{"title":"Dexmedetomidine sebagai Adjuvan Anestesi dalam Peripheral Nerve Block","authors":"Ridho Zarkasi, Josafat Pondang","doi":"10.59141/jsi.v6i02.97","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.97","url":null,"abstract":"Klonidin dan dexmedetomidine merupakan agonis reseptor α-2 yang digunakan dalam manajemen anestesiologi, dengan dexmedetomidine (DEX) sebagai pilihan utama untuk sedasi dan analgesia. Penambahan dexmedetomidine sebagai adjuvan dalam blok saraf perifer dapat memperpanjang durasi analgesia, namun efek sampingnya seperti bradikardia dan hipotensi harus diperhatikan dalam aplikasi klinis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dosis dan keamanan dexmedetomidine sebagai adjuvan dalam blok saraf perifer, serta untuk memahami potensi aplikasi masa depannya dalam manajemen nyeri perioperatif. Metode penelitian ini memfokuskan pada farmakologi dexmedetomidine dan aplikasinya dalam blok saraf perifer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peripheral Nerve Block (PNB) digunakan secara luas dalam praktek klinis dengan fokus pada pemanfaatan adjuvan untuk meningkatkan efek analgesik dan durasi PNB. Meskipun adjuvan sering digunakan untuk memperpanjang durasi anestesi/analgesia dan mengurangi nyeri postoperatif, penggunaannya belum banyak dievaluasi secara klinis. Meta-analisis terbaru menunjukkan bahwa dexmedetomidine sebagai adjuvan dalam PNB memiliki efikasi klinis yang baik dengan kemampuan untuk mengurangi penggunaan anestesi lokal dan obat analgesik, memperpanjang waktu analgesia, dan meningkatkan kualitas anestesi serta kepuasan pasien. Implikasi penelitian ini adalah bahwa penggunaan dexmedetomidine sebagai adjuvan dalam Peripheral Nerve Block (PNB) dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan manajemen nyeri perioperatif, namun perlunya pemantauan yang cermat terhadap dosisnya untuk menghindari potensi efek samping seperti hipotensi dan bradikardia.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"9 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140442424","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Suplementasi Omega-3 Terhadap Luaran Klinis Pasien Stroke Iskemik: Tinjauan Literatur","authors":"Dini Fadhilah, Yohannessa Wulandari","doi":"10.59141/jsi.v6i02.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.92","url":null,"abstract":"Stroke merupakan masalah kesehatan global yang signifikan dan kedua tertinggi dalam penyebab kematian dan disabilitas. Konsumsi ikan yang tinggi, kaya akan omega-3, dapat memberikan perlindungan terhadap stroke melalui penurunan tekanan darah, penekanan stres oksidatif dan inflamasi, serta perbaikan fungsi vaskuler, meskipun bukti klinis pada manusia masih terbatas. Tinjauan literatur ini disusun untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pengaruh suplementasi omega-3 terhadap keluaran klinis pasien stroke iskemik. Pencarian literatur sesuai kata kunci dilakukan pada database PubMed, Scopus, dan Cochrane. Dua buah artikel berupa penelitian Randomized Controlled Trial (RCT) dan systematic review of RCT memenuhi kriteria eligibilitas dan dilakukan peninjauan lebih lanjut. Tinjauan terhadap kedua artikel menunjukkan bahwa suplementasi omega-3 pada pasien stroke iskemik dapat menurunkan risiko keterbatasan fungsional dan disabilitas fisis, namun tidak berpengaruh terhadap kematian dan kualitas hidup. Perbedaan hasil juga diperoleh pada pemantauan jangka pendek dan jangka panjang. Suplementasi omega-3 pada pasien stroke iskemik dapat menurunkan risiko keterbatasan fungsional dan disabilitas fisis, namun tidak berpengaruh terhadap risiko kematian dan kualitas hidup. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk merekomendasikan suplemen omega-3 pada pasien stroke iskemik.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"12 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140442894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Persepsi Tenaga Relawan Ambulans Terhadap Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan, Studi Kasus di Kabupaten Bantul","authors":"A. Husein, Hidayatika Sholehah","doi":"10.59141/jsi.v6i02.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.93","url":null,"abstract":"Pasien kritis merupakan pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami masalah kesehatan yang berpotensial mengancam nyawa. Ambulans merupakan alat transportasi untuk menjemput/membawa korban/pasien untuk mendapatkan pertolongan/ penanganan medis yang bersifat gawat darurat dan tidak gawat darurat. Kualitas dan keamanan dalam transportasi salah satunya ditentukan oleh kelayakan personel transportasi. Penelitian ini mengenai persepsi sopir ambulans gawat darurat terhadap keberhasilan manajemen pra rumah sakit pasien kritis yang bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi tenaga relawan ambulans mengenai pertolongan pertama pada kegawatdaruratan korban khususnya di Kabupaten Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus sedangkan analisa data yang digunakan yaitu teknik zig-zag process. Penelitian ini menghasilkan 5 tema, yaitu membutuhkan tenaga medis, kemanusiaan, mengerti tugas sopir dengan baik, sesuai kondisi pasien, dan mengerti bantuan hidup dasar. Partisipan dalam penelitian ini memiliki persepsi yang baik. Kesimpulannya, persepsi positif sopir ambulans gawat darurat terhadap manajemen pra rumah sakit pasien kritis di Bantul serta efektivitas penggunaan ambulans PSC 119 dan PMI Kabupaten Bantul dalam merujuk pasien menunjukkan dampak yang menguntungkan dalam pemulihan pasien yang diantar.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"29 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140445166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Prosedur Invasif Minimal Pada Pneumothoraks: Penggunaan Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS)","authors":"H. H. Adhadi, Josafat Pondang","doi":"10.59141/jsi.v6i02.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.98","url":null,"abstract":"Peningkatan penggunaan bedah torakoskopi berbantuan Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS) sebagai alternatif yang lebih disukai daripada torakotomi dalam penatalaksanaan pneumotoraks, namun masih terbatasnya penelitian yang ada mengenai pengalaman penggunaan VATS uniportal untuk kasus pneumotoraks. Dengan pengembangan teknologi dan pendekatan invasif minimal, penelitian ini menyoroti kebutuhan akan evaluasi lebih lanjut terhadap keamanan dan efektivitas VATS uniportal dalam mengobati pneumotoraks, menyediakan bukti yang dapat mendukung penggunaannya dalam praktik klinis dengan potensi untuk memperbaiki hasil pasien, mempersingkat masa rawat inap, dan mengurangi nyeri pasca operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas bedah torakoskopi dengan bantuan video port tunggal dalam pengobatan pneumotoraks. Penelitian ini mengusulkan penggunaan metode observasional retrospektif untuk menyelidiki pneumotoraks dalam konteks populasi pasien yang telah didiagnosis dengan Pneumotoraks Spontan Primer (PSP), Pneumotoraks Spontan Sekunder (SSP), dan pneumotoraks iatrogenik. Data akan dianalisis dari rekam medis pasien dalam rentang waktu tertentu, dengan fokus pada demografi pasien, faktor risiko, presentasi klinis, diagnosis, manajemen, serta prognosis dan komplikasi. Hasil dari penelitian ini reseksi paru invasif minimal dapat berhasil dilakukan dengan menggunakan sayatan tunggal. Berdasarkan hasil penelitian ini, bedah torakoskopi dengan bantuan video port tunggal adalah metode yang aman dan efektif untuk pengobatan pneumotoraks.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"37 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140443206","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Made Ardhia Santhi Pramesti, M. Wulandari, Nadira Yumna, Hilda Santosa
{"title":"Hubungan Paritas, Riwayat Hipertensi, dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Preeklampsia","authors":"Made Ardhia Santhi Pramesti, M. Wulandari, Nadira Yumna, Hilda Santosa","doi":"10.59141/jsi.v6i02.95","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.95","url":null,"abstract":"Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan masalah kesehatan utama dan masih tertinggal dibandingkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan global. Tiga penyebab utama kematian ibu diam di Indonesia adalah preeklamsia (27,1%), infeksi, dan pendarahan (30,3%). Salah satu dari tiga penyebab utama AKI adalah preeklampsia. Ada beberapa faktor risiko terjadinya preeklamsia, antara lain obesitas, hipertensi, paritas, dan usia ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas, hipertensi, dan indeks massa tubuh dengan preeklamsia di RSUD Kota Mataram. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain observasional analitik kuantitatif dengan besar sampel sebanyak 107 responden. Analisis data menggunakan Chi-Square dengan ambang signifikansi (p-value) kurang dari 0,05. Hasil penelitian univariat menunjukkan responden mayoritas berusia 25-29 (40,2%), mengalami preeklampsia 45 (42,1), paritas berisiko 41 (38,3%), memiliki riwayat hipertensi 25 (23,4%), dan IMT kategori berisiko 26 (24,3%). Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan paritas dengan preeklampsia (p=0,000), riwayat hipertensi dengan preeklampsia (p=0,000), dan indeks massa tubuh dengan preeklampsia (p=0,034) di RSUD Kota Mataram. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa paritas, riwayat hipertensi, dan indeks massa tubuh memiliki korelasi dengan kejadian preeklampsia di RSUD Kota Mataram. Implikasi dari hasil temuan ini adalah urgensi meningkatkan pemantauan terhadap ibu hamil yang memiliki faktor risiko preeklampsia, memperluas pengetahuan serta kesadaran mengenai faktor-faktor risiko tersebut, dan meningkatkan efektivitas strategi pencegahan.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140442223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan Lecanemab Pada Alzeimer: Sebuah Harapan Baru","authors":"Cyntia Arum Budi Rustiawati, Josafat Pondang","doi":"10.59141/jsi.v6i02.96","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.96","url":null,"abstract":"Penyakit Alzheimer merupakan beban global pada sistem kesehatan, dengan terapi yang saat ini terbatas, namun penelitian terbaru menunjukkan potensi terapi baru, lecanemab, dalam mengurangi akumulasi beta-amiloid otak dan memperbaiki hasil klinis pada pasien Alzheimer dini. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai Lecanemab sebagai opsi terbaru dalam terapi medikamentosa dari Alzheimer. Penelitian ini akan mengadopsi desain Randomized Controlled Trial (RCT) guna memastikan tingkat kontrol yang optimal dan validitas hasil. Sasaran populasi adalah pasien penyakit Alzheimer pada tahap ringan hingga sedang, dengan sampel dipilih secara acak dari pusat perawatan kesehatan khusus Alzheimer. Hasil uji klinis menunjukkan bahwa Lecanemab memberikan harapan baru dalam terapi Alzheimer dengan perbaikan fungsi kognitif dan penghapusan plak amiloid secara signifikan. Meskipun uji klinis masih berlanjut, manfaat Lecanemab tampak lebih besar dibandingkan dengan risiko dan efek samping, menunjukkan potensi untuk menjadi gold standard dalam terapi medikamentosa Alzheimer di masa depan. Implikasi dari penelitian mengenai lecanemab adalah bahwa terapi ini menjanjikan sebagai suatu harapan baru dalam pengobatan Alzheimer, dengan hasil uji klinis yang menggembirakan terhadap perbaikan fungsi kognitif dan pengurangan plak amiloid. Meskipun masih memerlukan lebih banyak penelitian, lecanemab menunjukkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan resiko dan efek samping, dan kemungkinan menjadi standar emas dalam pengobatan Alzheimer di masa depan.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"15 S2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140443124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Besse Putri Andira, Edward Pandu Wiriansya, A. Rompegading
{"title":"Hubungan X- Ray dan CD4 Viral Load Pada Pasien Tubercolosis HIV","authors":"Besse Putri Andira, Edward Pandu Wiriansya, A. Rompegading","doi":"10.59141/jsi.v6i02.100","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.100","url":null,"abstract":"Perjuangan melawan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) memerlukan penanganan terhadap kendala-kendala terkait diagnosis tuberkulosis (TB) pada pasien yang terinfeksi kedua penyakit ini (HIV-TB). Rontgen dada menjadi instrumen kunci untuk menilai keberadaan tuberkulosis pada individu yang mengalami koinfeksi HIV-TB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara X-ray dan CD4 viral load pada pasien TB HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi pustaka yang diperoleh melalui Google Scholar dan PubMed. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah CD4 berhubungan dengan manifestasi klinis pasien HIV yang bisa dilihat dari gambaran radiologis, sehingga dapat digunakan dalam mempercepat penegakkan diagnosis. Selain itu, terdapat hubungan antara pola sinar X dengan jumlah CD4 pada pasien HIV-TB, yang dapat memberikan informasi penting terkait dengan status imunologis pasien. Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara jumlah CD4+ dan bentuk tuberkulosis pada pasien TB-HIV.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"42 29","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139961864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektivitas Pemberian Probiotik Dalam Memperbaiki Fungsi Hati pada Pasien Dengan Fatty Liver Non Alkoholik","authors":"Dyah Eka Andayani, Christina Mariani","doi":"10.59141/jsi.v6i01.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i01.90","url":null,"abstract":"Meningkatnya angka kejadian obesitas belakangan ini secara tidak langsung berhubungan langsung dengan angka kejadian NAFLD. Penyebab NAFLD yang mendasari adalah adanya resistensi insulin akibat obesitas. Kejadian NAFLD mulai meningkat secara keseluruhan global. NAFLD adalah gangguan hati yang ditandai dengan perlemakan hati makrovesikular, fibrosis, sirosis yang tidak berhubungan dengan konsumsi alkohol. Prevalensi NAFLD telah meningkat dengan pandemi obesitas. Peningkatan asam lemak bebas (FFA) oksidasi akan menginduksi stres retikulum endoplasma yang menyebabkan disfungsi mitokondria dan menyebabkan peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS) yang menyebabkan apoptosis sel hati. Litelatur review ini bertujuan untuk melihat efektifitas pemberian probiotik dalam memperbaiki fungsi hati pada penderita dengan perlemakan hati non alkoholik. Pencarian literatur dilakukan pada database PubMed, Cochrane, dan Scopus dan menghasilkan 3 artikel yang relevan untuk selanjutnya dilakukan telaah kritis oleh satu orang reviewer independen. Seluruh artikel secara valid menunjukkan bahwa suplementasi probiotik dapat menjadi salah satu terapi adjuvan dalam memperbaiki fungsi hati pada keadaan NAFLD. Pemberian terapi probiotik dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik pada penderita NAFLD dengan adanya perbaikan dari fungsi hati.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"418 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140472818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nadhila Rifky Vania, Annasari Annasari, Suprapti Suprapti, Lisa Purbawaning
{"title":"Hubungan Kebiasaan Makan dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang yang Tinggal di Boarding House","authors":"Nadhila Rifky Vania, Annasari Annasari, Suprapti Suprapti, Lisa Purbawaning","doi":"10.59141/jsi.v6i01.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i01.86","url":null,"abstract":"Saat tinggal di boarding house membuat remaja memakan makanan apa pun yang dinginkan, kapan pun yang dimau, tanpa mempertimbangkan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan. Aktivitas perkuliahan yang padat memerlukan energi yang lebih banyak. Kurangnya perhatian terhadap kebiasaan makan dapat menimbulkan permasalahan gizi salah satunya ialah kekurangan berat badan (underweight). Individu dengan status gizi underweight yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama berisiko mengalami KEK. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makan dengan LILA Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang yang tinggal di Boarding House. Desain penelitian ini analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 252 mahasiswi yang tinggal di boarding house. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling, besar sampel sebanyak 155 yang memenuhi kriteria insklusi. Instrumen penelitian ini kuesioner AFHC untuk mengetahui kebiasaan makan dan pita LLA untuk mengukur lingkar. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil uji analisis korelasi spearman, koefisien korelasi p-value > 0,05 berarti diterima atau tidak ada hubungan antara kebiasaan makan dengan LILA. Faktor lain yang memungkinkan dapat mempengaruhi LILA diantaranya nutrisi, aktivitas fisik, lingkungan, dan usia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, hendaknya mahasiswi dapat mengubah kebiasaan makannya menjadi lebih baik sebagai upaya dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"440 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140471337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Agustina S, Fitriana Yusiyanti Dewi, Amira Agna Yulita
{"title":"Celah Atau Kesalahan dalam Diagnostik dan Terapi Kusta","authors":"Sri Agustina S, Fitriana Yusiyanti Dewi, Amira Agna Yulita","doi":"10.59141/jsi.v6i01.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.59141/jsi.v6i01.91","url":null,"abstract":"Penyakit kusta masih menjadi masalah yang sangat kompleks bukan hanya dari segi medis tetapi juga masalah ekonomi, sosial dan budaya karena masih terdapat pengetahuan /kepercayaan yang keliru (stigma) di masyarakat terhadap kusta dan disabilitas yang ditimbulkannya. Kesalahan dalam diagnosis kusta akan menyebabkan pemberian terapi yang tidak tepat sehingga penularan akan berjalan terus, kerusakan saraf yang lebih berat dan kecacatan permanen. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kesalahan dalam mendiagnosis penyakit kusta dan dampaknya terhadap terapi, yang dapat meningkatkan angka penularan dan kejadian disabilitas pada penderita. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (lybrary research). Penelitian ini menyoroti beberapa celah dalam diagnosis penyakit kusta, termasuk tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah, kelainan kulit yang mirip dengan penyakit lain, kunjungan pelayanan kesehatan yang bersifat pasif, faktor ekonomi, dan sarana penunjang yang tidak memadai. Penelitian ini menyimpulkan bahwa diagnosis penyakit kusta kompleks, dengan beberapa faktor risiko kesalahan termasuk pengetahuan masyarakat yang rendah dan kelainan kulit yang menyerupai penyakit lain. Rekomendasi solusi mencakup peningkatan pengetahuan masyarakat, pelatihan tenaga medis, upaya penemuan kasus aktif, dan peningkatan aksesibilitas sarana diagnostik, serta menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor untuk pencegahan kesalahan diagnosis dan terapi penyakit kusta.","PeriodicalId":270791,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140493240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}