{"title":"Hubungan Antara Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Low Back Pain di RS UNS","authors":"Auliya Yasmin Adhi, Desy Kurniawati Tandiyo, Nanang Wiyono","doi":"10.20961/plexus.v2i4.848","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i4.848","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Low back pain merupakan masalah kesehatan yang sangat umum, yaitu berupa nyeri pada batas bawah kosta dan di atas lipatan gluteal. Obesitas terbukti menjadi faktor risiko low back pain dan menyebabkan peningkatan rasa nyeri pada pasien. Pengukuran obesitas menggunakan rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP) dianggap lebih sensitif untuk menilai distribusi lemak abdomen. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan antara RLPP dengan derajat nyeri pada pasien low back pain di RS UNS.\u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 51 orang. Variabel bebas yaitu RLPP dan variabel terikat yaitu derajat nyeri. RLPP diukur menggunakan pita ukur dan derajat nyeri diukur menggunakan kuisioner numerical rating scale (NRS). Hubungan antar variabel diuji menggunakan uji korelasi Spearman.\u0000Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna antara RLPP dengan derajat nyeri pasien low back pain (p=0,028) dengan koefisien korelasi 0,308.\u0000Kesimpulan: RLPP berhubungan dengan peningkatan derajat nyeri pada pasien low back pain di RS UNS.\u0000 ","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127764896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Ikhsan, R. Pesik, D. R. Budiani, N. A. Setyawan
{"title":"Ethanolic Extract of Moringa oleifera Leaves Reduces The Expression of ICAM-1 in Aortic Tissues of Metabolic Syndrome Induced Rattus norvegicus","authors":"M. Ikhsan, R. Pesik, D. R. Budiani, N. A. Setyawan","doi":"10.20961/plexus.v2i4.866","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i4.866","url":null,"abstract":"Introduction: Metabolic syndrome poses a risk for the development of atherosclerotic lesions, which are associated with various cardiovascular diseases. Moringa leaves are known for their antioxidant and anti-inflammatory properties. ICAM-1 serves as an early marker of atherosclerosis. This study aims to investigate how the dosage of ethanolic extract from Moringa leaves affects the expression of ICAM-1 in the aortic tissue of Wistar rats with metabolic syndrome.\u0000Methods: This study employed a laboratory experimental design with a posttest only control group. The research involved 30 Wistar rats, divided into five groups: the normal control group (G1), the positive control group (G2), and three experimental groups (G3, G4, and G5). The experimental groups (G3, G4, and G5) were induced with metabolic syndrome and administered ethanolic extract of Moringa leaves at doses of 150 mg/kg, 250 mg/kg, and 350 mg/kg, respectively. The expression of aortic ICAM-1 was evaluated using the Intensity Distribution Score (IDS) and analyzed using one-way ANOVA and Post-hoc Tukey HSD test.\u0000Results: Increasing the dosage of ethanolic leaf extract of Moringa oleifera reduces the IDS value of ICAM-1 in the aortic tissue of Wistar rats with a significance of p<0.05..\u0000Conclusion: The higher dosage of ethanolic leaf extract from Moringa oleifera Lamk has the potential to decrease ICAM-1 expression in the aortic tissue of Wistar rats with metabolic syndrome. The author hopes that Moringa leaf extract can be utilized as a supplement to prevent the formation of atherosclerotic plaques and cardiovascular diseases resulting from atherosclerotic plaques, such as thromboembolism and stroke.\u0000 ","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116540007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbandingan Efektivitas Antara Metode Swab dan Contact Plate Dalam Menilai Kualitas Kebersihan Ruang ICU di RS Dr. Moewardi Surakarta","authors":"Raihan Alif Zahran, Marwoto, Husnia Auliyatul Umma","doi":"10.20961/plexus.v2i4.857","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i4.857","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Intensive Care Unit (ICU) merupakan salah satu tempat di rumah sakit dengan potensi penyebaran infeksi yang tinggi. Salah satu tindakan untuk mencegah penyebaran infeksi adalah evaluasi kualitas kebersihan ruang ICU dengan pemeriksaan mikrobiologi sehingga membutuhkan metode yang efektif, efisien, dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas metode swab dan contact plate dalam mengevaluasi kualitas kebersihan ruang ICU di RSUD dr. Moewardi Surakarta. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Sampel dari empat permukaan dengan potensi kontaminasi tinggi (meja, dinding, lantai, stetoskop) akan diambil menggunakan swab dan contact plate setelah dibersihkan oleh petugas kebersihan ICU dan dilakukan identifikasi koloni dominan bakteri. Analsis data menggunakan uji Mann-whitney \u0000Hasil: Uji komparatif Mann whitney menunjukkan nilai p > 0,05 (0,105-0,645) untuk permukaan meja, dinding, dan stetoskop sedangkan pada permukaan lantai, nilai p < 0,05 (0,017). Uji Mann whitney untuk durasi sampling menunjukkan nilai p < 0,05 (0,000). Temuan bakteri pada sampel adalah coccus sp. gram positif (staphylococcus aureus) dan bacillus sp. gram positif \u0000Kesimpulan: Metode swab dan contact plate sama-sama efektif untuk mengetahui jumlah koloni bakteri. Contact plate unggul di durasi dan biaya sampling dibandingkan dengan swab.","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117092292","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Maulana Ramadhan Kurniawansyah, R. Febrinasari, N. H. Hikmayani
{"title":"Cost of Illness Pasien dengan Heart Failure with Reduced Ejection Fraction (HFrEF) di RS UNS Periode Maret 2019 - Maret 2020","authors":"Maulana Ramadhan Kurniawansyah, R. Febrinasari, N. H. Hikmayani","doi":"10.20961/plexus.v2i4.846","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i4.846","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Menurut WHO, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian dan pasien rawat inap mendadak. Heart Failure with Reduced Ejection Fraction (HFrEF) terjadi ketika fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF) sejumlah 40% atau kurang. Obat untuk HFrEF memiliki manfaat klinis yang baik bagi pasien tetapi memiliki harga yang mahal, Perlu evaluasi ekonomi untuk mengulas hal ini dengan analisis Cost of Illness (COI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya pasien untuk terapi penyakit gagal jantung tipe HFrEF.\u0000Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional yang dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret pada November 2022. Sampel penelitian ini adalah 26 orang yang sesuai kriteria inklusi. Sampel diambil dengan purposive sampling. Variabel utama penelitian ini adalah komponen biaya terapi pasien gagal jantung tipe HFrEF dan variabel tambahan adalah: Riwayat hospitalisasi, Jenis kelamin, usia, Komorbid DM, Komorbid Hipertensi, Komorbid DM dan Hipertensi. Data diperoleh dari Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Data kemudian dihitung menggunakan software SPSS lalu dianalisis menggunakan metode Mann Whitney untuk beda 2 kelompok dan Kruskal Wallis untuk uji beda lebih dari 2 kelompok.\u0000Hasil: Biaya pengobatan HFrEF per bulan sebesar Rp. 1.380.026,00. Komponen biaya pengobatan HFrEF merupakan yang komponen biaya yang tertinggi. Hasil analisis riwayat hospitalisasi p 0,003, jenis kelamin diperoleh p 0,848, usia dan komorbid masing-masing memperoleh nilai p 0,01.\u0000Kesimpulan: Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya langsung yang dikeluarkan pasien antara lain usia dan komorbid pasien. Sedangkan riwayat hospitalisasi dan jenis kelamin tidak mempengaruhi biaya langsung yang dikeluarkan dalam pengobatan pasien HFrEF.","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123644527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Ilham Hafidz, Yulia Sari, Lygia Angelica Wijaya, Yusuf Ari Mashuri
{"title":"Analisis Infeksi Soil Transmitted Helminths dengan Anemia dan Malnutrisi: Telaah Sistematis","authors":"Muhammad Ilham Hafidz, Yulia Sari, Lygia Angelica Wijaya, Yusuf Ari Mashuri","doi":"10.20961/plexus.v2i4.864","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i4.864","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan Neglected Tropical Disease (NTDs) yang sering terjadi di negara berkembang dan menyebabkan beban sosial dan ekonomi. Prevalensi infeksi STH di dunia dan Indonesia masih tinggi. Infeksi STH dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim, usia, status sosial ekonomi, konsumsi sayur dan buah, dan kebersihan. Infeksi STH dapat menyebabkan anemia dan malnutrisi pada berbagai populasi. Penelitian telaah sistematis sebelumnya membahas faktor risiko dari infeksi STH. Sedangkan telaah sistematis yang membahas efek infeksi STH terhadap anemia hanya pada populasi ibu hamil. Telaah sistematis ini bertujuan untuk melaporkan hubungan antara infeksi STH dengan anemia dan malnutrisi pada berbagai populasi.\u0000Metode: Telaah sistematis dilakukan dengan mencari artikel di database Pubmed Scopus, Science Direct, dan Google Scholar dari 2013 –2023 dengan protokol PRISMA 2020. Studi yang sesuai dengan desain studi, kriteria inklusi dan eksklusi mengenai dampak dan hubungan STH dengan anemia dan malnutrisi dimasukkan dalam telaah sistematis.\u0000Hasil: Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di berbagai negara, ditemukan ada hubungan signifikan antara infeksi STH dengan anemia dan malnutrisi. Perempuan hamil adalah kelompok yang paling berisiko mengalami anemia dan anak-anak adalah kelompok yang berisiko malnutrisi akibat infeksi STH.\u0000Kesimpulan: Infeksi STH berhubungan signifikan dengan anemia dan malnutrisi. Dampak infeksi STH dapat memperparah anemia pada ibu hamil dan menyebabkan kekurangan nutrisi pada anak-anak. Pemberian obat cacing dan edukasi faktor risiko diperlukan untuk manajemen infeksi STH.","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134319869","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Tipe Serangan Epilepsi Pada Anak Dengan Penurunan Fungsi Kognitif di RSUD Dr. Moewardi","authors":"Lintang Perwitasari, H. Nugroho, F. Nur","doi":"10.20961/plexus.v2i3.566","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i3.566","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Perkembangan kognitif adalah salah satu bagian yang berarti pada tumbuh kembang anak karena dapat menunjukkan perkembangan cara berpikir. Penyakit kronis dapat berpengaruh dalam perkembangan kemampuan kognitif karena pada anak yang memiliki penyakit kronik cenderung lebih mengurung diri dan kesulitan bersosialisasi. Epilepsi termasuk salah satu penyakit kronik pada anak dapat berdampak pada tumbuh kembang anak seperti pada aspek neurologis, kognitif, psikologis, dan sosial individu. Klasifikasi epilepsi dibagi berdasarkan tipe bangkitan dibagi menjadi tiga yaitu kejang umum, kejang parsial, dan kejang yang belum bisa diklasifikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe serangan epilepsi pada anak dengan penurunan fungsi kognitif di RSUD Dr. Moewardi.\u0000Metode: Penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan Bulan April-Mei 2022 di poli dan bangsal anak RSUD Dr. Moewardi. Metode pengambilan data menggunakan purposive sampling dengan kuesioner MOCA-Ina dan didapatkan 45 sampel. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji hipotesis menggunakan uji Chi-Square menggunakan SPSS.\u0000Hasil: Data hasil penelitian tipe serangan epilepsi dan fungsi kognitif dianalisis melalui uji Chi-square didapatkan nilai p = 0,006 (p < 0,05). Namun, expected count uji Chi-Square <5 sehingga dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil p = 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tipe serangan epilepsi dengan penurunan fungsi kognitif pada anak. Berdasarkan hasil analisis, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, usia awitan epilepsi, jenis OAE, dan durasi konsumsi OAE tidak menjadi perancu yang berarti dalam penelitian ini.\u0000Kesimpulan: Tipe serangan epilepsi mempengaruhi penurunan fungsi kognitif pada anak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"191 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124325621","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Ekstrak Etanolik Daun Kelor (Moringa oleifera, Lam.) Terhadap Ekspresi Reseptor ACE2 Pankreas Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Model Sindrom Metabolik","authors":"Lydia Julian, Dyah Ratna Budiani, Jarot Subandono","doi":"10.20961/plexus.v2i3.695","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i3.695","url":null,"abstract":"\u0000Pendahuluan: Angiotensin Converting Enzyme 2 merupakan enzim yang berada pada membran sel beberapa organ, salah satunya pankreas. ACE2 memiliki fungsi untuk mengkatalis perubahan angiotensin II menjadi angiotensin 1-7. Pada penderita sindrom metabolik terjadi hiperglikemia, hiperinsulinemia, obesitas, serta resistensi insulin yang meningkatkan produksi angiotensin II dan aktivitas sistem RAS. Ekspresi ACE2 meningkat sebagai kompensasi dari peningkatan sistem RAS. Daun kelor memiliki mampu mengatasi sindrom metabolik. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak etanolik daun kelor terhadap ekspresi reseptor ACE2 pankreas tikus wistar terinduksi sindrom metabolik.\u0000\u0000\u0000Metode: Penelitian bersifat eksperimental laboratorik dengan post-test only control group design. Sampel berupa 30 tikus dibagi kedalam 5 kelompok, KI sebagai kelompok kontrol; KII sebagai kelompok model SM diinduksi STZ-NA serta pakan tinggi lemak; KIII, KIV, dan KV sebagai kelompok model SM diinduksi STZ-NA, pakan tinggi lemak, dengan perlakuan asupan ekstrak etanolik daun kelor selama 28 hari dengan dosis 150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 350 mg/kgBB. Ekspresi reseptor ACE2 dihitung menggunakan rumus Intensity Distribution Score. Analisis menggunakan uji one-way ANOVA dan uji post-hoc Tukey HSD.\u0000\u0000\u0000Hasil: Ekspresi reseptor ACE2 tertinggi pada KII (222.56) dan terendah pada KV (188.38). Uji statistik didapatkan ekspresi reseptor ACE2 signifikan (p<0.05) pada KI terhadap KIV dan KV; KII terhadap KIV dan KV. Selain kelompok tersebut didapatkan perbedaan ekspresi reseptor ACE2 yang tidak signifikan (p>0.05).\u0000\u0000\u0000Kesimpulan: Ekstrak etanolik daun kelor dengan dosis 250 mg/kgBB dan 350 mg/kgBB mampu menurunkan ekspresi reseptor ACE2 pankreas tikus wistar model sindrom metabolik secara signifikan.\u0000\u0000 ","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122148429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Adam Baskoro, Adji Suwandono, Hari Wujoso
{"title":"Hubungan Pembusukan dengan Penentuan Sebab Kematian pada Jenazah Tanpa Identitas yang Dilakukan Otopsi di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2011-2021","authors":"Muhammad Adam Baskoro, Adji Suwandono, Hari Wujoso","doi":"10.20961/plexus.v2i3.613","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i3.613","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Ilmu kedokteran forensik memiliki peran dalam membantu permasalahan di bidang hukum, salah satunya dalam proses identifikasi jenazah. Otopsi merupakan teknik pemeriksaan forensik dengan pembedahan untuk mengetahui kondisi organ dalam jenazah. Pemeriksaan forensik juga dapat memeriksa sebab kematian serta pembusukan pada jenazah. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pembusukan dengan penentuan sebab kematian pada jenazah tanpa identitas berdasarkan visum et repertum di RSUD Dr. Moewardi tahun 2011-2021 .\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel total sampling pada berkas visium et repertum jenazah tanpa identitas di RSUD Dr. Moewardi tahun 2011-2021. Data dianalisis menggunakan uji statistik chi-square untuk uji menguji hipotesis.\u0000Hasil: Uji hipotesis menggunakan uji statistik chi-square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pembusukan dengan penetuan sebab kematian, dengan hasil p = 0,003 dan nilai (value) chi-square sebesar 9,022 dengan nilai derajat kebebasan (df) sebesar 1.\u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan yang antara pembusukan dengan penetuan sebab kematian pada kasus jenazah tanpa identitas yang diperiksa.\u0000 ","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"304 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132725539","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hubungan Indeks, Massa Tubuh, Tingkat Kontrol, Asma pada Pasien, Asma Anak, di Rsud Dr, Moewardi Surakarta, Fadhilah Rahma, Leilani, Ismiranti Andarini, I. Nugroho
{"title":"Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tingkat Kontrol Asma pada Pasien Asma Anak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta","authors":"Hubungan Indeks, Massa Tubuh, Tingkat Kontrol, Asma pada Pasien, Asma Anak, di Rsud Dr, Moewardi Surakarta, Fadhilah Rahma, Leilani, Ismiranti Andarini, I. Nugroho","doi":"10.20961/plexus.v2i3.593","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i3.593","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kontrol asma yang dapat dimodifikasi karena bersifat reversible. Kontrol asma yang buruk umumnya ditemukan lebih sering terjadi pada penderita dengan obesitas. Namun demikian, sangat sedikit laporan yang diterbitkan tentang hubungan antara kekurangan berat badan dengan tingkat kontrol asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan tingkat kontrol asma pada pasien asma anak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. \u0000Metode: Penelitian bersifat observasional analitik retrospektif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data sekunder dari rekam medis. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dimana sampel penelitian adalah seluruh pasien asma anak di RSUD Dr. Moewardi selama 5 tahun terakhir yang memenuhi kriteria. Dari data yang terkumpul dilakukan analisis bivariat dengan uji chi square dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 25 for Windows. \u0000Hasil: Dari 45 subjek penelitian, mayoritas memiliki asma terkontrol penuh (60%), diikuti terkontrol sebagian (24,4%), dan tidak terkontrol (15,6%). Terdapat 68,9% subjek penelitian dengan IMT normal, 13,3% underweight, dan 17,8% overweight/obese. Secara statistik didapatkan hubungan yang signifikan antara IMT dengan tingkat kontrol asma (p=0,043). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p=0,392), jenis kelamin (p=0,799), riwayat alergi (p=0,088), serta derajat berat asma (p=0,086) dengan tingkat kontrol asma. \u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan tingkat kontrol asma pada pasien asma anak di RSUD Dr. Moewardi.","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126788822","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Glukosa Darah Admisi dan HbA1c dengan Kadar D-Dimer pada Pasien COVID-19 dengan Diabetes Melitus Tipe 2","authors":"Ragil Rahma Nafila, Tonang Dwi Ardyanto, Berty Denny Hermawati","doi":"10.20961/plexus.v2i3.558","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/plexus.v2i3.558","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Pasien dengan komorbid diabetes melitus (DM) berisiko tinggi mengalami COVID-19 derajat berat bahkan kematian. Hiperglikemia pada pasien DM menyebabkan perubahan aktivitas dan konsentrasi faktor fibrinolitik dan prokoagulan sehingga terjadi peningkatan risiko trombosis. Pemeriksaan yang dapat digunakan sebagai marker hiperkoagulasi yaitu D-Dimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan glukosa darah admisi dan HbA1c dengan kadar D-Dimer pada pasien COVID-19 dengan DM tipe 2 karena belum banyak penelitian mengenai hal ini.\u0000Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dari data rekam medis pasien COVID-19 dengan DM tipe 2 di RS UNS pada rentang bulan Agustus 2020 hingga Agustus 2021 yang dirawat inap, dilakukan pemeriksaan kadar D-Dimer admisi, post prandial glucose, dan HbA1c dengan rentang usia ≥ 18 tahun dan < 60 tahun. Data dianalisis dengan Uji Korelasi Sprearman. \u0000Hasil: pasien memenuhi kriteria penelitian. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai probabilitas (p) glukosa darah admisi dan HbA1c dengan kadar D-Dimer masing-masing 0,253 dan 0,236 (p > 0,05) dengan koefisien korelasi (r) glukosa darah admisi dan HbA1c secara berurutan 0,098 dan 0,106.\u0000Kesimpulan: Penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara glukosa darah admisi dan HbA1c dengan kadar D-Dimer pada pasien Covid-19 dengan DM tipe 2.\u0000 ","PeriodicalId":239989,"journal":{"name":"Plexus Medical Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128810230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}