{"title":"TRADISI KEULAMAAN","authors":"Saparuddin Rambe","doi":"10.32505/ikhtibar.v6i1.602","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i1.602","url":null,"abstract":"Hamzah Fansuri merupakan seorang tokoh tasawuf terkemuka Nusantara yang menganut tasawuf falsafi. Selain sebagai seorang sufi ia juga dikenal dengan seorang sastrawan, sehingga ajarannya banyak yang sampaikan dalam bentuk bait-bait puisi sastra. Ia mengikuti tasawuf yang dirintis oleh Syeikh Abd al-Qadir al-Jailani dengan tarekat Qadiriyah. Dalam bidang fikih, Hamzah Fansuri mengikuti Mazhab Syafi’i. Hamzah Fansuri dianggap sebagai pemikir dan pengembang paham wihdat al-wujud, hulul, dan ittihad. Karya-karya Syekh Hamzah Fansuri terbilang cukup banyak. Diduga sebagian dari karya tulis Hamzah Fansuri dan Syamsuddin al-Sumaterani menjadi korban pembakaran pada waktu para pengikut keduanya mengalami hukuman bunuh, dan buku-buku yang mereka miliki dibakar di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Pembunuhan keduanya dan pembakaran karya tulis mereka terjadi pada tahun 1637 M., yaitu tahun pertama dari kekuasaan Sultan Iskandar Tsani (1637-1641 M.), karena mereka tidak mau mengubah pendirian paham wahdat al-wujud-nya kendati Sultan telah berulangkali menyuruh keduanya untuk bertobat. Kata wujûd dalam paham wahdat al wujud terutama dan lebih khusus digunakan oleh Ibn al-‘Arabi untuk menyebut wujud Tuhan. satu- satunya wujud adalah wujud Tuhan; tidak ada wujud selain wujud-Nya.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130172187","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"kapasitas ulama dalam bernegara","authors":"Muhammad Nuh Rasyid","doi":"10.32505/ikhtibar.v6i1.601","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i1.601","url":null,"abstract":"Dalam membangun bangsa yang maju besar dan beradab, agama memiliki peran yang sangat besar. Sebagai organisasi sosial keagamaan, sejak dulu ulama-ulama berperan sangat besar dalam mengayomi dan membangun masyarakat, baik melalui pendidikan, dakwah dan lain sebagainya. Peran ulama yang sedemikian besar itu diemban oleh para ulama tidak lain karena ulama adalah pewaris dari ajaran nabi. Sementara tugas ulama selain mengggali, merumuskan dan mengembangkan pemikiran keagamaan, juga memiliki tugas yang tidak kalah pentingnya dan bahkan sangat strategis yang berkaitan dengan masalah sosial dan kebangsaaan yaitu tugas membangun masyarakat dengan tujuan membentuk kepribadian. Dalam kaitan dengan masalah masyarakat, ulama masa kini memiliki beberapa tugas, salah satunya adalah pembangunan mental-spiritual, pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat. Ini sangat penting agar lahir masyarakat yang memiliki sikap, memiliki ketegasan, memiliki prinsip serta memiliki tanggung jawab baik terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia serta terhadap bangsa dan Negara.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134647393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"URGENSI PENDIDIKAN BERBASIS FITRAH","authors":"Wahidah","doi":"10.32505/ikhtibar.v6i1.600","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i1.600","url":null,"abstract":"Pandangan Islam secara global menyatakan bahwa fitrah merupakan kecenderungan alamiah bawaan sejak lahir. Penciptaan terhadap sesuatu ada untuk pertama kalinya dan struktur alamiah manusia sejak awal kelahirannya telah memiliki bawaan secara alamiah pada tiap individu. Islam sebagai agama fitrah tidak hanya sesuai dengan naluri keberagamaan manusia, bahkan menunjang pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya. Hal ini menjadikan eksistensinya utuh dengan kepribadiannya yang sempurna. Pendidikan berbasis fitrah adalah upaya menemani, merawat, menumbuhkan dan membangkitkan semua potensi anak didik dengan tetap fokus pada sisi (terang) lebihnya. Sehingga dapat kita katakan bahwa pendidikan berbasis fitrah adalah pendidikan yang mengaitkan tujuan penciptaan seseorang dimuka bumi sehingga setiap orang akan mempunyai peran dalam peradabaan (misi hidup). Karena tujuan hidup tidak hanya menjadi bahagia tapi dapat bermanfaat untuk orang lain dan terhormat.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125566847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"2. URGENSI PENDIDIKAN BERBASIS FITRAH","authors":"Wahidah","doi":"10.32505/ikhtibar.vol6i1.pp61","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.vol6i1.pp61","url":null,"abstract":"Pandangan Islam secara global menyatakan bahwa fitrah merupakan kecenderungan alamiah bawaan sejak lahir. Penciptaan terhadap sesuatu ada untuk pertama kalinya dan struktur alamiah manusia sejak awal kelahirannya telah memiliki bawaan secara alamiah pada tiap individu. Islam sebagai agama fitrah tidak hanya sesuai dengan naluri keberagamaan manusia, bahkan menunjang pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya. Hal ini menjadikan eksistensinya utuh dengan kepribadiannya yang sempurna. Pendidikan berbasis fitrah adalah upaya menemani, merawat, menumbuhkan dan membangkitkan semua potensi anak didik dengan tetap fokus pada sisi (terang) lebihnya. Sehingga dapat kita katakan bahwa pendidikan berbasis fitrah adalah pendidikan yang mengaitkan tujuan penciptaan seseorang dimuka bumi sehingga setiap orang akan mempunyai peran dalam peradabaan (misi hidup). Karena tujuan hidup tidak hanya menjadi bahagia tapi dapat bermanfaat untuk orang lain dan terhormat.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125657952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"1. KARAKTERISTIK ANAK USIA MURAHIQAH","authors":"Fakhrurrazi","doi":"10.32505/ikhtibar.vol6i1.pp60","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.vol6i1.pp60","url":null,"abstract":"Perkembangan Masa anak usia murahiqah merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia seringkali tidak terlalu jelas dalam pertumbuhan fisiknya. Masa murahiqah ini sering dianggap sebagai masa peralihan, anak yang meranjak usia murahiqah tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa. Anak usia murahiqah perlu dijaga dan dilindungi dalam masa pertumbuhan dengan cara membimbing agar anak usia murahiqah terjaga terhadap nilai-nilai negatif.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130465764","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP PENDIDIKAN","authors":"M. A. Lubis","doi":"10.32505/ikhtibar.v5i2.558","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v5i2.558","url":null,"abstract":"Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam kehidupan tatanan masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan ini terjadi pula sesuai dengan kehendak, hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu menginginkan perubahan. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan suatu bentuk dari seni dan budaya manusia yang terus berubah, berkembang dan sebagai alternatif yang paling rasional dan memungkinkan untuk melakukan suatu perubahan maupun perkembangan. Hubungan antara perubahan sosial dengan pendidikan adalah terjadinya perubahan pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial dan termasuk di dalamnya adalah pendidikan, sebab karena pendidikan ada dalam masyarakat, baik itu pendidikan formal, informal maupun non formal.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132082192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PROFESIONALITAS GURU SERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN ANAK IBTIDAIYAH","authors":"Dyah Pravitasari","doi":"10.32505/ikhtibar.v5i2.559","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v5i2.559","url":null,"abstract":"Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan adanya program sertifikasi guru. Program sertifikasi guru merupakan upaya untuk mendapatkan guru yang profesional. Oleh karena itu guru sebagai sosok yang profesional harus memiliki kompetensi dan kinerja yang sesuai dengan tuntutan pekerjaanya sehingga mempunyai kewenangan yang jelas. Dengan adanya sertifikasi atau guru yang profesional pemerintah berharap guru dapat meningkatkan mutu pendidikan. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauhmana guru yang telah bersertifikasi di dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya anak Ibtidaiyah. Metode penelitian yang digunakan adalah meteode penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memaparkan bahwa ada beberapa guru yang belum memenuhi semua kriteria guru profesioanal, seperti belum mampu menggunakan metode pembelajaran yang efektif, kurangnya pemahaman guru terhadap penggunaan IPTEK, kurangnya kesadaran guru untuk meningkatkan kualitas dirinya dan kurangnya kesadaran guru terhadap tugas dan fungsinya sesuai dengan jabatan yang diembanya. Sehingga dengan begitu, berdampak terhadap siswa yakni minat belajar siswa menjadi kurang.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126693898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Telaah Historis Fenomena Generasi Elegan di Indonesia","authors":"Zaitur Rahem .","doi":"10.32505/ikhtibar.v5i2.554","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v5i2.554","url":null,"abstract":"Character number generation in the Czech nation is constantly highlighted many circles. Facts moral degradation is characterized by the proliferation of sexual misconduct that occurred. Both in the corridors of sexual harassment, the behavior of social disharmony, krimininality and procedures of everyday speech. The waning charisma number of figures is also a reflection of the collapse of the building bagia elegance in this auspicious land. public trust in the leadership also declined. Very fast. This reality has become a national concern, because it is considered to create a rift here and there. Crystallization of these concerns is feared will impact even further. Namely, these people will be losing their identity as a civilized nation. The focus of the study in this paper-related symptoms network perilakumanusia in Sumenep amid great fanfare praduk progress of technology and science. Method is a qualitative study, with ethnographic approach. Engineering data tracking by throwing a question and there (snowball sampling). From the study conducted found that the character of some people experience significant changes. The reason, because they trap technology products, relationships, and sociological issues cornucopia is often not filtered out","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116079488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MAN KOTA LANGSA PROVINSI ACEH","authors":"Tarmizi .","doi":"10.32505/ikhtibar.v5i2.552","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v5i2.552","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian quasi - eksperimental ini adalah untuk mengetahui : (1) hasil belajar Ekonomi siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori, (2) hasil belajar Ekonomi siswa dengan kemandirian belajar tinggi dan siswa dengan kemandirian belajar rendah, dan (3) interaksi antara strategi pembelajaran dan hasil belajar Ekonomi siswa. Populasi penelitian adalah para siswa MAN Kp. Teungoh. Berdasarkan teknik cluster random sampling sampel yang terpilih untuk kelas yang diajarkan dengan strategi strategi pembelajaran Ekspositori adalah siswa Kelas XI - 1 MAN Kp. Teungoh dengan 40 siswa. Data dianalisis dengan, ANAVA 2 jalur pada tingkat signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil penelitian adalah: (1) nilai rata - rata hasil belajar Ekonomi siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori adalah = 26, 92 dengan Fhitung = 29,57 > Ftabel = 3,968 (2) nilai rata - rata hasil belajar Ekonomi siswa dengan kemandirian belajar rendah adalah = 26, dengan Fhitung = 4,43 > Ftabel = 3,968, dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar Ekonomi siswa dengan Fhitung = 7, 18 > Ftabel = 3,968. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa dengan karakterisitik kemandirian belajar rendah strategi pembelajaran yang tepat adalah Ekspositori. Implikasinya adalah para guru harus memahami karakterisitik siswa dan mereka harus dilatih untuk mengetahui karakteristik siswa. Dengan demikian, disarankan untuk keberhasilanproses pembelajaran, para guru harus memperhatikan karakteristik belajar siswa dan menerapkan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123941888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DAMPAK PENERAPAN KURIKULUM KEMENTERIAN AGAMA DAN KURIKULUM PESANTREN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI DI MAN YOGYAKARTA","authors":"Ainna Khoiron Nawali","doi":"10.32505/ikhtibar.v5i2.550","DOIUrl":"https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v5i2.550","url":null,"abstract":"Latar belakang penelitian ini adalah berawal dari semakin banyaknya Madrasah maupun Sekolah umum yang menerapkan kurikulum pesantren sebagai kurikulum penunjang kurikulum di sekolah / madrasah khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal tersebut yang membuat beberapa lembaga pendidikan mendirikan Pondok, Asrama, atau Boarding School, guna mendorong program sekolah tersebut. Begitupun juga yang terjadi di MAN Yogyakarta I, disanapun juga mendirikan pondok pesantren “Al Hakim” untuk menambah cakrawala santri terhadap referensi keilmuan islam. Yang menjadi permasalahan, bagaiman dampak yang ditimbulkan dengan penerapan kurikulum kemenag dan kurikulum pesantren terhadap peningkatan hasil belajar PAI. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan dua kurikulum (Kurikulum Kemenag dan Kurikulum Pesantren) terhadap peningkatan hasil belajar PAI di MAN Yogyakarta I dan juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam dua penerapan kurikulum tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Dalam penerapannya, Kurikulum pesantren hanya sebagai materi pendukung, artinya kurikulum kemenag masih menjadi prioritas utama dibanding kurikulum Pesantren. (2) Dampak dan pencapaiannya dalam penerapan dua kurikulum tersebut mempunyai dampak positif terhadap hasil belajar PAI pada siswa, seperti nilai siswa ponpes lebih bagus dari pada nilai siswa non ponpes dari segi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (3) Kelebihannya dua kurikulum diterapkan secara baik, akan membuat siswa semakin banyak menguasai materi pelajaran agama, sehingga akan mendongkrak nilai ujian. Namun kekurangannya terjadi ketidak sesuaian antara materi kurikulum kemenag dan kurikulum pesantren, karena materi yang tidak disampaikan secara berurutan dan juga alokasi waktu yang sangat sedikit","PeriodicalId":237127,"journal":{"name":"Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122784965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}