{"title":"Vitalitas Bahasa Wabo di Kampung Wabo","authors":"Tamrin, Satwiko Budiono, Nazarudin","doi":"10.26499/li.v42i1.558","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.558","url":null,"abstract":"Upaya pelindungan bahasa minoritas di Provinsi Papua perlu mendapat perhatian mendalam karena jumlah bahasa di Provinsi Papua terbilang banyak dengan jumlah penutur yang sedikit sehingga ancaman kepunahan menjadi tinggi. Salah satu bahasa minoritas di Provinsi Papua yang belum mendapat upaya pelindungan adalah bahasa Wabo di Kabupaten Kepulauan Yapen. Penelitian ini berusaha mengkaji vitalitas dari bahasa Wabo di Kampung Wabo. Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan situasi dan kondisi kebahasaan terkini, dan (2) mengidentifikasi indikator vitalitas bahasa mana yang perlu dikembangkan sebagai upaya pelindungan bahasa lanjutan ke depannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatoris. Analisis data menggunakan indikator vitalitas bahasa dari UNESCO. Hasilnya, vitalitas bahasa Wabo di Kampung Wabo dapat dikategorikan dengan status kritis secara keseluruhan. Hal ini karena bahasa Wabo memiliki kondisi yang lemah di semua indikator vitalitas bahasanya dan penyebab utamanya berasal dari absennya transmisi antargenerasi. Indikator yang paling rendah dan membutuhkan upaya pelindungan bahasa secepatnya adalah (1) ketersediaan bahan ajar dan literasi, (2) ranah dan media baru, serta (3) dokumentasi bahasa. Ketiga indikator tersebut dapat diupayakan oleh pihak eksternal penutur, sedangkan indikator transmisi antargenerasi hanya dapat diupayakan oleh pihak internal penutur bahasa Wabo.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"599 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140479722","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGGUNAAN BAHASA JAWA DAN SIMBOL IDENTITAS POLITIK GANJAR PRANOWO DI MEDIA SOSIAL","authors":"Frista Nanda Pratiwi","doi":"10.26499/li.v42i1.543","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.543","url":null,"abstract":"Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo seringkali menyelipkan penggunaan bahasa Jawa dalam tuturannya saat berinteraksi dengan masyarakat di Jawa Tengah. Interaksi dengan masyarakat itu direkam dalam bentuk video dan dipublikasikan melalui media sosialnya. Penggunaan bahasa Jawa oleh Ganjar Pranowo tersebut berpotensi membawa impresi positif terhadap persepsi publik sehingga ia dikenal sebagai sosok yang merakyat dan dekat dengan masyarakat. Bagi seorang politisi, penggunaan bahasa dapat menjadi simbol identitas politik. Identitas politik menjadi hal yang penting karena menyangkut elektabilitas dan citra politisi di mata masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini berfokus pada hubungan penggunaan bahasa Jawa Ganjar Pranowo saat berinteraksi dengan masyarakat dan simbol identitas politiknya di media sosial. Data yang digunakan dalam makalah ini adalah ujaran yang terdapat pada 20 video interaksi Ganjar Pranowo sebagai penutur dengan masyarakat sebagai mitra tutur yang diunggah pada media sosial Instagram, Twitter, dan Facebook sekaligus pada bulan November 2022 s.d. Januari 2023. Pengumpulan data dalam makalah ini menggunakan teknik simak dan catat. Dalam hal ini, penulis menyimak ujaran dalam video yang diunggah di media sosial Ganjar Pranowo lalu mencatat dan mentranskripsikan ujaran yang mengandung penggunaan bahasa Jawa. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa Jawa Ganjar Pranowo selaku penutur saat berinteraksi dengan masyarakat sebagai mitra tutur, representasi kekuasaan dalam tuturannya, produksi teks bahasa Jawa dan identitas sosial Ganjar Pranowo, distribusi dan konsumsi teks tuturan Ganjar Pranowo, dan penggunaan bahasa Jawa sebagai simbol identitas politik sebagai upaya untuk membangun ikatan dengan identitas kolektif masyarakat di media sosial. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penggunaan bahasa pada makalah ini dianalisis dengan mengacu pada teori analisis wacana kritis Fairclough (2013) yang terdiri atas tiga level analisis, yaitu level mikro atau analisis teks yang berfokus pada analisis deskriptif mengenai teks, level meso atau praktik diskursif yang berfokus pada analisis produksi, distribusi, dan konsumsi teks, dan level makro atau praktik sosial yang berfokus pada analisis sosiokultural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo menggunakan bahasa Jawa saat berinteraksi dengan warganya dalam bentuk penggunaan bahasa Jawa secara penuh, alih kode, dan campur kode. Adapun representasi kekuasaan Ganjar Pranowo dapat dilihat melalui diksi, frasa verbal, dan kalimat imperatif yang digunakan. Dengan identitasnya sebagai putra daerah Jawa Tengah yang berasal dari suku Jawa, Ganjar Pranowo berupaya menyesuaikan diri dengan masyarakat melalui produksi ujaran berbahasa Jawa. Interaksi tersebut direkam dan disebarkan melalui media sosial sebagai strategi pencitraan yang berpengaruh positif terhadap impresi dan respons warganet. Selanjutnya, bahas","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"184 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140475273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Prevocalic word-initial glottal stops in Rote: Implications to language revitalisation","authors":"T. Tamelan","doi":"10.26499/li.v42i1.579","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.579","url":null,"abstract":"This paper presents an analysis of word-initial glottal stops in Rote and its implications for language revitalization programs. A number of phonological, morphological and syntactic evidence confirms that, in most cases, the status of the initial glottal stops can be determined; some are epenthetic, while others are contrastive. The difference between the two is evident in specific environments. Only a few instances are found in which the data are ambiguous. The data from Rote shows that a unitary analysis of the word-initial glottal stops is not possible. Thus, the status of such glottal stops needs to be carefully considered in orthography design for Rote languages to avoid underrepresentation or overrepresentation, which may lead to issues in the learnability of the orthography. This study contributes to (i) the exploration of variation and universality of prevocalic initial glottal stops, especially in Eastern Indonesian languages, and (ii) the orthography development of languages in Rote and the neighboring languages as an effort to language revitalization. ","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"329 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140473519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERAN KONTEKS SIBERTEKS MULTIMODAL VISUAL DALAM MENGUNGKAP MAKSUD PENUTUR DI RUANG PUBLIK MAYA","authors":"Kunjana Rahardi","doi":"10.26499/li.v42i1.604","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.604","url":null,"abstract":"Studi perihal maksud penutur dalam cyberpragmatics perlu terus digelorakan karena konteks konvensional dalam berkomunikasi di era teknologi informasi telah bergeser dan berubah wujud menjadi konteks siberteks berdimensi multimodalitas. Konteks siberteks berdimensi multimodalitas ini tidak lepas dari kehadiran teknologi internet dalam berbagai bidang sebagai wujud nyata dari perkembangan budaya masyarakat digital. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran konteks siberteks visual sebagai pengungkap maksud yang paling dominan dalam kajian cyberpragmatics berperspektif multimodal sosio-semiotik (Kress & Leeuwen, 2011). Penelitian ini berjenis deskriptif-kualitatif. Teori yang dijadikan dasar penelitian konteks siberteks visual ini adalah teori makna pragmatik, cyberpragmatics, dan multimodalitas sosio-semiotik. Data penelitian berupa teks-teks siber berdimensi visual dalam berbagai jenis media sosial yang memiliki wujud konteks siberteks visual sebagai pengungkap maksud penutur. Metode pengumpulan data yang diterapkan adalah metode simak dengan teknik baca-catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis padan ekstralingual. Teknik yang diterapkan untuk menganalisis data adalah teknik hubung banding. Langkah terakhir tahapan analisis data adalah pemaknaan atau interpretasi yang selanjutnya disajikan dengan metode informal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konteks siberteks visual memiliki peran yang paling dominan sebagai wahana pengungkap maksud penutur dalam berkomunikasi di media sosial. Sebagai pengungkap maksud yang paling diminan, konteks siberteks visual tersebut memerankan fungsi-fungsi berikut: (1) memperjelas maksud tuturan; (2) mempertegas maksud tuturan; (3) melatarbelakangi maksud tuturan; (4) mendukung maksud tuturan; (5) memerinci maksud tuturan.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"9 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140479092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"CAMPUR KODE BAHASA SUNDA KE DALAM BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMBENTUK HUMOR DALAM WEBTUN","authors":"Brigitta Sita Oentari","doi":"10.26499/li.v42i1.548","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.548","url":null,"abstract":"Penelitian kualitatif-deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi fenomena campur kode bahasa Sunda—bahasa Indonesia pada webtun lokal \"Just Friends\" karya CL Nuna. Fokus utama penelitian ini dibagi ke dalam dua pokok pembahasan. Pembahasan pertama menganalisis proses dan unsur-unsur campur kode dalam percakapan tokoh webtun menggunakan teori Muysken (2000). Pembahasan kedua menganalisis campur kode pada lanskap webtun menggunakan ancangan semiotika sosial Halliday (1978) serta semiotika multimodal Kress dan van Leeuwen (2006). Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik simak catat. Campur kode dalam data komik berbasis web tidak hanya berfungsi sebagai pemarkah identitas kelompok, melainkan juga sebagai pembentuk humor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses campur kode yang mendominasi dalam percakapan adalah penyisipan, khususnya pada unsur pronomina dan kata tugas. Di sisi lain, moda verbal dan moda visual saling terkait dalam membentuk pemaknaan campur kode. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa eksistensi bahasa daerah pada fenomena campur kode di dalam webtun menjadi conceptual surprise (Buijzen & Valkenburg, 2004) bagi pembentukan humor.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"690 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140474657","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Diakronis Pronomina Persona Pertama aku dan kami dalam Bahasa Jawa","authors":"Atin Fitriana","doi":"10.26499/li.v42i1.536","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.536","url":null,"abstract":"In Old Javanese, the personal pronouns aku and kami can appear simultaneously in a speech and refer to the same person. However, in Modern Javanese first-person pronouns of kami are no longer used in daily conversation; while aku was also limited in the ngoko register. This research focuses on changing the grammatical aspects of the personal pronouns aku and kami diachronically using a grammaticalization and corpus linguistics approach (Mair, 2004; 2012). The data sources used in this research come from literary texts in the form of prose and poetry from the 10th century to the 21st century. In this research, Antconc is used as a data processing tool by utilizing the concordance and frequency row features. Based on frequency, the use of the personal pronouns aku and kami competed with each other from the 10th century to the 18th century. The personal pronouns aku and kami also undergo grammatical development. Bound forms of personal pronouns aku and kami can be attached to nouns, verbs, and prepositions. However, in their development, the bound form can only be attached to nouns. The ability of the bound forms of the pronouns aku and kami to attach to verbs and prepositions is discontinued.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"1 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140478257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Ketahanan Bahasa Kelompok Bidayuh Pegunungan Kalimantan Barat","authors":"Fernando H Gusmao","doi":"10.26499/li.v42i1.533","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.533","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji vitalitas bahasa pada masyarakat Bidayuh pegunungan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pergeseran dan melemahnya bahasa. Komunitas bahasa yang diteliti adalah Tamong, Liboy, Butok, Tawang, Tengon, Badeneh, Sapatoi, Suti Bamayo, Tadietn, dan Kowotn. Penelitian ini menggunakan pendekatan partisipatif dengan menggunakan alat Roda Ketahanan Bahasa dan observasi lapangan. Data dianalisis secara kualitatif dan skala vitalitas bahasa ditentukan dengan menggunakan skala EGIDS (Expanded Graded Intergenerational Disruption Scale). Hasil menunjukkan bahwa Tamong, Liboy, Butok, Tawang, Tengon, dan Badeneh memiliki vitalitas yang kuat (6a) dan dituturkan oleh semua generasi. Sapatoi, Suti Bamayo, Tadietn, dan Kowotn terancam vitalitasnya (6b), artinya hanya beberapa anak yang dapat berbahasa tersebut. Faktor utama yang mempengaruhi lek-lek di Bidayuh pegunungan menjadi lemah adalah motivasi orang tua yang memprioritaskan transmisi bahasa Indonesia kepada anak agar dapat mengikuti pendidikan formal dengan baik.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"427 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140473117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HYPERBOLIC EXPRESSIONS AMONG NEWLY MOTHERS IN TEXT-BASED VIRTUAL COMMUNICATION","authors":"Dian Budiarti","doi":"10.26499/li.v42i1.541","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.541","url":null,"abstract":"The present study examined the use of hyperbolic expressions in a text-based virtual communication context, specifically in an Indonesian newly mothers’ online chat room. The study employed a descriptive qualitative method to analyze 60 utterances containing hyperbolic expressions taken from the Mom Sharing WhatsApp group. Simak and catat methods were implemented to observe and take notes on the hyperbolic expressions used by the mothers identified based on McCarthy & Carter’s (2004) characterization. The collected data were then categorized into 7 forms of hyperbole proposed by Claridge (2010), and the possible functions behind the use of this figurative language were analyzed qualitatively based on the overall contexts. Results reveal that 6 forms of hyperbole were used in the chat room, namely single-word hyperbole, phrasal hyperbole, clausal hyperbole, numerical hyperbole, the role of superlative, and comparison. Furthermore, the expressions were found to serve various functions, namely to express emotions, to concretize the message and evoke imagination, to create humour, and to establish group identity. These findings contribute to the ongoing discourse on the use of hyperbole in everyday communication.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"140 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140473757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jufrizal Jufrizal, Lely Refnita, M. Affandi Arianto
{"title":"Ergative and Antipassive Construction in Minangkabaunese: Are There?","authors":"Jufrizal Jufrizal, Lely Refnita, M. Affandi Arianto","doi":"10.26499/li.v42i1.585","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.585","url":null,"abstract":"That Minangkabunese has active-passive dichotomy is not questioned anymore since it has been treated as an accusative language. Further typological analysis toward grammatical constructions of this language leads to a claim that it may be treated as an ergative language in which the ergative and antipassive constructions exist. That Minangkabaunese has ergative and antipassive construction is still questioned in some matters. Therefore, further grammatical-typological data, analysis, and discussion are needed. This paper, which is based on and developed from a part of results of research conducted in 2021-2022, particularly analyses whether Minangkabaunese has ergative and/or antipassive constructions. Two questions are raised, namely: (i) are there ergative and antipassive constructions in Minangkabaunese? and (ii) what is the linguistic implication of such claim toward grammatical typology of Minangkabaunese? This descriptive-qualitative study was practically operated as a linguistic field research and supported by a library study. Native speakers as represented by selected informants and written texts of Minangkabaunese were the sources of data. The data are in the form of clause constructions of Minangkabunese identified as the standard ones and were analyzed based on related theories of grammatical typology. The result of data analysis reveals that Minangkabaunese has ergative and antipassive constructions. Implicationally, this language may be typologically treated as an ergative language at the syntactic level beside as an accusative language.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"325 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140472553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DINAMIKA KETAHANAN BAHASA-BAHASA RUMPUN LAMAHOLOT DI LEMBATA","authors":"Zefanya Christiady Nugroho, Heppy Christinawati Silaen","doi":"10.26499/li.v42i1.578","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/li.v42i1.578","url":null,"abstract":"Globalisasi telah menciptakan faktor-faktor yang menyebabkan penurunan, kenaikan, dan bertahannya bahasa. Namun, naik turunnya tingkat ketahanan suatu bahasa ditentukan pula oleh motivasi dari komunitas. Tulisan ini mendiskusikan dinamika ketahanan tujuh bahasa di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, dalam keluarga bahasa Lamaholot: Ile Ape, Lewoeleng, Levuka, Lamatuka, Lamalera, Lembata Selatan, and Lembata Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengembangan bahasa, menggunakan alat-alat dalam metode partisipatoris yakni Roda Ketahanan Bahasa dan Metafora Gunung, serta dilengkapi dengan observasi dan wawancara. Hasilnya adalah ketahanan dari ketujuh bahasa tersebut menunjukkan tren penurunan (empat dari tujuh bahasa). Dinamika ketahanan pada tiap bahasa dipengaruhi oleh sejumlah faktor penguat dan pelemah. Faktor penguat yang ditemukan adalah populasi yang tinggi, kesulitan akses jalan dan sekolah, sehingga mencegah kontak bahasa yang lebih intens. Faktor yang menyebabkan pergeseran ketahanan bahasa adalah migrasi dan pendidikan, yang mendorong komunitas masuk ke dalam ekonomi global yang memiliki kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan, hingga membuat komunitas mengembangkan berbagai motivasi kesuksesan ekonomi dan sosial, tanpa melibatkan bahasa daerah.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"175 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140476067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}