstract":"Penulis melalui tulisan ini, bertujuan untuk menjelaskan tentang keselamatan berdasarkan Efesus 2:1-10. Metode penelitian yaitu penelitian kualitatif yang membahas analisis kitab untuk memahami konsep yang ada dalam kitab Efesus. Berdasarkan hasil uraian penulis dalam karya ilmiah mengenai perspektif soteriologi menurut kitab Efesus 2:1-10, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: pertama, posisi manusia yang berdosa. Manusia memiliki natur dosa, yaitu hidup dalam dosa oleh karena itu dalam keadaan demikian tidak ada hal yang dapat membuat manusia untuk di selamatkan. Kedua, tindakan Allah dalam menyelamatkan posisi manusia yang berdosa maka Paulus menjelaskan sebab oleh karena kasih karunia diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Jadi keselamatan itu datang dari tangan kasih dan karunia Allah dan tidak akan hilang oleh karena itu manusia yang adalah buatan Allah untuk melakukan pekerjaan yang baik.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129941536","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Saat Teduh Dan Ibadah Terhadap Pengambilan Keputusan Dalam Memilih Pasangan Hidup","authors":"Daniel Fajar Panuntun, Efi Nurwindayani","doi":"10.34081/fidei.v2i2.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.52","url":null,"abstract":"Fenomena permasalahan dalam keluarga seperti perceraian dan KDRT marak terjadi di Indonesia. Hal ini merupakan permasalahan yang serius. Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan tindakan preventif untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitu melalui pengambilan keputusan memilih pasangan hidup. Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan memilih pasangan hidup.Pada penelitian ini dilakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan analisis uji regresi tunggal dan uji regresi ganda. Variabel penelitian yaitu X1=saat teduh, X2=beribadah di gereja, dan Y=pengambilan keputusan dalam memilih pasangan hidup. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa Kristen se-Surakarta. Dari penelitian ini didadapatkan hasil yaitu pertama, saat teduh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan Pasangan Hidup dengan koefisien Y= 22,446 + 0,193x. Kedua Beribadah di Gereja memiliki peraguh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan Pasangan Hidup dengan koefisien Y= 15,311 + 0,442x. Ketiga, Saat Teduh dan Beribadah di Gereja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan Pasangan Hidup dengan koefisien Y= 14, 329 + 0,383X1 +0,116X2.Kata Kunci: Saat Teduh; Ibadah; Gereja; Pasangan Hidup.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124938441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Gembala Sidang Sebagai Pendidik Dalam Pertumbuhan Rohani Jemaat","authors":"Arozatulo Telaumbanua","doi":"10.34081/fidei.v2i2.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.45","url":null,"abstract":"AbstrakPeran gembala sidang sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani jemaat, memiliki korelasi yang sangat signifikansi. Gembala sidang memiliki peran penting dalam memberikan pertumbuhan rohani kepada jemaat Tuhan. Gembala sidang memiliki peran sebagai pendidik, yakni mendidik, mengajar dan membimbing jemaat kepada pengenalan dan pertumbuhan rohani yang baik. Melalui Firman Tuhan yang diajarkan kepada jemaat, mereka semakin memahami dan hidup di dalamnya dengan efektif dan menjadi pelaku Firman Tuhan. Pertumbuhan rohani jemaat dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas jemaat Tuhan secara konsisten.Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa pertumbuhan rohani jemaat dipengaruhi oleh peran gembala sidang sebagai pendidik, yakni: pada tabel 2 menunjukkan 86,7% responden yang menjawab setuju, 10% yang menjawab ragu-ragu dan 3,3% yang menjawab tidak setuju dan pada tabel 5 menunjukkan ada ada 66,7% responden yang menjawab setuju, 26,7% yang menjawab ragu-ragu dan 6,6% yang menjawab tidak setuju. Jadi, peran gembala sidang sebagai pendidik mampu mempengaruhi pertumbuhan rohani jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Orahili Kota.Kata Kunci: Peran, Gembala Sidang, Pendidik, Pertumbuhan Rohani ","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"200 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132252404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Yesus, Hamba Allah Yang Menderita","authors":"Arif Wicaksono, Dwi Anggono","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.44","url":null,"abstract":"Ebed Yahweh merupakan topik yang jarang sekali di singgung dalam pembahasan-pembahasan Kristologi dewasa ini. Mungkin hal ini terjadi di karenakan istilah Ebed Yahweh tidak di temukan dalam Kitab Perjanjian Baru. Istilah Ebed Yahweh hanya dapat ditemukan penggunaannya dalam Perjanjian Lama. Para ahli sering menyelidiki arti dari sosok ebed Yahweh sebagai masalah Perjanjian Lama , tetapi jarang penerapannya pada Yesus. Namun demikian bukanlah berarti Perjanjian Baru sama sekali tidak membahas mengenai ebed Yahweh. Jika diselidiki dengan seksama, secara implisit penggunaan filosofi ebed Yahweh sangatlah mudah ditemui dalam pembahasan mengenai Yesus. Yesus sering sekali digambarkan sebagai Ebed Yahweh. Yesus adalah ebed Yahweh yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123675594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Ibadah Jemaat Kristen Kontemporer Abad 21 Dan Tinjauan Kritis-Liturgis","authors":"Firman Panjaitan, M. S. Lumingkewas","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.49","url":null,"abstract":"Fenomena liturgi dewasa ini begitu dikuasai oleh berbagai macam bentuk ibadah yang bersifat ‘kekinian’, atau yang dikenal dengan istilah ibadah kontemporer. Jenis ibadah ini sudah merebak dengan sangat jauh dan bahkan menjadi ibadah yang begitu disukai oleh setiap anak muda (tidak menutup kemungkinan orang tua juga), sehingga muncul anggapan bahwa jenis ibadah ini adalah jenis ibadah yang perlu untuk terus dipertahankan dan dikembangkan.Tulisan ini hendak mencoba melihat dengan kritis bentuk ibadah kontemporer dan sekaligus membedahnya dengan pisau analitis-teologis yang cukup tajam untuk menemukan apa saja yang harus dikembangkan dan diupayakan dalam menjalankan ibadah kontemporer ini. Jangan sampai ibadah kontemporer menjadi sebuah ibadah yang hanya mengutamakan kepuasan jasmaniah saja tetapi melupakan pertumbuhan dan perkembangan iman. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini disajikan sebuah ulasan kritis yang hendak membenahi bentuk ibadah kontemporer sehingga dapat menjadi bentuk ibadah yang benar-benar sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dan sekaligus menyenangkan hati Tuhan.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126388485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implikasi Misiologi Dalam Pengembangan Kurikulum Agama Kristen di Gereja Lokal","authors":"Markus Oci","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.29","url":null,"abstract":"Misiologi berasal dari kata Latin Missio adalah bentuk substantive dari kata kerja mittere (mitto, missi, missum) yang punya pengertian dasar yang beragam yaitu membuang, menembak, membenturkan, mengutus, mengirim, membiarkan,membiarkan pergi, melepaskan pergi, membiarkan mengalir. Dalam bahasa Latin maupun Yunani kata ini lebih cenderung berarti mengutus dan mengirim. Kata misi berasal dari kata Latin missio adalah bentuk substantive dar ikata kerja Mittere (mitto, missi, missum). Dalam kegiatan pengajaran dan pembinaan gereja, harus mengejawantakan tiga tugas utama pengajaran Agama Kristen yaitu: (1) Marturia (tugas kesaksian untuk memberitakan Injil), (2). Koinonia (tugas pembinaan persekutuan), (3). Diakonia (tugas pelayanan kepada Tuhan dan sesama manusia). Gereja sebagai tempat persekutuan yang mampu mempraktekan model Eklesiologi yang dapat mempraktekan proses edukasi dengan benar dan baik. Pengembangan kurikulum gereja di lokal. Didasarkan pada kerinduan dan hasrat untuk mengembangkan kualitas anggota jemaat, oleh karena itu pengajaran kepada jemaat lokal melalui khotbah, ibadah raya, pendalaman Alkitab dan kompok sel. Pengembangan kurikulum pengajaran agama Kristen dalam gereja di lokal sangat perlu atau dibutuhkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: Pertama, visi dan misi gereja. Visi dan misi gereja akan mewarnai kurikulum di gereja lokal. Oleh karna itu dalam tata laksana pengajaran di gereja, para pemimpin gereja atau pendeta harus mampu melahirkan berbagai topik pengajaran berdasarkan visi tersebut. Kedua, nilai-nilai yang dibangun dalam gereja, artinya merujuk kepada motto pelayanan yang dikembangkan. Dengan demikian daras pengajaran dan pembinaan di gereja lokal, harus diarahkan kepada nilai-nilai tersebut serta peruntukkan kepada pencapaian tersebut. Kata kunci : Misiologi, Pengembangan Kurikulum, Gereja Lokal.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123685692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konsep Bermegah (Boasting) dalam Surat Roma dan Implikasinya Bagi Gereja Masa Kini","authors":"Shintia Maria Kapojos, Hengki Wijaya","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.24","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.24","url":null,"abstract":"Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan konsep bermegah dalam kitab Roma dan implikasinya bagi gereja masa kini. Dalam konsep ‘bermegah’, Paulus hendak mengaitkannya dengan dasar menaruh tempat kepercayaan yang benar. Paulus menolak semua dasar bermegah di luar dari Injil. Hanya Injil yang dapat membuktikan bahwa semua kemegahan yang lainnya tidak dapat diandalkan. Kehidupan orang percaya akan bermegah bukan hanya di dalam hal-hal yang baik saja, namun hingga ke tahap menderita, orang percaya akan tetap bermegah. Kesengsaraan di dalam kehidupan orang percaya bukan lagi menjadi tanda murka Allah melainkan bagaimana mereka telah memperolah keselamtan dari murka itu. Orang percaya dalam komunitas gereja diajarkan untuk bermegah pada hal-hal yang memuliakan Tuhan, dan tidak bermegah atas keberhasilan pelayanan dan hal-hal yang duniawi.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120982594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}