J-PlantasimbiosaPub Date : 2021-05-04DOI: 10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1977
Reny Mita Sari, Erie Maulana Sy., R. N. Sesanti, Fahri Ali
{"title":"Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Konsentrasi Kitosan Terhadap Mutu dan Kualitas Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L.)","authors":"Reny Mita Sari, Erie Maulana Sy., R. N. Sesanti, Fahri Ali","doi":"10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1977","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1977","url":null,"abstract":"Tomat merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Tingginya permintaan akan buah tomat harus diiringi dengan jaminan mutu dan kualitas produk hingga sampai ke tangan konsumen. Perlakuan yang diberikan untuk menjaga mutu dan kualitas buah tomat adalah tingkat kemasakan (green dan turning) dan konsentrasi kitosan (2%, 3%, dan 4%). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh tingkat kemasakan, konsentrasi kitosan, dan interaksinya terhadap mutu dan kualitas buah tomat pada 21 hari penyimpanan. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kemasakan awal turning menunjukkan susut bobot dan tingkat kesukaan konsumen yang signifikan lebih tinggi yaitu sebesar 6.27 g dan 1.66, serta tingkat kekerasan yang signifikan lebih rendah yaitu 1.60 kg cm-2 jika dibandingkan dengan buah tomat dengan tingkat kemasakan awal green. Perlakuan pelapisan kitosan 3% berpengaruh signifikan meningkatkan kandungan zat terlarut pada buah tomat. Perlakuan kombinasi tidak menunjukkan interaksi yang berpengaruh secara signifikan terhadap mutu dan kualitas buah tomat.\u0000Kata kunci : tomat, kemasakan, kitosan, kualitas","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134368550","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2021-05-04DOI: 10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.2099
Sabilla Azizi, Kus Hendarto, Henrie Buchari
{"title":"Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati dan Pupuk Pelengkap Alkalis terhadap Kemantapan Agregat Tanah dan Hasil Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L.)","authors":"Sabilla Azizi, Kus Hendarto, Henrie Buchari","doi":"10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.2099","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.2099","url":null,"abstract":"Agregat tanah merupakan kesatuan partikel tanah yang melekat satu dengan yang lainnya lebih kuat dibandingkan dengan partikel sekitarnya. Kemantapan agregat tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk bertahan terhadap gaya-gaya yang akan merusaknya. Agregat tanah yang mantap akan mempertahankan sifat-sifat tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan hasil produksi cabai merah (Capsicum annuum L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk hayati dan frekuensi pemberian pupuk alkalis terbaik terhadap kemantapan agregat tanah dan produksi tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial (3x3) dengan 3 ulangan dengan faktor pertama 3 taraf dosis pupuk hayati yaitu 0 l/Ha, 4 l/Ha, dan 8 l/Ha dan pemberian pupuk pelengkap alkalis yang terdiri dari perlakuan tanpa pupuk pelengkap, pemberian pupuk pelengkap 1 kali/minggu, dan pemberian pupuk pelengkap 2 kali/minggu sebagai faktor kedua. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemberian pupuk hayati hingga 8 l/ha berpengaruh terhadap meningkatnya kemantapan agregat tanah, bobot kering akar, dan bobot buah per petak secara signifikan. Pupuk alkalis dengan interval aplikasi 2 kali per minggu meningkatkan bobot kering akar dan bobot buah perpetak. Sedangkan interaksi kedua faktor hanya berpengaruh pada bobot buah per petak. \u0000 \u0000Kata Kunci : Agregat Tanah, Pupuk Hayati, Pupuk Pelengkap Alkalis","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129400467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2021-05-04DOI: 10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1989
Meci Yuniastuti Rahma, F. Damayanti
{"title":"Efektifitas Pemberian Pupuk Organik Kandang Kambing dan Pupuk Organik Cair Urin Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam Merah (Althernanthera amoena Voss)","authors":"Meci Yuniastuti Rahma, F. Damayanti","doi":"10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1989","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1989","url":null,"abstract":"Tanaman bayam merah digunakan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang, agar pertumbuhan dan hasil tanaman bayam merah meningkat maka perlu dilakukan tambahan masukan unsur hara yang berasal dari pupuk organik seperti pupuk kandang kambing dan urin kambing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian pupuk organik kandang kambing serta pengaruh interaksi pupuk cair urin kambing pada tanaman bayam merah. Pelaksanaan penelitian mulai bulan Maret 2018 sampai bulan April 2018 di Desa Sambirejo Jalan Sabar Jaya Kecamatan Banyuasin 1, Sumatera Selatan. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan tiga ulangan. Faktor yang digunakan adalah pupuk organik kandang kambing yang terdiri dari tiga taraf yaitu K0= kontrol, K1=5 ton.ha-1, K2=10 ton.ha-1, serta pupuk organik cair urin kambing yang terdiri dari lima taraf yaitu U0= kontrol, U1= 50 ml. 100ml-1, U2=100 ml. 100ml-1, U3=150 ml.100ml-1, U4= 200ml.100ml-1. Parameter yang diamati terdiri atas Jumlah daun (helai), panjang akar (cm), tinggi tanaman (cm), berat kering tanaman (g), berat segar tanaman (g). Pemberian pupuk organik hanya berpengaruh pada pupuk kandang kambing namun tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman bayam merah, hanya saja pada perlakuan K2U2 (10 menunjukkan produksi terbaik terhadap jumlah daun dan berat berangkas basah.\u0000 \u0000Kata Kunci: pupuk organik kandang kambing, pupuk organik cair urin kambing, tanaman bayam merah","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126907616","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2021-05-03DOI: 10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.2039
Sumini Sumini, Novianto Novianto
{"title":"Aplikasi Bioinsektisida Beauveria bassiana dan Pupuk Kotoran Ayam dalam Mengurangi Serangan Hama Scotinophora coarctata pada Tanaman Padi","authors":"Sumini Sumini, Novianto Novianto","doi":"10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.2039","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.2039","url":null,"abstract":"The aim of this study was to determine the level of S. coarctata pest attack on rice plants applied with B. bassiana bioinsecticide and chicken manure. The research was conducted in Musi Rawas Regency from January to May April 2017. The identification of arthropods was carried out at the Pest and Disease Laboratory, Faculty of Agriculture, Musi Rawas University. This study used an experimental method with a factorial randomized block design (RBD), which consisted of 2 treatment factors and was repeated 3 times. The results of the analysis of diversity showed that the application of bioinsecticide (B) and the treatment of manure (K) had a very significant effect on the observation of the level of damage due to S. coarctata attacks, while the interaction between the application of bioinsecticide and manure had no significant effect. The lowest level of damage was found in treatment B1 which was 3.87% and the highest was in treatment B0 which was 6.42%. For the treatment of livestock manure, the lowest level of damage was K1, namely 4.3% and the highest level of damage was K3 treatment, namely 5.24%. Whereas for treatment interactions, the lowest level of damage was found in the B1K1 combination, namely 3.37% and the highest in the B0K3 treatment combination, namely 7.4%.\u0000Keywords: bioinsecticide, chicken manure, Scotinophora coarctata","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123067631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2021-05-03DOI: 10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1957
B. Susanto, Kiki Kusyaeri Hamdani
{"title":"Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Zona Agroekologi Di Kabupaten Cirebon Bagian Timur","authors":"B. Susanto, Kiki Kusyaeri Hamdani","doi":"10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1957","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V3I1.1957","url":null,"abstract":"Zoning of agricultural commodities in Cirebon Regency is needed in the framework of determining and developing superior commodities that have comparative advantages. The aim of this research is to arrange the zoning of agricultural commodities based on the agroecological zone in Eastern Cirebon Regency. The research location includes 16 sub-districts in Eastern Cirebon Regency, covering an area of 54.015 ha. The methods used in the research include: surveys, laboratory analysis, land evaluation and spatial analysis. The results obtained 10 agricultural systems and 30 commodity zoning units which inclu de: a) wetland agriculture, with commodities of lowland rice, shallots, sugar\u0000cane, corn and soybeans, b) dry land agriculture, food crops, with upland rice and corn commodities, c) dry land agriculture, animal feed (grass), d) dry land agriculture, food crops (upland rice, maize, peanuts, soybeans) and perennial crops (sugarcane, teak, sengon), e) agriculture dry land, food crops (upland rice, maize, soybean), horticulture (mango), and perennial crops (sugarcane and sengon), (f) dry land agriculture, perennial crops (sugarcane and sengon) and food crops ( upland rice, maize, and peanuts), (g) dry land agriculture, annual crops/plantations with sengon commodities, (h) brackish water fishery (shrimp or milkfish pond), (i) wetland forest as a buffer zone, and (j) dry land forest as a conservation zone. The benefit of this research is as information material related to future regional agricultural development planning based on agricultural commodities in each agroecological zone in Eastern Cirebon Regency.\u0000 \u0000Keywords: zoning, superior commodity, agroecological zone","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116342990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2020-10-31DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1701
Onny Chrisna Pandu Pradana, Siti Novridha Andini
{"title":"RESPON PERTUMBUHAN GALUR PADI B4 HASIL RAKITAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG TERHADAP CEKAMAN pH SECARA IN VITRO","authors":"Onny Chrisna Pandu Pradana, Siti Novridha Andini","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1701","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1701","url":null,"abstract":"Saat ini pemerintah masih terus mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi untuk meningkatkan nilai ekspor beras dan mencapai kedaulatan pangan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan perluasan areal pertanian (ekstensifikasi pertanian) termasuk pada lahan sub optimal. Lahan sub optimal memiliki pH rendah, kandungan agak tinggi, dan relatif kurang subur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kultur padi galur B4 hasil rakitan Politeknik Negeri Lampung terhadap cekaman pH. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Politeknik Negeri Lampung, pada bulan Mei—Juli 2018. Rancangan perlakuan disusun secara tunggal dan diterapkan pada satuan percobaan dalam rancangan acak lengkap. Setiap perlakuan diulang tiga kali dan setiap ulangan terdiri dari tiga botol kultur yang masing-masing berisi satu eksplan. Perlakuan yang dicobakan adalah empat taraf pH media, yaitu 4; 4,5; 5; dan 5,8. Homogenitas data diuji dengan uji barlet, jika asumsi terpenuhi data dianalisis ragamnya dan dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf alpha 5% untuk pemisahan nilai tengahnya, serta dianalisis nilai PAR galur tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kultur padi galur B4 menunjukkan sifat toleran terhadap cekaman pH rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai PAR galur tersebut (> 0,70).\u0000Kata Kunci : padi, in vitro, cekaman pH, galur B4","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116517852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2020-10-31DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1739
Muzayyanah Rahmiyah, Muhammad Habibullah
{"title":"Efikasi berbagai Dosis Cuka Bambu Sebagai Bahan Penginduksi Ketahanan Tanaman Jagung (Zea mays) terhadap Penyakit Bulai (Peronoclerospora maydis)","authors":"Muzayyanah Rahmiyah, Muhammad Habibullah","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1739","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1739","url":null,"abstract":"Pemanfaatan cuka asal tanaman terutama cuka bambu sebagai inducer ketahanan tanaman, khususnya tanaman jagung belum banyak dilaporkan di Indonesia. Cuka bambu diyakini dapat menjadi bahan organik yang mampu menginduksi ketahanan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis terbaik dari cuka bambu sebagai bahan penginduksi ketahanan tanaman jagung terhadap penyakit bulai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2020 di Laboratorium dan Screenhouse Fakultas Pertanian, Universitas Tidar. Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 11 perlakuan yaitu K-, K+, P6, P4, P2, A6, A4, A2, J6, J4 dan J2 dengan pengulangan sebanyak 8 kali.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman namun tidak pada jumlah daun. Perlakuan J2 memberikan pengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman.. Tanaman jagung yang diberi perlakuan benih J2 tumbuh dengan tinggi rata-rata 78,18 cm dan memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai paling tinggi. Tingkat keparahan serangan bulai hanya mencapai 26%.\u0000 \u0000Kata Kunci : Cuka Bambu, Bulai, Peronosclerospora maydis\u0000Utiliation of plant-derived vinegar, especially bamboo vinegar, as an inducer of plant resistance, particularly maize, has not been widely reported in Indonesia. Bamboo vinegar was believed to be an organic material that can induce plant resistance. This study aims to determine the best dose of bamboo vinegar as an inducing the resistance of maize to downy mildew. This research was conducted from July to October 2020 at the Laboratory and Screenhouse of the Faculty of Agriculture, Tidar University. The experiment was arranged in a completely randomized design with 11 treatments, K-, K +, P6, P4, P2, A6, A4, A2, J6, J4 and J2 with 8 repetitions. The results showed that the dose treatment had a significant effect on plant height but not on the number of leaves. The J2 treatment had a significant effect on plant height. Corn plants treated with J2 seed grew with an average height of 78.18 cm and had the highest resistance to downy mildew. The severity of downy mildew only reached 26%.\u0000Keywords : bamboo vinegar, downy mildew, Peronosclerospora maydis","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"348 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123536859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Kultur Teknis Terhadap Serangan Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kacang Panjang Di Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir","authors":"Arsi Arsi, Riska Resita, S. Shk, Bambang Gunawan, Siti Herlinda, Yulia Pujiastuti, Suwandi Suwandi, C. Irsan, Harman Hamidson, Riski Anwar Efendi, Lina Budiarti","doi":"10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V2I2.1740","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V2I2.1740","url":null,"abstract":"Kacang panjang termasuk dalam Famili Fabaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Permintaan kacang panjang dipasaram terus meningkat, namun pasokan kacang panjang terbatas. Peningkatan produksi kacang panjang dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan tanam. Untuk meningkatkan hasil polong kacang panjang, bisa dilakukan beberapa upaya seperti dengan pengendalian kultur teknis. Bertujuan untuk mengetahui intensitas serangan hama dan penyakit dan perbedaan pengaruh pengendalian kultur teknis terhadap dua lahan tanaman kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di lahan kacang panjang milik petani di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan Penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung (Scan sampling) persentase serangan hama dan penyakit pada pertanaman kacang panjang. Pengambilan sampel pada praktek lapangan ini diawali dengan menentukan jumlah guludan yang akan diamati. Penentuan skor gejala serangan hama maupun intensitas penyakit di lapangan ditentukan dengan mengamati gejala masing masing serangan hama dan juga penyakit pada tanaman kacang panjang. Secara keseluruhan intensitas serangan hama dan penyakit pada lahan kacang panjang 1 milik Bapak Johari lebih banyak dibandingkan dengan lahan 2 milik Bapak Sutekno. Ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi hal tersebut diantaranya tanaman rotasi yang digunakan, umur tanaman, penggunaan fungisida karena lahan 1 tidak menggunakan fungisida sama sekali sedangkan lahan 2 milik Bapak Sutekno mengaplikasikan fungisida pada tanaman kacang panjang miliknya.\u0000Kata kunci : tanaman kacang panjang, hama dan penyakit.","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"115 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132662836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2020-10-31DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1736
Siti Novridha Andini, Nurman Abdul Hakim, A. Wahyuni
{"title":"VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KEDELAI HITAM (Glycine max (L.) merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA","authors":"Siti Novridha Andini, Nurman Abdul Hakim, A. Wahyuni","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1736","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1736","url":null,"abstract":"Varietas unggul kedelai dari tahun 1918-2016 berjumlah 85 varietas, dan 11 diantaranya adalah kedelai hitam. Antosianin hanya ada pada kedelai hitam tidak ditemukan pada kedelai kuning. Antosianin sangat bermanfaat bagi kesehatan, sehingga kedelai hitam dapat dikembangkan di Indonesia. Kegiatan pemuliaan untuk mengembangkan varietas unggul baru guna meningkatkan keanekaragaman karakter agronomi kedelai hitam yaitu melalui induksi mutasi fisik dengan iradiasi sinar gamma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh iradiasi terhadap viabilitas dan vigor benih. Penelitian akan dilakukan pada bulan Juni 2019 – Oktober 2019. Iradiasi dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), kemudian untuk kegiatan penelitian lainnya dilakukan di laboratorium dan Green House Politeknik Negeri Lampung. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan acak kelompok dengan dua faktor, faktor pertama adalah varietas (V) yang terdiri dari varietas Detam 3 Prida dan Detam 4 Prida, sedangkan faktor kedua adalah dosis iradiasi (R) yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 Gy, 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy, 200 Gy, dan 250 Gy, dengan tiga kali ulangan. Variabel yang diamati adalah persentase daya berkecambah, kecepatan tumbuh , tinggi kecambah, panjang akar, indeks vigor dan keserempakan Tumbuh. Hasil analisis varian yang berpengaruh nyata hanya pada perlakuan dosis iradiasi. Variabel yang berpengaruh nyata adalah persentase daya berkecambah, sedangkan untuk variabel pengamatan tinggi kecambah, kecepatan tumbuh dan indeks vigor perpengaruh sangat nyata. Viabilitas berdasarkan daya berkecambah persentase yang terendah adalah pada dosis 200-250 Gy, sedangkan vigor yang dikaji berdasarkan kecepatan tumbuh dan indeks vigor persentase terendah adalah pada dosis 150-250 Gy dibandingkan dengan tanpa iradiasi. \u0000 \u0000Kata kunci: Detam 3, Detam 4, Iradiasi, Kedelai hitam.","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125306132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perkecambahan Benih Kisik Lampung (Luffa spp.) berdasarkan Letak Posisi Biji Dalam Buah","authors":"Miranda Ferwita Sari, Dulbari Dulbari, Destieka Ahyuni, Lina Budiarti, Hidayat Saputra","doi":"10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V2I2.1735","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/JPLANTASIMBIOSA.V2I2.1735","url":null,"abstract":"Kisik Lampung memiliki karakter morfologi yang hampir mirip dengan gambas bahkan memiliki ukuran buah yang lebih panjang dibandingkan gambas. Buah kisik Lampung memiliki rasa yang sama dengan gambas bahkan lebih enak dibandingkan gambas. Akan tetapi komoditas ini masih belum banyak diteliti terkait budidayanya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi awal kisik Lampung dan mengetahui pengaruh posisi biji dalam buah terhadap perkecambahan kisik Lampung yang digunakan sebagai penelitian pendahuluan pengembangan kisik Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kisik lampung yang dipisah berdasarkan posisinya di dalam buah yaitu pangkal, tengah, ujung dan benih yang dicampur serta gambas varietas pagoda yang digunakan sebagai kontrol dengan variabel pengamatan daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan indeks vigor. Data yang diperolah dianalisis dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kisik Lampung memiliki beberapa perbedaan morfologi awal dibandingkan dengan gambas varietas pagoda, gambas varietas pagoda memiliki daya berkecambah dan kecepatan tumbuh yang paling tinggi dibandingkan dengan kisik Lampung dan letak posisi biji kisik Lampung pada bagian pangkal memiliki daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan indeks vigor paling tinggi dibandingkan posisi ujung dan tengah, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan biji yang dicampur dari semua bagian. \u0000 \u0000Kata Kunci : Kisik, Gambas, letak posisi benih","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124102640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}