{"title":"KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI, PERILAKU FERTILITAS DAN PREFERENSI FERTILITAS PADA WANITA USIA SUBUR","authors":"Lalu Kekah Budi Prasetya","doi":"10.37306/kkb.v7i2.128","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i2.128","url":null,"abstract":"Walaupun Angka Fertilitas Total Indonesia telah menunjukkan tren penurunan selama 5 tahun terakhir SDKI yaitu dari tahun 2012-2017, namun penting untuk mengetahui preferensi fertilitas dari wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun untuk perencanaan kebijakan terkait penurunan fertilitas pada tahun-tahun mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi dan perilaku fertilitas terhadap preferensi fertilitas pada wanita usia subur usia 15-49 tahun berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan jenis kuesioner yang dipilih adalah kuesioner wanita usia subur (WUS) dengan umur wanita dari 15 sampai dengan 49 tahun. Dalam penelitian ini akan dilakukan tabulasi silang dengan kombinasi chi-square, analisis bivariat dan regresi logistik. Berdasarkan hasil regresi logistik biner, usia responden saat ini, tipe tempat tinggal responden, pendidikan tertinggi responden, penggunaan kontrasepsi dan keinginan menggunakan kontrasepsi, penggunaan kontrasepsi saat ini berdasarkan metode dan total anak yang pernah dilahirkan (0-2 anak atau 2 anak lebih) berhubungan signifikan terhadap preferensi fertilitas WUS usia 15-49 tahun di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017. \u0000 ","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130157005","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Colti Sistiarani, Bambang Hariyadi, Eri Wahyuningsih
{"title":"DETERMINAN PARTISIPASI PROGRAM KAMPUNG KB PADA WANITA USIA SUBUR DI KABUPATEN BANYUMAS","authors":"Colti Sistiarani, Bambang Hariyadi, Eri Wahyuningsih","doi":"10.37306/kkb.v7i2.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i2.104","url":null,"abstract":"Program kampung Keluarga Berkualitas (KB) merupakan program pemerintah yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga. Pelaksanaan kampung KB di Kabupaten Banyumas telah diinisiasi di wilayah Desa Sumbang dan Kelurahan Karangpucung. Kegiatan kampung KB salah satunya adalah pelibatan khalayak sasaran yaitu Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi program kampung KB. Populasi dalam penelitian ini yaitu Wanita Usia Subur di Kabupaten Banyumas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 71 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh antara sikap pelaksanaan kampung KB, dukungan suami dan akses kegiatan kampung KB terhadap partisipasi program kampung KB, serta tidak ada pengaruh antara pengetahuan tentang kampung KB. Simpulan dalam penelitian ini yaitu faktor yang paling berpengaruh dalam penelitian ini yaitu sikap pelaksanaan kampung KB. Rekomendasi penelitian ini yaitu pentingnya pendekatan program dalam faktor terkait dalam upaya peningkatan partisipasi program kampung KB.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116959864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR RISIKO BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI INDONESIA","authors":"Dian K Irawati","doi":"10.37306/kkb.v7i2.129","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i2.129","url":null,"abstract":"Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia telah menyebabkan masalah serius tentang buang air besar sembarangan. Indonesia menempati urutan kedua besar prevalensi buang air besar sembarangan di dunia, setelah India. Kotoran manusia dibuang di parit, selokan, teras, padang rumput, hutan, sungai, danau atau ruang terbuka lainnya, sehingga mencemari tata air. Buang air besar sembarangan dapat menyebabkan meningkatnya risiko penularan penyakit diare maupun penyakit anak lain di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai faktor sosial, ekonomi dan demografi penduduk Indonesia yang melakukan buang air besar sembarangan. Data diperoleh dari 49.627 responden rumah tangga Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Data diperiksa menggunakan deskriptif dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik buang air besar sembarangan sangat dipengaruhi oleh tempat tinggal, kuintil kekayaan rumah tangga, dan ketersediaan air bersih rumah tangga. Temuan menunjukkan perlunya pembangunan septic tank dan keberlanjutan pasokan air di tempat umum serta di lingkungan miskin untuk menghilangkan buang air besar sembarangan di negara ini. \u0000 ","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130152435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERKEMBANGAN MOTORIK, BAHASA, PSIKOSOSIAL BALITA STUNTING: LITERATURE REVIEW","authors":"Chairunnisa Murniati","doi":"10.37306/kkb.v7i1.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i1.123","url":null,"abstract":"Stunting telah menjadi kebijakan nasional sejak periode RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) 2010-2014 melalui sasaran pembangunan pangan dan gizi dengan tujuan menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Pada RPJMN 2020-2024 stunting kembali menjadi isu strategis dengan target prevalensi 14 persen di tahun 2024. Pertumbuhan pada 2 tahun pertama merupakan kondisi kritis dalam perkembangan seorang anak karena anak yang mengalami kondisi gagal tumbuh, terutama pada usia dini, kemungkinan juga mengalami hambatan pertumbuhan organ lainnya termasuk otak. Stunting memiliki dampak terhadap perkembangan anak. Anak stunting mengalami perkembangan saraf, IQ dan prestasi belajar di sekolah yang lebih rendah dibanding anak normal. Untuk mengidentifikasi perkembangan anak terdampak stunting, literature review dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak 0-60 bulan yang terdeteksi stunting. Data basis yang kami gunakan melalui google scholar, reseach gate, PsychINFO, NCBI, PubMed/Medline, Wiley. Studi literatur yang dilakukan mencakup artikel yang membahas perkembangan anak usia 0-60 bulan terdeteksi stunting dari aspek motorik kasar, motorik halus, psikososial dan bahasa dengan kriteria eksklusi dan inklusi. Hasil studi menunjukkan, stunting mempengaruhi aspek perkembangan anak, karena terdapat hubungan kejadian stunting dengan perkembangan kognitif anak. Intervensi yang dilakukan untuk mencegah kejadian stunting dilakukan sejak kehamilan dengan memastikan kecukupan gizi pada ibu hamil, pemberian ASI dan pemberian MP-ASI yang adekuat pada bayi hingga usia 2 tahun. Upaya perbaikan aspek perkembangan anak dapat dilakukan dengan pemberian nutrisi dan kecukupan gizi serta stimulasi motorik dan psikososial.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115646234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DAN PASANGANNYA TERHADAP JARAK KELAHIRAN ANTARA ANAK PERTAMA DENGAN KEDUA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017)","authors":"Bambang Eko Cahyono","doi":"10.37306/kkb.v7i1.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i1.127","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Jarak kelahiran adalah bagian dari kesehatan reproduksi. Jarak kelahiran sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu dan anak. Jarak kelahiran yang baik adalah 24–60 bulan. Semakin pendek atau semakin jauh jarak kelahiran dapat berisiko terhadap kesehatan ibu dan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor terpilih terhadap jarak kelahiran. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah Wanita Usia Subur, usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan dengan minimal 2 anak lahir hidup. Variabel dependen (tidak bebas) penelitian ini adalah jarak kelahiran anak pertama dan kedua yang dikategorikan menjadi ideal (24-60 bulan) dan tidak ideal (<24 bulan) sedangkan jarak >60 bulan tidak dimasukan dalam penelitian ini, serta tujuh variabel bebas yaitu lokasi tempat tinggal, pasangan/ suami bekerja, jenis kelamin anak pertama, pemakaian KB saat lahir anak, tingkat kekayaan atau kesejahteraan, jumlah anak ideal, umur responden ketika melahirkan anak pertama. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik biner. Hasil analisis bahwa enam variael bebas mempunyai pengaruh yang signifikan (p<0,05) namun hanya variabel lokasi tempat tinggal yang tidak berpengaruh secara signifikan (dengan nilai p>0,05). Jarak kelahiran terkait dengan kesehatan reproduksi dan berperan penting terhadap kondisi kesehatan ibu dan anak yang dilahirkan, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan program kesehatan ibu dan anak.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"114 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122027664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMODELAN KLASIFIKASI PADA INDEKS KETIMPANGAN GENDER (IKG) TAHUN 2020 DENGAN METODE NAÏVE BAYES","authors":"Anne Mudya Yolanda, A. Adnan, Azra Aulia Dwiputri","doi":"10.37306/kkb.v7i1.118","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i1.118","url":null,"abstract":"Indeks Ketimpangan Gender (IKG) merupakan indikator pendukung pembangunan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada isu gender. Oleh karenanya peneliti tertarik melakukan kajian pemodelan klasifikasi dengan tujuan melakukan prediksi tingkat IKG menurut kabupaten/kota di Indonesia tahun 2020 menggunakan algoritma machine learning. Algoritma yang diterapkan pada data IKG dan indikatornya adalah metode naïve bayes. Adapun indikator penyusun yang digunakan yaitu proporsi persalinan tidak di fasilitas kesehatan, proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang pernah kawin dan saat melahirkan hidup pertama, persentase keterwakilan di parlemen, proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dengan pendidikan minimal SMA, dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Analisis dengan metode naive bayes pada empat kategori: rendah, menengah bawah, menengah atas, dan tinggi memberikan hasil klasifikasi yang baik terutama dalam mengklasifikasi kelas positif. Hasil akurasi keseluruhan data training sebesar 82.86 %, sedangkan pada data testing sebesar 83.72 %. Hasil klasifikasi dapat digunakan untuk peramalam IKG dan landasan pengambilan kebijakan dan penyusunan program untuk mengatasi ketimpangan pembangunan berbasis gender di Indonesia.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125581437","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGALAMAN PENGASUHAN DAN DUKUNGAN KELUARGA SEBAGAI PREDIKTOR DALAM SUBJECTIVE WELL BEING KEPALA KELUARGA","authors":"Aning Tri Subeqi, Isbandi Rukminto Adi","doi":"10.37306/kkb.v7i1.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i1.98","url":null,"abstract":"Konflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat akan mengganggu proses pembangunan keluarga. Tidak hanya kesenjangan sosial ekonomi, konflik sosial, dendam lama, dan latar belakang pendidikan keluarga yang menimbulkan perselisihan dan permasalahan di wilayah rentan ini, kemungkinan karena subjective well being yang rendah. Hal ini dikarenakan kesenjangan ekonomi yang terjadi di daerah ini dimana masih banyak terdapat permukiman padat dan kumuh dengan keluarga miskin. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat subjective well being kepala keluarga di permukiman kumuh berat. Selain itu, penelitian ini bertujuan juga untuk melihat hubungannya dengan pengalaman pengasuhan dan dukungan keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan jumlah responden sebanyak 320 kepala keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat subjective well being kepala keluarga dalam penelitian ini masuk ke dalam kategori kurang bahagia. Pengalaman pengasuhan dan dukungan keluarga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap subjective well being kepala keluarga.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121141594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Pemakaian Kontrasepsi di Wilayah Miskin Perkotaan di Indonesia","authors":"Maria Gayatri","doi":"10.37306/kkb.v7i1.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v7i1.124","url":null,"abstract":"Kemiskinan di wilayah perkotaan menjadi isu kompleks dalam pembangunan Sumber Daya Manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi modern pada wanita miskin di perkotaan Indonesia. Penelitian merupakan analisis lanjut dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Studi dengan desain cross-sectional menggunakan besar sampel 3,249 wanita. Analisis data menggunakan regresi logistik dengan kompleks sampel. Pemakaian kontrasepsi modern pada wanita miskin di perkotaan di Indonesia mencapai 59,8%. Perempuan yang suaminya bekerja (OR=2,64; 95% CI=1,43-4,88), keinginan mempunyai anak (OR=2,24; 95% CI=1,87-2,67), berumur 20-34 tahun (OR=1,68; 95% CI=1,07-2,65), jumlah anak hidup 3 atau lebih (OR=1,23; 95% CI=1,03-1,47), dan memiliki jaminan kesehatan (OR=1,19; 95% CI=1,03-1,39) lebih cenderung menggunakan metode kontrasepsi modern. Sedangkan wanita yang berpendidikan tinggi dan wanita yang aktif menggunakan internet lebih cenderung untuk tidak menggunakan kontrasepsi modern. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi, konseling serta akses pelayanan kontrasepsi perlu terus dilakukan di wilayah miskin perkotaan di Indonesia.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124030222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR-FAKTOR PROBABILITAS TERJADINYA PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA","authors":"Widyasari Ayuwardany, Achmad Kautsar","doi":"10.37306/kkb.v6i2.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v6i2.86","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan data tingkat rumah tangga dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis determinan pernikahan dini di Indonesia. Probit digunakan untuk mengestimasi model dalam penelitian ini. Pernikahan dini diklasifikasi dengan wanita yang pertama kali menikah di bawah usia 19 tahun. Sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan kepala rumah tangga, status ekonomi yang terbagi dalam lima kuintil, demografi (pedesaan/perkotaan), status pekerjaan (formal/informal), utang (ln), dan perjodohan. Observasi dalam penelitian ini melibatkan 879 responden rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, demografi, dan perjodohan berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan terjadinya pernikahan dini di Indonesia. Sedangkan status pekerjaan, status ekonomi, dan hutang tidak signifikan memengaruhi kemungkinan terjadinya pernikahan dini.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121795387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Chairunnisa Murniati, Mardiana Dwi Puspitasari, Sri Lilestina Nasution
{"title":"DETERMINAN PERENCANAAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN PADA REMAJA 10-19 TAHUN DI INDONESIA: ANALISIS SKAP KKBPK TAHUN 2019","authors":"Chairunnisa Murniati, Mardiana Dwi Puspitasari, Sri Lilestina Nasution","doi":"10.37306/kkb.v6i2.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v6i2.82","url":null,"abstract":"Jumlah absolut perkawinan anak di Indonesia masih merupakan yang tertinggi di dunia. Perkawinan usia anak beresiko pada kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkan. Mengingat faktor resiko dari perkawinan anak dan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia mendorong penelitian ini untuk menggali faktor-faktor yang memungkinkan keberhasilan program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Penelitian ini menggunakan dataset Survei Kinerja Akuntabilitas Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (SKAP-KKBPK) 2019 Modul Remaja, dengan sampel 34.438 remaja usia 10-19 tahun. Analisa regresi logistik biner dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan PUP. Indeks kekayaan tidak berpengaruh secara signifikan dengan rencana PUP pada remaja. Remaja dengan pengetahuan umur sebaiknya wanita melahirkan anak pertama (AOR= 4,930; CI:4,610-5,272) serta remaja yang memiliki pengetahuan umur sebaiknya laki-laki menikah (AOR= 3,145; CI:2,962-3,338) memiliki kecenderungan perencanaan PUP dibanding yang tidak. Selain itu variabel lain yang berpengaruh terhadap perencanaan PUP diantaranya remaja dengan pengetahuan KRR, GenRe berpendidikan menengah dan tinggi, terpapar informasi KRR melalui media, jenis kelamin, terpapar informasi program GenRe melalui media, remaja dari keluarga yang tidak bekerja, mengetahui isu-isu kependudukan, tahu bahwa wanita dapat hamil hanya dengan sekali hubungan seksual, tahu masa subur, memiliki pengetahuan KRR dan bersikap tidak setuju dengan perkawinan dibawah usia 21 tahun, pendidikan kepala keluarga tinggi serta menengah, tinggal di perkotaan, mempunyai sikap tidak setuju dengan perkawinan di bawah 21 tahun serta keluarga yang melaksanakan fungsi reproduksi. Peningkatan pendidikan bagi remaja serta penggunaan media untuk mempromosikan Program KRR dan GenRe dapat mendukung program PUP pada remaja. Selain itu, sikap orang tua yang tidak setuju terhadap perkawinan anak dan berjalannya fungsi reproduksi dalam keluarga dapat membantu remaja untuk merencanakan pendewasaan usia perkawinan.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"43 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134569494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}