Jurnal TeknotanPub Date : 2022-08-14DOI: 10.24198/jt.vol16n2.3
Agus Dharmawan, R. Alamsyah, Tasliman Tasliman, Siswoyo Soekarno
{"title":"Rancang Bangun dan Uji Kinerja Mesin Perajang Keripik Pisang dengan Empat Pisau Horizontal","authors":"Agus Dharmawan, R. Alamsyah, Tasliman Tasliman, Siswoyo Soekarno","doi":"10.24198/jt.vol16n2.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n2.3","url":null,"abstract":"Peningkatan produksi keripik pisang oleh suatu industri tidak lepas dari permintaan proses. Proses pengirisan pisang merupakan proses penentu untuk meningkatkan kapasitas produksi keripik pisang. Permasalahan terjadi pada stasiun pengirisan yang masih sederhana dan dilakukan secara manual. Penggunaan mesin perajang pisang bermaksud untuk agar proses pengirisan pisang lebih mudah dan dapat mempersingkat waktu kerja dengan hasil yang optimum. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun dan menguji mesin perajang pisang dengan empat pisau horizontal. Perancangan mesin terdiri atas pembuatan model, pemilihan material, perakitan, dan pengujian. Mesin perajang yang berdimensi 480 x 360 x 600 mm dan berat kosong mesin 12 kg memiliki lima komponen utama yaitu unit pemasukan, unit pemotongan, unit pengeluaran, kerangka mesin, sumber dan transmisi daya. Pengujian pada mesin dengan pisang kepok ditetapkan variasi tegangan input motor penggerak antara 75 – 250 volts. Rata-rata slip putaran yang terjadi adalah 3.7%. Putaran pisau dengan kecepatan rendah meningkatkan terjadinya slip. Kapasitas kerja yang dihasilkan untuk merajang pisang adalah 14.2 kg/jam pada tegangan 220 V. Potongan pisang dengan kualitas baik sebesar 77.6% memiliki bentuk bulat dengan tebal rata-rata 2.2 mm, sisanya merupakan potongan pisang yang rusak, berbentuk tidak beraturan, dan hilang karena lengket di dalam mesin. Mesin yang dikembangkan dapat dimanfaatkan oleh industri rumahan yang memproduksi keripik pisang.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133418810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-08-14DOI: 10.24198/jt.vol16n2.2
Sri Rahayu, Agnes Tutik Purwani Irianti, Sherly Oktarianti
{"title":"Efektivitas Pemupukan NPK dan Supernasa pada Budidaya Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)","authors":"Sri Rahayu, Agnes Tutik Purwani Irianti, Sherly Oktarianti","doi":"10.24198/jt.vol16n2.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n2.2","url":null,"abstract":"Pengembangan tanaman bawang merah pada tanah aluvial di Kalimantan barat dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya, diantaranya pemberian pupuk yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian pupuk NPK mutiara dengan pemberian Supernasa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini dilakukan di ketinggian 1 m dpl, di kota Pontianak dari bulan desember tahun 2021 hingga Februari tahun 2022. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri 2 faktor. Faktor pertama pupuk NPK (N) terdiri dari n1 = 1 g/polibag, n2 = 2 g/polibag, n3 = 3 g/polibag, sedangkan faktor kedua adalah Supernasa (S), terdiri dari s0 = tanpa supernasa., s1 = 0,16 g/polibag, dan s2 = 0,32 g/polibag. Banyaknya ulangan dalam penelitian ini 3, dengan jumlah tanaman sampel 3 tanaman pada setiap unit percobaan. Variabel pengamatan dilakukan pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi dan berat umbi basah serta berat umbi kering angin per rumpun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pupuk NPK dan supernasa hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi/rumpun, dan berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah umbi dan berat kering angin per rumpun. Pemberian pupuk NPK Mutiara pada dosis 2 g dengan pupuk Supernasa sebesar 0,32 g memberikan hasil tertinggi pada parameter jumlah umbi dengan rata-rata sebanyak 8,67 umbi per rumpun.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133672946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-05-13DOI: 10.24198/jt.vol16n1.9
N. Choiriyah, Latifahtur Rahmah
{"title":"Peran Kulit Buah Naga dan Jamur Tiram terhadap Peningkatan Mineral dan Mikrostruktur pada Bakso Ayam","authors":"N. Choiriyah, Latifahtur Rahmah","doi":"10.24198/jt.vol16n1.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n1.9","url":null,"abstract":"Konsumsi buah dan sayur oleh masyarakat Indonesia masih rendah yang berdampak pada defisiensi mineral. Substitusi kulit buah naga dan jamur tiram pada bakso dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan mineral. Kulit buah naga dan jamur tiram juga sumber serat yang dapat memperbaiki mikrostruktur bakso. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi penggunaan substitusi kulit buah naga dan jamur tiram pada bakso ayam dengan berbagai konsentrasi untuk mendapatkan kadar kalsium, zat besi dan kalium yang tinggi serta mikrostruktur yang baik (matriks gel yang kompak). S2 merupakan sampel dengan kadar kalsium tertinggi. Kadar zat besi antara sampel S2, S3 dan S4 tidak terdapat perbedaan nyata. Sampel dengan penambahan jamur tiram dan kulit buah naga dengan konsentrasi yang berbeda (S2, S3 dan S4) memiliki kadar zat besi lebih tinggi daripada sampel tanpa penambahan jamur tiram dan kulit buah naga (S1) maka substitusi kulit buah dan jamur tiram dapat meningkatkan kadar zat besi bakso ayam. Sampel S3 dan S4 merupakan sampel dengan kadar kalium paling tinggi diikuti sampel S2 dan S1. Kadar kalium dipengaruhi oleh kulit buah naga dan jamur tiram. S2 merupakan produk dengan kadar lemak yang rendah dengan kandungan protein relatif tinggi dibandingkan S3 dan S4. Pengamatan SEM dilakukan untuk produk terpilih berdasarkan kualitas gizi paling baik yaitu S2 dan dibandingkan dengan produk kontrol (S1). Uji SEM menunjukkan bahwa S1 memiliki banyak rongga dibandingkan S2. Matriks gel S2 bersifat lebih kompak karena memiliki serat yang tinggi. Dengan demikian, sampel S2 merupakan sampel dengan kandungan kalsium, zat besi dan kalium yang tinggi serta dengan mikrostruktur yang bagus.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128003756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Minyak Atsiri Daun Ketumbar (Coriandrum sativum L.) sebagai Pendukung Pangan Fungsional: Kajian Literatur","authors":"Nurul Mukromatin Hijriah, Fitry Filianty, Siti Nurhasanah","doi":"10.24198/jt.vol16n1.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n1.8","url":null,"abstract":"Ketumbar (Coriandrum sativum L.) merupakan salah satu tanaman rempah yang telah banyak dimanfaatkan sebagai penyedap dalam makanan, parfum, dan obat tradisional. Di indonesia, biji ketumbar banyak dimanfaatkan namun produktivitasnya sangat rendah. Bagian daunnya belum banyak digunakan dalam bidang pangan dan hanya sebagai salad, saus, atau hiasan sehingga perlu pemanfaatan lebih luas dan kajian lebih lanjut mengenai potensi pada daun ketumbar sebagai bagian tanaman ketumbar yang ekonomis, mudah didapatkan, memiliki sifat fungsional, dan belum banyak dimanfaatkan di masyarakat. Metode yang digunakan yaitu kajian literatur dengan pencarian jurnal pada database jurnal terindeks dan institusi terpercaya. Kajian literatur ini bertujuan untuk mempelajari potensi yang terdapat pada minyak atsiri daun ketumbar sebagai pendukung pangan fungsional sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih luas di masyarakat. Minyak atsiri daun ketumbar memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pendukung pangan fungsional seperti permen jeli, cookies, dan jus buah. Kandungan senyawa bioaktif minyak atsiri daun ketumbar seperti linalool memiliki manfaat sebagai antidiabetes, antikolesterol, antikanker, dan antimikroba sehingga minyak atsiri daun ketumbar dapat dimanfaatkan secara luas di masyarakat.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"170 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133460431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-04-30DOI: 10.24198/jt.vol16n1.10
K. Natania, Jennifer Alvionita, D. Rosa
{"title":"Development of Antimicrobial Edible Film Enriched with Double Emulsion of Cinnamon (Cinnamomum burmannii) Essential Oil","authors":"K. Natania, Jennifer Alvionita, D. Rosa","doi":"10.24198/jt.vol16n1.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n1.10","url":null,"abstract":"The edible film can be used as a carrier of bioactive compounds that contributed to the shelf life or nutritional benefit of food products; however, the addition of bioactive compounds relied greatly on the compatibility of the bioactive compound toward the edible film matrix. Most of the bioactive compounds are nonpolar which are incompatible with the polar nature of the edible film. In this research, the nonpolar essential oil of cinnamon, a potent antimicrobial agent, was made into a double emulsion. The double emulsions were made through a two-step emulsification stage, with CaCl 2 as the inner water phase and guar gum as the outer water phase. The physicochemical characteristics (stability, viscosity, and droplet size) and the antimicrobial activity of the double emulsion were observed. The double emulsion showed stability up to 7 days of storage at room temperature with high antimicrobial activity; MBC values of 0.86, 1.37, 0.31, and 0.51 mg/mL against E. coli , S. aureus , R. stolonifera , and A. niger , respectively. Different concentrations (5%,10%,15%) of both emulsions were added into edible film suspension. The formation of double emulsion showed a promising result as a means to incorporate nonpolar compounds into basic edible film formulation to increase its functional properties while retaining their physicochemical characteristic. All formulations showed good edible film characteristics, with edible film with 8% essential oil showing a high inhibition zone (15.81 dan 6.92 mm) toward E. Coli and R. stolonifer , 0.0052 mm thickness, the tensile strength of 6.32 MPa, 13% elongation and WVTR of 1.06 g/cm 2 .h.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128837761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-04-29DOI: 10.24198/jt.vol16n1.7
Alan Karvinaldi, Nuraeni Dwi Dharmawati, Rengga Arnalis Renjani
{"title":"Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Serabut (Fiber) dalam Pembuatan Polybag Organik","authors":"Alan Karvinaldi, Nuraeni Dwi Dharmawati, Rengga Arnalis Renjani","doi":"10.24198/jt.vol16n1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n1.7","url":null,"abstract":"Polybag plastik pada umumnya digunakan dalam pembibitan tanaman. Namun, penggunaan polybag plastik berpotensi mencemari lingkungan karena limbah plastik sulit terurai. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya alternatif pengganti polybag plastik seperti polybag berbahan dasar organik. Serat tandan kosong kelapa sawit dan serabut mesocarp merupakan limbah padat hasil olahan pabrik kelapa sawit dengan jumlah yang banyak dan mudah terdekomposisi oleh mikroba tanah. Atas dasar ini, serat tandan kosong dan serabut mesocarp dapat dijadikan bahan dasar pembuatan polybag organik. Di lapangan, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) diaplikasikan secara utuh (tanpa dicacah), kemudian TKKS dicacah secara manual menggunakan parang. Selanjutnya, serabut mesocarp digunakan untuk bahan bakar boiler. Dalam hal ini, pabrik yang memiliki biogas dapat memanfaatkan gas yang dihasilkannya untuk membantu menaikkan tekanan boiler melalui burner, namun banyak serabut dari mesocarp yang tersisa. Polybag dibuat dengan cara dicetak menggunakan cetakan yang ditekan dengan tekanan ± 1.730 N/m2, kemudian polybag dibakar diatas tungku dengan suhu 1.020-1.200° selama 3 menit dengan variasi 3 perlakuan yang berbeda yaitu K1 (500 ml air + tepung tapioka 10 gr), K2 (500 ml air + tepung tapioka 30 gr), K3 (500 ml air + tepung tapioka 50 gr). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa polybag organik dengan komposisi tandan kosong 42,9%, fiber 42,9%, dan tepung tapioka 14,2% memiliki kekuatan terhadap beban dan benturan terbaik dengan ketahanan terhadap beban maksimal 10 kg dan ketahanan terhadap benturan maksimal 5 meter. Selain itu polybag organik dengan komposisi tandan kosong 42,9%, fiber 42,9%, dan tepung tapioka 14,2% memiliki kualitas fisik polybag terbaik terhadap pH, daya serap, kadar air, rasio C/N dengan nilai pH 5,72, daya serap 60%, kadar air 9%, dan rasio C/N 77%.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131955125","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-04-28DOI: 10.24198/jt.vol16n1.6
Zhaqqu Ilham Alhafidz, S. Nurjanah, T. Rialita
{"title":"Antifungal Activity Test on α-guaiene Patchouli Oil Against Aspergillus niger and Candida albicans","authors":"Zhaqqu Ilham Alhafidz, S. Nurjanah, T. Rialita","doi":"10.24198/jt.vol16n1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n1.6","url":null,"abstract":"Patchouli oil is composed by several component fractions with various benefits. The α-guaiene is one of the components of patchouli oil, which is thought to have antifungal activity. This study aimed to determine the antifungal activity of fraction I from patchouli oil fractionation containing 38,8% α-guaiene against Aspergillus niger and Candida albicans ATCC 7102 that affects human health. This research was an experimental study using the well diffusion method to determine the diameter of the inhibition. The treatment applied was the differences in the concentration level of fraction 1 patchouli oil (20%; 40%, 60%; 80% and 100%) and a positive control of ketoconazole 2% and a negative control of n-hexane. This study indicated that fraction I patchouli oil has antifungal activity. The diameter of the inhibition formed was directly proportional to the increase in the concentration of the test substance. The average diameter of the greatest inhibitory was obtained from the 100% concentration treatment for both fungi. The average diameter of inhibition in A. niger is 2.82 mm, while C. albicans is 7.69 mm. Ketoconazole 2% produced an average inhibitory diameter of 20.78 mm for C. albicans and 32.28 mm for A. niger, while n-hexane did not produce an inhibition zone.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126321494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-04-26DOI: 10.24198/jt.vol16n1.4
M. G. Ramadhan, Rendi Rendi, Irna Dwi Destiana
{"title":"Karakteristik Fisikokimia dan Antibakteri Sabun Padat dengan Penambahan Ekstrak Kulit Kopi Arabika (Coffea arabica L.)","authors":"M. G. Ramadhan, Rendi Rendi, Irna Dwi Destiana","doi":"10.24198/jt.vol16n1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n1.4","url":null,"abstract":"Ekstrak kulit kopi arabika berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pembuatan sabun karena adanya kandungan polifenol yang bersifat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia, sifat antibakteri, dan tingkat kesukaan sabun padat dengan penambahan ekstrak kulit kopi. Rancangan percobaan yang digunakan berupa rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 taraf perlakuan (P) dengan konsentrasi (0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% ekstrak kulit kopi) dengan 3 kali ulangan. Data diolah menggunakan metode One Way ANOVA dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil pengujian yang diperoleh, penambahan ekstrak kulit kopi tidak berpengaruh nyata terhadap stabilitas busa, nilai pH, kadar air, jumlah asam lemak bebas, aroma, dan tekstur tetapi berpengaruh nyata terhadap parameter warna. Namun nilai stabilitas busa, nilai pH, kadar air, dan jumlah asam lemak bebas pada seluruh perlakuan telah sesuai dengan SNI 3532:2016. Hasil pengujian zona hambat antibakteri memperlihatkan bahwa penambahan ekstrak kulit kopi (1-1,5%) masuk dalam kategori medium dengan nilai berkisar 8,61-9,28 mm, yang berarti penambahan antioksidan cukup berpengaruh. Sabun padat yang dihasilkan memiliki warna putih bening sampai agak kecoklatan, aroma khas sabun, dan tekstur yang keras dimana sabun dengan penambahan 1% ekstrak kulit kopi (P2) merupakan perlakuan terbaik karena memiliki warna yang lebih diminati oleh panelis.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125181540","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-04-15DOI: 10.24198/jt.vol16n1.5
Tina Dewi Rosahdi, Nunung Kurniasih, Asep Supriadin, Fitri Ayu Novita Sari, Dewi Siti Aisah
{"title":"Potensi Tepung Biji Durian (Durio zibenthinus Murr) dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Sebagai Prebiotik","authors":"Tina Dewi Rosahdi, Nunung Kurniasih, Asep Supriadin, Fitri Ayu Novita Sari, Dewi Siti Aisah","doi":"10.24198/jt.vol16n1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n1.5","url":null,"abstract":"Biji nangka dan biji durian merupakan limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal. Biji durian mempunyai kandungan serat sebesar 22,48 % sedangkan biji nangka 7,46 %, yang dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Senyawa oligosakarida yang terdapat dalam kedua biji tersebut dapat dijadikan sebagai sumber prebiotik pada bakteri asam laktat (BAL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas tepung biji nangka dan durian sebagai media pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei. Pengujian hasil fermentasi tepung dilakukan pada jam ke 0, 24, 48, dan 72 dengan dilakukan analisis jumlah bakteri, pH, total asam, dan gula reduksi. Fermentasi 48 jam merupakan waktu puncak untuk pertumbuhan Lactobacillus casei. Jumlah bakteri pada tepung biji nangka sebanyak 3,24×1010 sel/ml, sedangkan pada tepung biji durian 3,04 × 1010 sel/ml. Nilai pH dari tepung biji nangka yaitu pH 3,8, sedangkan tepung biji durian 4,3. Total asam pada substrat tepung biji nangka yaitu 0,357 % dan 0,354 % pada tepung biji durian. Kadar gula reduksi pada tepung biji nangka 2,4658 mg/ml, sedangkan tepung biji durian 2,4925 mg/ml. Dengan membandingkan jumlah bakteri, nilai pH dan total asam diketahui bahwa tepung biji nangka lebih efektif sebagai prebiotik bagi bakteri L. casei daripada tepung biji durian. ","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"117 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128186123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal TeknotanPub Date : 2022-04-13DOI: 10.24198/jtvol16n1.3
Mariatul Kiptiah, Adzani Ghani Ilmannafian, M. I. Darmawan, D. Yulianti
{"title":"Analisis Balsem Stik Aroma Serai Wangi (Citronella Oil) dengan Penambahan Minyak Jahe","authors":"Mariatul Kiptiah, Adzani Ghani Ilmannafian, M. I. Darmawan, D. Yulianti","doi":"10.24198/jtvol16n1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jtvol16n1.3","url":null,"abstract":"Balsem merupakan obat gosok dengan kepekatan seperti salep. Balsem merupakan produk setengah padat yang diperuntukkan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir yang berfungsi untuk melindungi atau melemaskan kulit sebagai sarana menghilangkan rasa sakit atau nyeri. Balsem dapat dibuat dari minyak atsiri dan beeswax dengan metode peleburan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas produk balsem stik aroma serai wangi dengan penambahan minyak jahe serta pengujian hedonik setiap formula. Balsem dibuat antara campuran minyak serai dan variasi minyak jahe (2 ml, 4 ml dan 6 ml) yang didapatkan melalui metode maserasi. Kualitas balsem diuji berdasarkan uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, dan uji daya lekat, sementara tingkat penerimaan panelis diuji berdasarkan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat formula balsem stik sudah homogen, memiliki pH 5, ukuran daya sebar 2,6-3,3 cm, dan uji daya lekat 4-6 detik. Untuk tingkat penerimaan panelis, parameter penampakan, tekstur, warna, kehangatan dan aroma, formula yang disukai adalah F1 dan F2.Kata kunci: balsem minyak atsiri; minyak jahe; minyak serai wangi.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"240 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114437261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}