Dwi . . . Sulistyaningsih, Binar Panunggal, E. Murbawani
{"title":"STATUS IODIUM URINE DAN ASUPAN IODIUM PADA ANAK STUNTING USIA 12-24 BULAN","authors":"Dwi . . . Sulistyaningsih, Binar Panunggal, E. Murbawani","doi":"10.22435/MGMI.V9I2.1028","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V9I2.1028","url":null,"abstract":"Latar belakang. Panjang badan dipengaruhi oleh like growth factor-1 (IGF-1). Hormon tersebut merupakan hasil sintesis hormon pertumbuhan yang didukung oleh hormon tiroid dari iodium. Asupan iodium yang rendah dapat mempengaruhi hormon pertumbuhan seperti IGF-1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status iodium dengan panjang badan pada anak stunting usia 12-24 bulan. Metode. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional, serta dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang. Sebanyak 69 anak direkrut menggunakan metode simple random sampling. Data asupan diperoleh melalui Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. Pengukuran status iodium dalam urine dilakukan di laboratorium GAKI Fakultas Kedokteran UNDIP. Data dianalisis menggunakan uji korelasi rank Spearman. Hasil. Rerata panjang badan subjek yaitu 75,3±4,4 cm. Sebanyak 94,2 persen subjek memiliki status iodium dengan kategori tinggi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status iodium dan panjang badan pada anak stunting usia 12-24 bulan (p=0,95) baik asupan iodium dan panjang badan (p=0,68). Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein (p=0,00), zink (p=0,01), vitamin A (p=0,00) dengan panjang badan. Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara status iodium dan panjang badan pada anak stunting usia 12-24 bulan.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49189473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STUDI KUALITATIF TENTANG FAKTOR DAN STRATEGI PERBAIKAN PROGRAM SUPLEMENTASI BESI IBU HAMIL DENGAN KASUS DI KABUPATEN TASIKMALAYA","authors":"Baiq Fitri Rahmiati, Dodik Briawan, Siti Madanijah","doi":"10.22435/mgmi.v9i2.619","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.619","url":null,"abstract":"Prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, diantaranya dipengaruhi oleh pelaksanaan program TTD yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi guna mengoptimalkan program TTD di Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan cross sectional study dengan wawancara mendalam kepada pemangku kepentingan program TTD di Kabupaten Tasikmalaya. Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk mengetahui keadaan program TTD. Analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) digunakan untuk menyusun alternatif strategi dan Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas strategi. Hasil penelitian diperoleh skor IFE 2.14 menunjukkan secara internal, program tidak mengoptimalkan kekuatan dan tidak menghindari kelemahan. Skor EFE 2.10 menunjukkan program tidak mengoptimalkan peluang dan tidak menghindari ancaman. Alternatif strategi yang dihasilkan meliputi; peningkatan komitmen, peran dan kemitraan antar stakeholder; peningkatan program aksi; peningkatan sarana prasarana; dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41670806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBANDINGAN KADAR SERAT DAN BETAKAROTEN PADA MIE YANG DISUBSTITUSI KELOR (MORINGA OLEIFERA L.) DAN BUAH BIT (BETA VULGARIS L.)","authors":"Sri Hapsari, Indah Asrifah","doi":"10.22435/MGMI.V9I1.1007","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V9I1.1007","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Pola hidup masa kini yang menuntut kecepatan dalam segala bidang berdampak pada pola makan masyarakat yang cenderung menjadi tidak sehat. Masyarakat lebih memilih makanan cepat saji, salah satunya berupa mie instan yang kebanyakan mengandung karbohidrat tinggi serta kurang mengandung serat dan zat gizi mikro. Memahami masalah tersebut di atas, produk mie telah menggunakan variasi campuran bahan baku. Salah satu bahan pangan yang dapat divariasikan adalah daun kelor (Moringa oleifera L.) dan buah bit (Beta vulgaris L.). Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan kadar serat dan betakaroten pada mie yang disubstitusi daun kelor (Moringa oleifera L.) dan buah bit (Beta vulgaris L.). Metode. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor: faktor I (A) yaitu jenis tepung, meliputi tepung daun kelor (A1) dan tepung buah bit (A2). Faktor II (B) yaitu rasio tepung: tepung terigu, terdiri dari 5 level (0:350, 15:335, 30:320, 60:290, 105:245). Hasil. Hasil analisis statistik dengan ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (Fhit> Ftab) jenis tepung, rasio tepung : tepung terigu, dan interaksi kedua faktor perlakuan tersebut terhadap kadar serat dan betakaroten mie. Kesimpulan. Kesimpulan penelitian bahwa substitusi tepung buah bit pada rasio tepung buah bit : tepung terigu 105 : 245 (g/g) memiliki rata-rata kadar serat dan betakaroten tertinggi.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45754199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN PUSTAKA: PERAN ZINK PADA DEPRESI POSTPARTUM","authors":"Yessy Kurniati","doi":"10.22435/MGMI.V9I1.1009","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V9I1.1009","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Kejadian depresi postpartum cukup tinggi di Indonesia. Berbagai faktor risiko diduga menjadi penyebab masalah tersebut, seperti misalnya faktor sosial dan faktor biologis. Salah satu faktor biologis yang penting adalah defisiensi berbagai mikronutrien. Zink merupakan salah satu mikronutrien yang diduga berperan pada terjadinya depresi postpartum. Tujuan. Melakukan tinjauan literatur artikel terkait depresi postpartum untuk memperjelas peran zink pada depresi postpartum. Metode. Penelusuran literatur dilakukan melalui mesin pencari Google Scholar dan database elektronik PubMed dan Clinical Key. Kata kunci zinc, seng, depresi, postpartum dan postpartum depression digunakan untuk melacak artikel penelitian asli maupun kajian pustaka pada jurnal nasional maupun internasional berbahasa Inggris, dan dapat diakses secara terbuka (open access). Kajian pustaka secara naratif (unsystematic narrative review) dilakukan untuk mensintesis informasi dari 69 artikel terpilih yang terdiri dari 7 artikel tentang depresi secara umum, 12 artikel tentang depresi postpartum, 35 artikel tentang fungsi, metabolisme dan defisiensi zink, serta 15 artikel tentang hubungan zink dan depresi postpartum. Hasil. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa zink terbukti berhubungan dengan terjadinya depresi secara umum, baik pada hewan coba maupun manusia. Kesimpulan. Secara khusus zink juga berhubungan dengan terjadinya depresi postpartum melalui mekanisme keseimbangan glutamatergik (glutamatergic theory).","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42272303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
H. D. Kusumawardani, S. Riyanto, I. Setianingsih, Candra Puspitasari, Deni Juwantoro, Cicik Harfana, Palupi Dyah Ayuni
{"title":"KANDUNGAN GIZI, ORGANOLEPTIK, DAN UMUR SIMPAN BISKUIT DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KOMPOSIT (DAUN KELOR, RUMPUT LAUT, DAN PISANG)","authors":"H. D. Kusumawardani, S. Riyanto, I. Setianingsih, Candra Puspitasari, Deni Juwantoro, Cicik Harfana, Palupi Dyah Ayuni","doi":"10.22435/mgmi.v9i2.543","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.543","url":null,"abstract":"Latar belakang. Kebutuhan iodium harian dapat dipenuhi dengan beberapa alternatif diantaranya dengan pembuatan produk pangan dari beberapa macam tepung yang mengandung iodium tinggi. Biskuit merupakan salah satu produk pangan yang sering dikonsumsi masyarakat yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan iodium masyarakat. Agar tujuan pengembangan biskuit untuk mendukung perbaikan asupan iodium tercapai, diperlukan pengembangan terkait iodium. Penggunaan tepung komposit dalam pembuatan biskuit terbukti dapat memperbaiki nilai gizi produk. Uji organoleptik dan umur simpan produk diperlukan untuk menentukan keberhasilan pembuatan biskuit dengan kandungan iodium yang diharapkan. Tujuan. Penelitian bertujuan untuk membuat produk biskuit dengan substitusi tepung komposit dan mengetahui organoleptik, kandungan gizi, serta umur simpannya. Metode. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Balitbangkes Magelang dalam dua tahap sebagai berikut: tahap pertama adalah pembuatan tepung dan analisis zat gizi. Tahap kedua penyusunan formulasi biskuit, pembuatan biskuit dan analisis zat gizi. Uji organoleptik dilakukan untuk memilih komposisi terbaik dan dilanjutkan dengan analisis umur simpan dengan metode pendekatan kadar air kritis. Hasil. Tepung komposit yang digunakan adalah tepung kelor sebagai sumber vitamin C, tepung rumput laut sebagai sumber iodium, dan tepung pisang sebagai sumber vitamin A. Formula biskuit yang terpilih adalah biskuit dengan substitusi tepung komposit 25 persen. Kandungan vitamin A, vitamin C, iodium biskuit terpilih berturut-turut adalah 1388,821 µg/100 g, 77,0761 mg/100 g, 22,3353 µg/g. Umur simpan biskuit dengan kemasan PET adalah 2,14 bulan sedangkan biskuit dengan kemasan VMPET mempunyai umur simpan 4,73 bulan. Kesimpulan. Substitusi tepung komposit yang dapat diterima adalah 25 persen. Substitusi tepung komposit yang memiliki daya terima terbaik adalah biskuit dengan substitusi tepung komposit 25 persen dengan kandungan iodium sebanyak 2233,53 µg/100g, vitamin A 1388,82 µg/100g, vitamin C 77,076 mg/100g, dan zink 0,1106 g/100g, umur simpan biskuit dalam kemasan PET 2,14 bulan, dalam kemasan VMPET 4,73 bulan.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42361510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KADAR HORMON TIROKSIN BEBAS (FT4) PADA ANAK SEKOLAH DASAR","authors":"Donny Kristanto Mulyantoro, Hadi Ashar, Asih Setyani, Taufik Hidayat, Mohamad Samsudin","doi":"10.22435/MGMI.V9I1.554","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V9I1.554","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Anemia karena kekurangan zat besi masih menjadi masalah gizi utama di Indonesia. Kondisi ini dapat menurunkan produktifitas dan gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Zat besi merupakan bagian penting dari thyroperoxidase (TPO) yang berperan dalam sintesis hormon tiroid. Tujuan. Mengukur hubungan antara kadar hemoglobin dengan kadar hormon tiroid bebas (free Thyroxine / fT4) pada anak sekolah dasar. Metode. Penelitian cross-sectional dilakukan di daerah perdesaan pegunungan Kabupaten Wonosobo yang mempunyai riwayat daerah endemis Gangguan Akibat Kekurangan Iodium. Sebanyak 141 anak usia sekolah dasar diukur status gizi, kadar hemoglobin dan free Thyroxine (fT4). Besar sampel dihitung berdasarkan Pearson product-moment correlation coefficient. Data dianalisis menggunakan uji statistik korelasi Pearson. Hasil. Sebanyak 47,5% partisipan tergolong pendek, 24,1% menderita anemia, rata- rata kadar hemoglobin dan hormon tiroid bebas berada pada kisaran normal 12,6 g/dL dan 1,5 ng/dL secara berturutan. Terdapat hubungan positif antara kadar hemoglobin dengan kadar hormon tiroid bebas dengan rho sebesar 0,24 (p < 0,05). Kesimpulan. Kadar hemoglobin berhubungan dengan kadar hormon tiroksin bebas (fT4). \u0000 ","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43313084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Wahyuningrum, H. D. Kusumawardani, I. Setianingsih, Alfien Susbiantonny, Candra Puspitasari, Catur Wijayanti
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN KEDELAI DAN SUSU TINGGI KALSIUM TERHADAP FUNGSI TIROID DAN MASSA TULANG PADA TIKUS HIPERTIROID","authors":"S. Wahyuningrum, H. D. Kusumawardani, I. Setianingsih, Alfien Susbiantonny, Candra Puspitasari, Catur Wijayanti","doi":"10.22435/mgmi.v9i1.571","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mgmi.v9i1.571","url":null,"abstract":"Latar belakang. Hipertiroid merupakan masalah gangguan hormonal yang cukup banyak terjadi, disamping diabetes melitus dan osteoporosis. Hipertiroid memiliki risiko kejadian 2-5%. Kasus hipertiroid di Klinik Litbang GAKI semakin bertambah tiap tahun, terdapat 141 kasus (29,9%) di tahun 2014 dan 181 kasus (39,5%) di tahun 2015. Kondisi hipertiroid menyebabkan hipermetabolisme pada tulang, antara lain meningkatkan proses penggantian tulang hingga dua kali lipat dan meningkatkan risiko hilangnya mineral tulang. Tujuan. Membuat formula pangan dari bahan dasar kedelai dan susu, kemudian menilai pengaruh formula tersebut terhadap fungsi tiroid dan massa tulang pada tikus hipertiroid. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian pre-klinis eksperimental menggunakan hewan coba tikus putih Galur Wistar betina, usia tiga bulan, berat badan 200±50 gram. Tikus diadaptasikan selama satu minggu, kemudian dibuat hipertiroid menggunakan euthyrax secara oral dengan dosis 50 µg/hari, selama enam minggu. Kondisi hipertiroid pada tikus diketahui dengan analisis kadar TSH dan fT4. Tikus dibagi empat kelompok secara random, yaitu: (1) kelompok kontrol positif, (2) kelompok Propiltiourasil (PTU), (3) kelompok formula pangan (FP), (4) kelompok PTU+FP. Tiap kelompok diberi perlakuan selama enam minggu. Formula dibuat dengan perbandingan kedelai : susu yaitu 2,7 : 3. Kadar TSH, fT4, PTH dan kalsitonin dianalisis dengan metode ELISA, sedangkan densitas massa tulang dianalisis menggunakan metode digital microradiography. Hasil. Penelitian ini mendapatkan formula dengan kandungan kalsium 0,92%, protein 28%, fosfor 0,53%, iodium 24,2 ppm, genistein 94,4 mg/g dan daidzein 36,1 mg/g. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar TSH, FT4, kalsitonin dan densitas massa tulang antar kelompok pada saat sebelum dan sesudah intervensi, namun densitas massa tulang pada kelompok yang diberikan formula menunjukkan tren peningkatan paling tinggi. Terdapat perbedaan bermakna kadar hormon paratiroid, dimana tren peningkatan paling tinggi terdapat pada kelompok yang diberikan formula. Kesimpulan. Formula yang diberikan selama enam minggu belum dapat memperbaiki fungsi tiroid dan densitas massa tulang pada tikus hipertiroid.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45017597","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KETERSEDIAAN PANGAN KELUARGA MISKIN, ASUPAN PROTEIN, DAN ZINK DENGAN PERTUMBUHAN ANAK UMUR 12-24 BULAN PADA SIKLUS 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN","authors":"Norma Budi Aryati, Diffah Hanim, E. Sulaeman","doi":"10.22435/mgmi.v9i2.592","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.592","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang. Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah periode emas pertumbuhan seorang anak. Pada periode ini dibutuhkan gizi yang seimbang dan tepat. Gizi seimbang pada 1000 HPK terkait dengan ketersediaan pangan rumah tangga. Keadaan sosial ekonomi keluarga akan berpengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi keluarga. Kurangnya variasi dan jumlah makanan yang dikonsumsi terutama bahan pangan yang berfungsi untuk menunjang pertumbuhan seperti sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral akan meningkatkan risiko kekurangan gizi yang berdampak pada pertumbuhan anak. Tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan ketersediaan pangan keluarga miskin, asupan protein, dan zink dengan pertumbuhan anak bawah dua tahun pada siklus 1000 HPK. Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yang dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo yang meliputi tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban, dan Baki dengan desain potong lintang. Subjek penelitian adalah anak bawah dua tahun (baduta) umur 12-24 bulan dari keluarga miskin menurut data kecamatan atau desa sebanyak 130 anak. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara ketersediaan pangan keluarga miskin dengan pertumbuhan pada anak bawah dua tahun (baduta) (p=0,923). Ada hubungan bermakna antara asupan protein dan zink dengan pertumbuhan pada anak baduta (p=0,000). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan zink yang cukup secara signifikan mampu meningkatkan peluang 1,521 kali seorang anak tumbuh baik sesuai grafik pertumbuhan WHO. Kesimpulan. Ketersediaan pangan keluarga miskin yang memiliki anak umur 12-24 bulan di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar dalam keadaan terjamin, namun asupan protein dan zink pada anak baduta masih kurang dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian anak umur 12-24 bulan. Anak baduta yang mendapatkan cukup asupan zink memiliki peluang 1,521 kali mengalami pertumbuhan baik sesuai dengan grafik standar WHO di KMS.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47756308","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DISKUSI DENGAN LEAFLET VERSUS CERAMAH DENGAN LEMBAR BALIK DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEYAKINAN WUS MENGENAI GAKI DI PERDESAAN ENDEMIK GAKI","authors":"Cati Martiyana, Emy Huriyati, Retna Siwi Padmawati","doi":"10.22435/mgmi.v9i2.586","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.586","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) masih terjadi di berbagai negara. Ibu hamil, bayi, dan balita adalah kelompok rentan GAKI. Kebutuhan iodium pada ibu hamil meningkat menjadi 250 µg/hari dari 150 µg/hari untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Asupan iodium harian tersebut harus terpenuhi agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap ibu atau janin diantaranya abortus, lahir mati, gangguan tumbuh kembang anak, dan dampak terburuk adalah lahir kretin. Wanita Usia Subur (WUS) merupakan sasaran potensial pendidikan kesehatan mengenai GAKI karena akan melahirkan generasi baru. Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan keyakinan WUS mengenai GAKI, efektivitas media intervensi yang digunakan, faktor pendukung, dan penghambat pelaksanaan pendidikan kesehatan. Metode. Jenis penelitian kuantitatif quasi experimental pretest and post test control group design dengan dukungan data kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Wulung Gunung dan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang pada bulan Maret sampai dengan Juni 2018. Kelompok eksperimen diintervensi dengan diskusi menggunakan leaflet sementara kelompok kontrol dengan ceramah menggunakan lembar balik. Sampel dipilih secara simple random sampling. Sebanyak 101 WUS yang sesuai dengan kriteria inklusi terbagi menjadi dua kelompok, kelompok eskperimen (n=54 orang) dan kelompok kontrol (n=47 orang). Data kuantitatif dianalisis dengan t test berpasangan, uji Wilcoxon, t test tidak berpasangan dan Mann Whitney, sementara data kualitatif dianalisis secara tematik. Hasil. Terdapat perbedaan rerata skor pengetahuan, sikap dan keyakinan yang tidak bermakna setelah intervensi antara kelompok diskusi dengan leaflet dan ceramah dengan lembar balik. Faktor pendukung adalah metode dan media intervensi yang dianggap menarik oleh peserta, sementara faktor penghambat adalah tidak semua peserta aktif dalam proses intervensi dan kondisi lingkungan sekitar yang dapat mengganggu konsentrasi peserta. Kesimpulan. Metode diskusi dengan leaflet dan ceramah dengan lembar balik setara dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keyakinan individu, dan keduanya dapat menjadi alternatif pendidikan kesehatan mengenai GAKI di wilayah perdesaan endemik GAKI.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48667396","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Wibowo, S. Wahyuningrum, Ina Kusrini, Suryati Kumorowulan, Ernani Budi Prihatmi, Sudarinah Sudarinah, Catur Wijayanti, N. Nuraini, Nur Asiyatul Janah, I. Setianingsih, Palupi Dyah Ayuni, Cicik Harfana, M. Samsudin
{"title":"AUTOIMUNITAS SEBAGAI FAKTOR RISIKO HIPERTIROIDISME PADA WANITA USIA SUBUR DI DAERAH REPLETE GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM (GAKI)","authors":"A. Wibowo, S. Wahyuningrum, Ina Kusrini, Suryati Kumorowulan, Ernani Budi Prihatmi, Sudarinah Sudarinah, Catur Wijayanti, N. Nuraini, Nur Asiyatul Janah, I. Setianingsih, Palupi Dyah Ayuni, Cicik Harfana, M. Samsudin","doi":"10.22435/mgmi.v9i2.600","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.600","url":null,"abstract":"Latar belakang. Hormon tiroid memiliki peran penting dalam tubuh manusia selama hidup. Hormon tiroid berperan dalam perkembangan otak dan pematangan sel dan jaringan, peningkatan konsumsi oksigen oleh sel serta berperan dalam sekresi dan pengendalian produksi hormon lainnya. Sekresi hormon tiroid yang berlebihan akan menimbulkan hipertiroid. Hipertiroid banyak terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan risikonya 5-10 kali dibandingkan pria. Hipertiroid dapat terjadi karena asupan iodium yang berlebih dalam jangka panjang atau kejadian autoimun seperti pada penyakit Graves. Hipertiroid banyak terjadi pada daerah replete Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) seperti wilayah Magelang. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kejadian autoimun sebagai penyebab hipertiroid di daerah replete GAKI. Metode. Penelitian ini menggunakan metode kasus kontrol dengan jumlah responden kelompok kasus hipertiroid sebanyak 24 orang dan kelompok kontrol sebanyak 41 orang. Penentuan responden antar kelompok dengan tapisan hormon TSH dan fT4. Hasil. Nilai rata-rata hormon tiroid yaitu fT4 dan fT3 serta TSH pada kelompok kasus adalah fT4= 2,52 pg/ml; fT3 =2,96 pg/ml; TSH=0,08 µIU/l. Sedangkan pada kelompok kontrol adalah fT4= 1,6 pg/ml fT3= 2,36 pg/ml; TSH=1,65 µIU/l Autoimun berhubungan dengan kejadian hipertiroid (OR: 18,86; 95%CI). Kesimpulan. Titer TR ab (Tyroid Hormone Reseptor antibody) plasma merupakan faktor risiko tertinggi kejadian hipertiroid pada WUS di daerah replete GAKI.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68513994","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}