Nadyana Dwi Qoriah Perwani, U. Umasih, Abrar Abrar
{"title":"Perkembangan Perusahaan Taksi Blue Bird sebagai Penyedia Jasa Transportasi Massal di Indonesia (1970-2015)","authors":"Nadyana Dwi Qoriah Perwani, U. Umasih, Abrar Abrar","doi":"10.26858/jp.v9i2.36016","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.36016","url":null,"abstract":"This study’s purpose is to explain the development of Blue Bird taxi company as the provider of mass transportation service in Indonesia between the years of 1970-2015. The research method used in this research is the history method, which consists of heuristic, verification, interpretation, and historiography. In the heuristic phase, the researcher gathered research resources from primary sources such as a book titled Sang Burung Biru, as well as newspapers that were published during the same era. The researcher also gathered writing resources from secondary sources, such as libraries’ annual reports, as well as books that are related to either transportations or companies. The result of this research shows that the Blue Bird taxi company illegally existed within the 1960s. Then, in 1972, the Blue Bird taxi officially operated in the roads of Jakarta until today.","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127232656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Safani, Nur’aeni Marta, Djunaidi Djunaidi
{"title":"Eksistensi Musik Death Metal Di Jakarta (1989-2000)","authors":"Muhammad Safani, Nur’aeni Marta, Djunaidi Djunaidi","doi":"10.26858/jp.v9i2.35480","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.35480","url":null,"abstract":"Penelitian dengan judul Eksistensi Musik Death Metal Di Jakarta 1989-2000 bertujuan untuk mengetahui mengenai perkembangan aliran musik death metal di Jakarta. Dalam penelitian ini digunakan metode historis dengan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa eksistensi musik death metal di Jakarta dimulai sejak berdirinya band Grausig pada tahun 1989. Kemudian dari tahun 1991-1998 terbentuk sebanyak 23 band beraliran death metal. Pada awal berdirinya band-band tersebut masih memainkan lagu-lagu milik band death metal mancanegara. Pada tahun 1993 berdiri tempat bersejarah bernama Poster Café yang menjadi venue rutin diselenggarakannya penampilan band-band death metal di Jakarta. Selama periode tersebut juga banyak sekali event-event perguruan tinggi dan sekolah yang menghadirkan band-band beraliran death metal. Kelahiran fanzine di Jakarta ditandai oleh beredarnya fanzine bernama Brainwashed Zine sejak September 1996. Pada tahun 1999 terjadi perubahan arah penulisan lirik lagu-lagu death metal, yang sebelumnya membahas “setan”, menjadi lagu-lagu bertemakan kritik sosial-politik. Perubahan tersebut terjadi akibat pemerintah otoriter Orde Baru. Pada tahun 2000 terbentuk label rekaman Rottrevore Records. Label tersebut melahirkan standard baru bagi eksistensi musik death metal di Jakarta. Standard baru tersebut adalah label rekaman harus menjadi wadah yang profesional bagi band-band death metal yang dinaunginya. Dapat disimpulkan bahwa lirik-lirik lagu death metal di Jakarta tidak hanya bertemakan “setan”, tetapi ada juga lirik-lirik lagu yang bertemakan kritik sosial-politik.Kata kunci : Eksistensi, Musik, Death Metal di Jakarta Abtract The research entitled The Existence of Death Metal Music in Jakarta 1989-2000 aims to find out about the development of death metal music in Jakarta. In this research, the historical method is used with heuristic stages, source criticism, interpretation, and historiography. The results of this study inform that the existence of death metal music in Jakarta began with the founding of the band Grausig in 1989. Then from 1991-1998 formed as many as 23 death metal bands. At the beginning of their establishment, these bands still played songs belonging to foreign death metal bands. In 1993, a historic place called Poster Café was established, which is a regular venue for performances by death metal bands in Jakarta. During this period, there were also many college and school events that featured death metal bands. The birth of a fanzine in Jakarta was marked by the circulation of a fanzine called Brainwashed Zine since September 1996. In 1999 there was a change in the direction of writing lyrics for death metal songs, which previously discussed “devil”, into songs with the theme of socio-political criticism. These changes occurred as a result of the authoritarian New Order government. In 2000 the record label Rottrevore Records was formed. The label gave ","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"132 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131518757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nahdia Riza Sania, Joko Sayono, Mochammad Nurfahrul Lukmanul Khakim
{"title":"Pengaruh Model Flipped Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Sejarah Siswa SMAI Almaarif Singosari Malang","authors":"Nahdia Riza Sania, Joko Sayono, Mochammad Nurfahrul Lukmanul Khakim","doi":"10.26858/jp.v9i2.35703","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.35703","url":null,"abstract":"Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk memaparkan pengaruh model flipped classroom terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMAI Almaarif Singosari Malang. Alasan penelitian ini dilaksanakan adalah bersumber pada permasalahan yang didapatkan ketika pengamatan awal, yaitu aspek berpikir siswa pada pembelajaran sejarah masih berada pada tingkat pengetahuan dan menghafal belum pada aspek berpikir kritis. Selama proses pembelajaran sejarah sebenarnya mengarahkan siswa untuk memaknai serta memahami peristiwa sejarah. Melalui hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan diterapkannya model flipped classroom pada pembelajaran sejarah. Metode penelitian yang dipilih adalah metode kuantitatif jenis kuasi ekperimen dengan desain kelompok kontrol tidak setara. Teknik pengumpulan data memakai instrumen tes dengan bentuk soal pilihan ganda beralasan. Teknis analisis data dilakukan dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t. Hasil penelitan menunjukkan bahwa peningkatan data nilai kelas eksperimen pada nilai pre-test ke nilai post-test yaitu meningkat sebesar 53,29 % dengan nilai gain 22,68. Berbeda dengan data nilai kelas eksperimen, data nilai kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 32,27 % pada nilai pre-test ke nilai post-test-nya dengan nilai gain 13,07. Berdasarkan analisis data, didapatkan hasil thitung 4,135 > ttabel 2,012 dengan sig. 0,000 < sig α 0,05. Melalui hal tersebut kesimpulan yang didapatkan adalah model flipped classroom berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen.","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124979647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo Kabupaten Barru (1597-1603)","authors":"F. Fatma, J. Jumadi, Bustan Bustan","doi":"10.26858/jp.v9i2.25477","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.25477","url":null,"abstract":"Pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo Kabupaten Barru (1597-1603). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Jumadi dan Bustan. Penelitian ini bertujuan untuk, memberikan gambaran mengenai sistem pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo, hubungan Kerajaan Agang Nionjo dengan Kerajaan Gowa pada masa pemerintahan Petta To Mabburu Limanna, dan perkembangan Kerajaan Agang Nionjo setelah berganti nama menjadi Kerajaan Tanete. Penelitian ini bersifat deskriptif historis, dengan menggunakan empat tahapan kerja sejarah, yakni heuristik atau pengumpulan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, studi kearsipan, wawancara dan observasi. Selanjutnya dilakukan kritik sumber yang bertujuan untuk menentukan atau menilai sumber, kemudian diinterpretasi atau diberikan penafsiran terhadap sumber tersebut, dan yang terakhir historiografi yang merupakan pengungkapan kisah sejarah secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Petta To Mabburu Limanna merupakan raja ke VIII di kerajaan Agang Nionjo. Dalam menjalankan sistem pemerintahannya ia dibantu oleh beberapa pejabat-pejabat kerajaan, Ia juga mampu membina dan mempertahankan hubungan baik dengan Kerajaan Gowa. Selama masa pemerintahannya pula menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, yaitu kerajaan Agang Nionjo berganti nama menjadi Kerajaan Tanete. Perubahan nama itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya pengembangan kerajaan secara administrasi wilayah kerajaan, selain itu datang berbagai bangsa di Tanete, diantaranya Portugis dan Malayu, dia juga yang memerintah di kerajaan Tanete yang mengangkat Palili (kerajaan bawahan) Tanete. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama masa pemerintahan Petta To Mabburu Limanna ia mampu menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, yaitu kerajaan berganti nama dari Agang Nionjo menjadi Tanete, kemudian datang berbagai bangsa ke Tanete serta raja pertama yang mengangkat Palili (kerajaan bawahan) Tanete.Kata Kunci: Pemerintahan, Petta To Mabburu Limanna, Agang Nionjo AbstractGovernment of Petta To Mabburu Limanna in the Kingdom of Agang Nionjo, Barru Regency (1597-1603). Thesis of the Faculty of Social Sciences and Law, Makassar State University. Supervised by Jumadi and Bustan. This study aims to provide an overview of the government system of Petta To Mabburu Limanna in the Agang Nionjo Kingdom, the relationship between the Agang Nionjo Kingdom and the Gowa Kingdom during the reign of Petta To Mabburu Limanna, and the development of the Agang Nionjo Kingdom after changing its name to the Tanete Kingdom. This research is historical descriptive, using four stages of historical work, namely heuristics or data collection obtained through library research, archival studies, interviews and observations. Furthermore, source criticism is carried out which aims to determine or assess the source, then interpreted or given an interpretation of the source, and finally historio","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128803130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tinjauan Historis Ragam Arsitektur Kebudayaan Indis di Weltevreden","authors":"R. Fauzan, Yuni Maryuni, Linda Falasifah","doi":"10.26858/jp.v9i2.24823","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.24823","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran secara historis perkembangan arsitektur kebudayaan indis di Weltevreden (Nieuw Batavia). Dampak akibat perpindahan dari Oud batavia menuju weltevreden membawa dampak juga dalam berkembangnya kebudayaan Indis di sebagai bagian dari proses akulturasi masyarakat Eropa dan Pribumi. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode historis yang meliputi tahap heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data dengan studi literatur terhadap sumber relevan. Fakta historis dan arkeologis yang ditemukan menunjukan bahwa terdapat tinggalan yang menjadi dasar argumentasi mengenai dampak dari perkembangan kebudayaan indis dalam arsitektur dan bangunan.Arsitektur yang dikaji meliputi stadhuis, landhuizen, heerenhuizen, hingga ornamen meubiliar sebagai bagian dari kebutuhan interior di dalam rumah bergaya indis. Melalui penelitian ini diharapkan tinggalan kebudayaan Indis berupa arsitektur bangunan tetap dilestarikan sebagai warisan Heritage Kota Jakarta.","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128229827","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hukum Adat Pemali Appa' Handanna Masyarakat Buntu Malangka' : 1815 - 1921","authors":"Nugra - Widarni, Asmunandar Asmunandar, Amirullah Amirullah","doi":"10.26858/jp.v9i2.24847","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.24847","url":null,"abstract":" Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses munculnya hukum adat pemali appa’ handanna, dinamika perkembangan pemali appa’ handanna, serta peranan pemali appa’ handanna terhadap kehidupan masyarakat di Buntu Malangka’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemali appa’ handanna merupakan suatu adat yang di bawah oleh Pongkapadang dari Ulu Sa’dang pada abad ke-15. Latar belakang munculnya pemali appa’ handanna di Buntu Malangka’ adalah adanya proses penyelamatan adat dari keserakahan manusia di daerah Bambang. Perkembangan pemali appa’ handanna di Buntu Malangka’ di awali pada tahun 1816 – 1906, dimana pemali appa’ handanna mengatur segala kehidupan masyarakat baik jasmani maupun rohani. Masuknya Belanda dan Agama Kristen di Buntu Malangka’ pada tahun 1907, membawa beberapa dampak terhadap pemali appa’ handanna di Buntu Malangka’. Seperti larangan Belanda dalam melakukan ritual tertentu yang dianggap akan berdampak negatif bagi etika masyarakat. Contohnya ritual kesuburan ma’dondi dan ritual pangae. Selain itu, Belanda juga mengadakan perubahan dalam budidaya padi. Pemali appa’ handanna memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat, seperti sebagai pedoman hidup bersosial, mengajarkan keteraturan dalam bertani, dan mengajarkan untuk lebih menaati hukum atau aturan yang ada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan, yakni : heuristik (pengumpulan data dan sumber), kritik sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi atau penulisan sejarah.Kata Kunci : Pemali appa’ handanna, Masyarakat, Buntu Malangka’Abstract This study aims to determine the background of the emergence of the customary law of pemali appa' handanna, the dynamics of the development of pemali appa' handanna, and the role of pemali appa' handanna on people's lives in Buntu Malangka'. The results showed that pemali appa' handanna is a custom that was brought under by Pongkapadang from Ulu Sa'dang in the 15th century. . The development of pemali appa' handanna in Buntu Malangka' began in 1816 – 1906, where pemali appa' handanna governed all people's lives, both physically and spiritually. The entry of the Netherlands and Christianity in Buntu Malangka’ 'in 1907, bringing some impact on pemali appa' handanna in Buntu Malangka’. Such as the Dutch prohibition in performing certain rituals which are considered to have a negative impact on the ethics of society. Examples arefertility ma'dondi rituals and rituals pangae. In addition, the Netherlands also made changes in rice cultivation. Pemali appa' handanna has a role in people's lives, such as as a guide for social life, teaching regularity in farming, and teaching to obey existing laws or regulations more. This study uses historical research methods which consist of four stages, namely: heuristics (collection of data and sources), source criticism, interpretation , and historiography or historical writing. Keywords: Pemali appa' handanna, Society, Buntu Malangka' ","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114265271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sejarah Jalur Kereta Api Batavia – Bandung Via Karawang Tahun 1884-1942","authors":"Annisya Putri Utami, Abrar Abrar, S. Martini","doi":"10.26858/jp.v9i2.35954","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.35954","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pembangunan jalur kereta api di jalur Batavia – Bandung lintas Karawang, Purwakarta, dan Padalarang dari awal dioperasikan pada tahun 1884 sampai zaman awal kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942. Metode yang digunakan adalah metode sejarah atau historis yang disajikan dalam bentuk deskriptif naratif. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari arsip, buku, jurnal, dan skripsi yang berkaitan dengan topik penelitian. Hasil dari penelitian skripsi ini yaitu bahwa pembangunan jalur kereta api Batavia – Bandung dibangun oleh perusahaan kereta api milik negara Staatsspoorwegen (SS) yang diresmikan pada tahun 1884. Pembangunan jalur kereta api Batavia – Bandung ini dilatarbelakangi dengan dua alasan kepentingan utama yaitu ekonomi dan pertahanan. Awal pembangunan jalur kereta api ini dilakukan secara bertahap mulai dari pengambilan alih jalur Batavia–Karawang oleh Staatsspoorwegen dari sebuah perusahaan swasta Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS), kemudian dilanjutkan dengan tahap pembangunan jalur kereta api dari Karawang hingga ke Padalarang. Dengan dioperasikannya jalur Batavia – Bandung lintas Karawang – Padalarang membuat waktu tempuh pun menjadi lebih singkat dan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat di sekitar jalur tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan kereta api oleh perusahaan negara Staatsspoorwegen yaitu untuk mensejahterakan penduduk. Namun kedatangan Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 membuat banyak hal-hal dibidang perkeretaapian diubah. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. The History of the Batavia – Bandung Railway Via Karawang in 1884-1942 AbstractThis research aims to determine the construction progress of the railway line on the Batavia – Bandung route across Karawang, Purwakarta, and Padalarang from its initial operation in 1906 until the arrival of Japan in Indonesia in 1942. The study method used by the author in this study is a historical which is presented in a descriptive-narrative form. The data collection in this research was obtained from archives, books, journals, and theses related to the research topic. The result of this research is the construction of the Batavia - Bandung railway line which was built by the state-owned railway company Staatsspoorwegen (SS) and was inaugurated in 1906. The construction of the Batavia - Bandung railway line was motivated by two main reasons, namely economic and defense. The initial construction of this railway line was carried out in stages starting from the taking over of the Batavia - Karawang line by Staatsspoorwegen from a private company Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS), then continued with the construction of the railway line from Karawang to Padalarang. The operation of the Batavia - Bandung route across Karawang - Padalarang, was an effort to shorten the travel time and increases the eco","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125285807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wahyu Wardana, N. Najamuddin, Amirullah Amirullah, Patahuddin Patahuddin
{"title":"Perjuangan Hasan Al-Banna Mengembalikan Kejayaan Khilafah (1924-1949)","authors":"Wahyu Wardana, N. Najamuddin, Amirullah Amirullah, Patahuddin Patahuddin","doi":"10.26858/jp.v9i2.25165","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.25165","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang perjuangan Hasan Al-Banna, bentuk perjuangan Hasan Al-Bannna mengembalikan kejayaan khilafah hingga dampak dari perjuangan Hasan Al-Banna mengembalikan kejayaan Khilafah. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian pustaka melalui buku-buku atau literatur terkait dengan obyek yang diteliti atau dokumen pendukung seperti jurnal dan artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasan Al-Banna adalah tokoh Islam kontemporer yang mempunyai visi besar terhadap umat Islam khususnya di Mesir. Dimana, saat runtuhnya Khilafah Turki Usmani tanggal 3 Maret 1924 yang menyebabkan munculnya persoalan kaum muslimin mulai dari kolonialisme, konflik di Negara Dunia Ketiga, persoalan ekonomi, politik dan sosial budaya. Dalam kondisi Mesir inilah Hasan Al-Banna memulai pembaharuannya, melalui dakwah-dakwah yang dilakukakannya bersama organisasi yang didirikannya yaitu Ikhwanul Muslimin, organisasi yang didirikan sebagai wadah perjuangan Hasan al-Banna bersama sahabat-sahabatnya dalam melancarkan risalah dakwah. Dampak dari adanya kegigihan dan perjuangannya yang kemudian membuat organisasi ini menjelma sebagai kekuatan politik yang dikagumi di Mesir dan dunia Arab. Akhir dari penelitian, disimpulan bahwa Hasan Al-Banna melalui organisasi dakwah yang didirikannya dengan segala kegigihannya telah berjuang untuk menegakkan agama Islam. Hasan Al-Banna menghabiskan hidupnya hanya untuk berdakwah untuk memperjuangkan syariat Islam agar dapat Jaya kembali.Kata Kunci : Perjuangan, Hasan Al-Banna, Ikhwanul MusliminAbtract This study aims to determine the background of Hasan Al-Banna's struggle, the form of Hasan Al-Bannna's struggle to restore the glory of the Caliphate to the impact of Hasan Al-Banna's struggle to restore the glory of the Caliphate. This research is descriptive analytic using historical research methods, namely heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The method of data collection is done by conducting library research through books or literature related to the object under study or supporting documents such as journals and articles. The results show that Hasan Al-Banna is a contemporary Islamic figure who has a great vision for Muslims, especially in Egypt. Where, when the collapse of the Ottoman Caliphate on March 3, 1924 which led to the emergence of problems for Muslims ranging from colonialism, conflicts in Third World Countries, economic, political and socio-cultural issues. It was in this Egyptian condition that Hasan Al-Banna began his renewal, through the da'wah he carried out with the organization he founded, namely the Muslim Brotherhood, an organization founded as a forum for Hasan al-Banna's struggle with his friends in launching a message of da'wah. It was the impact of his persistence and ","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131080960","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KRL Rheostatik : Angkutan Kereta Listrik di Jabodetabek (1977 – 1988)","authors":"Ahmad Mulhaim Raichan, H. Humaidi, Nur’aeni Marta","doi":"10.26858/jp.v9i2.31949","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.31949","url":null,"abstract":"Tulisan ini mengkaji sejarah pembangunan infrastruktur kereta api di Jabotabek pada masa Orde Baru yang dimana dari masa sebelum dan sesudahnya mengalami pasang – surut setiap perkembangannya. Kajian dalam artikel ini berisikan tentang dinamika peristiwa yang membawa perkembangan kereta api di Jabotabek dari zaman akhir Orde Lama hingga Orde Baru. Dimulai dari kondisi perkembangan perkeretaapian di Jabotabek pada era Orde Lama dan segala keterpurukannya hingga memasuki pergantian rezim pemerintahan menjadi Orde Baru yang menjadi tonggak sejarah perkembangan perkeretaapian dan dinamika sosial kawasan Jakarta dan sekitarnya. Pada masa Orde Baru dimulai dari pengembangan kawasan urban di Jabotabek, peremajaan sarana kereta api komuter Jabotabek, pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas penumpang urban di Jabotabek dari pembangunan jalur ganda, pembangunan jalur layang, perluasan jaringan kereta api, pembangunan sarana pendukung, dan lain – lain. Selain itu dalam penulis juga akan menjelaskan perkembangan perkeretaapian yang dikembangkan dalam negeri seperti pembuatan kereta api listrik (KRL) dalam negeri yang dikembangkan oleh Industri Nasional Kereta Api (INKA) yang turut menjadi bagian dalam modernisasi sarana perkeretaapian di Jabotabek.","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115510866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Jejak Sejarah Lapangan Udara Kemayoran 1940-1985","authors":"M. Nurwansyah","doi":"10.26858/jp.v9i2.35967","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v9i2.35967","url":null,"abstract":"AbstractThis research aims to explain the situation of Kemayoran airfield when it was used as a military airfield from when it was first inaugurated in 1940 until its operational discontinuation in 1985. The research method used in this study is the historical method which consists of heuristics, verification, interpretation and historiography. Researchers at the heuristic stage collect both primary sources in the form of newspapers that have been published from 1935 to 1940 such as Bataviaasch Nieuwsblad and secondary sources such as books related to Kemayoran. The results of the research show that after the construction of the Kemayoran airfield which was carried out since 1934 and was completed in 1940, Kemayoran became an international aviation hub for KLM and KNILM, but since 1941 Kemayoran began to be used by VVC to train fighter pilots to prepare in case of war. When the second world war in the Pacific erupted, Kemayoran, which received several attacks from Japan, was used by the Allies as a base for fighter aircraft and also as an evacuation site. After the second world war, Kemayoran was reused by the Allies as one of the airfields that facilitated the rescue of APWI. Kemayoran was then integrated into the air defense system of the Indonesian Air Force's Kohanud, namely the Air Defense Wing 300. The history of the Kemayoran airfield began to end when the government through the Jakarta International Airport project moved flight operations to Cengkareng international airport.Key Words : Airfield, Airplane, Indonesian Air Force, Kemayoran","PeriodicalId":321116,"journal":{"name":"Jurnal Pattingalloang","volume":"145 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124148021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}