{"title":"Hubungan adiksi game online dengan self-esteem dan psikopatologi pada siswa menengah pertama di Jakarta Utara","authors":"Felicia Grizelda Suryatenggara, Surilena","doi":"10.25170/djm.v22i1.2008","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.2008","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Adiksi game online merupakan gangguan perilaku bermain game online yang tidak terkontrol. Dampak negatif yang dapat terjadi akibat bermain game online antara lain gangguan mental dan self esteem rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara adiksi game online dengan self esteem dan psikopatologi pada siswa sekolah menengah pertama (SMP). Metode: Penelitian potong lintang dengan pengambilan sampel berurutan dilakukan pada 1.474 siswa SMP dengan mengisi kuesioner adiksi Game Online Indonesia (IOGAQ), SCL-90, dan Rosenberg’s Self Esteem Scale. Kriteria inklusi adalah semua siswa SMP kelas I sampai kelas III di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Kriteria eksklusi adalah siswa yang tidak bersedia menandatangani persetujuan sebagai responden. Uji bivariat dilakukan untuk menganalisis data. Hasil: Dari 1.474 siswa didapatkan 90,1% laki-laki dan 79,1% perempuan dengan adiksi game online dan terbanyak pada siswa kelas I SMP (87,3%). Adiksi game online lebih banyak dilakukan dengan frekuensi bermain game online ≥4 hari/minggu (95%), durasi bermain game online pada hari sekolah (95,5%) atau hari libur (94,2%) adalah >4 jam/hari. Jenis game online yang sering digunakan adalah shooting (92,4%) dan jenis perangkat yang banyak digunakan adalah portable (88,2%).Terdapat 84% responden dengan adiksi game online dengan self-esteem rendah dan 83,8% dengan ada psikopatologi. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara adiksi game online dengan self esteem dan psikopatologi (p≥0,05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara adiksi game online dengan self-esteem dan psikopatologi. Namun, bermain game online tetap harus bijaksana guna menghindari dampak negatif lainnya yang dapat ditimbulkan. Kata Kunci: adiksi, game online, psikopatologi, self-esteem.","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Posisi Dan Durasi Duduk Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Kantor Di Jakarta","authors":"Juliani Tanjung, Faradica Alda Hanarko, Ignatio Rika Haryono","doi":"10.25170/djm.v22i1.3948","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.3948","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kejadian nyeri punggung bawah (NPB) sudah menjadi permasalahan global di dunia. Hal ini merupakan penyebab utama absensi kerja yang menimbulkan beban ekonomi yang tinggi. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, terdapat 18% nyeri punggung bawah di Indonesia. Pekerja kantor identik dengan aktivitas duduk lama dan statis yang mengandalkan kekuatan otot punggung, dimana posisi duduk yang salah dapat menyebabkan nyeri punggung. Hal tersebut yang menjadi dasar ketertarikan penelitian ini. Metode: Penelitian cross-sectional dengan 100 responden pekerja kantor berusia 21 – 45 tahun. Data penelitian menggunakan kuesioner mengenai kebiasaan posisi duduk, lamanya durasi duduk dan aktivitas fisik. Oswestry Low Back Pain Disability Questionnaire untuk menilai nyeri punggung bawah. Hubungan antara variabel diuji menggunakan Chi-Square dan Fisher-exact dengan p<0,05. Hasil: 72% responden mengalami nyeri punggung bawah, 48% responden terbiasa dengan duduk membungkuk, 89% responden duduk dengan durasi ≥ 4 jam dalam sehari, 47% responden memiliki IMT berlebih, 68% responden dengan tingkat aktivitas fisik kategori tinggi. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara posisi duduk, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik responden terhadap nyeri punggung bawah (p>0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara durasi duduk, dan indeks massa tubuh dengan kejadian nyeri punggung bawah (p<0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara posisi duduk dengan kejadian nyeri punggung bawah. Durasi duduk dan IMT memiliki hubungan yang bermakna dengan nyeri punggung bawah pada pekerja kantor di Jakarta. Kata kunci: durasi duduk, nyeri punggung bawah, pekerja kantor, posisi duduk","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"96 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Riviati, Legiran, Irsan Saleh, Taufik Indrajaya, Surya Dharma, Muhammad Reagen, Fifi Yuniarti, Syafran Rasidi, Fadhyl Zuhry Lubis, Bima Indra
{"title":"Correlation of serum albumin to muscle mass, muscle strength, and physical performance in elderly","authors":"Nur Riviati, Legiran, Irsan Saleh, Taufik Indrajaya, Surya Dharma, Muhammad Reagen, Fifi Yuniarti, Syafran Rasidi, Fadhyl Zuhry Lubis, Bima Indra","doi":"10.25170/djm.v22i1.4233","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.4233","url":null,"abstract":"Introduction: Sarcopenia is a common problem found in the elderly. It is characterized by loss of muscle mass, muscle strength, and/or low physical performance. Currently, there’s little research on the association between serum albumin and muscle mass, muscle strength, and physical performance in the elderly, especially in Indonesia. This study aimed to find the correlation between serum albumin and muscle mass, muscle strength, and physical performance in the elderly. Method: A cross-sectional study was conducted from July 2022 to December 2022 towards elderly patients (>60 years) from the geriatric polyclinic at RSUP Moh. Hoesin Palembang. Serum albumin was examined for its correlation with muscle mass, muscle strength, and physical performance using Spearman’s test. Result: 41 elderly patients were included in this study (mean age 70.75 ± 7 years, 56.1% women). Correlation analysis showed that there’s a significant positive correlation between serum albumin with muscle strength (r=0.354, p=0.012) and a negative correlation with physical performance (r=-0.5, p <0.001). In comparison, there was no significant correlation between serum albumin and muscle mass (r=- 0.05, p=0.367). Conclusion: Muscle strength and physical performance have a significant correlation with serum albumin in the elderly. Therefore, even in the normal range, lower serum albumin is closely related to sarcopenia in the elderly. Key Words: albumin, muscle mass, muscle strength, physical performance, sarcopenia.","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"98 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139362818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Viabilitas Bacillus Subtilis di Media Preservasi Agar Skim Milk pada Tiga Varian Suhu Penyimpanan yang Berbeda","authors":"Sheila Febrilia, Enty","doi":"10.25170/djm.v22i1.2634","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.2634","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Preservasi bakteri merupakan hal yang umum pada kebanyakan laboratorium mikrobiologi. Berbagai metode seperti kering beku dan penyimpanan suhu rendah dianggap sebagai metode preservasi yang ideal, tetapi metode ini membutuhkan alat dan operator khusus. Agar Susu Skim merupakan media yang umum digunakan untuk preservasi bakteri. B.subtilis merupakan bakteri yang mudah tumbuh pada kebanyakan media. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi viabilitas B.subtilis ATCC 6633 yang disimpan pada 3 suhu berbeda selama 150 dan 270 hari. Metode: Isolat B.subtilis ATCC 6633 dikultivasi ke dalam tabung berisi agar susu skim, yang kemudian akan dibagi menjadi 3 kelompok penyimpanan berdasarkan suhu yang telah ditentukan. Uji viabilitas akan dilakukan sebanyak 2 kali pada hari ke-150 dan 270 dengan menggunakan metode Miles & Misra. Hasil uji akan dicatat dan dianalisa dengan menggunakan uji General Linear Model pada aplikasi SPSS. Hasil: Viabilitas bakteri B.subtilis ATCC 6633 pada hari ke-150 dan 270 menunjukkan hasil yang sama yaitu bakteri tetap viabel. Secara statistik, tidak ada pengaruh yang bermakna oleh media preservasi dan suhu penyimpanan terhadap pertumbuhan bakteri B.subtilis (p>0.005). Simpulan: Tidak ada pengaruh yang bermakna antara media preservasi dan suhu penyimpanan terhadap pertumbuhan bakteri B.subtilis ATCC 6633. Kata Kunci: Viabilitas Bakteri, B.subtilis ATCC 6633, Agar susu skim","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"474 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Asriyani, Silvia Suminto, N. Latief, Andi Alfian, I. Djaharuddin, Bachtiar Murtala
{"title":"Correlation of Comorbidities and Chest CT Severity Scores in Confirmed COVID-19 Patients","authors":"Sri Asriyani, Silvia Suminto, N. Latief, Andi Alfian, I. Djaharuddin, Bachtiar Murtala","doi":"10.25170/djm.v22i1.3702","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.3702","url":null,"abstract":"Pendahuluan : CT scan toraks penting dalam COVID-19, baik dalam penentuan diagnosis, grading keparahan, dan memandu tatalaksana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komorbiditas dengan CT Severity Score (CT-SS) pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Metode: Desain penelitian retrospective cross-sectional dilakukan pada 192 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang memenuhi syarat dan menjalani CT scan toraks. Analisis karakteristik gambaran CT scan toraks pasien dilakukan pada lung window dan mediastinal. CT-SS dilakukan untuk penilaian derajat keparahan COVID-19. Perbedaan proporsi gambaran CT scan berdasarkan komorbiditas diuji dengan chi-square. Hasil : Komorbiditas yang sering ditemukan adalah hipertensi (51 orang), diabete mellitus (37 orang), gagal ginjal kronik (29 orang), penyakit jantung koroner (14 orang), keganasan (14 orang) dan tuberkulosis (5 orang). Temuan CT scan yang paling sering adalah groundglass opacities, konsolidasi, crazy paving, dan fibrosis dengan distribusi periferal. Terdapat hubungan signifikan antara pasien berusia > 50 tahun, riwayat komorbiditas, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit jantung koroner dengan CT severity score ≥ 19.5 yang menunjukkan penyakit yang lebih berat (p<0.05) Simpulan : CT scan toraks dapat memberikan gambaran lesi di paru-paru serta memberikan penilaian semi-kuantitatif terhadap tingkat keparahan penyakit COVID-19, khususnya pada pasien dengan komorbiditas.","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139362987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KADAR GDP DENGAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RS ATMA JAYA","authors":"Arvin Praditya, Yunita Maslim","doi":"10.25170/djm.v22i1.1843","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.1843","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama (70%) pada pasien DMT2 sehingga kontrol glikemik yang akurat direkomendasikan untuk mencegah komplikasi kardiovaskular. Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP) merupakan parameter kontrol glikemik sederhana dengan korelasi yang cukup kuat dengan HbA1C sebagai gold standard (r = 0.61). Peningkatan asam urat serum (AUS) sebesar 1.8 mg/dL juga dapat meningkatkan risiko terhadap komplikasi makro dan mikrovaskular (28%) dan risiko mortalitas (9%) pada pasien DMT2. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara Kadar GDP sebagai parameter kontrol glikemik sederhana terhadap Kadar AUS sebagai salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular pada pasien DMT2 di RS Atma Jaya. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Data responden diambil dari rekam medis pasien DM Tipe 2 yang berobat di Poliklinik Cosmas, Rumah Sakit (RS) Atma Jaya. Pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal dan mengonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar asam urat (seperti allopurinol) dieksklusikan. Hasil: Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 35 responden. Uji Korelasi Pearson menemukan hubungan yang tidak signifikan antara GDP dan AUS (r = -0.101, p = 0.563), namun terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dan AUS (r = 0.350, p = 0.039). Uji Korelasi Spearman ditemukan hubungan yang tidak signifikan antara TD Sistolik dan AUS (r = 0.145, p = 0.407), TD Diastolik dan AUS (r = -0.026, p = 0.884). Simpulan: GDP, TD Sistolik, dan TD Diastolik memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap AUS, namun IMT memiliki hubungan yang signifikan terhadap AUS pada pasien DMT2 di Poliklinik Cosmas, RS Atma Jaya. Kata Kunci: AUS, DMT2, GDP, IMT, Inflamasi, Obesitas, TD","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. T. Indrayana, Annisa Ulfa, Nurul Afrilla Ridwan, Auni Afikah, Anytia Zulfa Khasanah
{"title":"Doctor's role in determining wounds qualification of terrorism victims","authors":"M. T. Indrayana, Annisa Ulfa, Nurul Afrilla Ridwan, Auni Afikah, Anytia Zulfa Khasanah","doi":"10.25170/djm.v22i1.3377","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.3377","url":null,"abstract":"Introduction: The terms terrorist (perpetrator) and terrorism (action) are derived from the Latin word “terrere” which means to shake or vibrate. The European Convention first discussed the definition of terrorism on the Suppression of Terrorism (ECST) in Europe in 1977; there was a paradigm expansion in the meaning of Crime against State to Crime against Humanity. Crime against Humanity includes criminal acts committed to create a situation that causes individuals, groups, and the general public to be in a tense atmosphere. Necessary to have a clinical forensic examination to determine the degree of injury suffered by victims of terrorist criminal acts as a reference for providing compensation from the state. Case Report: On Friday, October 23rd, 2020, at 09.25 a.m. at the Bhayangkara Hospital Emergency Installation, examinations were conducted on 4 men. The basis for the examination is based on a written request from the LPSK with the number: R-1176/1a.5.1/LPSK/10/2020 on October 21st, 2020. Discussion: There is a mechanism in the forensic examination for the victims of terrorism crimes. The process for obtaining compensation can be submitted by victims of terrorism crimes, their families, or their heirs. LPSK will conduct a substantive examination and calculate the losses suffered by victims of terrorism crimes. Conclusion: Regarding the provisions of these laws and regulations, the Indonesian Forensic Doctors Association (PDFI) cooperates with LPSK, as stated in the cooperation agreement. Key Words: doctor’s role, wound qualification, terrorism victims.","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"61 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139362930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Identifikasi dan Manajemen pada Nyeri Sentral Paska Stroke","authors":"Felicia, Michael Jaya","doi":"10.25170/djm.v22i1.3943","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.3943","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Nyeri sentral paska stroke (NSPS) merupakan nyeri neuropatik sentral yang timbul setelah terjadinya stroke. Kondisi ini ditemukan pada 1-12% dari penderita stroke dan umumnya terjadi dalam 6 bulan pertama setelah terjadinya stroke. Nyeri yang ditimbulkan pada NSPS dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup, menghambat proses rehabilitasi, serta menimbulkan keterbatasan aktivitas dan interaksi sosial. Tujuan: Sebagai bahan pembelajaran yang membahas mengenai diagnosis, manifestasi klinis, patofisiologi hingga tatalaksana dari NSPS. Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode tinjauan naratif sebagai bagian dari studi literatur. Diskusi: Pasien dengan NSPS datang dengan gejala sensoris yang bervariasi mulai dari sensasi terbakar, tertikam, hingga tersengat listrik. Adanya allodinia, disestesia dan hiperalgesia merupakan manifestasi tersering yang ditemukan pada penderita NSPS. Patofisiologi dari NSPS masih belum diketahui secara pasti, namun dikatakan adanya disinhibisi, sensitisasi sentral dan kerusakan pada jalur spinothalamikus dan thalamus turut berperan dalam NSPS. Pendekatan tatalaksana pada NSPS dapat berupa terapi farmakologis maupun non farmakologis. Golongan antikonvulsan seperti gabapentin dan pregabalin, serta antidepresan seperti amitriptilin saat ini masih direkomendasikan sebagai terapi lini pertama. Sedangkan pada kasus NSPS yang refrakter, dapat digunakan terapi non farmakologis seperti deep brain stimulation dan motor cortex stimulation (MCS). Peripheral nerve block dalam beberapa laporan kasus juga memperlihatkan hasil yang menjanjikan, namun hal ini perlu ditelusuri lebih lanjut.","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ivan Citra Selima, F. Kurniawan, Vetinly, Prisillia Nanny Djaya, S. R. Bororing
{"title":"Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur Terhadap Infeksi Saluran Kemih","authors":"Ivan Citra Selima, F. Kurniawan, Vetinly, Prisillia Nanny Djaya, S. R. Bororing","doi":"10.25170/djm.v22i1.3104","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v22i1.3104","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pendahuluan: Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit yang menyerang sistem perkemihan, baik dari organ hingga ke salurannya. Pada anak-anak, penyakit ini merupakan penyakit infeksi dengan angka tersering ke-2 setelah penyakit infeksi pernafasan dan dapat menimbulkan beban ekonomi negara sehingga harus segera diatasi. Sekitar 56,6% anak usia sekolah tidak mengonsumsi buah dan sayur yang cukup. Hal ini dapat menjadi faktor penyebab angka kasus ISK tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konsumsi buah dan sayur terhadap ISK. Metode: Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang menggunakan analisis data sekunder (ADS). Jumlah sampel 331 murid kelas 4-6 di Jakarta Utara.Data kecukupan konsumsi buah dan sayur didapatkan melalui pengisian kuesioner, sedangkan diagnosis ISK menggunakan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan dipstik) untuk mengetahui nilai suspek ISK pada responden. Hasil: Dari 331 responden didapatkan 9 murid memiliki nilai positif suspek ISK. Hasil analisis hubungan antara kecukupan konsumsi buah, sayur dan air putih tidak menunjukan adanya hubungan bermakna (konsumsi buah dan sayur P= 0,378). Walaupun hasil analisis data tidak menunjukan adanya hubungan yang bermakna, namun pada responden yang mengkonsumsi cukup buah dan sayur memiliki persentase lebih kecil positif suspek ISK dibandingkan dengan responden yang kurang menkonsumsi buah dan sayur. Simpulan: Konsumsi buah & sayur tidak hubungan yang signifikan terhadap jumlah suspek ISK pada anak, tetapi berdasarkan persentase suspek ISK, anak yang cukup mengonsumsi buah dan sayur memiliki persentase risiko lebih rendah daripada anak yang kurang mengHUbunganonsumsi buah dan sayur. Kata Kunci: Infeksi Saluran Kemih, Pemeriksaan carik celup, Pola kebiasaan makan buah dan sayur.","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tatalaksana Ventilasi Pada Pasien Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)","authors":"Tungki Pratama Umar","doi":"10.25170/djm.v20i2.2389","DOIUrl":"https://doi.org/10.25170/djm.v20i2.2389","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan infeksi saluran pernafasan yang telah menjadi pandemi global. Sekitar 5% dari seluruh penderita penyakit ini memerlukan unit perawatan intensif, dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) sebagai salah satu komplikasi utama dengan rasio kematian mencapai 94%. COVID-19 yang menyebabkan gangguan terutama pada sistem pernafasan memerlukan tatalaksana yang adekuat, khususnya dalam ventilasi atau oksigenasi untuk mengurangi risiko kerusakan multi organ. Penulis membahas topik tersebut pada tinjauan pustaka ini. \u0000Hasil: Tatalaksana ventilasi pada pasien COVID-19 harus memegang prinsip Safe (untuk petugas dan pasien), Accurate (mencegah teknik yang tidak biasa), serta Swift (cepat). Manajemen jalan nafas pada pasien COVID-19 memiliki risiko yang sangat tinggi karena besarnya peluang aerosolisasi yang terjadi. Pemberian ventilasi (oksigenasi) pada pasien dengan COVID-19 memiliki banyak pilihan, mulai dari nasal cannula, face mask, rebreathing masks, Venturi Mask, Non-rebreathing Mask (NRM), High Flow Nasal Cannula, Non Invasive Ventilation (NIV), hingga intubasi dengan ventilasi mekanik. Mengenai intubasi, hingga saat ini tidak terdapat protokol khusus, terutama terkait silang pendapat tentang early atau late intubation. \u0000Simpulan: Pemilihan teknik pemberian oksigen maupun keputusan intubasi sangat bergantung pada kebijaksanaan dari dokter anestesi yang hadir dan menilai sesuai dengan kebutuhan individu dan status klinis pasien.","PeriodicalId":195521,"journal":{"name":"Damianus Journal of Medicine","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133388938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}