Leo Swastani Zai, Meniria Laoli, Elieser R. Marampa
{"title":"Penerapan Nilai-Nilai PAK melalui Media Hand Puppet dalam Mengatasi Bullying pada Anak Usia Dini","authors":"Leo Swastani Zai, Meniria Laoli, Elieser R. Marampa","doi":"10.34307/peada.v4i2.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v4i2.125","url":null,"abstract":"The phenomenon of bullying is one of the problems that occur quite a lot. This problem has been considered a common problem in society and even schools. As a result, many are negatively affected by the phenomenon of bullying including early childhood. Therefore, this research focuses on one way to deal with early childhood bullying with the storytelling method using hand puppet media. The stories told are Bible stories full of noble Christian values. Using a qualitative method, the author collects scientific sources relevant to the research problem to be analyzed more deeply. The results showed that the storytelling method using hand puppet media is more effective for early childhood because they are very interested in the form of storytelling using media. The Bible stories that can be told include stories that are full of the value of loving each other (Genesis 37-42; Luke 10: 25-37; Matthew 5: 44-45), about the value of human beings who are very valuable because they are in the image and likeness of God (Genesis 1: 26), not hurting other people's feelings with dirty words (Ephesians 4: 29), not judging (Romans 2: 1), and finally emphasizing that hateful actions and feelings are very disliked by God (1 John 3: 15). Thus, the message conveyed in the story using hand puppet media can be more easily understood by children. This can also help children to understand the dangers of bullying so that it is hoped that children's character can be formed for the better by not applying bullying behavior in everyday life. Keywords: bullying, hand puppet, PAK, storytelling method","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"5 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139151601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Menuju Pendidikan Agama Kristen yang Relevan: Teroka Teologis Peran Teknologi Informasi dalam Menghadapi Tantangan Abad Ketiga","authors":"Naomi Sampe, Rannu Sanderan, Fery Hendra, Fajaruddin Kelana","doi":"10.34307/peada.v4i2.102","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v4i2.102","url":null,"abstract":"Abstract: This research aims to explore the role of Information Technology (IT) in the development of Christian Religious Education. The third millennium, also known as the information age, is characterized by cyber technology and uncertainty. The millennial generation lives in a borderless world where information is readily available in real time. The theoretical paradigm applied in this context is that it is important to invite and motivate scientists from various fields to align their faith with their job specifications in the context of Christian education. Ultimately, this research concludes that educators must utilize IT and communication technologies to develop Christian education and strengthen the faith of God's people. This article explores the role of IT in developing Christian education in the context of the current age. It argues that the use of IT and communication technologies is essential in meeting the challenges of the current era and in fulfilling the mission of Christian education. From a theological perspective, the primary objective of our service in Christian religious education is solely for the glory of God.","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"10 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139173887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Jejak Ziarah Pemikiran Heidegger dalam Ruang Pendidikan Konseling Kristen Atas Sorge-Entschlossenheit-Angst- Zeitlichkeit","authors":"Alfonso Munte","doi":"10.34307/peada.v4i1.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v4i1.78","url":null,"abstract":"Latar belakang penelitian ini mempersoalkan relasi ketidaksetaraan antara konseli dengan konselor dalam ruang aksilogis pendidikan konseling Kristen. Ketidaksetaraan relasi tidak hanya terjadi dalam ruang gender secara umum, namun juga menyasar pada posisi konselor dan konseli. Posisi ketidaksetaraan ini kemudian menjadi problematik ketika berhadapan dengan eksistensialis narasi konseli yang membutuhkan tempat istirahat di persimpangan jalan, ruang dengar, tanpa perlu pengasihan dan nasehat. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini melihat kesenjangan nir egalitarian pada fitur konseling Pendidikan Kristen (narasi, ketakutan, trauma, spiritualitas, keheningan, emosi dan kematian) melalui berbagai pendapat peneliti sebelumnya. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menelusuri pemikiran-pemikiran Heidegger yang bersinggungan dengan pendidikan Konseling Kristen melalui penelitian terdahulu sebagai sumber sekunder. Pencarian data melalui studi kepustakaan melihat perjalanan subjek sebagai coming-into-being. Baik dalam untaian konstruktifitas narasi subjek maupun narasi sebagai ruang refleksi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa filosofi Heidegger, melalui peneliti-peneliti sebelumnya setelah membaca pemikiran Heidegger mampu meracik, merefleksikan sorge, angst dan dasein yang kemudian membawa kesegaran (oase) sepanjang perjalanan subjek/konseli di dalam ruang pendidikan Kristen. Entah dia sebagai guru, rekan guru, pekerja sekolah ataupun subjek/nara/peserta didik.","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139370287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Merangkul Anak dalam Pelayanan Kasih Sayang Berdasarkan Konteks Gereja Toraja","authors":"Yanni Paembonan, Rindi Indraswary, Agustian Simu, Julianti Irri","doi":"10.34307/peada.v4i1.100","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v4i1.100","url":null,"abstract":"Tujuan yang hendak dicapai adalah menguraikan strategi yang efektif untuk merangkul anak dalam pelayanan kasih berdasarkan konteks Gereja Toraja. Fokus masalah dalam penelitian ini: pertama, menitik beratkan pada strategi untuk meretas pelayanan kasih berdasarkan konteks Gereja Toraja di tengah kondisi sosial yang tidak stabil. Kedua, menemukan perspektif baru dalam pelayanan yang merangkul anak dalam kasih sayang.. Metode yang digunakan adalah descriptive qualitative dengan literature study dan observasi langsung. Berangkat dari sejarah, berbagai teori pendidikan, dan aturan-aturan yang disusun oleh Gereja Toraja menjadi titik tolak teori. Hasil yang diperoleh adalah strategi merangkul anak dalam pelayanan kasih sayang dalam tiga strategi yaitu secara konteks, struktural, dan teknis. Secara konteks tidak terlepas dari budaya yang dianut pada Tongkonan dan kehadiran gereja dilambangkan sebagai Tongkonan Kristus yang sejati. Secara struktural, Gereja Toraja memiliki dokumen-dokumen keesaan gereja seperti tata kerja dan pengakuan yang diturunkan kepada OIG termasuk SMGT yang kemudian dibuat dalam tata kerja dan undang-undang perlindungan anak, pembimbing diberikan kesempatan mengikuti berbagai pelatihan, dan tersedianya kurikulum. Secara teknis dilihat dalam enam tahap antara lain; dukungan keluarga, interaksi-relasi, komitmen melalui support dan motivasi, membangun Self-confidence, keterlibatan dalam pelayanan, dan merangkul dengan kasih sayang.","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139370350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implikasi Teori Humanistik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada Era Digitalisasi 4.0","authors":"Gideon Widiono, Yosep Iswanto Padabang","doi":"10.34307/peada.v4i1.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v4i1.33","url":null,"abstract":"Keberadaan suatu proses pembelajaran, akan berjalan dengan baik apabila dalam pelaksanaannya disesuikan dengan prinsip dan pola pembelajaran sesuai konteks serta rumpun Pendidikan itu sendiri. Sebagaimana ketika berbicara tentang Pendidikan Agama Kristen maka perlu disesuiakan dengan konteks dari pengajaran Alkitab, yaitu manusia perlu ajar dan dituntun untuk masuk dalam kehendak dan rencana Tuhan. Sedangkan pembelajaran humanistik adalah suatu proses humanisasi atau memanusiakan manusia menjadi manusia yang sadar akan dirinya dalam pikiran, perasaan dan keberanian atau perbuatan. Selanjutnya, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pembelajaran humanistik diaplikasikan dalam pembelajaran pendidikan Agama Kristen? Khususnya di Era Ditalisasi 4.0 ini yang sangat memberikan peran pada Pendidikan Agama Kristen. Penulis mengunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini merupakan suatu strategi inquiry dalam menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, kerakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi mengenai suatu fenomena; fokus dan multi metode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Pada akhirnya hasil yang penulis dapatkan adalah memanusiakan manusia menjadi manusia seutuhnya dalam konteks dan penerapan Pendidikan Agama Kristen adalah membuat manusia itu mengenal dan mengetahui siapa penciptanya secara utuh yang kemudian menjadikan dirinya secara utuh dalam memperoleh segala sesuatu yang dia inginkan yang juga sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan.","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139370668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan Kristiani Multikultural dalam Kurikulum Katekisasi di Resort GKE Kasongan","authors":"Indah Sriwijayanti","doi":"10.34307/peada.v4i1.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v4i1.62","url":null,"abstract":"Pendidikan kristiani multikultural dalam kurikulum katekisasi di resort GKE Kasongan merupakan gambaran bagaimana kurikulum katekisasi di resort GKE Kasongan menjadikan konteks keberagaman sebagai bagian dari proses pembelajaran jemaat melalui katerkisasi. Jemaat di resort GKE Kasongan berada dalam lingkunan masyarakat multikutur, kesadaran akan keberagaman perlu dibangun salah satunya melakui katekisasi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Guna mengetahui sejauh mana pendidikan kristiani multikultural dilaksanakan di resort GKE Kasongan melalui katekisasi. Wawancara dilakukan kepada pendeta-pendeta jemaat yang berada di lingkup Resost GKE Kasongan dan menjadi pengajar katekisasi. Pemikiran James Bank mengenai pendidikan multikultur menjadi landasan teori dalam penelitian ini, didukung teori katekisasi menurut GKE dan Katakimus Heidelberg dan teori kurikulum. Dari hasil penelitian ditemukan hasil; terdapat kurikulum katekisasi berupa buku pedoman katekisasi seperti Katekimus Hedenberg dan buku Katekisasi GKE. Akan tetapi tidak ada topik yang dikhususkan untuk membahas tentang multikultural. pendidikan Kristiani multikultur dilaksanakan oleh pengajar katekisasi dengan mengkaitkan topik-topik katekisasi yang memang bisa dihubungkan dengan multikultur.","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139370976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MENGURAI KEBEKUAN, MERAJUT KEBERSAMAAN","authors":"Setrianto Tarrapa, Alfonso Johanres Tonu Lema","doi":"10.34307/peada.v3i2.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v3i2.92","url":null,"abstract":"Sebagai negara yang bersifat heterogen yaitu terdiri dari latar belakang suku, budaya, agama, maka Indonesia memerlukan pendekatan dan instrumen strategik yang dapat dijadikan sebagai sebuah gerakan untuk mewujudkan persatuan, kesatuan dan keutuhan. Secara progresif, pendidikan multikultural menjadi salah satu pendekatan dalam melakukan transformasi pendidikan untuk menjadi instrumen dalam menanamkan kesadaran masyarakat tentang adanya keutuhan dalam perbedaan. Dalam mewujudkan pendidikan multikultural, maka aspek budaya lokal sangat kental dengan nilai-nilai yang menjadi perekat kesatuan, termasuk falsafah hidup masyarakat tradisional Toraja. Falsafah Padang Ditulak Tallu menjadi perekat utama masyarakat Toraja untuk hidup secara harmonis dalam berbagai perbedaan.\u0000 ","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"204 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131735475","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Literasi Moderasi Beragama dalam Perspektif Pendidikan Agama Kristen","authors":"E. R. Boiliu","doi":"10.34307/peada.v3i2.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v3i2.69","url":null,"abstract":"Religious tolerance education as a strategy for preventing conflicts in a multicultural society. Instilling Christian ideals like peace and mutual love is a crucial job of Christian religious education. This essay was written with the intention of examining how Christian Religious Education views religious literacy by forbidding instruction on how to live in love and promote peace among others. This article was written using a qualitative method and a literature review approach. The author looked at earlier works and discovered that there are still few studies on joint moderation literacy from the perspective of Christian religious education. Even if it is understood, Christian Religious Education is a field where many people receive helpful instruction in applying Christian values, which are fully described in Galatians 5:22–23, to living their lives in the larger community. As a result, the findings of this study offer positive values, instructing people on how to live in peace, accept other people's viewpoints, love one another, and coexist.","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127107450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Strategi Pembelajaran Interaktif pada Pelajaran PAK di Masa Pasca Pandemi Covid-19","authors":"S. Larosa, Sorni Lami","doi":"10.34307/peada.v3i2.67","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v3i2.67","url":null,"abstract":"Tujuan tulisan ini adalah merumuskan bagaimana strategi pembelajaran interaktif pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen khususnya di masa pasca pandemi. Di masa pasca pandemi ini, pembelajaran dilakukan bergantian yakni secara daring maupun tatap muka atau sering disebut blended learning. Penjadwalan berubah-ubah yang disesuaikan kondisi dampak pandemi menjadi persoalan dasar dalam penelitian. Dengan metode kualitatif deskriptif melalui studi kepustakaan (library research), penulis mengkaji buku-buku, kamus, jurnal dan literatur lainnya yang bermanfaat untuk menemukan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Dari penelitian ini ditemukan bahwa strategi interaktif adalah strategi yang paling tepat dilakukan untuk menjawab persoalan di atas dengan melakukan beberapa tahapan dalam strategi tersebut yakni: tahap persiapan kegiatan, pengetahuan awal sebelum pembelajaran, pelaksanaan kegiatan, pertanyaan siswa, penyelidikan, pengetahuan akhir pembelajaran, dan evaluasi. Ketujuh langkah dapat dilakukan dalam sistem blended learning pada pelajaran PAK dengan cara mempersiapkan media pembelajaran berbasis teknologi secara kontinu, memperluas jaringan komunikasi dengan siswa dan orang tua serta penjadwalan yang lebih rapi dan sistematis. ","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128344728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Christian Elyesar Randalele, Bartolomius Budi, Dorce Desi Nabu'
{"title":"Nilai-Nilai Kristiani dalam Ritual Dipelima Sundun pada Upacara Adat Rambu Solo’","authors":"Christian Elyesar Randalele, Bartolomius Budi, Dorce Desi Nabu'","doi":"10.34307/peada.v3i2.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.34307/peada.v3i2.86","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai Kristiani yang terdapat dalam ritual Dipelima Sundun pada upacara adat rambu solo’ di Lembang Ma’kodo Kecamatan Simbuang. Rambu Solo’ adalah prosesi upacara kematian yang digelar pada saat seseorang meninggal dan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat Toraja. Ritual Dipelima sundun adalah upacara pemakaman bagi orang yang meninggal atau masyarakat dangan status sosial yang tinggi (bangsawan) yang disebut Ma’dika. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan sebagai upaya peneliti untuk menggali informasi dan menganalisis makna dan nilai dari objek yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara. Telaah literatur dilakukan dengan mengumpulkan referesi berupa buku, jurnal dan monograf yang relevan dengan topik. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi di lapangan, Hasil penelitian ditemukan beberapa nilai dalam ritual dipelima sundun yang berkesesuaian dengan nilai-nilai Kristiani antara lain: empati dan kepedulian sosial, kasih sayang dan penghormatan, gotong-royong serta nilai sukacita. Nilai empati dan kepedulian sosial ditunjukkan oleh kerabat atau masyarakat kepada keluarga yang berduka. Nilai kasih sayang dan penghormatan dinyatakan oleh keluarga kepada yang mati melalui tahapan-tahapan dalam ritus. Nilai gotong-royong merupakan nilai kebersamaan yang ditunjukan oleh masyarakat dengan saling membantu mendukung keluarga yang berduka. Nilai sukacita terungkap lewat perilaku dari keluarga ketika menjamu kerabat atau masyarakat yang datang mengungkapkan dukacita, dan juga ketika keluarga tidak lagi larut dalam kesedihan yang disimbolkan dengan ukkandean bo’bo’.\u0000 ","PeriodicalId":235144,"journal":{"name":"PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123623692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}