{"title":"PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI, PENENTUAN JUMLAH ANAK, DAN NIKAH MUDA DI PROVINSI KALIMANATAN SELATAN","authors":"Candra Kusuma Negara, Doni Wibowo, nFN Yuseran","doi":"10.37306/kkb.v2i1.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/kkb.v2i1.18","url":null,"abstract":"Menikah dan punya keturunan merupakan dambaan setiap keluarga, namun dalam proses pembentukan keluarga kecil yang maju, sejahtera dan mandiri sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan program keluarga berencana. Program ini juga yang secara khusus akan ditingkatkan guna mencegah masalah klasik yang terus muncul di Indonesia yaitu kemiskinan. Kemiskinan ini terjadi oleh karena besarnya jumlah penduduk tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak bagi keluarga maupun generasi baru yang muncul. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai hal dalam pemakaian kontrasepsi, dan penentuan jumlah anak, dan nikah muda. Penelitian menggunakan studi fenomenologi Kualitatif. Pengambilan data menggunakan indepth interview pada 16 Orang partisipan di Kab.HSU, Kab.HST, dan Kab.Tanah Bumbu. Metode analisis menggunakan Creswell. Beragam persepi yang ditemuakan pada pengambilan keputusan kontrasepsi, penentuan jumlah anak dan nikah muda seperti 1) Berbagai respon dalam pengambilan keputusan dalam pemakaian kontasepsi KB dipengaruhi oleh adanya gangguan fisiologis, faktor ekonomi, faktor pengetahuan, sikap terhadap KB, dan budaya adat istiadat/tradisi. 2) Berbagai keputusan dalam penentuan jumlah anak dipengaruhi oleh adanya kesepakatan untuk menentukan jumlah anak, faktor informasi, menerima kenyataan, dan faktor agama/keyakinan. 3) Berbagai keputusan yang mempengaruhi menikah di usia muda dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, untuk memperoleh keturunan, media teknologi, orang tua, konsep diri, dan lingkungan. Respon yang terungkap di dalam penelitian ini merupakan penyebab yang membuat sebab akibat dari berbagai kejadian. Adanya bebarapa faktor kesenjangan/dilema antara fakta dan opini yang selama ini berkembang sudah dapat terjawab di dalam penelitian ini.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127640342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POLA PENGGARAPAN PROGRAM KB DI WILAYAH TERTINGGAL, TERPENCIL DAN PERBATASAN","authors":"Desi Nuri","doi":"10.37306/KKB.V3I1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.37306/KKB.V3I1.3","url":null,"abstract":"Tingginya angka kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) secara nasional diduga merupakan konsekuensi dari kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi di wilayah-wilayah khusus. Prioritas penggarapan Program KB di wilayah khusus diarahkan melalui upaya pembinaan kesertaan ber-KB diantaranya di daerah galciltas. Selain untuk menurunkan angka unmet need dan meningkatkan kesertaan KB pria, pembinaan kesertaan ber-KB di wilayah dan sasaran khusus bertujuan meningkatan kesertaan KB MKJP, penurunan proporsi ibu hamil, peningkatan Usia Kawin Pertama (UKP) serta penurunan angka kelahiran pada kelompok umur 15-19 tahun (ASFR15-19). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah galciltas yang memiliki persentase pemakaian kontrasepsi modern rendah dan angka unmet need tinggi, mengetahui wilayah galciltas dengan persentase pemakaian MKJP rendah dan angka kelahiran kelompok umur 15-19 tinggi, mengetahui wilayah galciltas dengan angka kelahiran tinggi pada kelompok umur 15-19 dan UKP rendah, mengetahui wilayah galciltas dengan angka unmet need tinggi dan kesertaan MOP rendah, serta ingin mengetahui pencapaian indikator Program KB tersebut di 70 kabupaten yang termasuk dalam kategori terentaskan. Metode analisis yang digunakan adalah pemetaan melalui analisis kwadran. Hasil kajian menyimpulkan terdapat 85 kabupaten galciltas yang harus diprioritaskan untuk digarap karena persentase pemakaian kontrasepsi modernnya rendah, sedangkan angka unmet need KB sangat tinggi. Sebanyak 54 wilayah galciltas perlu perhatian lebih karena persentase pemakaian MKJP-nya rendah dan angka kelahiran kelompok umur 15-19 tinggi. Terdapat 57 wilayah galciltas dengan angka kelahiran tinggi (umur 15-19 tahun) dan UKP rendah, dan 4 kabupaten yang harus diintervensi karena memiliki angka unmet need tinggi dan kesertaan pada MOP rendah. Sebagian kabupaten yang dinyatakan terentaskan masih perlu untuk diintervensi karena capaian program belum maksimal.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134523344","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}