Titus Priyo Harjatmo, Moch . Rachmat, Pritasari Pritasari, A. Hartono
{"title":"GAMBARAN KADAR IODIUM DALAM GARAM RUMAH TANGGA BERDASARKAN KADAR IODIUM DALAM GARAM YANG DIBELI RESPONDEN DI KECAMATAN WARUNGGUNUNG KABUPATEN LEBAK BANTEN","authors":"Titus Priyo Harjatmo, Moch . Rachmat, Pritasari Pritasari, A. Hartono","doi":"10.22435/MGMI.V9I1.953","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V9I1.953","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang. Garam dapur yang terfortifikasi umumnya merupakan sumber iodium yang baik. Survei yang telah dilakukan oleh Program Studi Diploma IV Gizi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Jakarta pada 2015 di Kecamatan Warunggunung menunjukkan bahwa kadar iodium dalam garam rumah tangga yang positif mengandung iodium hanya sebesar 33,3%. Hal ini sangat jauh dari target yang telah ditetapkan pada Universal Salt Iodization (USI). Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar iodium dalam garam rumah tangga berdasarkan kadar iodium dalam garam yang dibeli responden. Metode. Penelitian dilakukan di Desa Sukarendah Kecamatan Warunggunung mengingat cakupan kadar iodium yang digunakan rumah tangga masih rendah sehingga perlu diteliti kadar iodium dalam garam yang dibeli rumah tangga. Sampel penelitian adalah rumah tangga yang mempunyai anak sekolah dasar di desa tersebut yang dipilih secara cluster random sampling sebanyak 60 rumah tangga dengan titik pusat klaster rumah Ketua RT. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2016. Analisis data dilakukan secara deskriptif terhadap variabel penelitian. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (75,0%) garam yang digunakan di rumah tangga dalam kategori negatif dan hanya 25,0% yang positif mengandung iodium sesuai dengan kadar yang ditentukan. Dari hasil pemeriksaan kadar iodium urine pada sampel anak sekolah dasar menunjukkan bahwa kadar iodium urine dalam kategori memadai namun dijumpai pada anak sekolah dasar yang kekurangan iodium dalam kategori sedang. Kesimpulan. Kadar Iodium dalam garam yang digunakan rumah tangga sebesar 75,0% dalam kategori kurang dari standar (30 ppm). Kecukupan iodium responden dalam kategori memadai berdasarkan nilai median Urine Iodine Excretion. \u0000 ","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42307623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Noviati Fuada, Cati Martiyana, Ika Puspita Asturiningtyas, S. Riyanto
{"title":"EVALUASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN GAKI DENGAN METODE SWOT DI KABUPATEN WONOSOBO","authors":"Noviati Fuada, Cati Martiyana, Ika Puspita Asturiningtyas, S. Riyanto","doi":"10.22435/MGMI.V9I1.629","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V9I1.629","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar Belakang. Iodium merupakan komponen kunci pembentukan hormon tiroid. Akibat kekurangan iodium menimbulkan beban penyakit global, oleh karena itu Indonesia sepakat berperan dalam upaya global melawan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Perubahan persepsi masyarakat atau intervensi pengetahuan tentang iodium dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. Upaya intervensi tersebut juga perlu dilakukan evaluasi. Tujuan. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan strategi terhadap pelaksanaan penerapan model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI. Metode. Jenis penelitian dengan mixed method, yakni menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan pengamatan langsung di lapangan. Analisis menggunakan SWOT. Hasil. Hasil IFAS 0,40 dan EFAS 0,27 menempatkan posisi pemberdayaan penanggulangan GAKI berada pada titik (x,y)=(0,40;0,27) kuadran I (Strategi Mendukung Agresif). Kesimpulan. Model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI di desa Pulosaren dapat diterapkan. Penerapan model pemberdayaan masyarakat sangat prima dan mantap, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi utama adalah mempertahankan dan mengoptimalkan kekuatan sosial dari kearifan lokal ‘guyub rukun’ yang dimiliki masyarakat; memastikan posyandu tetap aktif ataupun melakukan inovasi program posyandu; serta terus melakukan penyegaran pelatihan penyuluhan dengan menyederhanakan materi pelatihan ataupun model penyampaian pengetahuan yang lebih efektif. \u0000 \u0000Kata kunci: perubahan, pemberdayaan, GAKI, SWOT","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46798588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}