Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.91-8
Kurniasari Armayana Ahmad, Lisa Safira, Tri Faranita
{"title":"Hubungan Pola Asuh Nutrisi dengan Kejadian Stunting Sebuah Tinjauan Systematic Review","authors":"Kurniasari Armayana Ahmad, Lisa Safira, Tri Faranita","doi":"10.14238/sp24.2.2022.91-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.91-8","url":null,"abstract":"Latar belakang. Stunting merupakan keadaan hasil pengukuran tinggi badan anak <-2 z-score atau di bawah median standar pertumbuhan tinggi badan terhadap umur WHO. Prevalensi stunting cukup tinggi di Indonesia. Faktor yang penyebab balita stunting salah satunya yaitu kurangnya asupan gizi pada anak yang sangat bergantung pada pola asuh nutrisi orang tua. Tujuan. Melihat hubungan antara pola asuh nutrisi dengan kejadian stunting sehingga orang tua terutama ibu dapat mengetahui pentingnya menjaga pola asuh nutrisi agar asupan gizi anak terpenuhi. Metode. Systematic review dilakukan dengan pencarian jurnal pada bulan Januari hingga April 2021. Pencarian dilakukan pada basis data PubMed, Google Scholar, dan Science Direct menggunakan metode Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses Protocols (PRISMA-P). Hasil. Data didapatkan sebanyak 10 jurnal dengan hasil 9 jurnal memiliki hubungan signifikan antara pola asuh nutrisi dengan kejadian stunting dengan nilai p<0,005, dan satu jurnal tidak memiliki hubungan signifikan dengan nilai p 0,30. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara pola asuh nutrisi dengan kejadian stunting. Anak yang mendapat pola asuh nutrisi yang buruk lebih beresiko mengalami stunting dibandingkan anak yang mendapat pola asuh nutrisi yang baik. Pola asuh nutrisi yang buruk dapat menyebabkan asupan nutrisi anak tidak terpenuhi sehingga menghambat pertumbuhan anak.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43573129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.75-82
Aylicia Aylicia, E. Wijaya
{"title":"Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Bidan Terkait Deteksi Dini dan Tata laksana Gagal Tumbuh pada Bayi Air Susu Ibu Eksklusif","authors":"Aylicia Aylicia, E. Wijaya","doi":"10.14238/sp24.2.2022.75-82","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.75-82","url":null,"abstract":"Latar belakang. Gagal tumbuh (growth faltering) ditandai dengan perlambatan laju pertumbuhan karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan kebutuhan biologis untuk pertumbuhan. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan lini pertama untuk menemukan kejadian gagal tumbuh sejak dini.Tujuan. Mengetahui pengaruh pengayaan materi terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku bidan dalam deteksi dini dan tata laksana gagal tumbuh pada bayi.Metode. Duapuluh pertanyaan berupa kuesioner diuji validitas dan reliabilitas . Kuesioner yang valid dibagikan kepada bidan yang bekerja di puskesmas wilayah Samarinda dalam studi eksperimental crossover selama bulan Juni-Oktober 2021 sebelum dan sesudah pengayaan materi. Pengetahuan dinilai melalui kuesioner, sedangkan sikap dan perilaku dinilai melalui pencatatan penimbangan dan keterangan dalam data buku kohort bayi yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu bayi cukup bulan, berat badan lahir normal, diberikan asi eksklusif, dan usia kronologis kurang dari enam bulan. Data dianalisis dengan SPSS 22.Hasil. Terdapat 13 dari 20 pertanyaan kuesioner yang memenuhi nilai r >0,3783. Terdapat 18 bidan dibagi dalam dua kelompok. Terdapat peningkatan rerata nilai kuesioner sebesar 3,22±1,72 (IK95% 1,90-4,54) dan 2,89±1,05 (IK 95% 2,08-3,70). Keduanya menunjukkan peningkatan bermakna pada uji T berpasangan setelah dilakukan intervensi pengayaan materi. Pada hasil ketepatan tata laksana yang dinilai dari 543 data bayi yang memenuhi kriteria inklusi, diperoleh perbedaan bermakna antara kelompok A dan B pada pengambilan data kedua (sebelum crossover) dengan p=0,002. Terdapat 77/138 (55,8%) bayi dengan gagal tumbuh yang berhasil mengalami peningkatan berat badan signifikan setelah penelitian selesai dilakukan. Namun, 36/138 (26,1%) bayi tetap memiliki status gagal tumbuh sampai penelitian selesai.Kesimpulan. Pengetahuan, sikap, dan perilaku bidan berpengaruh terhadap deteksi dini dan tata laksana gagal tumbuh pada bayi ASI eksklusif. Pentingnya materi pengayaan terkait gagal tumbuh yang berfokus pada upaya tata laksana serta penanganan kendala yang ditemukan dalam praktik sehari-hari untuk menurunkan angka kejadian bayi dengan gagal tumbuh.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43619346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.69-74
Fajar Yuniftiadi, B. Sudarmanto, M. H. M. Muryawan
{"title":"Hubungan Berat Lahir dan Faktor Perinatal terhadap Kejadian Leukemia pada Anak","authors":"Fajar Yuniftiadi, B. Sudarmanto, M. H. M. Muryawan","doi":"10.14238/sp24.2.2022.69-74","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.69-74","url":null,"abstract":"Latar belakang. Etiologi definitif penyebab kanker pada anak masih belum jelas dan bersifat multifaktorial. Berat bayi lahir lebih dikaitkan dengan risiko terjadinya leukemia pada anak. Hal ini disebabkan karena tingginya hormon pertumbuhan pada bayi besar yang mempunyai efek onkogenik pada perkembangan sistem imun tubuhnya sehingga meningkatkan risiko dari progresifitas terjadinya leukemia. Tujuan. Menganalisis hubungan berat lahir dan faktor perinatal terhadap kejadian leukemia pada anak.Metode. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2018 hingga bulan Juni 2019 dengan desain case control pada pasien hemato-onkologi anak di RSUP dr. Kariadi Semarang. Data berat lahir dan faktor risiko perinatal dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dan chi square untuk melihat hubungan berat lahir dan faktor perinatal antara anak penderita leukemia akut dengan anak yang tidak menderita leukemia. Nilai p dianggap bermakna apabila p< 0,05.Hasil, Penelitian ini terdiri dari 184 pasien, 90 (48,91%) adalah kelompok subjek yang menderita leukemia, dan 94 (51,,09%) adalah kelompok kontrol yang tidak menderita leukemia, Sebanyak 79 (87,7%) subjek menderita acute lymphoblastic leukemia, 7 (7,8%) subjek menderita acute myeloblastic leukemia dan 4 (4,.4%) subjek menderita chronic myeloblastic leukemia. Didapatkan nilai p 0,151 (p>0.05) dari hubungan berat lahir dan kejadian leukemia, nilai p=0,861 (p>0,05) dari hubungan usia ibu saat hamil terhadap kejadian leukemia dan nilai p=0,543 (p>0,05) dari hubungan jenis persalinan dengan kejadian leukemia.Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara berat lahir, usia ibu saat hamil dan jenis persalinan terhadap kejadian leukemia pada anak di RSUP dr. Kariadi.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43292935","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.127-33
Lina Ninditya, Bernie Endyarni Medise
{"title":"Laporan Kasus Berbasis Bukti : Prevalensi dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Masalah Kesehatan Jiwa pada Remaja selama Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)","authors":"Lina Ninditya, Bernie Endyarni Medise","doi":"10.14238/sp24.2.2022.127-33","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.127-33","url":null,"abstract":"Latar belakang. World Health Organization (WHO) menetapkan Corona virus disease 2019 (COVID)-19 sebagai pandemi pada Maret 2020. COVID-19 telah menyebar dengan sangat cepat ke berbagai belahan dunia karena sangat infeksius. Hal ini mendorong pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan guna mengontrol penyebaran COVID-19 seperti penutupan sekolah maupun pembatasan sosial. Dampak kebijakan tersebut dan adanya ketakutan terhadap infeksi COVID-19 diperkirakan berdampak negatif terhadap kesehatan jiwa terutama pada kelompok rentan yaitu remaja.Tujuan. Mengetahui apakah ada kaitan antara pandemic COVID-19 dengan masalah jiwa pada remaja.Metode. Dilakukan pencarian di PubMed, Google Scholar, dan Cochrane dengan menggunakan kata kunci “depression”,”mental health”,”adolescent”, “COVID-19”. Hasil pencarian dievaluasi menggunakan kriteria eksklusi dan inklusi. Selanjutnya dilakukan telaah kritis dengan memerhatikan validitas, kepentingan, dan penerapan pada pasien terhadap artikel lengkap dari studi yang terseleksi.Hasil. Diperoleh satu studi yang relevan dengan pertanyaan klinis dan memenuhi kriteria inklusi and eksklusi. Luaran dari studi ini memperlihatkan bahwa prevalensi masalah kesehatan jiwa cukup tinggi pada remaja selama pandemi COVID-19. Kesimpulan. Angka kejadian depresi dan ansietas lebih tinggi pada kelompok perempuan, populasi yang tinggal di pedesaan, dan murid yang lebih senior. Namun, studi ini belum dapat membuktikan apakah pandemi COVID-19 menyebabkan masalah kesehatan jiwa pada remaja.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41761457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.119-26
Vita Pramatasari Harti, Yulidar Hafidh, Evi Rokhayati
{"title":"Peran Kadar Bilirubin Umbilikal sebagai Prediktor Hiperbilirubinemia pada Neonatus","authors":"Vita Pramatasari Harti, Yulidar Hafidh, Evi Rokhayati","doi":"10.14238/sp24.2.2022.119-26","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.119-26","url":null,"abstract":"Latar belakang. Kadar puncak bilirubin terjadi pada 72 hingga 96 jam setelah bayi baru lahir. Hiperbilirubinemia pada neonatus dapat berdampak serius jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk menghindari dampak serius dari hiperbilirubinemia, dibutuhkan pemeriksaan yang dapat memprediksi hiperbilirubinemia pada neonatus.Tujuan. Mengetahui nilai prediksi kadar bilirubin umbilikal terhadap kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus. Metode. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort prospektif. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling pada bayi baru lahir di RSUD Dr. Moewardi pada bulan Januari 2021 – Juni 2021. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan uji Mann Whitney, tingkat kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.Hasil. Dari 30 subyek neonatus, didapatkan 10 neonatus dengan hiperbilirubinemia dan 20 neonatus tanpa hiperbilirubinemia. Kadar bilirubin umbilikal pada neonatus dengan hiperbilirubinemia (7,22+7,06 mg/dL) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan neonatus tanpa hiperbilirubinemia (3,33+1,82 mg/dL) (p=0,003). Nilai cut off bilirubin umbilikal untuk hiperbilirubinemia adalah >3,78 mg/dL dengan sensitivitas 90%, spesifisitas 80%, dan risiko relatif (RR) 11,769; (IK 95% 1,699- 81,545).Kesimpulan. Kadar bilirubin umbilikal dapat digunakan sebagai prediktor hiperbilirubinemia dengan nilai cut off untuk hiperbilirubinemia adalah >3,78 mg/dL.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":"145 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41308840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.106-11
R. Kristyanto, Titis Widowati, Wahyu Damayanti
{"title":"Prevalensi Infeksi Helicobacter pylori pada Anak dengan Gejala Gastrointestinal di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta","authors":"R. Kristyanto, Titis Widowati, Wahyu Damayanti","doi":"10.14238/sp24.2.2022.106-11","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.106-11","url":null,"abstract":"Latar belakang. Prevalensi infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) di berbagai wilayah bervariasi. Infeksi H. pylori pada anak umumnya tidak menunjukkan gejala khas, tetapi dapat mengakibatkan berbagai komplikasi. Tujuan. Melihat prevalensi dan gejala infeksi H. pylori pada anak dengan gejala gastrointestinal di Yogyakarta.Metode. Data dikumpulkan dari pasien anak dengan keluhan dispepsia, nyeri perut berulang, muntah berulang, dan buang air besar disertai darah yang dicurigai mengalami infeksi H. pylori di RSUP. Dr. Sardjito, Yogyakarta. Diagnosis infeksi H. pylori ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan histologi.Hasil. Didapatkan 138 subyek yang memenuhi kriteria kemungkinan terinfeksi oleh kuman H. pylori didapatkan pada 16,7% (23/138) pasien anak. Prevalensi infeksi menurut usia pada 3-5 tahun sebesar 14,3% (3/21), usia 6-11 tahun sebesar 16,7% (10/60), dan usia 12-18 tahun sebesar 17,5% (10/57). Tidak ada hubungan bermakna antara infeksi H. pylori dengan gejala spesifik tertentu.Kesimpulan. Prevalensi infeksi H. pylori pada anak yang bergejala klinis di Yogyakarta, Indonesia lebih rendah daripada dari wilayah lain di dunia.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49074651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.112-18
Velma Narishma, Dyah Roselina, Arief Budiarto
{"title":"Hubungan Karakteristik Orang Tua Terhadap Status Gizi Bayi Balita Desa Sungai Kitano Kabupaten Banjar","authors":"Velma Narishma, Dyah Roselina, Arief Budiarto","doi":"10.14238/sp24.2.2022.112-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.112-18","url":null,"abstract":"Latar belakang. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Status gizi bayi balita merupakan salah satu indikator kualitas kesehatan masyarakat. Satus gizi bayi balita diukur menggunakan beberapa indeks antopometri. Masalah gizi timbul karena beberapa faktor di antaranya, faktor lingkungan: ketersediaan, distribusi dan pengolahan bahan makanan maupun karakteristik orang tua seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan pengetahuan orang tua. Tujuan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik orang tua terhadap status gizi bayi balita di desa Sungai Kitano Kabupaten Banjar. Metode. Metode penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian: bayi dan balita 0-59 bulan, sampel 14 bayi dan 30 balita, responden penelitian: ibu dari bayi/ balita. Hasil. Secara statistik terdapat hubungan antara pendidikan ibu terhadap status gizi bayi dan balita (p=0,012045), tetapi tidak terdapat hubungan antara penghasilan orang tua (p=0,540089) dan pekerjaan ibu (p=0,840606). Kesimpulan. Pendidikan ibu berhubungan dengan status gizi bayi balita desa Sungai Kitano Kabupaten Banjar.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46591197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Infeksi Tuberkulosis Laten pada Anak: Diagnosis dan Tatalaksana","authors":"Nastiti Kaswandani, Madeleine Ramdhani Jasin, Gufron Nugroho","doi":"10.14238/sp24.2.2022.134-40","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.134-40","url":null,"abstract":"Infeksi laten tuberkulosis (ILTB) adalah keadaan respons imun persisten terhadap antigen Mycobacterium tuberculosis tanpa bukti manifestasi klinis tuberkulosis aktif. Anak-anak lebih mudah terinfeksi dan menjadi penderita tuberkulosis (TB) aktif dibandingkan orang dewasa setelah kontak erat dengan pasien TB aktif. Masa inkubasi TB bervariasi selama 2-12 minggu, biasanya 4-8 minggu. Investigasi kontak dan penegakan diagnosis ILTB harus dilakukan pada anak yang memiliki risiko tinggi terinfeksi, yaitu memiliki kontak erat dengan penderita TB aktif, dengan HIV, serta dengan kondisi imunokompromais lainnya. Pengobatan pencegahan ILTB bertujuan mencegah anak yang terinfeksi M.tuberculosis berkembang menjadi tuberkulosis aktif. Pedoman WHO yang kemudian diadopsi oleh Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi Laten Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020 memberikan rekomendasi pemberian terapi pencegahan tuberkulosis yang terdiri dari beberapa pilihan obat dan durasi pemberian, antara lain isoniazid selama 6 bulan, isoniazid – rifampisin selama 3 bulan, isoniazid - rifapentin sekali sepekan dalam 3 bulan, atau rifampisin selama 4 bulan. Diagnosis dini dan pemberian terapi pencegahan yang cepat penting untuk menurunkan kejadian TB aktif sehingga visi pemberantasan TB dunia pada tahun 2050 bisa tercapai.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45592067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.99-105
Namira Oktaviani Suwarna, Tetty Yuniati, Adityo Cahyadi, T. H. Achmad, Dwie Agustian
{"title":"Faktor Risiko Kejadian Sepsis Neonatorum Awitan Dini di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung","authors":"Namira Oktaviani Suwarna, Tetty Yuniati, Adityo Cahyadi, T. H. Achmad, Dwie Agustian","doi":"10.14238/sp24.2.2022.99-105","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.99-105","url":null,"abstract":"Latar belakang. Sepsis neonatorum merupakan salah satu penyakit infeksi pada bayi baru lahir yang masih menjadi masalah utama di negara berkembang seperti Indonesia. Faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum awitan dini dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu dan bayi. Faktor risiko ibu seperti ketuban pecah dini dan riwayat infeksi pada kehamilan, sedangkan faktor bayi adalah prematuritas, berat badan lahir rendah, skor APGAR rendah, air ketuban bercampur mekonium, asfiksia neonatorum, dan skor APGAR rendah.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang pada neonatus yang lahir hidup di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2018 sampai Desember 2019 dengan metode total sampling. Analisis statistik menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil bermakna apabila nilai p<0,05. Hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian sepsis neonatorum awitan dini tahun 2018 – 2019 adalah 8,1% dari 5224 subjek. Analisis bivariat chi square dan multivariat dengan regresi logistik menunjukkan faktor risiko seperti ketuban pecah dini OR 1,69 (p=<0,001; IK95%: 1,27 – 2,25), usia kehamilan 34 – 37 minggu OR 1,59 (p=0,036; IK95%:1,03 – 2,45), usia kehamilan <34 minggu OR 8,65 (p=<0,001; IK95%:5,47 – 13,70), sectio caesarea OR 1,42 (p=0,002;IK95%:1,14 – 1,77), dan berat badan lahir <2500 gram OR 2,59 (p=<0,001; IK95%: 1,73–3,89) mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian sepsis.Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko ibu dan bayi seperti ketuban pecah dini >18 jam, usia kehamilan <37 minggu, sectio caesarea dan berat badan lahir <2500 gram memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44341980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-08-30DOI: 10.14238/sp24.2.2022.83-90
Fiolita Indranita Sutjipto, Adhi Teguh Perma Iskandar
{"title":"Karakteristik Bayi Baru Lahir dengan Resusitasi Berkaitan dengan Kebutuhan Jenis Alat Bantu Napas Saat Lahir","authors":"Fiolita Indranita Sutjipto, Adhi Teguh Perma Iskandar","doi":"10.14238/sp24.2.2022.83-90","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.83-90","url":null,"abstract":"Latar belakang. Bayi lahir tidak bugar sering mengalami kegagalan adaptasi pernapasan. Kondisi tersebut membutuhkan resusitasi, stabilisasi, yang selanjutnya membutuhkan alat bantu napas bertekanan positif berkelanjutan. Alat bantu napas berfungsi untuk menjaga patensi saluran pernapasan, pertukaran gas di alveoli secara efektif, dan membantu proses humidifikasi. Tujuan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk mempersiapkan berbagai jenis alat bantu napas yang sesuai pada unit-unit perawatan intensif neonatus di rumah sakit. Metode. Penelitian dilakukan Di RSCM pada periode 2019 sampai dengan 2020, hasil dari penelitian sebanyak 179 (59,8%) bayi lahir membutuhkan resusitasi dan menggunakan alat bantu napas non-invasif, sisanya 121 (40,2%) membutuhkan alat bantu napas invasif. Hasil. Bayi yang memerlukan alat bantu napas invasif memiliki karakteristik seperti usia gestasi 30,27 (±3,5) minggu, berat badan lahir 1200 (415;4430) gram, jenis kelamin laki-laki 66 bayi dan perempuan 55 bayi, skor APGAR usia menit ke-5 5,5 (±1,7). Kesimpulan. Semakin kecil usia gestasi, berat lahir, skor APGAR maka semakin tinggi resiko untuk mendapat alat bantu napas invasif. Dengan demikian, bayi dengan karakteristik di atas harus dilahirkan di fasilitas kesehatan yang memiliki alat bantu napas invasif maupun non-invasif.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49595745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}