Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.13032
Sukma Erni, Hasgimianti Hasgimianti, Sofia Hardani
{"title":"Penguatan Dimensi Sosial Keluarga melalui Teknik Reframing untuk Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Kelompok Ibu Rumah Tangga Perumahan Gemilang","authors":"Sukma Erni, Hasgimianti Hasgimianti, Sofia Hardani","doi":"10.24014/SB.V18I1.13032","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.13032","url":null,"abstract":"Data menunjukkan bahwa tingkat stress pada perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga semakin tinggi setiap tahunnya. Sementara masyarakat masih malu dan menganggap tabu bila mengkomunikasikan masalah keluarga yang dihadapi dengan orang lain. Dampaknya adalah keterpurukan sosio emosional yang dapat menimbulkan penyakit fisik dan psikis. Penelitian tindakan ini dilaksanakan untuk menguatkan kemampuan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh ibu rumah tangga melaaui metode refraaming. peneltian tindakan ini melibatkan 25 orang ibu rumah tangga. Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadi penguatan emosional yang mempunyai masalah, meningkatnya kemampuan dan keberanian berkomunikasi, merasa tenang dan lebih ceria. Simpulan kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan penguatan dimensi sosial dapat membantu meringankan beban masalah yang dihadapi masyarakat.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84138448","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.11660
Vrisca Putri Nur Sholekhah, Atiqa Sabardila, Rani Setiawaty
{"title":"Perilaku Budaya Konsumtif Petani Penggarap yang Memiliki Samben Pemelihara Sapi (Studi Masyarakat Desa Jati Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen)","authors":"Vrisca Putri Nur Sholekhah, Atiqa Sabardila, Rani Setiawaty","doi":"10.24014/SB.V18I1.11660","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.11660","url":null,"abstract":"Jati Village community farmers are grouped into two, namely owner farmers and tenant farmers. The main problems that will be examined in this study are (1) the general description of the tenant farmers in Jati Village, and (2) the consumptive behavior of tenant farmers in the Jati Village Community who have samben as cow raisers. The approach used in this research is qualitative with field studies. Primary data collection techniques are carried out by observation, interviews, documentation, and questionnaires. The data analysis used was descriptive analysis. Based on the results of the research, it was found that First, First, Teak community farmers, Sragen Regency cultivated approximately 2 to 3 stakes (3000-9000 meters) with a yield of IDR 5,650,000 per 1 stake (3000 meters). In addition to working on the fields, the community farmers of Jati Village, Sragen Regency, also raise cows with an income of 1 cow of Rp. 300,000, the cows are sold every 6 months to meet their lifestyle needs. Second, the consumptive behavior of tenant farmers. The people of Jati Village who have samben raising cattle tend to spend their income to improve their lifestyle. The frequency of purchasing goods by Teak community farmers to improve their lifestyle is the basic necessity of clothing in the form of clothes, pants, sandals, jackets and shoes.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86504848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-05DOI: 10.24014/SB.V18I1.12396
Hulaimi Azhari, Arif Sugitanata
{"title":"Dampak Larangan Adat Nyongkolan Bagi Masyarakat Sasak Montong Bongor Pada Masa Pandemi Covid-19","authors":"Hulaimi Azhari, Arif Sugitanata","doi":"10.24014/SB.V18I1.12396","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.12396","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai dampak larangan adat nyongkolan dalam perkawinan masyarakat sasak Montong Bongor pada masa pandemi covid-19. Larangan tersebut didasarkan dari surat edaran Bupati Lombok Tengah nomor: 338/ 18/ humas sebagai salah satu upaya mencegah dan meluasnya pandemi covid-19. Salah satu inti dari surat edaran tersebut adalah melarang pegelaran adat dan budaya termasuk adat nyongkolan. Fokus utama kajian artikel ini adalah bagaimana dampak dari larangan adat nyongkolan dalam perkawinan masyarakat sasak Montong Bongor pada masa pandemi covid-19 dengan menggenunakan penelitian lapangan (field research) dan pendekatan studi kasus (case study) melalui pola dalam pengumpulan data yang akan dilakukan melalui observasi, wawancara dan juga akan dilakukan analisis terhadap berbagai dokumentasi, kemudian di interpresetasikan secara kualitatif. Tulisan ini menemukan bahwa dampak dari larangan adat nyongkolan dalam perkawinan masyarakat sasak Montong Bongor pada masa pandemi covid-19 yakni, pertama, hilangnya momen menjadi raja dan ratu sehari. kedua, menurunnya pemasukan ekonomi mikro masyarakat sasak montong bongor dan ketiga hilangnya budaya nyongkolan sebagai ciri khas perkawinan masyarakat sasak.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"108 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87576547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2020-12-31DOI: 10.24014/SB.V17I2.8554
Rahma Nur Atika, S. Karimah, Fadel M. Rizki, Bagja Waluya, Asep Dahliyana
{"title":"Tradisi Mandi Sumur Penganten di Keraton Kanoman Cirebon","authors":"Rahma Nur Atika, S. Karimah, Fadel M. Rizki, Bagja Waluya, Asep Dahliyana","doi":"10.24014/SB.V17I2.8554","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V17I2.8554","url":null,"abstract":"Berdasarkan hasil observasi langsung yang kami lakukan, Pandangan Masyarakat Cirebon terhadap Tradisi Mandi Sumur penganten sangat menarik. Tradisi Mandi Sumur penganten ini merupakan Tradisi yang digunakan masyarakat untuk tetap mempertahankan peninggalan leluhur juga mempertahankan kearifan local dan cirri khas kota Cirebon. Keraton Kanoman ini merupakan tempat penyebaran islam pertama di Jawa Barat. Di keraton kanoman ada banyak karang-karang yang filosofinya “manusia harus punya mental seperti karang” bahwa manusia jangan mengandalkan sesuatu dari harta atau modal melainkan harus ada mental dari dirinya dari dalam hatinya, segala sesuatu harus bergerak dari hatinya. Pada hasil observasi kami juga menemukan bahwa ternyata sebelumnya Mandi Sumur pengantin ini hanya dilakukan oleh anak cucu keluarga di Keraton sebagai tanda Karomat. namun karena banyak yang tau akhirnya banyak warga yang ingin melakukan tradisi tersebut, namun dari pihak keraton tidak ada yang mengajarkan untuk melakukan tradisi ini yang bisa disebut animisme.Pandangan Masyarakat Cirebon mengenai Tradisi ini pun beragam. Ada yang menganggap tradisi ini ialah kearifan local dan sebuah Tradisi yang harus dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Sumur pengantin, sumur yang terletak di Kebon Jimat Keraton Kanoman ini merupakan peninggalan sejak jaman wali songo. Sumur ini dipercaya untuk mempermudah kaum perempuan supaya mendapatkan jodoh dengan mandi disini, namun ada yang berpendapat bahwa ini bersinggungan dengan agama islam. meminta tetap kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya kembali lagi kepadakepercayaan masing-masing orang. hal ini kembali lagi pada tiap individu bagaimana ia mempercayai Tradisi ini sendiri. ","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74418190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2020-12-31DOI: 10.24014/SB.V17I2.10300
Harisan Boni Firmando
{"title":"Perubahan Sosial Dalam Upacara Adat Kematian Pada Etnis Batak Toba di Tapanuli Utara","authors":"Harisan Boni Firmando","doi":"10.24014/SB.V17I2.10300","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V17I2.10300","url":null,"abstract":"The traditional ceremony for the death of the ethnic Toba Batak is a sacred activity and is a hereditary heritage carried out to date. Death ceremonies vary according to the situation and place of the deceased. At present there are some changes in the implementation of the ceremonies of death after the Batak people in their hometown interact with people from other regions. The informants in this study are traditional leaders, religious leaders, people who have performed traditional death ceremonies in their hometown, namely North Tapanuli. This study found that the implementation of the stages of the event at the traditional ceremonies of death that occurred at this time experienced a development where the existing customs became more diverse. Existing traditional rites have begun to change, this change gave birth to a new habit. The occurrence of these new habits is caused by a variety of things, namely the influence of the majority of teachings adopted by the Toba Batak community, space and time that has changed, and the actualization of status and power to achieve life goals. Various strategies carried out by agents to achieve life goals by changing existing structures. Changes in the structure can be seen in changes in the implementation of ritual ceremonies which are organized repeatedly, where various practices of traditional ceremonies of death are always produced and reproduced, so they will still exist. Along with various developments, in the future the implementation of the traditional ceremony of death will experience challenges, namely consumerism, materialism and decreased solidarity. However, the challenge is not a barrier to continue carrying out traditional ceremonies.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81760094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2020-12-31DOI: 10.24014/SB.V17I2.11010
I. Irwan, U. Khadijah, Rusdin Tahir
{"title":"Memperkenalkan Pariwisata Budaya dan Heritage Kepada Generasi Muda Melalui Virtual Tour ke Pulau Penyengat","authors":"I. Irwan, U. Khadijah, Rusdin Tahir","doi":"10.24014/SB.V17I2.11010","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V17I2.11010","url":null,"abstract":"Kondisi pandemic yang melanda Indonesia yang memaksa masyarakat untuk tetap berada dirumah demi mencegah penyebaran virus corona dimanfaatkan oleh sekelompok masyarakat untuk berkegiatan untuk mengatasi rasa bosan. Wisata virtual ke Pulau Penyengat yang merupakan destinasi pariwisata budaya dan heritage yang diadakan oleh Outing.id diikuti oleh 32 orang wisatawan virtual yang 22 orangnya merupakan peserta yang berusia 21 – 40 tahun yang lazim dikenal dengan generasi millennial. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pengambilan data menggunakan metode survei dengan pedekatan purposive sampling, peneliti bertujuan ingin mengetahui karakteristik dan motivasi para millennial dalam mengikuti virtual tour wisata budaya dan heritage ke Pulau Penyengat di Provinsi Kepulauan Riau. Hasilnya para peserta millennial yang mengikuti kegiatan ini didorong karena rasa ingin tahu terhadap destinasi pariwisata yang disajikan secara daring dalam bentuk virtual tour melalui aplikasi video conference.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87447587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2020-12-31DOI: 10.24014/SB.V17I2.10585
W. Warni, Rengki Afria
{"title":"Analisis Ungkapan Tradisional Melayu Jambi: Kajian Hermeneutik","authors":"W. Warni, Rengki Afria","doi":"10.24014/SB.V17I2.10585","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V17I2.10585","url":null,"abstract":"AbstrakSebagai bagian dari kebudayaan, ungkapan tradisional menarik untuk dikaji. Ungkapan tradisional sebagai khazanah tak benda mengandung nilai, makna, dan seni berbahasa masyarakat melayu Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi, mendokumentasi, mendeskripsi, dan menganalisis bentuk, jenis-jenis, fungsi, dan makna Ungkapan Tradisional Melayu Jambi: Kajian Hermeneutik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data berupa ungkapan tradisional melayu Jambi . Data penelitian ini adalah pepatah, petitih, kias, peribahasa dalam bahasa Melayu Jambi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa beberapa data ungkapan tradisional melayu Jambi, baik berupa peribahasa, pepatah, maupun perumpamaan. Masyarakat Melayu Jambi pada umumnya dalam bertutur bersifat tidak terbuka, sehingga mereka menggunakan kiasan-kiasan untuk menyampaikan pesan dalam tuturan tersebut. Ungkapan tradisional Melayu Jambi mempunyai fungsi dalam kehidupan bersosial dimasyarakat. Fungsi tersebut adalah: Sebagai sarana edukasi masyarakat, Sebagai nasehat, dan Sebagai khazanah budaya tradisi lisan. Implikasi teoritis dalam penggunaan metode yang tepat dapat menghasilkan analisis data yang akurat. Secara praktis hasil kajian ini dapat diimplikasikan sebagai rujukan, dan pembanding dari penelitian-penelitian selanjutnya yang mendalami kajian hermeneutik.Kata Kunci: ungkapan, tradisional, melayu jambi, hermeneuticAbstractAs part of culture, traditional expressions are interesting to study. Traditional expression as a treasure not object contains the value, meaning, and language arts Jambi Malay community. This research aims to inventory, document, describe, and analyze the shape, type, function and meaning of expressions Traditional Malay Jambi: Study hermeneutic. The method used is a qualitative descriptive method. Data source Jambi Malay traditional form of expression. This research data is the maxim, proverb, analogy, saying in Malay Jambi. The results conclude that the number of traditional Malay Jambi expression data, in the form of proverbs, sayings, or parables. Jambi Malay community in general in the converse is not open, so they use metaphors to convey the message in speeches. Jambi Malay traditional expression has a function in the life of the community socialization. These functions are: As a means of public education, As advice, and As a cultural treasure of oral tradition. Theoretical implications in the use of appropriate methods can result in accurate data analysis. In practice, the results of this study can be implied as a reference, and a comparison of further studies that delve into hermeneutic studies.Keywords: expressions, traditional, Jambi Malay, hermeneutic","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"90 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79584911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2020-12-31DOI: 10.24014/SB.V17I2.10960
F. Mangunjaya, Bahagia Bahagia, Rimun Wibowo, Yono Yono
{"title":"Nujuh bulanan Tradition Value For Societies Resilience in Costumary Community Urug Bogor West Java","authors":"F. Mangunjaya, Bahagia Bahagia, Rimun Wibowo, Yono Yono","doi":"10.24014/SB.V17I2.10960","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V17I2.10960","url":null,"abstract":"The objective of this research is to investigate Nujuh Bulalanan tradition for resilience societies in customary societies. The method used is ethnography because of research related to societies, cultural, tradition and ritual of the community. Data are collected through in-depth interview with the leader of Urug societies, documentation and observation. The sample is selected using a purposive sampling technique. The result is analysed through triangulation which is mixing some gathering data method. The result is societies of Urug still pursue nujuh bulanan tradition. It can support cultural resilience because tradition from their forefather has not vanished amid globalisation of culture. Another finding is nujuh bulanan support societies resilience through mutual cooperation or mutual assisting. Activity is not the private activity but it is a common activity which is conducted by collective action and individual awareness which impact the collective consciousness. The impact is the societies who they live in the group are more resilience rather than life in an individual trait. The other finding is to create food resilience because local food which has been created by a group of societies can save a person from hunger when they receive local food in temporary periods. Besides, It can protect local traditional of food from extinction because in this tradition, societies typically women must invent local traditional food rather than another sort of food. ","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"107 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72501726","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2020-12-31DOI: 10.24014/SB.V17I2.10755
Lani Kusuma Yuniati, Sigit Pranawa, Abdul Rahman
{"title":"Integrasi Antaretnis (Studi Kasus di Kampung Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta)","authors":"Lani Kusuma Yuniati, Sigit Pranawa, Abdul Rahman","doi":"10.24014/SB.V17I2.10755","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V17I2.10755","url":null,"abstract":"Keberagaman latar belakang budaya dan etnis yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Kauman menarik karena keunikannya dalam mencapai kehidupan yang integratif. Ke-6 etnis menunjukkan bentuk kerukunan dalam bermasyarakat. Perbedaan budaya yang dimiliki tidak menimbulkan konflik antaranggota masyarakat. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian ini berfokus untuk menemukan wujud dan faktor yang melatarbelakangi adanya integrasi antaretnis di Kampung Kauman. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber serta teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa integrasi antaretnis di Kampung Kauman terwujud melalui beberapa aspek yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya serta dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sebagai pendukung dari terwujudnya integrasi. Menjunjung tinggi nilai toleransi menjadi faktor utama dalam mewujudkan kehidupan yang integratif antaranggota masyarakat. Kata Kunci: Integrasi Antaretnis, Masyarakat Heterogen, Kampung Kauman.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83139062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2020-09-01DOI: 10.24014/SB.V17I1.9489
F. Triani, Setya Yuwana, Warih Handayaningrum
{"title":"Hibriditas Dalam Pelestarian Pertunjukan Folklore Reyog Obyog di Kabupaten Ponorogo","authors":"F. Triani, Setya Yuwana, Warih Handayaningrum","doi":"10.24014/SB.V17I1.9489","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V17I1.9489","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang hibriditas dalam pertunjukan folklore Reyog Obyog di Kabupaten Ponorogo. Lebih lanjut, penelitian ini ingin mengeksplorasi hibriditas dari bentuk pertunjukan, faktor-faktor yang memengaruhi, hibriditas kekinian dalam pertunjukan, dan negosiasi interdisiplin yang mampu mendukung pelestarian budaya folklore Reyog Obyog di Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan kualitatif studi kasus dengan pendekatan interdisiplin. Data primer dalam penelitian ini adalah pertunjukan folklore Reyog Obyog di Kabupaten Ponorogo, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa (1) observasi terhadap pertunjukan folklore Reyog Obyog selama bulan Juli-Desember 2019 dan Januari-Februari 2020; (2) wawancara; dan (3) studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dengan sudut pandang hibriditas Homi K. Bhabha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertunjukan folklore khas Ponorogo yaitu Reyog Obyog mengadaptasi dirinya dalam bentuk budaya hibrid yang mengarah ke kontemporer. Hal tersebut didasari atas strategi kebudayaan yang diperlukan oleh Reyog Obyog dalam eksistensinya di tengah arus global dengan hibriditas dilakukan pada pertunjukan dan unsur musikal, serta eksplorasi pelaku Reyog Obyog. Produksi eksperimental, menyandingkan Reyog Obyog dengan budaya lain menciptakan ruang untuk negosiasi ulang kebudayan Ponorogo dan Indonesia, redefinisi budaya, dan dekonstruksi stereotip lokalitas bahkan nasional. Di panggung global, Reyog Obyog memperoleh potensi untuk membawa pembebasan dari representasi dan label lokal. Lebih lanjut, estetika hibrida dapat digunakan sebagai strategi untuk potensi pariwisata dan menjadi pendukung dialog internasional, integrasi antar disiplin, dan transkulturalisme.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"181 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73869450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}