{"title":"Strategi Pelestarian dan Penyelamatan Khazanah Kesusastraan Melayu Klasik Koleksi Masyarakat di Beberapa Tempat di Sumatera","authors":"Sesilia Seli, M. Hasan, P. Pramono","doi":"10.37014/jumantara.v8i2.257","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v8i2.257","url":null,"abstract":"Sumatera merupakan sumber kesusastraan Melayu klasik dalam bentuk tertulis (naskah) yang penting di Indonesia. Di berbagai wilayahnya dapat ditemukan ribuan naskah yang mengandung teks kesusastraan Melayu klasik yang masih tersebar di tengah masyarakat sebagai koleksi pribadi. Namun demikian, sayangnya naskah yang biasanya ditulis sekitar abad XVII sampai akhir abad XIX sudah banyak yang rusak dan mendekati kerusakan. Adapun kerusakan naskah-naskah disebabkan oleh faktor fisiologis (faktor fisik dan umur naskah), mekanis (bencana alam dan benda lain) dan biologis (serangga dan mikroorganisme lain). Selain itu, ketidaktahuan pemilik naskah tentang cara merawat dan menyimpan naskah juga mempercepat kerusakan naskah. Kondisi ini ditambah lagi dengan sikap peneliti naskah di Indonesia yang lebih mementingkan teks daripada persoalan pelestarian naskah. Tulisan ini menawarkan strategi pelestarian dan penyelamatan kesusastraan Melayu klasik dalam bentuk naskah yang masih tersebar di beberapa wilayah di Sumatera. Sebelum itu, dalam tulisan ini disenaraikan beberapa usaha pelestarian dan penyelamatan naskah yang pernah dilakukan di Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat dan Jambi. Pelestarian dan penyelamatan naskah di wilayah ini terutama penyelamatan isi naskah melalui digitalisasi maupun fisiknya melalui perbaikan fisik naskahnya. Tulisan ini dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi kesusastraan Melayu klasik dan strategi pelestarian dan penyelamatan khazanah kesusastraan Melayu klasik dalam bentuk naskah tersebut.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134624318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sarpayajña dalam Sěrat Yudayana Karya Pujangga R. Ng. Ranggawarsita di Abad XIX","authors":"Anung Tedjowirawan","doi":"10.37014/jumantara.v8i2.254","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v8i2.254","url":null,"abstract":"Sarpayajña dalam Sěrat Yudayana dapat ditelusuri jejaknya ke dalam Ādiparwa. Dalam Sěrat Yudayana, sarpayajña dilakukan oleh Prabu Yudayana, karena baginda menduga bahwa mangkatnya ayahandanya, yaitu Prabu Parikesit adalah karena digigit Taksaka Raja. Sarpayajña ini terpaksa didukung oleh Patih Dwara, Patih Danurwedha serta pasukan Ngastina, karena kedua patih tersebut takut menentang baginda. Adapun Sarpayajña tersebut dilakukan dengan cara menyerang tempat-tempat yang diperkirakan dihuni oleh para naga, ular di antaranya: Kerajaan Taksakasila (tempat tinggal Taksaka Raja), hutan Lagra, hutan Gadamadana, sebelah barat Gunung Candramuka, sebelah selatan Gunung Candrageni sampai sebelah selatan Gunung Mahendra (Lawu). Pada akhirnya sarpayajña tersebut dihentikan setelah Prabu Yudayana mendapat nasehat dan pencerahan dari Naga Raja Sarana (pelindung naga yang baik) sekaligus menjadi mertuanya. Dalam Ādiparwa, sarpayajña (sarpa saṭṭra) dilakukan oleh Mahārāja Janamejaya sebagai hukuman kepada naga Tatṣaka yang telah menggigit Mahārāja Parīkṣit (ayahanda baginda) hingga tewas. Namun Sarpayajña tersebut juga disebabkan oleh kutuk Kadrū kepada para naga anaknya yang semula menolak memerciki ekor kuda Uçcaihçrawā dengan bisa agar berwarna hitam. Di samping itu juga karena dendam Sang Uttangka yang pernah diganggunya sewaktu membawa anting-anting matahari yang dimintanya dari Sawitrī (istri Mahārāja Poṣya) untuk dipersembahkan kepada istri gurunya. Karena itu Uttangka melaporkan dan mendorong pada Mahārāja Janamejaya untuk melangsungkan sarpa saṭṭra. Akibat sarpa saṭṭra ini banyak naga tertarik mantra para brahmana sehingga masuk ke dalam tungku api korban. Namun akhirnya korban ular tersebut dihentikan karena Mahārāja Janamejaya menghormati serta mengabulkan permohonan Āstīka (brahmana keturunan naga) agar baginda menghentikan sarpa saṭṭra.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122095009","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IKHTIAR LITERASI SANG PUJANGGA WANITA ADISARA DALAM SERAT WIRA ISWARA","authors":"A. Setyawan","doi":"10.37014/jumantara.v9i1.232","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v9i1.232","url":null,"abstract":"Serat Wira Iswara--selanjutnya disingkat SWI--merupakan karya adiluhung yang ditulis Paku Buwana IX --selanjutnya disingkat P.B. IX-- dan Pujangga Wanita Adisara --selanjutnya disingkat PWA. Keadiluhungan SWI tak lepas dari kandungan berbagai ajaran wulang yang terdapat di dalamnya. Naskah ini ditulis sekitar akhir abad ke-19 M berbentuk tembang macapat yang terdiri atas 48 pupuh dan 647 pada. Permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah (1) penulisan SWI dalam ikhtiar literasi PWA; (2)ragam pupuh dan kesesuaian wataknya dalam SWI; (3) ikhtiar literasi PWA dalam bayang kekuasaan; dan (4) pola ikhtiar literasi PWA. Penelitian ini mengunakan metode analisis isi atau content analisys. Simpulan penelitian ini antara lain (1) SWI ditulis oleh satu orang, yakni PWA dan terkandung dua buah pikir dalam SWI, yakni buah pikir P.B. IX dan PWA; (2) terdapat kesesuaian ragam pupuh dengan perwatakannya dalam SWI; (3)ikhtiar literasi PWA dalam bayang-bayang kekuasaan sang raja; dan(4) ikhtiar literasi P.B. IX dilakukan pada tahun 1870 M dan 1883 M, sedangkan ikhtiar literasi PWA dilakukan pada tahun 1888 M dan 1894 M; danterpolanya ikhtiar literasi PWA menandakan “kebebasan” yang diberikan oleh sang raja kepadanya.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126377387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SUBSTANSI DAN METODOLOGI FILOLOGI DALAM NASKAH KUMPULAN MANTERA","authors":"A. Nasrullah, Ade Kosasih","doi":"10.37014/jumantara.v9i2.253","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v9i2.253","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas subtansi dan metodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan filologi. Pengertian filologi dalam tulisan ini tidak terbatas pada akar katanya saja, melainkan lebih luas seiring dengan perkembangan keilmuan ini dari masa ke masa, dalam mempelajari khazanah kebudayaan masa lampau dari objek kajiannya yang disebut dengan manuskrip atau naskah. Metode penelitiannya cenderung bersifat kualitatif guna mengungkap kedalaman makna yang terkandung dalam objek yang diteliti. Metode penelitian bersifat paradigmatis guna mewujudkan sebuah bentuk laporan hasil penelitian yang telah dilakukan. Biasanya disajikan mulai dari tahap yang bersifat deskriptif, analitis, komparatif, dan sebagainya.Metode kajian filologi terbagi dua, yakni metodepenelitiannaskahatau kritiknaskah, yaitu proses pendeskripsian wujud fisik naskah. Hal ini yang didasarkan atas penerapan teori kodikologi. Selanjutnya, adalah metodekajian teks atau kritikteks, yakni proses perekonstruksian teks sebagai isi atau kandungan naskah yang bersifat abstrk dan hakiki. Hal ini didasarkan atas penerapan teori tekstologi. Dalam artikel ini juga dibahas penerapan metode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantra yang didapatkan dari penelitian lapangan di Kabupaten Cianjur.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"363 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122827374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Naskah Mushaf Al-Qur′An Surat Ali ‘Imran Berbahan Lontar Kajian Nilai dan Unsur Estetika","authors":"Trie Utari Dewi","doi":"10.37014/jumantara.v8i2.259","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v8i2.259","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai serta unsur estetika yang terdapat pada naskah Surat Ali ‘Imran berbahan lontar. Naskah Surat Ali ‘Imran berbahan lontar merupakan naskah yang ditemukan di tatar Sunda, tepatnya di daerah Tasikmalaya dan belum masuk dalam katalog naskah Sunda. Di dalam naskah tersebut terdapat aspek ide berupa iluminasi, di mana melalui iluminasi tidak hanya menggambarkan gaya khas-khas daerah yang menarik untuk dikaji, tetapi juga dapat mengetahui perkembangan peradaban suatu daerah serta mengungkap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sebelum mengungkap nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah Surat Ali ‘Imran berbahan lontar tersebut, harus menelaah terlebih dahulu forma seni/struktur rupa yang terdapat dalam naskah. Hasil yang diperoleh adalah naskah Surat Ali ‘Imran yang berbahan lontar memiliki unsur tulisan khatt atau kaligrafi dan memiliki motif hias tanaman. Maka, berdasarkan ciri ini naskah Surat Ali ‘Imran yang berbahan lontar tergolong ke dalam bagian dari seni estetika Islam. Selain itu, naskah Surat Ali ‘Imran memiliki nilai yang sangat berharga dan dijunjung tinggi oleh masyarakat karena berisi teks al-Qurʹan yang merupakan kitab suci umat Islam serta pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Selain itu, terdapat juga nilai ekonomis, nilai tradisi dan budaya, nilai sejarah, dan nilai estetika yang terkandung di dalam naskah Surat Ali ‘Imran.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"459 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125834578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TEORI FILOLOGI DAN PENERAPANNYA MASALAH NASKAH-TEKS DALAM FILOLOGI","authors":"Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih","doi":"10.37014/jumantara.v9i2.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v9i2.241","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan memberikan sedikit gambaran tentang teori filologi dan penerapannya dalam pernaskahan lama. Ini berangkat dari persoalan bahwa dalam meneliti manuskrip seorang filolog kerap kali kesulitan dalam menentukan teori yangakan digunakan di dalam penelitiannya, sehingga kerap kali peneliti kehilangan arah karena tidak tahu alat apa yang akan dipakai di dalam penelitiannya. Dengan demikian tulisan ini akan sedikit mengarahkan pembaca agar tidak kebingungan di dalam menentukan langkah penelitian, khususnya pada ranah pernaskahan yang dianggap lama atau kuno.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127800618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Menengok Tarian Perang dan Nilai Kepahlawanan dalam Naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna Tandhing Kaliyan Janaka","authors":"Surya Hema Malini, Dandung Adityo Argo Prasetyo","doi":"10.37014/jumantara.v9i2.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v9i2.248","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari Karna Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna Tandhing Kaliyan Janaka yang harus diungkap. teks Pratelan Bêksa Wirèng Karna Tandhing kaliyan Janaka berbentuk gancaran (prosa) dan berhuruf Jawa carik berjumlah 52 halaman merupakan naskah tunggal koleksi Perpustakaan Reksapustaka Pura Mangkunegaran Surakarta. Setelah melalui cara kerja filologi naskah ini memuat peperangan antara kesatria dengan raksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing, pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilai kepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126456320","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemilihan Pemimpin dalam Naskah Cerita Sri Narendra Raja Bahrul Alam Ditinjau melalui Perspektif Islam","authors":"Farrah Haida Fajrin","doi":"10.37014/jumantara.v8i2.255","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v8i2.255","url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang objek kajiannya adalah Naskah Cerita Sri Narѐndra Raja Bahrul Alam (selanjutnya disingkat SN). Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai wujud fisik dari naskah dan isi yang terkandung dalam naskah tersebut. Teks SN menceritakan tentang proses pemilihan pemimpin hal ini dapat disimpulkan setelah menggunakan struktur aktan yang kemudian ditinjau dari perspektif Islam. Hal ini dilakukan karena poin-poin yang dijadikan sebagai kriteria dalam memilih seorang pemimpin dalam naskah tersebut tercantum pada suatu karya yang cukup populer yaitu Al-Ahkam As-sulthaniyah karya Imam Mawardi meskipun dalam penyajiannya sangat berbeda.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128754715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERMAINAN DALAM MOENS ALBUM","authors":"Bambang Hernawan","doi":"10.37014/jumantara.v9i1.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v9i1.234","url":null,"abstract":"Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga di Indonesia yang menyimpan naskah-naskah Nusantara. Koleksi yang tersimpan terdiri lebih dari sebelas ribu naskah tulisan tangan dari berbagai bahasa dan aksara daerah di Nusantara. Sebagian besar koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan naskah-naskah Jawa, termasuk didalamnya adalah koleksi J. L. Moens.Seluruh koleksi J. L. Moensterdiri dari 284 naskah: Koleksi Perpustakaan Nasional RI terdiridari 85 naskah pewayangan pada kodekoleksi AS, 30 naskah berilustrasi padakodekoleksi KBG; enam naskah menjadi koleksi Museum Sonobudaya di Yogyakarta; sembilan naskah menjadi koleksi Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia; dan 154 naskah dengan kode Lor menjadi koleksi Perpustakaan Universitas Leiden –Belanda. Dari 30 naskah Moens Album, terdapat 3 naskah permainan anak-anak yaitu KBG 926 (Jongensspelen), KBG 927 (Meisjesspelen), KBG 928 (Kaart-en Dobbelspelen), yang juga disebut Moens Album, Platenalbum no.1, 2, dan 3. Naskah-naskah ini menyajikan gambar ilustrasi yang menggambarkan deskripsi permainan yang disajikan pada bagian lain halaman, dengan uraian teks beraksara dan berbahasa Jawa. Gambaran tentang permainan tradisional dalam koleksi ini akan memberikan pemahaman terhadap pemikiran, orientasi, dan nilai-nilai dari permainan tradisional yang pernah hidup pada masa lampau, meskipun bukan suatu hal yang muda huntuk dapat menghadirkannya kembali.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131771884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DHIKIR MAULUD NABI CARA JAWI: SEBUAH GENRE TEKS PROSA GUBAHAN DARI ARAB KE JAWA","authors":"Dandung Adityo Argo Prasetyo","doi":"10.37014/jumantara.v9i1.235","DOIUrl":"https://doi.org/10.37014/jumantara.v9i1.235","url":null,"abstract":"Dhikir Maulud Nabi Cara Jawi merupakan naskah yang berbentuk prosa, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dan ditulis menggunakan aksara Jawa. Naskah ini dikategorikan ke dalam naskah Islam. Dhikir Maulud Nabi Cara Jawi adalah suatu naskah yang memuat tentang riwayat Nabi Muhammad yang dimulai dari sebuah Nur, mendapat tanda-tanda kenabian hingga beliau dewasa. Naskah ini merupakan naskah gubahan dari seorang ahli agama di kalangan keraton Yogyakarta dengan tujuan untuk mendekatkan umat Islam Jawa yang sebagian besar tidak mengerti bahasa Arab agar lebih paham dengan cerita Nabi Muhammad. Dhikir Maulud Nabi Cara Jawi bisa juga disebut dengan Al-Barzanji versi bahasa Jawa yang biasanya dibaca oleh umat Islam atau para santri di lingkungan pondok pesantren pada setiap peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad.","PeriodicalId":213617,"journal":{"name":"Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125113606","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}