Halima Tussakdiyah, A. Prabowo, Julindiani Iskandar
{"title":"PENERAPAN SOCIAL SPACE PADA RUANG DALAM APARTEMEN MELALUI STUDI KOMPARASI","authors":"Halima Tussakdiyah, A. Prabowo, Julindiani Iskandar","doi":"10.25105/psia.v3i1.13053","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13053","url":null,"abstract":"Social space atau biasa dikenal dengan ruang publik yang dapat menampung aktivitas masyarakat, baik secara perorangan maupun secara perkumpulan, dimana bentuk dari social space (ruang publik) ini terbentuk karena adanya pola dan susunan massa bangunan yang nantinya terbangun (Rustam Hakim, 1987). Tipologi Social Space (ruang public) ditekankan pada karakteristik kegiatannya, baik lokasi dan proses pembentukannya. Hal ini mencakup seperti pedestrian, jalur hijau, perbelanjaan dalam ruang, ruang lingkup hunian, plaza pasar dll (Carr dkk, 1992). Pada penerapan terhadap apartemen, elemen social space berguna untuk meningkatkan interaksi baik antar penghuni apartemen maupun antar penghuni unit. Apartemen merupakan sebuah hunian susun vertikal bersama dengan memiliki beberapa tipe unit berdasarkan luasan dan kebutuhan penghuninya serta memiliki fasilitas pendukung bagi penghuni untuk berinteraksi sosial yang muncul, karena semakin berkurangnya lahan dan harga tanah yang semakin mahal. Dalam hal ini, metode yang di lakukan adalah metode komparasi yaitu membandingkan apartemen satu dengan lainnya. Pada studi ini memilih Avana Apartment dan Senopati Suites dengan kualitas yang sama untuk dijadikan studi komparasi dengan membandingkan social space didalamnya. Bedasarkan analisis perbandingan kedua apartemen tersebut terdapat perbedaan pada ruang sosial (social space) dan desain unit dalam apartemen. Senopati Suites dengan desain unit yang menyerupai rumah pada umumnya tidak menjamin adanya interaksi sosial di bandingkan Avana Apartment yang memiliki desain unit apartemen pada umumnya namun memiliki aktivitas sosial antar warga apartment yang lebih intensif. Hal ini dikarenakan dari awal Avana Apartment dirancang dengan fasilitas pendukung interaksi sosial sebagai penunjang.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"171 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123103479","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IMPLEMENTASI PRINSIP ENERGY MATTERS DALAM PENDEKATAN ARSITEKTUR ECO-TECH PADA BANGUNAN MASJID DI KAWASAN ISLAMIC CENTER MALANG","authors":"Audhy Dayu Murthie, Khotijah Lahji","doi":"10.25105/psia.v3i1.13031","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13031","url":null,"abstract":"Konsep efisiensi energi atau energy matters sering kali diabaikan dalam merancang sebuah bangunan. Termasuk pada bangunan Masjid sebagai rumah ibadah yang umumnya hanya menegaskan keagungan. Di Indonesia sendiri belum banyak perancangan masjid yang menggunakan konsep ini. Adanya pendekatan arsitektur eco-tech diketahui dapat menjadi salah satu solusi dari efisiensi energi pada bangunan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Namun, belum adanya kajian lebih lanjut mengenai hal tersebut agar dapat diterapkan pada bangunan Masjid. Oleh karena itu tujuan dari adanya penelitian adalah untuk menyimpulkan aspek-aspek energy matters dengan menggunakan variabel pertimbangan bentuk, fasad, orientasi bangunan, kondisi ekologis tapak, serta penggunaan energi rendah. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan studi kasus dari bangunan yang menerapkan prinsip energy matters dengan masing-masing variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa desain pada bangunan masjid dapat menggunakan prinsip-prinsip tersebut yang saling diintegrasikan. Kemudian, hasil inilah yang akan diterapkan sebagai konsep desain pada perancangan Masjid di Kota Malang.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124867304","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mohamad Hafidzi Dwi Syahnarqy, Dewi Rintawati, Christina Sari
{"title":"ANALISIS MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS DI SEKITAR KAWASAN PANCORAN GLODOK AKIBAT PEMBANGUNAN MRT FASE 2A","authors":"Mohamad Hafidzi Dwi Syahnarqy, Dewi Rintawati, Christina Sari","doi":"10.25105/psia.v3i1.13092","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13092","url":null,"abstract":"Dampak pembangunan MRT Fase 2A di jalan Pintu Besar Selatan mempengaruhi kemacetan di kawasan jalan Pancoran Glodok dan sekitarnya. Adanya kegiatan konstruksi tersebut menyebabkan terganggunya arus lalu lintas dan berkurangnya kapasitas ruas jalan di Pancoran Glodok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja ruas jalan Pancoran Glodok saat ini terhadap kawasan sekitarnya dan enganalisis penerapan manajemen lalu lintas yang sesuai pada ruas jalan Pancoran Glodok dan sekitarnya pengaruh adanya pengalihan arus LEZ Kota Tua dan pembangunan proyek MRT terhadap kinerja ruas jalan Pancoran Glodok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan kinerja ruas jalan dengan menggunakan MKJI 1997. Angka kelayakan pelayanan jalan ditunjukan dengan nilai derajat kejenuhan/degree of saturation (DS), dengan syarat DS ≤ 0,85. Analisis data yang didapat dari hasil survei, kapasitas total (C) jalan Pancoran Glodok sebesar 3.036 smp/jam dengan tipe jalan yang digunakan 2/2 D. Arus lalu lintas (Q) pada jam sibuk pagi sebesar 987,2 smp/jam dengan nilai DS 0,325; pada jam sibuk siang sebesar 945,725 smp/jam dengan nilai DS 0,312; dan pada jam sibuk sore sebesar 1011,5 smp/jam dengan nilai DS 0,333. Skenario 1 yaitu kondisi arus lalu lintas sebelum konstruksi pada bulan April 2021 diperoleh derajat kejenuhan sebesar 0, 323. Skenario 2 yaitu kondisi arus lalu lintas saat konstruksi pada bulan September 2021 akibat limpahan volume dari jalan Gajah Mada diperoleh derajat kejenuhan sebesar 1,152. Manajemen lalu lintas yang dilakukan adalah perubahan rute jalan dan penerapan manajemen kapasitas dengan menghilangkan movable concrete barrier.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"14 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123693571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONSEP ARSITEKTUR ORGANIK PADA BANGUNAN PENGINAPAN GREEN VILLAGE BALI","authors":"Annisa Ridyasmara, Punto Wijayanto","doi":"10.25105/psia.v3i1.13038","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13038","url":null,"abstract":"Penerapan konsep Arsitektur Organik banyak digunakan pada eksterior maupun interior bangunan, seperti salah satunya pada bangunan Penginapan Green Village Bali. Menurut Frank Lloyd Wirght konsep Arsitektur Organik adalah konsep desain yang dikembangkan dari dalam ke luar bangunan, penggunaan material bangunan yang disesuaikan dengan sifat bahannya, elemen-elemen bangunan menjadi kesatuan yang utuh, serta perancangan bangunan dengan mengekspresikan waktu, tempat dan tujuan., Dengan menerapkan konsep tersebut, tamu yang menginap di penginapan Green Village Bali akan mendapatkan perasaan nyaman dan menyatu dengan alam. Selain itu, Bangunan dengan konsep Arsitektur Organik turut mempromosikan keindahan alam daerah setempat pada bangunan penginapan wisatawan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Setelah itu, data dijabarkan dengan prinsip Arsitektur Organik menurut Frank Lloyd Wright, sehingga memunculkan gagasan desain penginapan yang menerapkan konsep Arsitektur Organik pada interior maupun eksterior bangunan. Temuan ini akan menjadi bahan studi preseden perancangan bangunan penginapan yang menerapkan Arsitektur Organik.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"72 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129343414","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KRITERIA RUANG LUAR YANG RESPONSIF PADA MASJID AGUNG JAWA TENGAH","authors":"Dyah Savira Ambar Arum, Ratih Budiarti","doi":"10.25105/psia.v3i1.13052","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13052","url":null,"abstract":"Masjid Agung Jawa Tengah merupakan suatu kawasan yang mewadahi kegiatan keislaman dan kebudayaan islam. Selain untuk menampung kegiatan beribadah, masjid agung diharapkan dapat mewadahi segala aktivitas manusia yang dapat mewujudkan kesejahteraan sosial yang selaras dengan masyarakat sekitar. Hal tersebut yang menjadi gagasan penting terhadap pendekatan yang digunakan. Melalui pendekatan kontekstual, selain untuk menciptakan bangunan yang harmonis diharapkan dapat menciptakan rancangan yang responsif sesuai dengan kegiatan masyarakat sekitar, baik secara aktif maupun pasif. Untuk mencapai suatu rancangan tersebut, perlu adanya elemen perancangan yang diterapkan, yaitu perancangan ruang luar sebagai fasilitas pendukung yang dapat menampung kegiatan beribadah dan kegiatan masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria ruang luar pada Masjid Agung yang responsif dengan lingkungan sekitar, dengan menggunakan parameter variabel sirkulasi kendaraan, sirkulasi pedestrian, plaza, dan taman. Variabel aspek desain responsif pada preseden dengan tipologi yang sama. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan studi literatur dan beberapa preseden bangunan yang sudah terbangun. Hasil yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah menganalisis dan mengidentifikasi kriteria perancangan ruang luar yang responsif pada Masjid Agung Jawa Tengah.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130957200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH ELEMEN RUANG TERBUKA DALAM KONSEP HEALING ENVIRONMENT RUMAH SAKIT PROF. DR. H. M. ANWAR MAKATUTU, KABUPATEN BANTAENG PADA PENGALAMAN RASA RUANG PASIEN PTSD","authors":"Alif Rahmatullah, Hardi Utomo, Nuzuliar Rahma","doi":"10.25105/psia.v3i1.13105","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13105","url":null,"abstract":"Dengan perkembangan zaman yang begitu cepat di era sekarang menjadikan manusia harus siap dengan segala jenis kecanggihan teknologi mutakhir dan terobosan terobosan baru. Manusia jadi memiliki tugas baru dalam kehidupan sosial yakni cakap dengan teknologi dan segala jenis perkembangannya. Dengan psikologis masyarakat indonesia yang berbeda pada setiap daerah tidak menjadikan kabupaten bantaeng terlepas dari hal ini. Sebagai kawasan dengan perkembangan yang masih cukup jauh dari kota kota lain, dan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan yang sangat cepat membuat masyarakat setempat rentan terkena stress atau depresi. Dengan menerapkan healing garden pada bangunan RSUD sebagai pusat kesehatan, diharapkan dapat membantu dan menyembuhkan penyandang PTSD dan pasien pasien trauma yang lain.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131501454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONSEP ARSITEKTUR KONTEKSTUAL PADA DESAIN HOTEL DAN KONVENSI DI PRAMBANAN- KAWASAN BOKOHARJO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA","authors":"Kathleen Athalia Halim, A. Prabowo, Sri Tundono","doi":"10.25105/psia.v3i1.13034","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13034","url":null,"abstract":"Candi Prambanan sebagai salah satu dari lima warisan budaya yang sudah diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 1991, merupakan salah satu candi termegah di Asia Tenggara. Candi Prambanan terletak pada Daerah Istimewa Yogyakarta, identik dengan sumbu filosofi Yogyakarta yang membentang dari Gunung Merapi, Kraton, hingga pantai selatan. Secara filosofis sumbu ini memberikan gambaran konsep sangkan paraning dumadi, yaitu tentang bagaimana cara manusia menyikapi kehidupan. Candi Prambanan dan garis imajiner Yogyakarta sebagai warisan budaya perlu dilestarikan dengan pengembangan fasilitas bertema kontekstual. Arsitektur kontekstual dapat diartikan sebagai perancangan arsitektur yang memperhatikan kontinuitas visual sehingga hasil rancangan bangunan yang akan didirikan berkesinambungan dengan bangunan eksisting dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan. Jurnal ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep kontekstual pada bangunan hotel dan konvensi menurut sudut perancang. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan sumber acuan hasil studi pustaka dan survey virtual. Hasil tulisan akhir adalah 72% konsep arsitektur kontekstual telah diterapkan pada rancangan Hotel dan Konvensi Prambanan.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133654576","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMILIHAN MATERIAL PENUTUP LANTAI UNTUK KENYAMANAN RUANG SHALAT MASJID AGUNG DI BANJARBARU","authors":"R. Saputra, N. B. Hartanti, Rita Walaretina","doi":"10.25105/psia.v3i1.13017","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13017","url":null,"abstract":"Bangunan masjid seharusnya mencipatakani rasa nyaman bagi penggunanya. Kota Banjarbaru memiliki cuaca dan iklim yang cenderung panas dengan suhu rata-rata dapat mencapai 35 oC. hal itu mampu mempengaruhi pada kurangnya kenyamanan termal dalam bangunan. Satu upaya untuk menciptakan suatu kenyamanan termal di ruang shalat yang terletak pada daerah tropis adalah dengan menggunakan material penutup lantai yang tepat. Salah satu pertimbangan yang menunjang penggunaan material granit dan marmer sebagai material bangunan adalah memiliki kekuatan dan kemampuan menahan beban dan mampu menyerap dingin dari udara bebas","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131665267","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Octaviano A. H. Within, Indartoyo Indartoyo, M. A. Topan
{"title":"STUDI VISUALISASI KEHIDUPAN PRASEJARAH DENGAN KONSEP NARATIF PADA ALUR RUANG MUSEUM SITUS SONG TERUS DI PACITAN, JAWA TIMUR","authors":"Octaviano A. H. Within, Indartoyo Indartoyo, M. A. Topan","doi":"10.25105/psia.v3i1.13107","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13107","url":null,"abstract":"Museum merupakan tempat penyimpanandan sumber informasi prasejarah. Media pembelajaran sejarah yang baik dapat mempermudah pemahaman seseorang terhadap peristiwa sejarah. Sebuah museum sebagai media pembelajaran yang kurang meng-ekspresikansuasana sejarahnya dapat mengurangi minat para pengunjung maupun pelajar. Untuk PerancanganMuseum Arkeologi Pacitan sebagai wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari sejarah arkeologi kawasan Pacitan dan sekitarnya, dirancang dengan konsep narasi melalui alur ruang-ruang pada museum. Museum yang dapat dengan baik mem-visualiasai kehidupan lampau dari benda-benda peninggalannya tentu saja sangat membantu membantu dalam memperoleh informasi sejarah dan meng-generalisasi suatu peristiwa sejarah dengan lebih baik. Metode yangdigunakan adalah komparatif melalui studi literatur dan preseden. Dari hasil analisis studi pembelajaran sejarah masa sekarang memerlukan pemanfaatan visual yang cukup realistis dalam menggambarkan kejadian sejarah. Hal ini juga terkait dengan tujuan untuk mewujudkan efektivitas dalam penyuguhan informasi sejarah yang lebih mudah diserap dan dipahami.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132147616","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Bilal Saiful, Etty Kridaso, Punto Wijayanto
{"title":"KOMPARASI TEMA ARSITEKTUR KONTEMPORER DI BANGUNAN INSTITUT KESENIAN, OBJEK PENGAMATAN: INSTITUTE FOR CONTAMPORARY ART AT VCU VIRGINIA, INSTITUT OF CONTAMPORARY ART BOSTON, THE KENNEDY CENTER FOR THE PERFORMING ARTS WASHINGTON DC","authors":"Muhammad Bilal Saiful, Etty Kridaso, Punto Wijayanto","doi":"10.25105/psia.v3i1.13024","DOIUrl":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13024","url":null,"abstract":"Arsitektur kontemporer merupakan tema yang hadir setelah post modern. Tema ini hadir dengan melahirkan keresahan-keresahan yang ada di era modern tersebut. Kontemporer hadir dan menjadi pendobrak keresahan tersebut. Kontemporer itu sendiri memiliki beberapa karakteristik sehingga dapat disebut sebagai bangunan kontemporer. Pengklasifikasian bangunan kontemporer sangat perlu untuk menciptakan sebuah acuan yang benar sehingga nantinya mudah dalam mengkategorikan bangunan-bangunan kontemporer, dalam hal ini menggunakan tipologi yaitu bangunan Institut Kesenian. Tujuan Penulisan ini adalah untuk menganalisa dan bagaimana kontemporer arsitektur di terapkan. Penelitian dilakaukan menggunakan metedologi Kualitatif dengan kesimpulan yang deskriptif berupa tabel yang membandingkan tiga bangunan Institut Kesenian yang serupa dilakukan menggunakan informasi sekunder. Parameter kontemporer menggunakan aspek perancangan yang dikemukakan oleh Egon Schirmbeck dalam buku yang berjudul Idea, Form, and Architecture; Design Principles in Contemporary Architecture.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114911907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}