Mohamad Hafidzi Dwi Syahnarqy, Dewi Rintawati, Christina Sari
{"title":"ANALISIS MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS DI SEKITAR KAWASAN PANCORAN GLODOK AKIBAT PEMBANGUNAN MRT FASE 2A","authors":"Mohamad Hafidzi Dwi Syahnarqy, Dewi Rintawati, Christina Sari","doi":"10.25105/psia.v3i1.13092","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dampak pembangunan MRT Fase 2A di jalan Pintu Besar Selatan mempengaruhi kemacetan di kawasan jalan Pancoran Glodok dan sekitarnya. Adanya kegiatan konstruksi tersebut menyebabkan terganggunya arus lalu lintas dan berkurangnya kapasitas ruas jalan di Pancoran Glodok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja ruas jalan Pancoran Glodok saat ini terhadap kawasan sekitarnya dan enganalisis penerapan manajemen lalu lintas yang sesuai pada ruas jalan Pancoran Glodok dan sekitarnya pengaruh adanya pengalihan arus LEZ Kota Tua dan pembangunan proyek MRT terhadap kinerja ruas jalan Pancoran Glodok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan kinerja ruas jalan dengan menggunakan MKJI 1997. Angka kelayakan pelayanan jalan ditunjukan dengan nilai derajat kejenuhan/degree of saturation (DS), dengan syarat DS ≤ 0,85. Analisis data yang didapat dari hasil survei, kapasitas total (C) jalan Pancoran Glodok sebesar 3.036 smp/jam dengan tipe jalan yang digunakan 2/2 D. Arus lalu lintas (Q) pada jam sibuk pagi sebesar 987,2 smp/jam dengan nilai DS 0,325; pada jam sibuk siang sebesar 945,725 smp/jam dengan nilai DS 0,312; dan pada jam sibuk sore sebesar 1011,5 smp/jam dengan nilai DS 0,333. Skenario 1 yaitu kondisi arus lalu lintas sebelum konstruksi pada bulan April 2021 diperoleh derajat kejenuhan sebesar 0, 323. Skenario 2 yaitu kondisi arus lalu lintas saat konstruksi pada bulan September 2021 akibat limpahan volume dari jalan Gajah Mada diperoleh derajat kejenuhan sebesar 1,152. Manajemen lalu lintas yang dilakukan adalah perubahan rute jalan dan penerapan manajemen kapasitas dengan menghilangkan movable concrete barrier.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"14 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13092","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Dampak pembangunan MRT Fase 2A di jalan Pintu Besar Selatan mempengaruhi kemacetan di kawasan jalan Pancoran Glodok dan sekitarnya. Adanya kegiatan konstruksi tersebut menyebabkan terganggunya arus lalu lintas dan berkurangnya kapasitas ruas jalan di Pancoran Glodok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja ruas jalan Pancoran Glodok saat ini terhadap kawasan sekitarnya dan enganalisis penerapan manajemen lalu lintas yang sesuai pada ruas jalan Pancoran Glodok dan sekitarnya pengaruh adanya pengalihan arus LEZ Kota Tua dan pembangunan proyek MRT terhadap kinerja ruas jalan Pancoran Glodok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan kinerja ruas jalan dengan menggunakan MKJI 1997. Angka kelayakan pelayanan jalan ditunjukan dengan nilai derajat kejenuhan/degree of saturation (DS), dengan syarat DS ≤ 0,85. Analisis data yang didapat dari hasil survei, kapasitas total (C) jalan Pancoran Glodok sebesar 3.036 smp/jam dengan tipe jalan yang digunakan 2/2 D. Arus lalu lintas (Q) pada jam sibuk pagi sebesar 987,2 smp/jam dengan nilai DS 0,325; pada jam sibuk siang sebesar 945,725 smp/jam dengan nilai DS 0,312; dan pada jam sibuk sore sebesar 1011,5 smp/jam dengan nilai DS 0,333. Skenario 1 yaitu kondisi arus lalu lintas sebelum konstruksi pada bulan April 2021 diperoleh derajat kejenuhan sebesar 0, 323. Skenario 2 yaitu kondisi arus lalu lintas saat konstruksi pada bulan September 2021 akibat limpahan volume dari jalan Gajah Mada diperoleh derajat kejenuhan sebesar 1,152. Manajemen lalu lintas yang dilakukan adalah perubahan rute jalan dan penerapan manajemen kapasitas dengan menghilangkan movable concrete barrier.