{"title":"Gereja Yang Berfokus Pada Gerakan Misioner","authors":"H. Susanto","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.23","url":null,"abstract":"ABSTRACTEcclesiology is a part of systematic theology which is studying about church. Churches in this era has been developed and shaped in many forms. Obviously the churches tend to build their own authority and kingdom. In this article, describing about how important as church to be Christ centered and realize their main obligation to spread the Gospel as Missio Dei (mission from God). The method that been used is historical approach as shown in the scripture, specially the Book of Acts. The challenge that has been found recently is that the church should keep on working among people in post modern era through contextualization mission. People has their own beliefs and what we can do is becoming part of the world with new paradigm as God view to establish His Kingdom as in heaven and earth. The summary said that church should not focusing inside only but should keep doing outreach to all over the world. The church should be Christ centered and mission centered as living organism. The church is a movement that happen continually and progressive.Keywords: church, Christ-centered, Missio Dei, contextualization, missionABSTRAKEklesiologi adalah bagian dari teologi sistematika yang mempelajari tentang gereja. Gereja pada masa kini terus berkembang dan berwujud dalam berbagai format. Pada kenyataannya gereja-gereja cenderung membangun kekuasaannya sendiri dan kerajaannya. Dalam artikel ini, akan diuraikan tentang betapa pentingnya sebagai sebuah gereja untuk tetap berpusat kepada Kristus dan menyadari tanggungjawab utamanya adalah mewartakan Injil sebagai sebuah Missio Dei (misi dari Tuhan). Metode penulisan yang digunakan adalah meninjau melalui pendekatan sejarah gereja sebagaimana ditunjukkan dalam Alkitab, khususnya di dalam Kisah Para Rasul. Tantangan yang dihadapi gereja masa kini adalah bagaimana gereja tetap bekerja di tengah masyarakat post modern melalui misi yang kontekstual. Masyarakat memiliki keyakinannya masing-masing dana pa yang bisa diperbuat adalah menjadi bagian dari dunia dengan paradigma seperti Allah melihat yaitu untuk mendirikan Kerajaan-Nya dibumi seperti di surga. Kesimpulannya mengatakan bahwa gereja seharusnya tidak hanya focus pada hal-hal di dalam (internal) tapi tetap melakukan penjangkauan sampai ke seluruh dunia. Gereja harus berpusat pada Kristus dan misi sebagai organisme yang hidup. Gereja adalah sebuah gerakan yang terjadi terus menerus dan progresif.Kata Kunci: gereja, Berpusat pada Kristus, Missio Dei, kontekstualisasi, misi","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124963694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen Terhadap Perilaku Siswa-Siswi Di SD Negeri 01 Ujung Watu Jepara","authors":"Lilis Ermindyawati","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.27","url":null,"abstract":"Pengajaran pendidikan Agama Kristen mempunyai peran penting dalam membantu pertumbuhan kerohanian siswa dalam lingkup pendidikan, pengajaran Pendidikan Agama Kristen pada dasarnya sangat dibutuhkan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku siswa-siswi. Pengajaran pendidikan Agama, sangatlah penting dalam kehidupan umat manusia, terlebih khusus umat Agama Kristen. Pendidikan Agama, lebih khususnya pendidikan Agama Kristen sangatlah penting untuk diterapkan dalam peningkatan potensi spiritual, sehingga membantu peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taat kepada Tuhan. Berdasarkan hasil dari koefisien determinasi melalui perhitungan dengan SPSS 23 menghasilkan, 29,8 % artinya Pengaruh Pengajaran Pendidikan Agama Kristen memberi sumbangan yang cukup besar, atau ,29,8 % terhadap Perilaku Siswa-siswi kelas III-VI di Sekolah Dasar Negeri 01 Ujungwatu Jepara. Sisanya (100 – 29,8 % = 61,2 %) di pengaruhi oleh faktor yang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka guru perlu memperhatikan setiap perilaku siswa-siswinya sehari-hari dan selalu bijak dan bertindak terlebih dalam hal memberi Pengajaran Pendidikan Agama Kristen. ","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"46 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129421854","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keseimbangan Pertumbuhan Spiritual dan Intelektual: Teladan Yesus dan Paulus bagi Hamba Tuhan Masa Kini","authors":"Haryadi Baskoro, H. Siburian","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.37","url":null,"abstract":"Ketidakseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas terbukti sering mengganggu pertumbuhan pelayanan hamba-hamba Tuhan. Bahkan ketidakseimbangan itu bisa menjerumuskan hamba Tuhan dalam kesesatan dan kejatuhan. Melalui studi Alkitab (eksegesa) dan penelitian kualitatif, peneliti mencoba memahami keteladanan Yesus dan Paulus sebagai model pertumbuhan yang seimbang antara spiritualitas dan intelektualitas. Dari pembahasan ditemukan kebenaran penting bahwa Yesus dan Paulus adalah figur-figur pelayan yang melayani dengan kompetensi ganda: spiritual dan intelektual. Kompetensi ganda itu dikembangkan dalam rangka menunaikan tugas pelayanan. Pengembangan kompetensi ganda itu berdasarkan Alkitab, Firman Tuhan. Mengacu pada Yesus dan Paulus, hamba Tuhan masa kini juga harus bertumbuh seimbang dalam kompetensi ganda itu. Keseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas menjadikan hamba Tuhan lebih sehat secara rohani, terjaga dari kesesatan, kritis dan cerdas, namun tetap menyala-nyala di dalam Roh Kudus. Kompetensi ganda akan memampukan hamba Tuhan masa kini melakukan pelayanan-pelayanan besar. Dan ketika keberhasilan itu diperoleh, kompetensi ganda itu akan menjaga agar hamba Tuhan tidak terjatuh. Kata kunci: spiritualitas, intelektualitas, keseimbangan, pelayanan, Alkitabiah. The imbalance between spirituality and intellect has often been shown to disrupt the growth of the ministry of God's servants. Even that imbalance can plunge the servant of God in error and fall. Through Bible study (exegesis) and qualitative research, researchers try to understand Jesus and Paul as models of balanced growth between spirituality and intellect. From the discussion I discovered the important truth, that Jesus and Paul are servant figures who serve with multiple competencies: spiritual and intellectual. Double competency was developed in order to fulfill service duties. The development of multiple competencies is based on the Bible, God's Word. Referring to Jesus and Paul, God's servants today must also grow in balance in that dual competence. The balance between spirituality and intellect makes the Lord's servant have spiritual health, maintained from heresy, critical and intelligent, but still on fire in the Holy Spirit. Multiple competencies will enable God's servants today to carry out great services. And when the success is obtained, that dual competence will keep the servants of God from falling. Key words: spirituality, intelect, balance, service, Biblical.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121419287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pembinaan Rohani Keluarga Terhadap Karakter Pemuda Berdasarkan Kolose 2: 6-10 Di GBAP Surakarta","authors":"Santy Sahartian","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.30","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk meniliti pengaruh pembinaan rohani dalam keluarga terhadap pembentukan karakter pemuda berdasarkan Kolose 2: 6-10 di GBAP Bunga Bakung Surakarta. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan, yang berbunyi: Pertama, diduga pembinaan rohani dalam keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan karakter pemuda berdasarkan Kolose 2:6-10 di GBAP Surakarta.Jenis penelitian ini adalah penelitian survey, dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini berjumlah 87 responden yang melibatkan pemuda – pemudi GBAP Surakarta. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket, dokumentasi, pedoman observasi, studi pustaka, dan pedoman wawancara. Analisis data menggunakan aplikasi dan rumus “SPSS 23”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pengaruh pembinaan rohani dalam keluarga terhadap pembentukan karakter pemuda, adalah 0,403 atau 40,3% , sedangkan pengaruh antar variabel pembinaan rohani dalam gereja terhadap pembentukan karakter pemuda, menunjukkan pada kategori pengaruh sedang, Berdasarkan temuan tersebut maka perlu dikembangkan progam workshop atau seminar rutin untuk peningkatan pemahaman tentang pembinaan berdasarkan Kolose 2:6-10, mengadakan rereat secara berkala bagi pemuda –pemudi dan warga gereja, mengadakan persekutuan yang rutin antar anggota keluarga, dan membangun mesbah doa di rumah untuk mempererat persekutuan antar anggota keluarga dan hubungan dengan Tuhan. Kata Kunci: Pembinaan Rohani, Keluarga, Pembentukan Karakter, Pemuda AbstractThis study aims to assess the effect of spiritual coaching in the family on the formation of youth character based on Colossians 2: 6-10 at the GBAP of Surakarta Bakung. This research was conducted to prove the truth of the proposed hypothesis, which reads: First, it is alleged that spiritual formation in the family significantly influences the formation of youth character based on Colossians 2: 6-10 in GBAP Surakarta.This type of research is survey research, using a descriptive analysis approach. The population as well as the sample in this study amounted to 87 respondents involving GBAP Surakarta youth. The instruments in this study used questionnaires, documentation, observation guidelines, literature studies, and interview guidelines. Data analysis using the application and formula \"SPSS 23\".The results showed that 1) The effect of spiritual formation in the family on the formation of youth character was 0.403 or 40.3%, while the influence between the variables of spiritual formation in the church on the formation of youth character showed in the category of moderate influence. regular workshops or seminars to increase understanding of coaching based on Colossians 2: 6-10, hold regular rituals for youth - drivers and citizens of the church, hold regular fellowships between family members, and build prayer rooms at home to strengthen fellowship between family members and relationship wi","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125269283","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keterampilan Guru PAK Untuk Meningkatkan Minat Belajar Murid Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas","authors":"Dwi Yulianingsih, S. M. L. Gaol","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.47","url":null,"abstract":"AbstrakSalah satu tantangan dalam proses belajar mengajar di kelas adalah murid tidak antusias. Setiap guru mengharapkan selama mengajar di kelas semua murid antusias dan penuh minat. Kenyataannya tidak seperti itu, karena tidak semua guru memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah murid yang kurang antusias. Oleh karena itu kajian tentang keterampilan guru dalam meningkatkan minat murid untuk belajar sangat diperlukan. Tujuan dari kajian ini untuk mendorong guru menambah keterampilan dalam melaksanakan tugasnya sehingga murid belajar dengan penuh perhatian. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan istilah-istilah yang digunakan pada judul tulisan berdasarkan sumber yang berkaitan, dihubungkan dengan pengalaman penulis secara subyektif selama mengajar di kelas. Poin penting hasil kajian ini ialah guru harus memiliki ketrampilan untuk mengelola kelas dengan baik. Guru harus menguasai keterampilan untuk mulai pembukaan sampai pada penutupan kelas. Guru harus menguasai keterampilan dalam bertanya, menjelaskan, memberi penguatan, dan juga dalam membuat variasi. Keterampilan dalam pengelolaan kelas ini berpengaruh besar terhadap perhatian murid untuk belajar.Kata kunciKeterampilan, guru, minat, belajar, murid","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128601509","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ETIKA LINGKUNGAN : MELAWAN ETIKA LINGKUNGAN ANTROPOSENTRIS MELALUI INTERPRETASI TEOLOGI PENCIPTAAN YANG TEPAT SEBAGAI LANDASAN BAGI PENGELOLAAN-PELESTARIAN LINGKUNGAN","authors":"Yusup Rogo Yuono","doi":"10.34081/FIDEI.V2I1.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/FIDEI.V2I1.40","url":null,"abstract":"Etika lingkungan memfokuskan diri pada bagaimana perilaku manusia yang seharusnya terhadap lingkungan. Dalam etika ini makluk non-manusia mendapatkan perhatian. Etika lingkungan sekaligus merupakan kritik atas etika yang selama ini dianut manusia yang membatasi diri pada komunitas sosial. Dalam dimensi ekoteologi melihat bahwa krisis lingkungan yang sekarang ada tidak lepas dari sikap dan perspektif manusia terhadap alam. Manusia modern memandang alam sebagai obyek yang harus dieksploitasi demi tercukupinya kebutan tanpa memikirkan dampaknya. Penelitian ini hendak menggali pandangan kekristenan terhadap alam. Kekristenan percaya bahwa alam merupakan ciptaan Tuhan. Manusia diberi mandat untuk menguasai dan mengusahakan. Pemahaman yang keliru sering kali menimbulkan perilaku salah dalam pemanfaatan alam. Kekristenan perlu memberikan pandangannya sebagai usaha preventif maupun represif, bagaimana seharusnya perilaku manusia terhadap alam.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127813639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemahaman Guru Pendidikan Agama Kristen Tentang II Timotius 3:10 Terhadap Peningkatan Kecerdasan Spiritual Anak Didik","authors":"Santy Sahartian","doi":"10.34081/270040","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/270040","url":null,"abstract":"Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seseorang yang profesinya mengajar untuk mendewasakan peserta didik melalui pendidikan yang berisi ajaran kekristenan dengan menekankan ketiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik) berdasarkan iman kristen. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang tertinggi yang dimiliki oleh seseorang untuk mengerti dan memahami keberadaannya, yang dinilai sebagai tingkat kerohanian seseorang dalam hubungannya dengan Tuhannya. pembentukan kecerdasan spiritual anak didik adalah suatu proses untuk membentuk kehidupan rohani anak didik sehingga ia memiliki kecakapan untuk merealisasikan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai seorang guru pendidikan Agama Kristen mempunyai peran yang sangat penting dalam mengerti akan kepribadian anak didiknya. Guru Pendidikan Agama Kristen mempunyai pengaruh yang sangat penting, seperti yang Alkitab katakan seorang Guru haruslah cakap di dalam mengajar penulis akan memaparkan tentang pemahaman guru tentang II Timotius 3:10. Guru Pendidikan Agama Kristen sebagai pendidik anak didik atas dasar tanggung jawab dan kasih sayang serta keiklasan guru. Dalam hal ini guru Agama Kristen mempunyai peran yang sangat penting bagi anak didik dalam mempelajari, mengkaji, mendidik dan membina kehidupannya dalam kebenaran. Sehingga guru PAK dapat melihat apa yang dihasilkan ketika mereka mendidik anak didik dengan pemahaman yang benar tentang prinsip-prinsip PAK yang terdapat di II Timotius 3:10. Sangatlah penting seorang anak mempunyai kecerdasan spiritual. Tetapi tidak hanya sekedar anak mempunyai kecerdasan tersebut, tetapi perlu adanya peningkatan. Peningkatan ini berfungsi supaya kecerdasan dalam pribadi anak lebih sempurna. Meningkatkan kecerdasan spiritual juga dapat membuat anak melihat sesuatu yang lebih terang dan humoris, meraih kegembiraan dan mempunyai kegigihan. Ada dua hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan Spiritual, baik secara rohani maupun secara umum.Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Kristen, Kecerdasan Spiritual","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121851225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pengelolaan Kelas Dalam Pelajaran Agama Kristen Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMP Kanaan Ungaran Tahun Ajaran 2017-2018","authors":"Markus Oci","doi":"10.34081/270032","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/270032","url":null,"abstract":" Pengelola kelas yang merupakan tugas guru dalam menciptakan suasana kelas yang memungkikan terjadinya interaksi pembelajaran semaksimal mungkin, meningkatkan, memperbaiki belajar siswa sehingga tetap tertarik terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih mudah dalam menerima pelajaran. Pengelola kelas merupakan ketrampilan yang harus dimiliki guru dalam memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Belajar merupakan proses perubahan, dan perubahan dapat lihatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, dan belajar dari sisiwa tersebut. Berdasarkan hasil penelitian bahwa persamaan regresi yang yang di dapat adalah Y = 20, 393 + 0, 601 X, dimana: Y = prestasi belajar siswa, X = pengaruh pengelolaan kelas. Artinya koefisien regresi sebesar 0, 601 atau 60, 1% menyatakan bahwa setiap perubahan Pengelolaan kelasakan meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Pertama Kanaan Ungaran sebesar 60,1%. Sebaliknya, bila pengelolaan kelas 100%, maka prestasi belajar siswa juga diprediksikan mengalami penurunan sebesar 60,1%. Koefisien korelasi pengaruh antara kedua variabel adalah 0, 522. Artinya tingkat pengaruh menunjukkan adanya hubungan yang sedang antara variabel X terhadap variabel Y. Hubungannya adalah positif, sebab pada angkat 0, 522 tidak ada tanda negatif. Oleh karena itu, semakin besar pengelolaan kelas, maka semakin meningkat prestasi belajar siswa sedangkan pengaruh positif yang signifikan antara pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar siswa. Kata Kunci : Pengelola Kelas, Tugas Utama Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129698648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Refleksi Pastoral Terhadap Konsep Keselamatan Dalam Universalisme Ditinjau Dari Soteriologi Kristen","authors":"D. Setiawan","doi":"10.34081/270031","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/270031","url":null,"abstract":"Universalisme adalah salah satu paham yang secara nyata telah mempengaruhi Kekristenan. Sejarah mencatat bahwa ada beberapa tokoh gereja yang terpengaruh dan mengajarkannya sehingga menimbulkan penyesatan. Penyesatan ini berdampak pada iman sebagaian orang Kristen yang kemudian menyimpang dari iman yang ortodoks. Dan fakta menunjukkan bahwa pengaruh Universalisme masih dapat dirasakan sampai sekarang.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tergerak untuk membuat tulisan tentang refleksi pastoral terhadap Universalisme. Melalui tulisan ini, penulis ingin merefleksi ajaran-ajaran universalisme tentang keselamatan berdasarkan Soteriologi Kristen bagi pelayanan pastoral sehingga dapat menemukan jalan keluar bagi para jemaat yang telah terpengaruh oleh pengajaran tersebut.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130609794","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Mengimplementasikan Pelayanan Yesus Dalam Konteks Misi Masa Kini Menurut Injil Sinoptik","authors":"Kalis Stevanus","doi":"10.34081/270036","DOIUrl":"https://doi.org/10.34081/270036","url":null,"abstract":"Gereja sebagai bagian dari masyarakat juga terpanggil untuk terlibat dalamupaya mengatasi permasalahan yang sedang terjadi di sekitarnya. Makalahini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa pelayanan kristiani secarakomprehensif yaitu pelayanan holistik adalah sangat relevan dan dibutuhkansebagai jawaban untuk mewujudkan Injil Yesus Kristus menjadi realitas dansekaligus dapat mengentaskan persoalan atau kondisi masyarakat di managereja berada. Pelayanan holistik adalah sebuah paham akan peranan gerejadalam lingkup sosial, yakni pengontekstualisasian Injil Yesus Kristus padamasalah konkret yang terjadi di sekitar gereja. Pelayanan holistic sebagaiupaya untuk merealisasikan pengajaran Alkitab ke dalam praksis, yangtentunya hal ini berlaku di tengah-tengah kondisi dan situasi masalahkonkret di sekitar gereja.Berdasarkan kajian biblika khususnya pemberitaan Injil Sinoptik mengenaipelayanan Tuhan Yesus, tampak sangat jelas bahwa Ia tidak memisahkan(dualisme) antara Pemberitaan Injil dan kepedulian social. Pelayanan-Nyatidak hanya focus pada Pemberitaan Injil semata, yaitu penobatan seseorangmenjadi murid-Nya untuk memperoleh keselamatan jiwa, namun bersifatholistik, yakni juga memerhatikan kebutuhan sosial. Seyogyianya pelayanangereja masa kini pun juga holistic (utuh; menyeluruh) seperti yang telahdilakukan oleh Tuhan Yesus.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133252029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}