{"title":"Kualitas Mikrobiologi Air Bersih Di Rumah Sakit Jiwa Menur","authors":"Hikma Maulidiya Mulyaningrum, Ferry Kriswandana, Putri Arida Ipmawati","doi":"10.36568/kesling.v19i2.1540","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1540","url":null,"abstract":"Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan rumah sakit, mengingat bahwa rumah sakit adalah tempat perawatan orang sakit, maka penyehatan air perlu diperhatikan setiap saat baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas upaya peningkatan kualitas mikrobiologi air bersih di Rumah Sakit Jiwa Menur.Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif evaluatif dengan menguji kualitas mikrobiologi total koliform air bersih dan dengan mengobservasi aspek perencanaan, pengorganisasian SDM, proses pelaksanaan serta pengawasan dalam penyediaan air bersih di Rumah Sakit untuk mengetahui penyebab terjadinya cemaran total koliform, sehingga dapat dilakukan evaluasi dalam upaya peningkatan kualitas mikrobiologi air bersih.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualiatas mikrobiologi air bersih berdasarkan data sekunder yang diperoleh didapatkan hasil yang tidak memenuhi syarat. Form observasi di lapangan yang dilakukan dengan metoda wawancara tentang penyediaan air bersih di rumah sakit didapatkan rata-rata hasil sebesar 51,78 dengan kategori kurang baik.Saran yang dapat diberikan untuk Rumah Sakit yaitu diharapkan dapat meningkatkan kualitas mikrobiologi air bersih dengan melakukan desinfeksi atau pengolahan tambahan lainnya agar memenuhi persyaratan, dan meningkatkan beberapa aspek dalam penyediaan air bersih.","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"771 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125539550","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN SANITASI TEMPAT PENGGILINGAN DAGING DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS (Salmonella sp.) DAGING GILING","authors":"Rinda Astri Setyawati, Narwati, Deddy Adam","doi":"10.36568/kesling.v19i2.1531","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1531","url":null,"abstract":"Daging giling merupakan jenis bahan pangan yang mudah rusak (perishable food). Kerusakan dapat disebabkan oleh bakteri Salmonella melalui faktor sanitasi tempat diantaranya lokasi, bangunan, tata ruang dan fasilitas sanitasi. Faktor sanitasi tempat penggilingan daging di Pasar Tambah Rejo yang tidak memenuhi syarat berdasarkan Perka BPOM No. 5 Tahun 2015 berpotensi menyebabkan kontaminasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi tempat penggilingan daging dengan kualitas bakteriologis (Salmonella sp.) daging giling di Pasar Tambah Rejo Surabaya Tahun 2020.Desain penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh daging giling di tempat penggilingan daging Pasar Tambah Rejo Surabaya sejumlah 6 dan air bersih di tempat penggilingan daging Pasar Tambah Rejo Surabaya sejumlah 1. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan uji laboratorium. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman rank.Hasil penelitian diperoleh 5 lokasi tempat penggilingan daging kurang memenuhi syarat, 4 bangunan kurang memenuhi syarat, 2 tata ruang kurang memenuhi syarat, 5 fasilitas sanitasi cukup memenuhi syarat. Uji hipotesis menunjukkan p value (0,016) (0,05) mengindikasikan bahwa ada hubungan antara sanitasi tempat penggilingan daging dengan kualitas bakteriologis (Salmonella sp.) pada daging giling di Pasar Tambah Rejo Surabaya tahun 2020.Disarankan pekerja membersihkan lantai dengan cara mengepel menggunakan cairan desinfektan, PD Pasar Surya dapat merealisasikan program perbaikan saluran pembuangan yang terbuka dengan memberi penutup berupa penutup dari bahan besi.","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131411500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH SAYURAN UNTUK PELET PAKAN IKAN NILA","authors":"Siti Fanisya Afifah, Rachmaniyah, Khambali","doi":"10.36568/kesling.v19i2.1535","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1535","url":null,"abstract":"Limbah sayuran seringkali dibuang ke lingkungan yangdapat membahayakan lingkungan dan kesehatan. Pemilihan bahan baku limbah sayuran agar dapat dimanfaatkan menjadi pelet pakan ikan yang berpotensi baik untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui manfaat limbah sayuran untuk pelet pakan ikan nila (oreochromis niloticus)dengan beberapa perlakuan limbah sayuran yang berbeda dan mengetahui kandungan zat gizi protein limbah sayuran.Penelitian ini bersifat Deskriptif menggunakan jenis penelitian Posttest Only Control Group Design dengan 4 perlakuan yaitu limbah sayuran (kontrol), pelet pakan ikan limbah sayuran 20%, pelet pakan ikan limbah sayuran 30% dan pelet pakan ikan limbah sayuran 40%. Pengukuran dari setiap perlakuan untuk mengetahui kandungan zat gizi protein.Hasil penelitian yang diperoleh dari kandungan zat gizi protein limbah sayuran kubis dan kangkung (kontrol) yaitu sebesar 1,5185%, pelet pakan ikan dengan limbah sayuran 20% sebesar 5,216%, pelet pakan ikan dengan limbah sayuran 30% sebesar 3,981% dan pelet pakan ikan dengan limbah sayuran 40% sebesar 3,678%. Kualitas pelet pakan ikan belum memenuhi zat gizi protein yang sesuai dengan SNI 01-7242-2006 tentang Pembuatan Pakan Buatan Untuk Ikan Nila dalam proses pembesaran yaitu nilai protein minimal 25%.Disimpulkan hasil penelitian bahwa pelet pakan ikan dari limbah sayuran kubis dan kangkung memiliki kandungan protein rendah. Disarankan perlu adanya penambahan bahan baku yang memiliki kandungan protein tinggi seperti limbah tulang ikan, limbah udang, limbah ampas tahu dan limbah bulu ayam. Sehingga dapat menghasilkan pelet pakan ikan yang berkualitas baik untuk proses pembesaran ikan nila (oreochromis nilocticus) yang mencapai kandungan protein yaitu minimal 25% sesuai dengan SNI 01-7242-2006.","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114265189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EVALUASI PENURUNAN PO4 PADA INSTALASI ANAEROB DAN AEROB DI IPAL RSIM HASANAH MOJOKERTO","authors":"Tamyis, Iva Rustanti Eri, Marlik","doi":"10.36568/kesling.v19i2.1547","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1547","url":null,"abstract":"Konsentrasi phospat hasil pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit Islam Muhammadiyah (RSIM) Hasanah Kota Mojokerto pada tahun 2018 sering tidak memenuhi baku mutu, tetapi apabila dilakukan penambahan mikroba (make up) pada bak anaerob dan bak aerob, konsentrasi phospat akan memenuhi baku mutu. Tentu saja kondisi seperti ini menunjukkan bahwa IPAL RSIM tidak memiliki performa yang baik. Kondisi mikroba dalam IPAL merupakan indikator performa IPAL. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang penurunan konsentrasi PO4 dengan proses anaerob dan aerob pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSIM Hasanah Mojokerto.Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan deskriptif, dengan mengevaluasi proses anaerob dan aerob pada, serta faktor – faktor yang mempengaruhinya, yaitu pH, temperatur, BOD, COD, dan ORP (oxidation reduction potential). Data diperoleh dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh rumah sakit dan dari hasil uji yang dilakukan oleh penelilti, selanjutnya dibandingkan dengan Pergub Jatim Nomor 72 tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Dan/Atau Kegiatan Usaha.Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam IPAL ditemukan bahwa konsentrasi phospat di outlet rata – rata 2.2118 ppm (diatas baku mutu). Ratio BOD dan COD limbah cair pada bak pengumpul yang kurang dari 40% menunjukkan bahwa zat organik limbah cair bersifat toksik pada mikroorganisme. Nilai ORP pada bak aerob masih dibawah +100 mV, kondisi ini menunjukkan proses jumlah oksigen terlarut dalam bak aerob lebih rendah dari 3 mg/L.IPAL RSIM Hasanah Kota Mojokerto perlu dilakukan revitalisasi dengan mengevaluasi kesesuaian antara beban organik yang masuk dan kondisi unit proses dan operasional instalasi.","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126943737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fitrya Ayu Nur Aini Ar, Setiawan, Pratiwi Hermiyanti
{"title":"HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TB PARU","authors":"Fitrya Ayu Nur Aini Ar, Setiawan, Pratiwi Hermiyanti","doi":"10.36568/kesling.v19i2.1534","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1534","url":null,"abstract":"TB ditularkan melalui media udara ketika seseorang yang sakit TB batuk, bersin, berbicara atau meludah. Data Litbangkes, perokok mempunyai risiko menderita TB 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Penyakit TB Paru setiap tahunnya masuk kedalam 10 besar penyakit yang sering terjadi di masyarakat mengingat penyebaran penyakit TB Paru juga sangat cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan merokok dari penderita TB Paru.Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas yaitu kebiasaan merokok dan variabel terikat yaitu kejadian TB Paru. Analisa data dilakukan dengan membandingkan beberapa literatur untuk dapat ditarik sebuah kesimpulan yang disajikan dalam bentuk tabel.Hasil studi literatur dapat dijelaskan bahwa kebiasaan merokok berpengaruh terhadap kejadian TB Paru. Menurut studi literatur, responden penderita TB Paru tidak bisa meninggalkan kebiasaan merokok, bahkan ada beberapa responden yang mengaku mengalami kegagalan dalam pengobatan TB Paru yang sudah dijalani selama berbulan-bulan karena tidak bisa berhenti merokok. Uji statistik dari 5 artikel yang menjadi bahan studi literatur menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian TB Paru.Kesimpulan dari studi literatur, terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian TB Paru. Saran yang dapat diberikan kepada petugas kesehatan adalah intensif melakukan penyuluhan terhadap masyarakat tentang efek dari kebiasaan merokok terhadap penyakit TB Paru","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124556215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SANITASI KAPAL PADA KMP LEGUNDI DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA","authors":"Kelara Dyah Arintia Putri, Bambang Sunarko, Fitri Rokhmalia","doi":"10.36568/kesling.v19i2.1542","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1542","url":null,"abstract":"Penyehatan kapal penumpang perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan sanitasi kapal yang baik. Pemenuhuan syarat sanitasi pada kapal agar terciptanya kenyamanan dan pencegahan penularan penyakit bagi penumpang dan ABK. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sanitasi kapal penumpang di wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya.Penelitian ini bersifat observasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional, penentuan objek penelitian yaitu semua kapal penumpang yang berlabuh/sandar di pelabuhan selama waktu penelitian. Penilaian sub variabel yakni dapur, ruang rakit makanan, ruang tidur ABK, air minum, limbah cair, limbah medis/padat dan keberadaan vektor terdiri dari dua kategori yaitu memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Seluruh variabel akan disajikan dalam bentuk tabel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian terhadap variabel sanitasi dapur, ruang rakit makanan, ruang tidur ABK, air minum dan keberadaan vektor 2 ruangan (33%) terlihatnya tanda keberadaan vektor dan 4 ruangan (67%) tidak terlihat adanya keberadaan vektor pada KMP Legundi dikategorikan memenuhi syarat, sedangkan variabel limbah cair dan limbah medis/padat tidak memenuhi syarat.Disimpulkan dari sanitasi dapur, ruang rakit makanan, ruang tidur ABK, air minum dan keberadaan vektor pada KMP Legundi dikategorikan memenuhi syarat, sedangkan variabel limbah cair dan limbah medis/padat tidak memenuhi syarat. Disarankan perlu mempertahankan sistem pemeriksaan sanitasi kapal, serta diperlukannya pemantauan yang dilakukan secara berkala agar tidak menjadi tempat penyebaran penyakit. Serta memberi himbauan untuk melakukan pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan kapal sebelum dibuang, memberi himbauan kepada pemilik kapal maupun ABK untuk selalu menjaga kebersihan kapal dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas fasilitas agar penumpang menjadi nyaman.","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131380730","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE SANTRI DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN AS – SYAFI’IYAH SIDOARJO TAHUN 2020","authors":"Devi Novitasari, Suprijandani, Ferdian Akhmad Ferizqo","doi":"10.36568/kesling.v19i2.1539","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1539","url":null,"abstract":" Penyakit skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabies, hal ini dikarenakan kurangnya memelihara kebersihan diri (personal hygiene). Personal hygiene meliputi : kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan tempat tidur. Skabies menempati posisi ke – 2 dari 5 penyakit terbesar di Pondok Pesantren As – Syafi’iyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren As - Syafi’iyah Sidoarjo tahun 2020. Penelitian ini menggunakan studi analitik, jenisnya observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti ialah : kebersihan kulit, tangan, kuku, kaki, pakaian dan handuk. Sampel yang diambil sebanyak 66 responden sakit skabies dan 66 sebagai kontrol, dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data ditunjukkan dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (11,4%) kurang menjaga kebersihan kulit, lalu 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku, sebanyak 20 responden (15,2%) kurang menjaga kebersihan kaki, kemudian 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan pakaian, dan sekitar 17 responden (12,9%) kurang menjaga kebersihan handuk. Kesimpulan ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), terdapat pula hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), kejadian skabies juga dipengaruhi oleh kebersihan kaki (p-value = 0,01), kebersihan pakaian (p-value = 0,03), dan kebersihan handuk (p-value = 0,06). Pengelola Pondok pesantren perlu mengadakan penyuluhan tentang kebersihan diri. Sanitarian dapat berperan sebagai penyuluhnya. Seluruh santri hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132179641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMOMULYO KOTA SURABAYA TAHUN 2019","authors":"Nur Anisah Apriliani, Umi Rahayu, Narwati","doi":"10.36568/KESLING.V18I1.1103","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/KESLING.V18I1.1103","url":null,"abstract":"ABSTRAKKondisi fisik rumah di wilayah kerja Puskesmas Simomulyo berdempetan, sehingga mempengaruhi kualitas ruang pada rumah, yaitu sirkulasi udara dan pencahayaan yang didapat kurang dari 50 lux pada luas ventilasi yang berukuran kurang dari 10%. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kejadian penyakit TBC Paru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penyakit TBC Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Simomulyo.Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol (perbandingan 1 : 1). Sampel kasus 60 rumah dan sampel kontrol 60 rumah yang diambil secara acak dengan simple random sampling. Data dianalisis melalui uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% (ά = 0.05).Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pencahayaan (p-value= 0,009), kelembapan (p-value= 0,001), suhu (p-value 0,007), Ventilasi (p-value= 0,004), Kepadatan Hunian (p-value = 0,019) ,Lantai (p-value = 0,039) Lubang Asap Dapur (p-value = 0,001), kondisi fisik rumah ( p-value = 0,030) dengan penyakit TBC Paru. Hal ini diperhatikan dengan kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/ /SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan dan rumah tinggal.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penyakit TBC Paru. diharapkan bagi masyarakat untuk peduli terhadap kondisi lingkungan rumah seperti membersihkan sarang laba – laba, membersihkan debu yang ada di dalam dan sekitar rumah secara rutin, memasang genteng kaca, membuka jendela setiap pagi.berperan aktif dalam menemukan dan melapor bila terdapat pasien TBC Paru, menjaga kebersihan diri, menerapkan etika batuk, dan menggunakan masker apabila batuk dan pilek. Bagi Puskesmas untuk melakukan pemberian genteng kaca terhadap Penderita TBC Paru dan pemberian status ventilasi aktif di setiap rumah Penderita TBC Paru dan Non Penderita TBC Paru. Keywords: Kondisi Fisik Rumah, Penyakit TBC Paru","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123597836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEK PEMBERIAN EDUKASI HEALTH BELIEF MODEL PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KEPATUHAN PENGOBATAN","authors":"Nevada Bilqis Patricia, Darjati, Suprijandani","doi":"10.36568/KESLING.V18I1.1214","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/KESLING.V18I1.1214","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki salah satu negara berkembang yang berada di peringkat ke-3 dengan kasus infeksi tuberkulosis setelah Cina dan India. Jawa Timur adalah provinsi kedelapan dengan penemuan kasus TB paru BTA positif dan Kota Surabaya yang memiliki jumlah pasien tertinggi. Dari 62 pusat kesehatan kota di Surabaya, Pusat Kesehatan Simomulyo memiliki jumlah kematian tertinggi, 5 kasus. Salah satu upaya untuk meningkatkan angka kesembuhan adalah dengan mematuhi pengobatan dengan memberikan dukungan keluarga untuk memberikan dorongan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyediaan pendidikan dengan menggunakan teori pengetahuan dan persepsi Health Belief Model terhadap pengobatan TB paru.Penelitian ini menggunakan one group pre post desain dengan jumlah sampel penelitian adalah 39 pasien TB paru. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan Paired T Test.Hasil penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan peningkatan rata-rata dalam pengetahuan dan persepsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan. Dengan hasil data dari uji T berpasangan menunjukkan angka p =0.000 pada pengetahuan, persepsi kerentanan p = 0.000, persepsi keseriusan p = 0.000, persepsi manfaat dan hambatan p = 0.000 dan persepsi pengemudi p =0.000Disimpulkan bahwa ada peningkatan perbedaan rata-rata dalam pengetahuan dan persepsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan. Bagi peneliti maka disarankan untuk menggunakan intervensi lain.","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128474884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta Indica) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Culex sp","authors":"I ErnaNur, Winarko, Rusmiati","doi":"10.36568/kesling.v17i2.1057","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/kesling.v17i2.1057","url":null,"abstract":"Banyaknya kasus filariasis di Indonesia menunjukkan kurangnya pencegahan penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk. Kontrol kimiawi terhadap larva Culex sp menimbulkan efek negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi efektif ekstrak daun Mimba (Azadirachta indica) sebagai larvasida nyamuk Culex sp.Jenis penelitian ini adalah eksperimen yang menggunakan desian post test only control group design yang menerapkan 5 perlakuan dengan konsentrasi 0% (sebagai kontrol), 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1%. Uji anova satu arah dan uji probit digunakan secara analitik untuk menghitung LC50.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun Mimba (Azadirachta indica), semakin tinggi angka kematian larva. Hasil uji Kruskal wallis, untuk jumlah kematian Culex sp menunjukkan bahwa, perbedaan konsentrasi ekstrak daun Mimba (Azadirachta indica) memberikan dampak signifikan terhadap tingkat kematian Culex sp Larvae. Di sisi lain, uji Man Whitney untuk kematian larva menunjukkan bahwa berbagai konsentrasi yang dipasangkan memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil analisis probit diperoleh LC50 pada konsentrasi ekstrak daun Mimba 0,628%.Disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun Mimba (Azadirachta indica), semakin tinggi jumlah kematian larva. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada efek senyawa yang terkandung di bagian lain dari tanaman yang diharapkan dapat digunakan sebagai biolarvasida. Keywords : Ekstrak daun mimba, larvasida, larva nyamuk Culex sp","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"176 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122692501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}