J-PlantasimbiosaPub Date : 2024-05-20DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v6i1.2978
Arsi Arsi, Fitra Nanda Kurnia, S. Suparman
{"title":"Evaluasi Pengelolaan Penyakit Tanaman Terpadu pada Petani Jagung (Zea mays L.) Di desa Suka Menang, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan","authors":"Arsi Arsi, Fitra Nanda Kurnia, S. Suparman","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v6i1.2978","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v6i1.2978","url":null,"abstract":"Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki peranan penting di dunia setelah padi dan gandum. Di beberapa negara, jagung merupakan sumber karbohidrat utama. Namun serangan hama dan penyakit menjadi hambatan utama dalam produksi jagung di daerah tropis dan sub tropis. Dua penyakit utama yang berpotensi menurunkan produksi tanaman jagung diantaranya yaitu karat daun dan hawar daun. penyakit karat daun dapat menurunkan produksi hingga 70% Penyakit karat daun disebabkan oleh Puccinia sp. Penyakit hawar daun dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%. Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicum. Oleh sebab itu diperlukan pengendalian yang mengkombinasi untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan yaitu dengan menerapkan konsep pengelolaan penyakit terpadu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi pengendalian penyakit terpadu yang telah dilakukan oleh beberapa petani di desa Suka Menang, Kecamatan Gelumbang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani jagung di desa Suka Menang, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim sebagian besar sudah melakukan konsep pengelolaan penyakit terpadu. Proses pelaksanaannya petani belum sadar apa yang dilakukan sudah termasuk dalam pengendalian tersebut. Jenis penyakit yang menyerang tanaman jagung ada 2 yaitu, Puccinia sp. dan Helminthosporium turcicum","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"82 22","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141121216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3322
Asa Alfina Fitriani, Dulbari Dulbari, N. Nuryanti
{"title":"Uji Keefektifan Insektisida Spinetoram Terhadap Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda J.E.Smith)","authors":"Asa Alfina Fitriani, Dulbari Dulbari, N. Nuryanti","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3322","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3322","url":null,"abstract":"Hama ulat grayak merupakan hama polifag yang menyerang tanaman pangan dan hortikultura serta dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Tujuan uji efikasi untuk menentukan keefektifan insektisida berbahan aktif Spinetoram dalam upaya mengurangi serangan larva Spodoptera frugiperda dan mengetahui gejala kematian ulat terhadap bahan aktif Spinetoram. Kegiatan ini dilakukan di Karawang Research Farm PT Corteva Agriscience Indonesia (Research and Development Karawang) yang berlokasi di Jalan selang, Ciwaringin, Lemahabang, Kabupaten Karawang pada bulan Mei 2023. Kegiatan yang dilakukan meliputi rearing FAW dalam persiapan serangga uji, pengelompokkan larva serangga uji, dan pembuatan larutan bahan aktif, lalu metode yang digunakan yaitu metode bioassay dengan cara daun jagung muda dicelupkan ke dalam larutan bahan aktif dan kering angin. Pengamatan mortalitas dilakukan mulai dari 3, 6, 9, 12, 24, dan 48 JSA untuk mengetahui LC50 dan LC95. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan LC50 didapatkan pada 3 JSA yaitu P1 (0,47 ml/L) sebesar 60%, P2 (0,59 ml/L) sebesar 64%, P3 (0,71 ml/L) sebesar 74%, dan P4 (0,83 ml/L) sebesar 66%. LC95 didapatkan pada 24 JSA untuk P1 (0,47 ml/L) dan P2 (0,59 ml/L) sebesar 98%. Pada 48 JSA didapatkan semua perlakuan sebesar 100%. Gejala kematian sangat spesifik tubuh larva Spodoptera frugiperda pada P4. Kata Kunci: Spinetoram, Spodoptera frugiperda, Bioassay.","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139293085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3215
Muryanto Muryanto, P. Priyono, S. Siswadi
{"title":"Kajian Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zeamays L)","authors":"Muryanto Muryanto, P. Priyono, S. Siswadi","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3215","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3215","url":null,"abstract":"Jagung (Zea mays saccarata L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai nilai strategis, kebutuhan jagung manis di Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan penggunaannya sebagai produk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh aplikasi POC Kelinci, POC Kambing, dan POC Sapi terhadap tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L). Metode yang digunakan berupa Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal, terdapat 10 satuan percobaan setiap satuan percobaan diulang sebanyak 3 (tiga) kali. Penelitian ini menggunakan perlakuan sebagai berikut: tanpa perlakuan kontrol (K0), dosis POC Kelinci 40 ml/L air (K1), POC Kelinci 40 ml/L air (K2), POC Kelinci 60 ml/L air (K3), POC Kambing 20 ml/L air (K4), POC Kambing 40 ml/L air (K5), POC Kambing 60 ml/L air (K6), POC Sapi 25 ml/L air (K7), POC Sapi 50 ml/L air (K8), POC Sapi 75 ml/L air (K9). Data pengamatan di analisis menggunakan ANOVA dan diteruskan menggunakan uji BNT dengan taraf 1 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi 20 ml/L POC Kelinci memberikan hasil terbaik pada parameter berat tongkol berkelobotsebesar 256, 17 g/ tanaman atau 25, 62 ton/ ha.Kata Kunci: POC, urin, kambing, sapi, kelinci.","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139294357","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3299
Rizky Randal Cameron, S. Afriani, Zuhri Multazam, Stenia Ruski Yusticia, Astri Febriani, R. Saputra
{"title":"Evaluasi Frekuensi Penanaman Tanaman Semangka (Citrullus lanatus) Terhadap Keparahan Penyakit dan Produktivitas Tanaman Semangka","authors":"Rizky Randal Cameron, S. Afriani, Zuhri Multazam, Stenia Ruski Yusticia, Astri Febriani, R. Saputra","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3299","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3299","url":null,"abstract":"Semangka (Citrullus lanatus) merupakan tanaman yang bernilai tinggi yang telah dibudidayakan secara komersial baik di dunia maupun di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman semangka seperti frekuensi penggunaan lahan dan serangan penyakit tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keparahan penyakit pada 2 lahan yang berbeda frekuensi penanaman serta produktivitas di masing-masing lahan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni-Agustus 2023 di Desa Tanjung Laut, Kecamatan Suak Tapeh, Kabupaten Banyuasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan mengambil sampel sebanyak 216 pada setiap lahan. Lahan yang digunakan ada 2 yaitu lahan 1 merupakan lahan yang baru pertama kali ditanam tanaman semangka dan lahan 2 yang telah ditanam semangka sebanyak 3 kali penanaman (penelitian ini merupakan penanaman yang ketiga kalinya). Jarak tanam yang digunakan adalah 0,6 x 4.5 (m). Hasil dari penelitian ini adalah penyakit yang sering menyerang tanaman semangka pada penelitian ini adalah penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum orbiculare, penyakit Cercospora yang disebabkan oleh Cercospora citrullina, penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium sp. serta penyakit kuning merambat. Persentase serangan penyakit antraknosa pada penelitian ini yaitu 98.99% pada lahan 1 dan pada lahan 2 99.06% berbeda tidak nyata pada uji T (p-value 0.93), sedangkan keparahan penyakit antraknosa pada lahan 1 46.48% dan pada lahan 2 38.99 (P-value 0.0001). Penyakit layu fusarium yang menjadi penyakit yang paling mengkhawatirkan menyerang pada lahan 1 sebesar 31.48% sedangkan pada lahan 2 sebesar 13.43%. Angka tersebut memiliki hubungan asosiasi antara frekuensi penanaman semangka dengan kejadian penyakit layu fusarium (P-value 0.00001). Produktivitas tanaman semangka pada lahan 1 rerata sebesar 4.04kg/tanaman atau 14.5 ton/ha sedangkan lahan 2 memiliki produktivitas 5.02/tanaman atau 17.9 ton/ha. Hasil uji T menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara lahan 1 dan lahan 1 (P-Value 0.00003).","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"102 2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139291913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3237
Olivia Cindowarni, Damsir Damsir
{"title":"Respon Pupuk Kalium dan Ukuran Umbi Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum)","authors":"Olivia Cindowarni, Damsir Damsir","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3237","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3237","url":null,"abstract":"Kentang merupakan salah satu sayuran yang memiliki banyak kandungan gizi. Kentang mengadung sumber utama karbohidrat, yang bermanfaat untuk meningkatkan energi dan proses metabolisme dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pupuk kalium (KCl) dengan ukuran umbi bibit berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi kentang. Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi yaitu di lahan Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH), Laboratorium Ilmu-ilmu Dasar Fakultas, serta di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman. Bahan tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kentang varietas Granola G1, benih berasal dari produsen benih kentang di Lembang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (3x4). Perlakuan faktorial tersebut terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah ukuran benih (B) dan faktor kedua adalah dosis pupuk kalium (K). Pupuk kalium (KCl) dan berbagai ukuran umbi bibit memberikan respon terhadap tingkat kehijauan daun, tinggi tanaman, bobot basah brangkasan, jumlah umbi, dan bobot umbi. Kombinasi perlakuan pupuk kalium (KCl) 30 kg ha-1 dan ukuran umbi besar (±16,02 gr) berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kentang (Solanum tuberosum L.).","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"128 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139295673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3326
Windu Mangiring, Maman Maman, Adwin Pangestu
{"title":"Pertumbuhan dan Hasil Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale, Rosc.) Varietas Jahira 1 dengan Pemberian Arang Sekam","authors":"Windu Mangiring, Maman Maman, Adwin Pangestu","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3326","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3326","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak dari pemberian arang sekam terhadap pertumbuhan dan hasil serta menentukan dosis arang sekam yang optimal untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil rimpang jahe merah varietas Jahira 1. Eksperimen dilakukan di Desa Ciruluk Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang dari bulan Juni hingga September 2022. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok yang terdiri dari empat ulangan dan enam perlakuan dosis arang sekam. Perlakuan dosis arang sekam meliputi: P0 = 0 ton/ha, P1 = 2,5 ton/ha, P2 = 5 ton/ha, P3 = 7,5 ton/ha, P4 = 10 ton/ha, dan P5 = 12,5 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahw pemberian arang sekam memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman jahe merah varietas Jahira 1; Dosis 10 ton/ha arang sekam menghasilkan tinggi tanaman tertinggi pada pengamatan 4 MST, sedangkan dosis 5 dan 7,5 ton/ha memberikan hasil terbaik pada pengamatan 8 MST. P2 (5 ton/ha), P3 (7,5 ton/ha), P4 (10 ton/ha), dan P5 (12,5 ton/ha) memberikan hasil terbaik pada pengamatan 12 MST; Pemberian arang sekam juga berpengaruh terhadap jumlah daun, di mana dosis 5 ton/ha (P2) memberikan hasil terbaik pada pengamatan 4 MST, sedangkan dosis 5 dan 7,5 ton/ha (P2 dan P3) memberikan hasil terbaik pada pengamatan 8 MST. Pemberian 7,5 ton/ha (P3) memberikan hasil terbaik pada pengamatan 12 MST. Perlakuan dengan dosis 7,5 ton/ha (P3) menghasilkan jumlah anakan terbanyak pada pengamatan 12 MST. Pemberian arang sekam tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap panjang daun, berat rimpang per tanaman, dan berat rimpang per plot.","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"65 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139299694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3329
Krisnarini Krisnarini, Vera Prawestiana, Miandri Sabri Pratama
{"title":"Respon Pupuk Organik Cair Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris)","authors":"Krisnarini Krisnarini, Vera Prawestiana, Miandri Sabri Pratama","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3329","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3329","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) urin kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok sederhana terdiri dari lima perlakuan dan diulang sebanyak lima kali. Perlakuan terdiri dari: A (dosis 5 ml/liter), B (dosis 15 ml/liter), C (dosis 25 ml/liter), D (dosis 35 ml/liter), E (dosis 45 ml/liter); dan variabel respon tanaman terdiri dari: tinggi tanaman, bobot kering tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, panjang polong per tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi konsentrasi pupuk organik cair urin kelinci yang berbeda memberikan pengaruh yang sama terhadap tinggi tanaman dan panjang tanaman per tanaman tetapi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap bobot kering tanaman, jumlah polong per tanaman, dan bobot polong per tanaman buncis","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139294729","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3266
S. Putri, Wika Anrya Darma, Dede Tiara, Septiana Septiana
{"title":"Keragaman Patogen Tanaman Jahe pada Tahap Persemaian","authors":"S. Putri, Wika Anrya Darma, Dede Tiara, Septiana Septiana","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3266","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3266","url":null,"abstract":"Produksi jahe satu tahun akhir menurun dan bisa disebabkan budidaya tanaman yang kurang optimal. Pemilihan benih yang bermutu dan standar optimal akan memberikan dampak produksi yang optimal. Deteksi awal patogen pada benih jahe bisa menjadi upaya mempertahankan potensi produksi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi keragaman patogen jahe yang muncul pada persemaian sebagai upaya mempertahankan potensi produksi tanaman jahe. Penelitian ini mengamati patogen yang muncul pada jahe merah, jahe emprit dan jahe gajah yang disemai pada karung goni selama satu bulan. Gejala penyakit yang muncul selama pengamatan diamati dan mengisolasi serta mengidentifikasi patogen tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rimpang sehat jahe merah lebih tinggi daripada jahe yang lain. Patogen yang teridentifikasi pada tiga jenis jahe antara lain Sclerotium rolfsii,Penicillium sp dan Aspergillus sp. Sclerotium rolfsii merupakan patogen yang dominan dan tinggi serangannya pada jahe gajah. Kata Kunci: Sclerotium rolfsii, Jahe Merah, Rimpang","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139295175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2023-11-01DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3289
Ahmad Sarjana, Lina Budiari, Zainal Mutaqin, J. Restuono
{"title":"Respon Dosis Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Varietas Domba","authors":"Ahmad Sarjana, Lina Budiari, Zainal Mutaqin, J. Restuono","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3289","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3289","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah dan untuk mendapatkan dosis pupuk phonska dan urea yang paling baik untuk meningkatkan hasil produksi tanaman kacang tanah dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil tanaman kacang tanah melalui penggunaan pupuk. Serta dapat menambah referensi ilmu pengetahuan tentang berbagai dosis pupuk dalam budidaya tanaman kacang tanah. Desain penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan dan 3 ulangan yaitu: P1 (pemberian dosis pupuk phonska 300 kg/ha dan urea 150 kg/ha); P2 (pemberian dosis pupuk phonska 225 kg/ha dan urea 112,5 kg/ha); P3 (pemberian dosis pupuk phonska 150 kg/ha dan urea 75 kg/ha); P4 (pemberian dosis pupuk phonska 75 kg/ha dan urea 37,5 kg/ha). terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel pengamatan jumlah polong isi, berat polong basah, dan berat polong kering antara perlakuan 1 (P1) yaitu kombinasi dosis pupuk phonska 300 kg/ha dan urea 150 kg/ha dengan perlakuan 4 (P4) yaitu kombinasi pupuk phonska 75 kg/ha dan pupuk urea 37,5 kg/ha.","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139299049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J-PlantasimbiosaPub Date : 2022-11-07DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v4i2.2719
Elfrida Sari Sitompul, Lina Budiarti, Hidayat Saputra, Danarsi Diptaningsari
{"title":"Perlakuan Benih menggunakan Agensia Hayati terhadap Pertumbuhan beberapa Varietas Jagung (Zea mays) di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Tegineneng","authors":"Elfrida Sari Sitompul, Lina Budiarti, Hidayat Saputra, Danarsi Diptaningsari","doi":"10.25181/jplantasimbiosa.v4i2.2719","DOIUrl":"https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v4i2.2719","url":null,"abstract":"Jagung (Zea mays) merupakan tanaman serealia yang memiliki nilai strategis dan ekonomis serta berpeluang untuk dikembangkan karena posisinya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras, jagung juga merupakan sumber pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan benih menggunakan agensia hayati terhadap pertumbuhan beberapa varietas jagung. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Tegineneng pada bulan Maret-April 2022. Penelitian disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan benih (P), yang terdiri atas 2 taraf yaitu: tanpa agensia hayati (P0) dan dengan agensia hayati (P1). Faktor kedua adalah varietas yang terdiri atas 4 varietas yaitu: varietas JH 37 (V1), varietas Nasa 29 (V2), varietas Pertiwi 5 (V3) dan varietas Pertiwi 6 (V4). Sehingga terdapat 8 kombinasi perlakuan yaitu: P0V1, P0V2, P0V3, P0V4, P1V1, P1V2, P1V3, P1V4. Pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati dianalisis menggunakan Anova, apabila terdapat beda nyata di lanjut dengan uji DMRT pada taraf signifikan 5%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Perlakuan benih menggunakan agensia hayati memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman pada umur 28 hst pada V3 atau varietas Pertiwi 5 (56,70 cm), jumlah daun pada V3 atau varietas Pertiwi 5 (3,98-7,80 helai) dan daya tumbuh pada (V4) atau varietas Pertiwi 6 (41,25%) dan (V3) atau varietas Pertiwi 5 (40,50%). Intensitas serangan hama dan penyakit populasi tertinggi terdapat pada bulai terutama pada umur 21 hst.","PeriodicalId":246730,"journal":{"name":"J-Plantasimbiosa","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115064559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}