{"title":"Mantra-Mantra Jawa: Kajian Makna, Fungsi, dan Proses Pewarisannya","authors":"Dedi Febriyanto, Nurlaksana Eko Rusminto, Siti Samhati","doi":"10.24014/sb.v18i2.13189","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/sb.v18i2.13189","url":null,"abstract":"Penelitian ini berfokus pada kajian makna, fungsi, dan proses pewarisan mantra-mantra Jawa dalam kehidupan masyarakat Cahaya Mas Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam. Data penelitian berupa empat mantra yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan tunggal. Mantra-mantra yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat mantra memiliki muatan makna kereligiusitasan yang tinggi. Kereligiusan yang dimaksud meliputi aspek kepasrahan dan ketauhidan. Makna sosial juga tercermin di dalam mantra yang mencakup hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan sekitar. Beberapa fungsi yang terkandung di dalam mantra, di antaranya adalah fungsi kekebalan, fungsi sosial, fungsi kekeluargaan, fungsi cinta kasih, dan fungsi komunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Adapun proses pewarisan mantra diawali dengan terjalinnya kedekatan hubungan emosional, penyerahan mahar, pemberian mantra, dan laku tirakat puasa sehari semalam. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan pembacaan mantra adalah kebersihan badan dan tempat, niat yang lurus, dan kefokusan. Ketiga syarat tersebut harus dipenuhi agar mantra yang dibaca dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82689521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-12-30DOI: 10.24014/sb.v18i2.16130
Nurlasera Nurlasera, Qomariah Lahamid
{"title":"The Challenges of ASEAN Economic Community (AEC) in Sharia-Based Small and Medium Enterprises (SMEs) from The Social Capital Aspects","authors":"Nurlasera Nurlasera, Qomariah Lahamid","doi":"10.24014/sb.v18i2.16130","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/sb.v18i2.16130","url":null,"abstract":"This study evaluated the attributes of social capital that influence the business performance of sharia-based SMEs in Pekanbaru. This research is expected to provide contributions and inputs for SMEs in facing the challenges they enconter in the era of AEC and for the government in making the policy. The methode used is a quantitative descriptive and an inferential analysis. The population of this study is all players in the Sharia-Based SMEs in Pekanbaru that is unknown numbers. In this research, there are 70 respondents. The results showed that the partial reciprocity significantly affected the performance of sharia-based SMEs; while norms, networks, values and proactive action also gave positive effects, but they were not significant. Simultaneously, the six attributes of social capital influenced on the performance of the SMEs significantly. The coefficient of determination is 0.664. It means that the variable of norms, trust, networking, reciprocity, value, and strong desire jointly determine the performance variable of 66.4%. Most of sharia-based SMEs are optimistic to resume the business in the era of ACE (Asean Community of Economi).","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"188 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77381146","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.12725
Suud Sarim Karimullah
{"title":"Tinjauan Antropologi Hukum dan Budaya terhadap Mudik Lebaran Masyarakat Yogyakarta","authors":"Suud Sarim Karimullah","doi":"10.24014/SB.V18I1.12725","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.12725","url":null,"abstract":"The focus of this study lies on how the Islamic concept sees the phenomenon of the Eid homecoming?, and how is the legal and cultural anthropological review of the Yogyakarta society Eid homecoming?. Seeing and understanding in depth about the concept of Islam and a review of legal and cultural anthropology used as an analysis knife of the Eid homecoming phenomenon is the purpose of writing this article. While this research is a qualitative research by looking at the cultural value orientation in the Yogyakarta society. Then, the methods used to collect data are observation, interviews, and data collection through analysis of studies of various literature that have relevance to the study to be carried out with analytical descriptive properties through analysis of the Huberman and Miles model. Therefore, the results of the study show that the Eid homecoming carried out by the Yogyakarta society is one of the social actions or activities in culture that fall into the general category, namely \"al Bārā'āh al-Ashlāyyāh\" and contains the value of worship in Islam. Meanwhile, the review of legal and cultural anthropology serves to explain the legal and culture that develops in the life of the Yogyakarta society.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"259 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72546607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.12124
Yulia Rimapradesi, Sidik Jatmika
{"title":"Tabut: Ekspresi Kebudayaan Imigran Muslim India (Benggala) di Bengkulu","authors":"Yulia Rimapradesi, Sidik Jatmika","doi":"10.24014/SB.V18I1.12124","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.12124","url":null,"abstract":"Kebudayaan mengambarkan ciri khas suatu wilayah dan juga merupakan aspek untuk mengetahui kemungkinan adanya peristiwa-peristiwa sejarah didalamnya. Migrasi pekerja India bagian selatan yaitu Suku Benggali ke daerah Bengkulu menghadirkan budaya dan tradisi baru di Wilayah Bengkulu dan Sekitarnya. Bagaimana para imigran Bengala ini membawa kebiasaan-kebiasaan hidup dan tradisinya yang disebut “Tabot/Tabut” kemudian menetap di Bengkulu yang akan mencoba dijabarkan pada tulisan ini. Dengan menngunakan metode penelitian Kualitatif penulis menelaah sumber-seumber berdasarkan buku, dan catatan sejarah yang ada. Hasil dari tulisan ini berkesimpulan bahwa, ekpresi dari imigran muslim India masih dapat terlihat, meski telah mengalami intergrasi budaya dengan masyarakat lokal. Dibuktikan dengan ritual sakral dari upacara Tabut yang hanya bisa dilakukan oleh keturunan asli dari Imam Senggolo atau yang disebut keluarga Tabut..","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89667238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.12723
A. Ilhami, Diniya Diniya, S. Susilawati, Rian Sugianto, Cahaya Ramadhan
{"title":"Analisis Kearifan Lokal Manongkah Kerang di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau sebagai Sumber Belajar IPA Berbasis Etnosains","authors":"A. Ilhami, Diniya Diniya, S. Susilawati, Rian Sugianto, Cahaya Ramadhan","doi":"10.24014/SB.V18I1.12723","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.12723","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk rekonstruksi pengetahuan masyarakat suku duanu secara ilmiah dalam tradisi manongkah kerang. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam kepada tokoh masyarakat suku duanu dan studi literatur. Data dianalisis menggunakan metode analisi kualitatif miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat suku duanu memiliki tradisi manongkah kerang berupa kegiatan pengambilan kerang di pesisir pantai Indragiri hilir riau. Proses pengambilan kerang dan alat yang digunakan memiliki pengetahuan masyarakat lokal (indigeneous science) yang memuat konsep-konsep sains dan adanya terkansung nilai konservasi lingkungan. Kearifan lokal manongkah kerang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA dengan adanya konsep sains dan nilai-nilai konservasi terutama pada materi tentang ekosistem.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81363321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.11787
H. Y. Muslihin, Resa Respati, Iqhli Shobihi, Siti Alifya Shafira
{"title":"Kajian Historis dan Identifikasi Kepunahan Permainan Tradisional","authors":"H. Y. Muslihin, Resa Respati, Iqhli Shobihi, Siti Alifya Shafira","doi":"10.24014/SB.V18I1.11787","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.11787","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta-fakta di lapangan mengenai permainan tradisional banyak yang meneliti tetapi yang diteliti lebih pada permainan tradisional yang masih eksis. Sedangkan pada permainan tradisional yang jarang dimainkan atau bahkan sudah tidak dilakukan penelitian sangat jarang dilakukan. Sehingga penelitian ini ingin menggali atau menumbuhkan kembali permainan tradisional yang hampir punah/sudah punah untuk didokumentasikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptiftif dengan melibatkan partisipan dari semua kalangan usia. Partisipan berumur mulai dari <20 tahun sampai usia > 80 tahun, dan 2 orang partisipan dari unsur pemerintah yang menangani kebudayaan dan olahraga. Intrumen yang dipergunakan adalah peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara, obeservasi dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah terpetakanya berapa lama suatu permainan tradisional yang hampir/sudah punah ini mengalami degradasi serta terdokumentasikannya permainan-permainan tradisional. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat 11 permainan tradisional yang paling sering dimainkan oleh masyarakat pada rentang tahun 1960-2020 dan mendapatkan data terkait kemunculan serta menghilangnya permainan tradisional pada setiap tahun.Kata Kunci: Permainan Tradisional, Punah, Pelestarian, Budaya Lokal.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91016153","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.12884
Nasrulloh Nasrulloh, Desriliwa Ade Mela
{"title":"Cadar dan Jilbab menurut Dogma Agama dan Budaya Masyarakat (Studi Living Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 59 pada Masyarakat Sumatera Barat)","authors":"Nasrulloh Nasrulloh, Desriliwa Ade Mela","doi":"10.24014/SB.V18I1.12884","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.12884","url":null,"abstract":"Penelitian ini didasari adanya tiga aliran besar mengenai cadar, yaitu aliran yang mengatakan wajib, sunnah dan mubah. Sebagian masyarakat ada yang menganggap sebagai teroris dan ada juga masyarakat lain yang menganggap cadar sebagai tren saja. Al-Qur’an memerintahkan para muslimah agar berhijab dengan mengenakan kerudung yang dapat menutupi kepala dan dada mereka, namun ada yang berbeda pendapat mengenai ayat tersebut. Lubuk Lintah adalah daerah yang berada di kecamatan Kuranji di Sumatera Barat, Padang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pendapat para ulama klasik-kontemporer mengenai surat al-ahzab ayat 59 dan menganalisis pandangan masyarakat mengenai cadar dan jilbab di Lubuk Lintah Sumatera Barat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan tafsir-etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan penafsiran ulama klasik dan kontemporer mengenai makna surah al-ahzab ayat 59, ada yang berpendapat bahwa ayat tersebut mengenai perintah cadar, dan ada yang berpendapat bahwa ayat tersebut mengenai perintah menutup aurat yakni tentang hijab. Adapun pandangan masyarakat Sumatera Barat mengenai cadar dan jilbab, sebagian dari mereka bisa menerima eksistensi wanita bercadar, dan ada beberapa kelompok masyarakat yang belum bisa menerima perempuan yang memakai cadar, dikarenakan mereka yang bercadar menutup diri mereka dari masyarakat dan enggan bertegur sapa dengan lingkungan sosial.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84100639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.13032
Sukma Erni, Hasgimianti Hasgimianti, Sofia Hardani
{"title":"Penguatan Dimensi Sosial Keluarga melalui Teknik Reframing untuk Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Kelompok Ibu Rumah Tangga Perumahan Gemilang","authors":"Sukma Erni, Hasgimianti Hasgimianti, Sofia Hardani","doi":"10.24014/SB.V18I1.13032","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.13032","url":null,"abstract":"Data menunjukkan bahwa tingkat stress pada perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga semakin tinggi setiap tahunnya. Sementara masyarakat masih malu dan menganggap tabu bila mengkomunikasikan masalah keluarga yang dihadapi dengan orang lain. Dampaknya adalah keterpurukan sosio emosional yang dapat menimbulkan penyakit fisik dan psikis. Penelitian tindakan ini dilaksanakan untuk menguatkan kemampuan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh ibu rumah tangga melaaui metode refraaming. peneltian tindakan ini melibatkan 25 orang ibu rumah tangga. Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadi penguatan emosional yang mempunyai masalah, meningkatnya kemampuan dan keberanian berkomunikasi, merasa tenang dan lebih ceria. Simpulan kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan penguatan dimensi sosial dapat membantu meringankan beban masalah yang dihadapi masyarakat.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84138448","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-30DOI: 10.24014/SB.V18I1.11660
Vrisca Putri Nur Sholekhah, Atiqa Sabardila, Rani Setiawaty
{"title":"Perilaku Budaya Konsumtif Petani Penggarap yang Memiliki Samben Pemelihara Sapi (Studi Masyarakat Desa Jati Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen)","authors":"Vrisca Putri Nur Sholekhah, Atiqa Sabardila, Rani Setiawaty","doi":"10.24014/SB.V18I1.11660","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.11660","url":null,"abstract":"Jati Village community farmers are grouped into two, namely owner farmers and tenant farmers. The main problems that will be examined in this study are (1) the general description of the tenant farmers in Jati Village, and (2) the consumptive behavior of tenant farmers in the Jati Village Community who have samben as cow raisers. The approach used in this research is qualitative with field studies. Primary data collection techniques are carried out by observation, interviews, documentation, and questionnaires. The data analysis used was descriptive analysis. Based on the results of the research, it was found that First, First, Teak community farmers, Sragen Regency cultivated approximately 2 to 3 stakes (3000-9000 meters) with a yield of IDR 5,650,000 per 1 stake (3000 meters). In addition to working on the fields, the community farmers of Jati Village, Sragen Regency, also raise cows with an income of 1 cow of Rp. 300,000, the cows are sold every 6 months to meet their lifestyle needs. Second, the consumptive behavior of tenant farmers. The people of Jati Village who have samben raising cattle tend to spend their income to improve their lifestyle. The frequency of purchasing goods by Teak community farmers to improve their lifestyle is the basic necessity of clothing in the form of clothes, pants, sandals, jackets and shoes.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86504848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sosial BudayaPub Date : 2021-06-05DOI: 10.24014/SB.V18I1.12396
Hulaimi Azhari, Arif Sugitanata
{"title":"Dampak Larangan Adat Nyongkolan Bagi Masyarakat Sasak Montong Bongor Pada Masa Pandemi Covid-19","authors":"Hulaimi Azhari, Arif Sugitanata","doi":"10.24014/SB.V18I1.12396","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/SB.V18I1.12396","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai dampak larangan adat nyongkolan dalam perkawinan masyarakat sasak Montong Bongor pada masa pandemi covid-19. Larangan tersebut didasarkan dari surat edaran Bupati Lombok Tengah nomor: 338/ 18/ humas sebagai salah satu upaya mencegah dan meluasnya pandemi covid-19. Salah satu inti dari surat edaran tersebut adalah melarang pegelaran adat dan budaya termasuk adat nyongkolan. Fokus utama kajian artikel ini adalah bagaimana dampak dari larangan adat nyongkolan dalam perkawinan masyarakat sasak Montong Bongor pada masa pandemi covid-19 dengan menggenunakan penelitian lapangan (field research) dan pendekatan studi kasus (case study) melalui pola dalam pengumpulan data yang akan dilakukan melalui observasi, wawancara dan juga akan dilakukan analisis terhadap berbagai dokumentasi, kemudian di interpresetasikan secara kualitatif. Tulisan ini menemukan bahwa dampak dari larangan adat nyongkolan dalam perkawinan masyarakat sasak Montong Bongor pada masa pandemi covid-19 yakni, pertama, hilangnya momen menjadi raja dan ratu sehari. kedua, menurunnya pemasukan ekonomi mikro masyarakat sasak montong bongor dan ketiga hilangnya budaya nyongkolan sebagai ciri khas perkawinan masyarakat sasak.","PeriodicalId":32341,"journal":{"name":"Sosial Budaya","volume":"108 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87576547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}