Namira Oktaviani Suwarna, Tetty Yuniati, Adityo Cahyadi, T. H. Achmad, Dwie Agustian
{"title":"Hasan Sadikin Bandung综合医院新生儿败血症Awitan Dini的危险因素","authors":"Namira Oktaviani Suwarna, Tetty Yuniati, Adityo Cahyadi, T. H. Achmad, Dwie Agustian","doi":"10.14238/sp24.2.2022.99-105","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang. Sepsis neonatorum merupakan salah satu penyakit infeksi pada bayi baru lahir yang masih menjadi masalah utama di negara berkembang seperti Indonesia. Faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum awitan dini dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu dan bayi. Faktor risiko ibu seperti ketuban pecah dini dan riwayat infeksi pada kehamilan, sedangkan faktor bayi adalah prematuritas, berat badan lahir rendah, skor APGAR rendah, air ketuban bercampur mekonium, asfiksia neonatorum, dan skor APGAR rendah.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang pada neonatus yang lahir hidup di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2018 sampai Desember 2019 dengan metode total sampling. Analisis statistik menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil bermakna apabila nilai p<0,05. Hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian sepsis neonatorum awitan dini tahun 2018 – 2019 adalah 8,1% dari 5224 subjek. Analisis bivariat chi square dan multivariat dengan regresi logistik menunjukkan faktor risiko seperti ketuban pecah dini OR 1,69 (p=<0,001; IK95%: 1,27 – 2,25), usia kehamilan 34 – 37 minggu OR 1,59 (p=0,036; IK95%:1,03 – 2,45), usia kehamilan <34 minggu OR 8,65 (p=<0,001; IK95%:5,47 – 13,70), sectio caesarea OR 1,42 (p=0,002;IK95%:1,14 – 1,77), dan berat badan lahir <2500 gram OR 2,59 (p=<0,001; IK95%: 1,73–3,89) mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian sepsis.Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko ibu dan bayi seperti ketuban pecah dini >18 jam, usia kehamilan <37 minggu, sectio caesarea dan berat badan lahir <2500 gram memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Faktor Risiko Kejadian Sepsis Neonatorum Awitan Dini di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung\",\"authors\":\"Namira Oktaviani Suwarna, Tetty Yuniati, Adityo Cahyadi, T. H. Achmad, Dwie Agustian\",\"doi\":\"10.14238/sp24.2.2022.99-105\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar belakang. Sepsis neonatorum merupakan salah satu penyakit infeksi pada bayi baru lahir yang masih menjadi masalah utama di negara berkembang seperti Indonesia. Faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum awitan dini dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu dan bayi. Faktor risiko ibu seperti ketuban pecah dini dan riwayat infeksi pada kehamilan, sedangkan faktor bayi adalah prematuritas, berat badan lahir rendah, skor APGAR rendah, air ketuban bercampur mekonium, asfiksia neonatorum, dan skor APGAR rendah.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang pada neonatus yang lahir hidup di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2018 sampai Desember 2019 dengan metode total sampling. Analisis statistik menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil bermakna apabila nilai p<0,05. Hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian sepsis neonatorum awitan dini tahun 2018 – 2019 adalah 8,1% dari 5224 subjek. Analisis bivariat chi square dan multivariat dengan regresi logistik menunjukkan faktor risiko seperti ketuban pecah dini OR 1,69 (p=<0,001; IK95%: 1,27 – 2,25), usia kehamilan 34 – 37 minggu OR 1,59 (p=0,036; IK95%:1,03 – 2,45), usia kehamilan <34 minggu OR 8,65 (p=<0,001; IK95%:5,47 – 13,70), sectio caesarea OR 1,42 (p=0,002;IK95%:1,14 – 1,77), dan berat badan lahir <2500 gram OR 2,59 (p=<0,001; IK95%: 1,73–3,89) mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian sepsis.Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko ibu dan bayi seperti ketuban pecah dini >18 jam, usia kehamilan <37 minggu, sectio caesarea dan berat badan lahir <2500 gram memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini.\",\"PeriodicalId\":31777,\"journal\":{\"name\":\"Sari Pediatri\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Sari Pediatri\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.99-105\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sari Pediatri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14238/sp24.2.2022.99-105","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
背景新生儿败血症是新生儿感染的疾病之一,在印度尼西亚这样的发展中国家仍然是一个主要问题。新生儿早期败血症的危险因素可分为母婴因素。母亲的危险因素包括过早骨折和妊娠期感染史,而婴儿的危险因素是早产、低出生体重、低APGAR评分、混合草地水、新生儿窒息和低APGAR评分。目标本研究旨在寻找RSUP Hasan Sadikin Bandung Methode医生中与早期新生儿败血症发生相关的风险因素。这项研究是一项针对RSUP出生的新生儿的观察性横断面研究。Hasan Sadikin博士采用总抽样方法对2018年1月至2019年12月的新生儿进行了比较。统计分析使用卡方和多变量分析与逻辑回归。结果表明,当p18小时、孕龄<37周、剖腹产和出生体重<2500克时,与早期宋新生儿败血症的发生有显著关系。
Faktor Risiko Kejadian Sepsis Neonatorum Awitan Dini di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Latar belakang. Sepsis neonatorum merupakan salah satu penyakit infeksi pada bayi baru lahir yang masih menjadi masalah utama di negara berkembang seperti Indonesia. Faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum awitan dini dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu dan bayi. Faktor risiko ibu seperti ketuban pecah dini dan riwayat infeksi pada kehamilan, sedangkan faktor bayi adalah prematuritas, berat badan lahir rendah, skor APGAR rendah, air ketuban bercampur mekonium, asfiksia neonatorum, dan skor APGAR rendah.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang pada neonatus yang lahir hidup di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2018 sampai Desember 2019 dengan metode total sampling. Analisis statistik menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil bermakna apabila nilai p<0,05. Hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian sepsis neonatorum awitan dini tahun 2018 – 2019 adalah 8,1% dari 5224 subjek. Analisis bivariat chi square dan multivariat dengan regresi logistik menunjukkan faktor risiko seperti ketuban pecah dini OR 1,69 (p=<0,001; IK95%: 1,27 – 2,25), usia kehamilan 34 – 37 minggu OR 1,59 (p=0,036; IK95%:1,03 – 2,45), usia kehamilan <34 minggu OR 8,65 (p=<0,001; IK95%:5,47 – 13,70), sectio caesarea OR 1,42 (p=0,002;IK95%:1,14 – 1,77), dan berat badan lahir <2500 gram OR 2,59 (p=<0,001; IK95%: 1,73–3,89) mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian sepsis.Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko ibu dan bayi seperti ketuban pecah dini >18 jam, usia kehamilan <37 minggu, sectio caesarea dan berat badan lahir <2500 gram memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini.