{"title":"Urgensitas Memahami Matius 28:18-20 Bagi Perilaku Pelayanan Misi Guru Agama Kristen","authors":"Stevanus Parinussa, Fransiska Wahyu Fridawati","doi":"10.56191/shalom.v3i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v3i1.63","url":null,"abstract":"The importance of Christian religious teachers in mission service lies in adapting their service to the ever changing context and challenges they face. Understanding the urgency of Matthew 28:18-20 in this context influences their behavior in allocating time for learning, seeking creative solutions, adapting to technological advancements,and deepening their understanding of the Bible to provide relevant and effective service. The purpose of this study was to analyze and describe the understanding of the command to preach the gospel based on Matthew 28:18-20 for the missionary behavior of Christian religious teachers. This research was using a descriptive qualitative method with a literature review approach. Christian religious teachers who understand Matthew 28:18-20 correctly can carry out relevant preaching of the gospel, build a theological - missiological attitude through educational learning that is carried out throughout their service duties as a well-programmed teacher. Christian religious teachers as disciples of Christ are also required to be agents and models in their effective and conducive missionary service behavior in the midst of education and society so that the great commission of Christ can be achieved properly. Based on the research findings, the researcher concludes that the dimension that is the main subject of this study is the need for Christian religious teachers to have real missionary service behavior by showing exemplary, integrity and work ethic.\u0000 \u0000 \u0000Abstrak\u0000Pelayan misi guru agama Kristen pentingnya menyesuaikan pelayanan mereka dengan konteks yang terus berubah dan tantangan yang dihadapi. Memahami urgensi Matius 28:18-20 dalam konteks ini memengaruhi perilaku mereka dalam meluangkan waktu untuk belajar, mencari solusi kreatif, beradaptasi dengan perkembangan teknologi, dan memperdalam pemahaman Alkitab untuk memberikan pelayanan yang relevan dan efktif.\u0000Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui gambaran pemahaman perintah untuk memberitakan Injil berdasarkan Matius 28:18-20 bagi perilaku pelayanan misi guru agama Kristen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian pustaka. Guru agama Kristen yang memahami Matius 28:18-20 dengan benar dapat melaksanakan pemberitaan Injil yang relevan, membangun sikap teologis-misiologis melalui pembelajaran pendidikan yang dijalankan sepanjang tugas pengabdiannya sebagai seorang guru yang telah terprogram baik. Guru agama Kristen selaku murid Kristus juga dituntut mampu menjadi agen dan model dalam perilaku pelayanan misinya yang efektif dan kondusif di tengah lingkup pendidikan dan masyarakat agar amanat agung Kristus dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan temuan penelitian, maka peneliti berkesimpulan bahwa dimensi yang menjadi pokok bahasan utama dalam penelitian ini adalah para guru agama Kristen perlu memiliki perilaku pelayanan misi yang nyata dengan menunjukkan keteladanan, integritas dan etos kerja.","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"153 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122763674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Ketaatan Kepada Pemerintah Dalam Perspektif Perjanjian Baru","authors":"Kasieli Zebua, M. Gani","doi":"10.56191/shalom.v3i1.71","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v3i1.71","url":null,"abstract":"In the New Testament, there is quite a lot of advice for Christians to submit and obey the government. Advice like this is of course still relevant today, and it is important to be explored as a guideline for Christians to be right towards the government, both towards the right government and the cruel government. But to what extent and within what limits should Christians obey the government? This study uses a literature review method with an emphasis on theological studies that aims to find truths from biblical investigations about Christian obedience to the government. From the results of the research found the teachings of the Bible about the right attitude of Christians towards the government as God's servants ordained by God. And also the limitation of obedience when the government is not in line with God's will and even against God's purpose. So that this becomes the basis for today's Christians to respond to various government regulations and policies in accordance with the truth of God's Word. Also as a basis that reflects a life that is bright and exemplary as a follower of Christ in the midst of society.\u0000 \u0000Abstrak\u0000Di dalam Alkitab Perjanjian Baru cukup banyak nasihat agar orang Kristen tunduk dan taat kepada pemerintah. Nasihat semacam ini tentunya tetap relevan zaman sekarang, dan penting untuk didalami menjadi pedoman bagi orang Kristen untuk bersikap benar terhadap pemerintah, baik kepada pemerintah yang benar maupun pemerintah yang kejam. Namun sejauh mana dan dalam batas-batas apa orang Kristen harus taat kepada pemerintah? Penelitian ini menggunakan metode kajian kepustakaan dengan penekatan kajian teologis yang bertujuan untuk menemukan kebenaran-kebenaran dari penyelidikan biblikal tentang ketaatan orang Kristen kepada pemerintah. Dari hasil penelitian ditemukan ajaran Alkitab tentang sikap yang benar dari orang Kristen terhadap pemerintah sebagai hamba Allah yang ditetapkan Allah. Dan juga batasan ketaatan ketika pemerintah tidak sejalan dengan kehendak Allah bahkan menentang tujuan Allah. Sehingga hal ini menjadi dasar bagi orang Kristen masa kini menyikapi berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Juga sebagai dasar yang mencerminkan kehidupan yang menjadi terang dan teladan sebagai pengikut Kristus di tengah-tengah masyarakat.","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128703792","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Optimalisasi Kurikulum Merdeka Dalam Pendidikan Agama Kristen Pada Era Digital","authors":"Nefvina Agatha Christie","doi":"10.56191/shalom.v3i1.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v3i1.59","url":null,"abstract":"The digital era has made it difficult to provide new learning methods, where senior teachers seem reluctant to provide criticism and suggestions. The direction of critical discussion is considered disgusting and impolite, even though this is a form of appreciation for every upheaval of discussion in finding bright ideas for the future. This problem must be handled carefully. This study aims to optimize Christian religious education with the help of an independent curriculum. The digital era, which is known to be difficult, can now be overcome easily with the help of the independent curriculum. This study uses qualitative and then researchers take a descriptive approach based on Bogdan. The results of this study found that on-campus student exchanges have a good effect on Christian schools where Christian religious education is more elegant and relaxed without having to be pressured, judging by the age gap which is not too far away and student coaching must continue in this digital era considered important and the willingness of an independent curriculum to provide a portion that Christian religious education can be conveyed to them as driving teachers and competent students in the field of Christian religious education to convey the knowledge given.\u0000 \u0000Abstrak\u0000Era digital menjadi hal yang menyulitkan untuk memberikan metode-metode pembelajaran yang baru, di mana guru-guru terlihat senior sungkan untuk memberikan kritik dan saran. Arah diskusi yang kritis dianggap sebagai suatu menjijikan dan ketidaksopanan, padahal hal ini menjadi bentuk apreasiasi dari setiap pergolakan diskusi dalam menemukan ide-ide cemerlang untuk masa depan. Permasalahan ini harus diatasi dengan seksama. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi Pendidikan agama Kristen dengan bantuan kurilum merdeka. Era digital yang dikenal sulit, kini dapat mudah di atas dengan bantuan-bantuan dari kurikulum merdeka. Penelitian ini menggunakan kualitatif lalu peneliti melakukan pendekatan dekskriptif berdasarkan Bogdan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pertukaran mahasiswa dalam kampus memberikan efek yang baik bagi sekolah-sekolah Kristen di mana Pendidikan agama Kristen lebih elegan dibawa dan santai tanpa harus ada tekanan, dilihat dari kesenjangan umur yang tidak terlalu jauh dan pembinaan siswa harus terus dilakukan era digital ini dinilai penting serta kebersediaan kurikulum merdeka memberikan Porsi bahwa Pendidikan agama Kristen dapat disampaikan kepada mereka guru penggerak dan mahasiswa-mahasiswa berkompeten dibidang Pendidikan agama Kristen untuk menyampaikan ilmu-ilmu yang diberikan.","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122611556","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yohana Indah Kristianingrum, Jos Sudarman Lauwanto, Andreas Fernando
{"title":"Tantangan Sekolah Kristen Masa Kini","authors":"Yohana Indah Kristianingrum, Jos Sudarman Lauwanto, Andreas Fernando","doi":"10.56191/shalom.v3i1.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v3i1.76","url":null,"abstract":"Christian schools are unique institutions because they can play a dual role in both the educational and spiritual fields effectively. However, in today's educational development, Christian schools are less able to carry out this dual role. In this discussion, the authors observe that several studies reveal that the dual role of Christian schools tends to become exclusive educational institutions with superior and advanced quality education, but are unable to educate students according to the Great Commission of the Lord Jesus. The challenge for today's Christian schools is the difficulty of implementing the Great Commission because they focus more on competition between schools in order to increase school prestige. The method used by the author is literature research, by analyzing and comparing several writings that discuss the topic. The results of this study found a suggestion for Christian schools to return to their original vision, namely to become God's agents to make disciples or bring their students to a real encounter with Him. One of its concrete missions is to provide opportunities for underprivileged children to be able to receive education in Christian schools\u0000 \u0000 \u0000Abstrak\u0000Sekolah Kristen merupakan lembaga yang unik karena dapat berperan ganda baik dalam bidang pendidikan maupun bidang kerohanian secara efektif. Namun dalam perkembangan pendidikan masa kini sekolah Kristen kurang mampu menjalankan peran ganda tersebut. Dalam pembahasan ini, penulis melihat beberapa kajian mengungkapkan bahwa peran ganda sekolah Kristen semakin cenderung menjadi lembaga pendidikan eksklusif dengan kualitas pendidikan yang unggul dan maju, tetapi tidak dapat memuridkan anak didik sesuai Amanat Agung Tuhan Yesus. Tantangan bagi sekolah Kristen masa kini adalah kesulitan menerapkan Amanat Agung dikarenakan lebih berfokus kepada persaingan prestasi antar sekolah guna menaikkan prestis sekolah. Metode yang dipakai oleh penulis adalah penelitian literatur, dengan menganalisa dan membandingkan beberapa tulisan yang membahas topik tersebut. Hasil dari kajian ini adalah ditemukan usulan agar sekolah Kristen mengembalikan kepada visi yang semula yaitu menjadi agen Tuhan untuk memuridkan atau membawa anak didik kepada perjumpaan nyata dengan-Nya. Salah satu misi konkritnya adalah dengan memberikan kesempatan dan kemudahan kepada anak-anak kurang mampu untuk dapat mengenyam pendidikan di sekolah Kristen.","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122692291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sikap Kepemimpinan Di Jemaat Yang Membawa Perubahan","authors":"Syutriska kardia Gulo, Nikolaus Samongantinungglu","doi":"10.56191/shalom.v3i1.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v3i1.58","url":null,"abstract":"Attitude is the most important aspect in human life today, especially in the world of leadership because the success of an organization depends on the attitude of a leader. The attitude of the leader who brings change mobilizes all his energy and abilities for the benefit of his followers. But unfortunately in the era of life that is increasingly developing and continues to experience changes, it cannot be denied that the value of leadership has experienced fragility. This has resulted in the essence of leadership being lost. This is evident from some of the leaders caught in various organizational institutions today. The leadership crisis no longer reflects the values of a leader who brings influence but rather brings harm to the people he leads due to the absence of a leader's attitude that is not in line with his identity. Meanwhile, if seen in detail, the reality of service life really needs good leadership that can touch the real needs of the people being led. Therefore, the influence of a leader's leadership is seen as something that needs to be applied. This study aims to explain how a leader's leadership attitude should be to improve service to the congregation he leads so that it can touch their needs specifically. The method used in this writing is by using the library method system. The results show that the attitude of a leader's life has the highest influence in leadership in the midst of the church today.\u0000 \u0000Abstrak\u0000Sikap adalah aspek terpenting di dalam kehidupan manusia saat ini, terkhusus dalam dunia kepemimpinan karena berhasilnya sebuah organisasi itu tergantung dari sikap seorang pemimpin. Sikap pemimpin yang membawa perubahan mengerahkan segenap tenaga dan kemampuan demi kepentingan pengikutnya. Namun sayangnya di era kehidupan zaman yang semakin berkembang dan terus mengalami perubahan maka tidak dapat disangkal bahwa nilai kepemimpinan sudah mengalami kerapuhan. Sehingga mengakibatkan esensi sebuah kepemimpinan menjadi hilang. Hal ini terbukti dari beberapa pemimpin yang tertangkap di berbagai lembaga organisasi saat ini. Krisis kepemimpinan sudah tidak lagi mencerminkan nilai-nilai seorang pemimpin yang membawa pengaruh melainkan membawa kerugian bagi orang-orang yang dipimpinnya oleh karena ketiadaan sikap seorang pemimpin yang tidak selaras dengan identitasnya. Sementara jika dilihat secara detail maka realitanya kehidupan pelayanan sangat membutuhkan kepemimpinan yang baik yang bisa menyentuh kebutuhan nyata dari orang yang dipimpin. Oleh karena itu pengaruh kepemimpinan seorang pemimpin dipandang sebagai hal yang perlu diterapkan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana seharusnya sikap kepemimpinan seorang pemimpin untuk meningkatkan pelayanan terhadap jemaat yang ia pimpin. sehingga dapat menyentuh kebutuhan mereka secara khusus. Metode yang dipakai dalam penulisan ini yakni dengan menggunakan sistem metode pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap hidup seorang pemimpin memiliki pengaruh te","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121446844","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Mencermati Kisah Dipilihnya Matias Dari Spritualitas Kaum Pentakostal","authors":"Kosma Manurung","doi":"10.56191/shalom.v2i2.34","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v2i2.34","url":null,"abstract":"Both in organizations and in social life, the existence of a leader is absolutely necessary to ensure the maintenance of order and peace in life. The Bible gives various descriptions of the election of a person to become a leader, for example Joseph who was chosen as a leader because he was able to interpret the dreams of Pharaoh or Saul who became king of Israel by lot. This article intends to reinterpret the story of the choice of Matthias to replace Judas Iscariot in Acts 1:15-26 from the Pentecostal spirituality frame. By using descriptive research methods and support from literature studies, it is hoped that this research will be able to provide a strong explanation of the variety of leadership choices in the biblical picture, the story of the election of Matthias, and the meaning of the Pentecostals related to this story. It was found that for the Pentecostals, the story of the election of Matthias to replace Judas Iscariot was a decision of God whose election was carried out in God's way. This story is also interpreted as God's answer to restore the elect. \u0000 \u0000Abstrak\u0000Baik dalam organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat keberadaan pemimpin mutlak perlu untuk memastikan terjaganya ketertiban dan kedamaian hidup. Alkitab memberikan berbagai gambaran terpilihnya seseorang menjadi pemimpin, seumpama Yusuf yang terpilih jadi pemimpin karena mampu menafsirkan mimpi Firaun ataupun Saul yang menjadi raja Israel lewat undian. Artikel ini bermaksud memaknai ulang kisah dipilihnya Matias mengantikan Yudas Iskariot dalam Kisah Para Rasul 1:15-26 dari bingkai spritualitas Pentakostal. Dengan menggunakan metode penelitian deskripsi dan dukungan dari kajian literatur, penelitian ini dirahapkan mampu memberikan penjelasan yang kuat tentang ragam pemilihan pemimpin dalam gambaran Alkitab, kisah pemilihan Matias, dan pemaknaan kaum Pentakostal terkait kisah ini. Didapati bahwa bagi kaum Pentakostal, kisah dipilihnya Matias mengantikan Yudas Iskariot ini merupakan keputusan Allah yang pemilihannya dilakukan dengan cara Allah. Kisah ini juga dimaknai sebagai jawaban Allah untuk memulihkan umat pilihan.","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114291385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tinjauan Historis – Teologis Terhadap Potrait Yesus Menurut Perjanjian Baru Dan Implikasinya Terhadap Teologi Perjanjian Baru","authors":"Kasieli Zebua, Melianus Hura","doi":"10.56191/shalom.v2i2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v2i2.35","url":null,"abstract":"The Gospel is the Good News from God to mankind. The Gospel is God's eternal plan in His Only Begotten Son, Jesus Christ, revealed in His incarnation, ministry, suffering, death, resurrection until His coming. Jesus This is the basis and centrality in the Christian faith. Regarding Jesus Christ, many stories have been \"fabricated\" by His early followers, so that Christians in this century are \"victims\" of fictional or mere stories. Through a qualitative approach with descriptive analytical methods, namely historical - theological and Biblical texts, this scientific work attempts to describe credible and authentic thoughts and understandings based on the analysis of Christian orthodox (true) beliefs, which are believed throughout the history of Christian faith. The story of Jesus Christ (4 Gospels) is a historical fact. The death and resurrection of Jesus, which are often doubted stories by many, are the central story of worship and the foundation of all Christian thought, the sudden resurrection of an event that falls within the framework of Judeo-Christian history.\u0000 \u0000Abstrak\u0000Injil adalah Kabar Baik dari Allah untuk umat manusia. Injil merupakan rencana kekal Allah dalam Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, yang dinyatakan dalam inkarnasi-Nya, pelayanan, penderitaan, kematian, kebangkitan hingga kedatangan-Nya kembali. Yesus Inilah yang menjadi dasar dan sentralitas dalam iman Kristen. Mengenai Yesus Kristus, banyak kisah yang telah “direkayasa” oleh para pengikut-Nya mula-mula, sehingga umat Kristen pada abad ini merupakan “korban” dari kisah fiktif atau khayalan semata. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis, yakni analisis historis - teologis dan teks Alkitab, karya ilmiah ini berupaya mendeskripsikan pemikiran dan pemahaman yang kredibel dan autentik berdasarkan keyakinan kekristenan ortodoks (benar), yang diyakini disepanjang sejarah iman kekristenan. Kisah tentang Yesus Kristus (4 kitab Injil) merupakan fakta sejarah. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, yang merupakan kisah yang seringkali diragukan oleh banyak orang, ini adalah kisah sentral dalam ibadah dan dasar dari semua pemikiran Kristen, kebangkitan bukanlah sekedar insiden melainkan sebuah peristiwa yang berada dalam kerangka sejarah Yudeo – Kristen.","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126477601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Manusia Dan Bencana Alam: Melihat Bencana Alam Dari Perspektif Soteriologis Dan Eskatologis","authors":"Grace Son Nassa","doi":"10.56191/shalom.v2i2.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v2i2.30","url":null,"abstract":"Natural disasters are very common in Indonesia, but there are still many different views about what a natural disaster really is? So that biased views appear, such as accusing God of being evil and not paying attention to humans or natural disasters that are purely natural occurrences. This is not only happening among the general public, but also in the Christian community. This paper aims to show that this biased view of natural disasters is unfounded. Through soteriological methods and biblical metanarratives, it will be seen that through natural disasters, God is showing His great love for humans and intends to rebuke them for all the evil that was done before Him and the evil against nature, so that they turn to Him. Natural disasters are indeed scary things for the wicked, but they are a strengthening of faith for believers and a sign that later in the new heavens and earth, there will be no more natural disasters. Thus, it is better for believers to be actively involved in anticipatory actions for natural disasters than to argue.\u0000 \u0000Abstrak\u0000Bencana alam sangat sering terjadi di Indonesia, namun masih banyak perbedaan pandangan tentang apa sebenarnya bencana alam? Sehingga muncul pandangan-pandangan bias seperti menuduh Allah jahat dan tidak perhatian dengan manusia atau bencana alam murni kejadian alamiah. Hal ini bukan hanya terjadi di kalangan umum, tetapi juga ada di dalam komunitas Kristen. Tulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa pandangan bias mengenai bencana alam tidak berdasar. Melalui metode soteriologis dan metanarasi alkitabiah, justru akan terlihat bahwa melalui bencana alam, Allah sedang menunjukkan sangat besar kasih-Nya terhadap manusia dan berniat untuk menegur mereka dari segala kejahatan yang dilakukan di hadapan-Nya dan kejahatan terhadap alam, agar mereka berbalik pada-Nya. Bencana alam memang hal yang menakutkan bagi orang fasik, namun menjadi penguatan iman bagi orang percaya dan tanda bahwa nanti di langit dan bumi yang baru, tidak ada lagi bencana alam. sehingga, lebih baik orang percaya terlibat aktif dalam tindakan antisipatif bencana alam daripada berdebat. ","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130932062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Strategi Pelayanan Pastoral Terhadap Penyimpangan Perilaku Seks Wanita Lesbian","authors":"Yulianus Bani, P. Yuli","doi":"10.56191/shalom.v2i2.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v2i2.26","url":null,"abstract":"As social beings, women need affection, love and attention. Lesbians are a serious problem in some workplaces where employees have to live in dormitories. The dormitories filled by most women in Batam are inseparable from lesbian behavior. Deviations in the sexual behavior of lesbian women also occur to Christian women. This research uses a literature study with a descriptive qualitative approach to obtain data. Data were obtained using sources such as books and journal articles. First, the discussion and results of this study, the researcher suggests about the basis of pastoral care for deviations in the sexual behavior of lesbian women. The biblical basis is the standard for knowing the truth about sex. Second, an understanding of the purpose of pastoral care for deviant lesbian sex behavior for Christians today. The purpose of pastoral care against lesbian sexual deviation is based on God's love. Third, in collecting data, the authors used open interviews for 6 lesbian women. Finally, the results of this study will conclude that Christians must have strategies that are adapted to the times in serving deviant lesbian sex behavior.\u0000 \u0000Abstrak\u0000Sebagai makhluk sosial wanita membutuhkan kasih sayang, cinta dan perhatian. Lesbian menjadi masalah serius di beberapa tempat kerja yang menerapkan karyawan harus tinggal di dormitori. Dormitori yang diisi oleh sebagian besar wanita di Batam tidak terlepas dari perilaku lesbian. Penyimpangan perilaku seks wanita lesbian juga terjadi kepada wanita-wanita Kristen. Dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memperoleh data. Data diperoleh dengan menggunakan sumber-sumber seperti buku dan artikel jurnal. Pembahasan dan hasil penelitian ini pertama, peneliti mengemukakan tentang dasar pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks wanita lesbian. Dasar yang alkitabiah menjadi standar untuk mengetahui kebenaran tentang hubungan seks. Kedua, pemahaman tentang tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian bagi orang Kristen masa kini. Tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian didasarkan kepada kasih Allah. Ketiga, dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan wawancara terbuka bagi 6 orang wanita lesbian. Terakhir hasil penelitian ini akan menyimpulkan bahwa orang Kristen harus memiliki strategi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dalam melayani penyimpangan perilaku seks lesbian. ","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131040424","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Paulus Dimas Prabowo, Nim. Sumarmi, Riska Verdiana
{"title":"Perempuan Di Hadapan Laki-Laki: Sebuah Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Kejatuhan Manusia Berdasarkan Kejadian 1-3","authors":"Paulus Dimas Prabowo, Nim. Sumarmi, Riska Verdiana","doi":"10.56191/shalom.v2i1.16","DOIUrl":"https://doi.org/10.56191/shalom.v2i1.16","url":null,"abstract":"The position of women against men has triggered discussions as well as problems in the socio-religious realm. There are two main views regarding the position of women, namely the view that women are inferior to men and the other view that women should be equal to men. Each certainly voiced the claim that his views were correct. This fact raises the question of how the biblical view of women, so that Christians have biblical knowledge about women. Genesis 1-3 is the chosen study material to answer the problems that have been mentioned because the text describes the position of women before and after the fall of man into sin. With the thematic analysis method on the text of Genesis 1-3, it is found that there is continuity and discontinuity regarding the position, function, and emotions of women towards men.\u0000 \u0000 \u0000Abstrak\u0000Kedudukan perempuan terhadap laki-laki telah memicu diskusi sekaligus problem dalam ranah sosio-religi. Terdapat dua pandangan utama mengenai kedudukan perempuan yaitu pandangan yang menganggap bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki dan yang lain berpandangan bahwa perempuan harus setara dengan laki-laki. Masing-masing tentu menyuarakan klaim bahwa pandangannya benar. Fakta ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana pandangan alkitab mengenai perempuan, sehingga umat Kristen memiliki pengetahuan yang biblika mengenai perempuan. Kejadian 1-3 menjadi bahan kajian yang dipilih guna menjawab permasalahan yang telah disebutkan, sebab teks tersebut menjelaskan kedudukan perempuan sebelum dan sesudah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Dengan metode analisis tematik terhadap teks Kejadian 1-3, diperoleh fakta bahwa terdapat kontinuitas dan diskontinuitas mengenai posisi, fungsi, dan emosi perempuan terhadap laki-laki.","PeriodicalId":269419,"journal":{"name":"Shalom: Jurnal Teologi Kristen","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125237730","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}