{"title":"ANALISA HUJAN-DEBIT PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI LAMONG DENGAN METODE HSS ITB-I","authors":"Halim Pranata, N. Affandy","doi":"10.24929/ft.v9i1.1018","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v9i1.1018","url":null,"abstract":"Perkiraan hidrograf banjir pada suatu sungai menjadi hal yang utama dilakukan dalam perencanaan suatu bangunan air. Pada suatu sungai yang tidak ada data pengukuran debit dalam waktu yang panjang, metode pengalihragaman dari hujan menjadi debit sungai menjadi hal yang lazim dilakukan untuk mendapatkan debit banjir rancangan. Sampai dengan saat ini, metode hidrograf satuan sintetik (HSS) masih menjadi alat yang digunakan dalam analisis debit banjir rancangan. Penelitian ini menerapkan Analisa Hujan Debit Pada Daerah Aliran Sungai Kali Lamong Dengan Metode HSS ITB-I. Dalam perhitungan debit banjir rencana juga diperlukan metode yang tepat untuk menggambarkan hidrograf banjir suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Daerah Aliran Sungai Kali Lamong adalah anak sungai Bengawan Solo, yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa. Dalam penelitian ini akan menggunakan metode ITB-I. Hasil penelitian ini didapat Debit banjir yang didapat pada periode ulang 2 tahun sebesar Q 10705.56 m3/detik. Debit puncak terjadi pada jam ke 14.00 sebesar Qp 463.29 m3/ detik dan kembali ke aliran dasar pada jam ke 60.00. Debit banjir yang didapat pada periode ulang 5 tahun sebesar Q 12308.43 m3/detik. Debit puncak terjadi pada jam ke 14.00 sebesar Qp 532.66 m3/ detik dan kembali ke aliran dasar pada jam ke 60.00. Debit banjir yang didapat pada periode ulang 10 tahun sebesar Q 13154.62 m3/detik. Debit puncak terjadi pada jam ke 14.00 sebesar Qp 569.28 m3/ detik dan kembali ke aliran dasar pada jam ke 60.00. Debit banjir yang didapat pada periode ulang 25 tahun sebesar Q 14056.51 m3/detik. Debit puncak terjadi pada jam ke 14.00 sebesar Qp 608.31 m3/ detik dan kembali ke aliran dasar pada jam ke 60.00. Debit banjir yang didapat pada periode ulang 50 tahun sebesar Q 14634.82 m3/detik. Debit puncak terjadi pada jam ke 14.00 sebesar Qp 633.34 m3/ detik dan kembali ke aliran dasar pada jam ke 60.00 dan banjir yang didapat pada periode ulang 100 tahun sebesar Q 15148.26 m3/detik. Debit puncak terjadi pada jam ke 14.00 sebesar Qp 655.56 m3/ detik dan kembali ke aliran dasar pada jam ke 60.00.","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123709713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PUSKESMAS A DI KABUPATEN LAMONGAN","authors":"Andri Anto, N. Affandy","doi":"10.24929/ft.v9i1.1023","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v9i1.1023","url":null,"abstract":"Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peringkat atau rangking setiap aspek pelaksanaan manajemen waktu serta kendala-kendala yang dihadapi pada proyek konstruksi gedung pada pembangunan Gedung Puskesmas A di Kabupaten Lamongan. Analisis data menggunakan rumus matematis indeks kepentingan. Hasil rangking atau peringkat terhadap penerapan manajemen pelaksanaan konstruksi Gedung Puskesmas A di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: Faktor Perencanaan metode, pelaksanaan kerja tidak tepat dengan nilai kepentingan 4.294, Faktor Pengawasan, kesulitan membuat jadwal alternative percepatan proyek dengan nilai kepentingan 4,411, Faktor Alat, mobilisasi alat lambat dengan nilai kepentingan 4,294, Faktor Material, pengiriman material lambat dengan nilai kepentingan 4.353, Faktor Tenaga Kerja, kurangnya kualifikasi teknik dan manajerial tim pelaksana dengan nilai kepentingan 4.118, Faktor Finansial, kurangnya penegendalian dan pengawasan keuangan dengan nilai kepentingan 4.235, dan Faktor Komunikasi, Kurangnya komunikasi dan koordinasi tim pelaksana dengan nilai kepentiangan 4,235.","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"175 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126940776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ILUSTRASI, INSPIRASI DAN KREASI GAMBAR PERUMAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN PROGRAM 3D SKETCHUP","authors":"Subaidillah Fansuri, A. Diana","doi":"10.24929/ft.v8i1.1324","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v8i1.1324","url":null,"abstract":"Perumahan adalah sebagai tempat dimana suatu rumah yang di bangun secara berkelompok seperti pemukiman baik perkotaan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana beserta utilitas umum rumah layak huni. Banyak pembangunan perumahan di Sumenep, tetapi tidak sesuai dengan Standart Nasional Indonesia yang ada. Maksud dari perumahan berwawasan lingkungan adalah dimana perumahan tersebut sesuai dengan ketentuan standart nasional Indonesia yang menyangkut berbagai aspek dalam perencanaan suatu perumahan. \u0000Banyaknya lahan terbuka di Kabupaten Sumenep yang merupakan aset pengembangan Kabupaten Sumenep yang setiap tahun penduduknya semakin meningkat. Karena itu dibutuhkan sebuah program yang nantinya akan mempermudah pemahaman masyarakat terhadap bangunan oleh pelaksana kontruksi untuk mengkonsep perumahan yang berwawasan lingkungan. \u0000Program yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah kerangka penyelesaian adalah dengan konsep sebuah kreasi dan inspirasi gambar perumahan denga program 3D Sketchup. Pelaksanaan dengan cara pelatian atau workshop tentang bagaimana cara mendesain konsep perumahan berwawasan lingkungan dengan program 3D Sketchup yang nantinya bisa dijadikan konsep pelaksanaan dalam pelaksanaan pengembangan infrastruktur perumahan yang nantinya akan dilaksanakan oleh pelaksana kontruksi yang ada di Kabupaten Sumenep.","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125057139","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISA METODE CRITICAL PATH METHOD PADA PROYEK PEMBANGUNAN ELYON CHRISTIAN SCHOOL SURABAYA","authors":"Michella Beatrix","doi":"10.24929/ft.v7i2.721","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v7i2.721","url":null,"abstract":"Dalam setiap pelaksanaan proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang menjadi fokus utama yaitu biaya, mutu dan waktu. Waktu penyelesaian proyek yang direncanakan dan tersusun dengan baik akan menentukan keberhasilan setiap proyek. Didalam perencanaan waktu penyelesaian proyek hal yang perlu diperhatikan adalah item-item pekerjaan yang melewati jalur kritis, hal ini dikarenakan item pekerjaan yang melewati jalur kritis sangat berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek yang mana apabila item pekerjaan melewati jalur kritis mengalami keterlambatan maka waktu penyelesaian proyek juga akan ikut terlambat. Penelitian ini menggunakan metode Critical Path Method berupa diagram jaringan kerja dengan menggunakan data pada proyek Elyon Christian School Surabaya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah terdapat 9 item pekerjaan yang berada di jalur kritis yaitu dengan kode pekerjaan B1-C1-D1-E1-F1-G1-H1-I1-I2. \u0000 ","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125739120","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERENCANAAN MCK KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT DI DESA PINGIRPAPAS KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP","authors":"A. Rahmanto","doi":"10.24929/ft.v7i2.730","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v7i2.730","url":null,"abstract":"masyarakat di Desa Pinggirpapas cenderung tidak ramah lingkungan karena dibentuk oleh kebiasaan yang sudah turun temurun selama berpuluh tahun. Kebiasaan ini salah satunya dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang MCK akibat latar belakang pendidikan yang didominasi tamatan sekolah dasar serta minimnya penyuluhan tentang penggunaan MCK yang baik dan benar. \u0000 Metode yang di gunakan yaitu penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan rumus secara empiris. Penggunaan analisis SWOT dengan memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat memaksimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). \u0000 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat 12 titik yang diperoleh berdasarkan jarak pengguna dan di bagi dalam 4 (empat) tipe MCK Komunal di Dusun Ageng Desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Type 1 (4 bilik kamar mandi, 6 bilik kakus dan 6 bilik cuci). Type 2 (2 bilik kamar mandi, 4 bilik kakus, dan 4 bilik cuci). Type 3 (4 bilik kamar mandi, 4 bilik kakus, dan 5 bilik cuci). Type 4 (4 bilik kamar mandi, 6 bilik kakus, dan 5 bilik cuci). Dengan Rencana Anggaran Biaya Keseluruhan Sebesar Rp. 5.077.888.000.","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"250 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133672952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"OPTIMASI MIX DESIGN K 350 PADA BETON PRECAST","authors":"Kuncoro Kuncoro","doi":"10.24929/ft.v7i2.720","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v7i2.720","url":null,"abstract":"Saat ini harga semen semakin mahal. Kompetisi diantara produsen beton pracetak semakin Meningkat khususnya produksi box culvert. Keinginan sebagian besar pasar adalah box culvert Yang memenuhi standar strength/kekuatan yang denganpenekanan biaya produksi. Rekayasa Mix Design ini bertujuan untuk menurunkan semen content dan mempertahankan kekuatan Beton serta menurunkan biaya produksi. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan rekayasa Atau optimasi pada pemakaian semen konten dan subtitusi abu batu terhadap Pasir Lumajang Pada campuran beton K-350. Hasil penelitian yang paling efisien adalah menggunakan semen Sebanyak 325 kg, natural sand 530 kg, dust stone 230 kg, crushed stone 1-2 795 kg, crushed Stone 5-10 340 kg, air 83,51 liter, additive consol N15 4,6 liter. Efisiensi yang didapat dari mix Design tersebut adalah sebesar Rp. 47.692 ,-/m3.","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133315440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISA PERBANDINGAN ALTERNATIF DESAIN DAN RAB MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ASRAMA PMY BAUCAU","authors":"Julistyana Tistogondo","doi":"10.24929/ft.v7i2.715","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v7i2.715","url":null,"abstract":"Perencanaan ulang struktur atasbaja dengan struktur atasbeton pada struktur pembangunan asrama PMY Baucau, ukuran denah yang terdiri dari 2 lantai dan tinggi gedung ini bertujuan : 1.) untuk mendesain dimensi struktur atas seperti kolom, balok dan pelat, 2.) untuk menghitung beban rencana gravitasi dan seismik pada bangunan, 3.) untuk menentukan tulangan balok dan kolom dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) dan analisis struktur tersebut menggunakan SAP2000.V14, 4.) untuk membuat perbandingan RAB, guna mengetahui nilai ekonomis dari kedua alternative struktur tersebut. Perhitungan struktur beton mengacu pada SNI 2847-2013, perhitungan gempa mengacu pada SNI 1726-2012 dan perhitungan RAB mengacu harga upah dan bahan dari Timor-Leste. \u0000Dari hasil perhitungan struktur beton didapatkan dimensi-dimensi struktur beton diantaranya balok , ,dan , kolom , pelat lantai untuk lantai 1 dan untuk lantai. Untukpondasididapatkanmenggunakan pondasiFoot Plate dengan ukuran kolom, dan ukuran pondasi. Hasil rencana anggaran biaya untuk kedua alternative strukturadalahsebagaiberikut :untuk alternative struktur atasbeton adalahdanuntuk alternative struktur atasbaja adalah .Berdasarkanhasil perhitungan alternative RAB kedua struktur tersebut didapatkanbahwa struktur atasbeton lebih ekonomis dibandingkan struktur atasbaja. \u0000 \u0000Kata Kunci : Struktur Beton Bertulang, Perbandingan RAB Struktur Atas Alternative Baja dan Beton","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126100294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PROPORSI CAMPURAN BETON NON PASIR BERBENTUK PAVING BLOCK MENGGUNAKAN AGREGAT LOKAL KABUPATEN SUMENEP TERHADAP SPESIFIKASI DAN BIAYA","authors":"Dwi Deshariyanto","doi":"10.24929/ft.v7i2.731","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v7i2.731","url":null,"abstract":"Madura khususnya di kabupaten Sumenep batu gamping dolomitan dipergunakan sebagai bahan konstruksi yang di pecah. Akhir di tahun 2018 kabupaten Sumenep dilanda banjir disebabkan adanya pengembangan perumahan yang dapat mengurangi adanya serapan. Adanya bahan konstruksi berupa beton non pasir dan paving block yang memiliki kemudahan dalam pemasangannya, maka penelitian ini diangkat dalam rangka mencari pengaruh proporsi campuran beton non pasir berbentuk paving block. \u0000Penelitian menggunakan agregat kasar lokal di kabupaten Sumenep dengan ukuran 10 cm x 20 cm tebal 6 cm proporsi campuran antara semen dan agregat kasar beton non pasir berbentuk paving block 1 Semen : 2 Agregat Kasar, 1 Semen : 4 Agregat Kasar dan 1 Semen : 6 Agregat Kasar serta faktor semen sebesar 0,4. \u0000Hasil penelitian menunjukkan semakin besar komposisi campuran mengakibatkan kuat tekan semakin menurun, penyerapan air dan permeabilitas semakin tinggi serta biaya semakin kecil. Tidak ada pengaruh komposisi campuran terhadap penyerapan air serta terdapat pengaruh komposisi campuran terhadap kuat tekan, permeabilitas dan biaya pembuatan. Penyerapan air paving block merupakan mutu C dipergunakan pejalan kaki dan kuat tekan paving block merupakan mutu D digunakan untuk taman. Biaya maksimum pada komposisi campuran yang perbandingannya kecil dan biaya minimum pada perbandingan komposisi campurannya besar.","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"31 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116120271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMETAAN TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH (TPS) ILEGAL MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) DI WILAYAH KECAMATAN MATARAM KOTA MATARAM","authors":"W. Wahyudin","doi":"10.24929/ft.v7i2.719","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v7i2.719","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran titik-titik Tempat Penampungan Sampah (TPS) ilegal dan volumenya, serta pengaruh faktor geofisik, faktor antropogenik dan faktor kependudukan terhadap sebaran Tempat Penampungan Sampah (TPS) ilegal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang diperkuat dengan hasil pemetaan TPS Ilegal berdasarkan data Global Positioning System (GPS) dengan menggunakan Geographic Information System (GIS). Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk output berupa peta serta tabulasi data. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebaran lokasi dari 43 TPS Ilegal hampir merata di 9 kelurahan di Kecamatan Mataram. Karakteristik TPS Ilegal ditinjau dari volume, jarak dengan sungai, jenis penggunaan lahan, jenis jalan yang ditempati, dan kepadatan penduduk. Volume TPS Ilegal terbesar yang diperoleh yaitu sebesar 36 m3, lokasi TPS Ilegal berjarak kurang dari 15 m dari sungai sebesar 60,46% dan berada di jalan lingkungan yakni sebesar 58,14%. Sedangkan kepadatan penduduk tidak dapat dijadikan faktor utama terkait pengaruhnya terhadap jumlah titik TPS ilegal di Kecamatan Mataram. Dengan demikian keberadaan TPS Ilegal tersebut sangat berpotensi mencemari lingkungan karena berada dekat dengan sungai dan berada di lingkungan permukiman. \u0000 ","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124590525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
W. Amrullah, Tony Hartono Bagio, Julistyana Tistogondo
{"title":"DESAIN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 38 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)","authors":"W. Amrullah, Tony Hartono Bagio, Julistyana Tistogondo","doi":"10.24929/ft.v7i1.679","DOIUrl":"https://doi.org/10.24929/ft.v7i1.679","url":null,"abstract":"Semakin tinggi suatu bangunan, maka beban akibat gaya lateral yang terjadi akan semakin besar. Dalam perencanaan struktur gedung Apartment 88 Avenue Surabaya ini digunakan sistem struktur SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus). Perencanaan bangunan gedung ini berdasarkan Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2013). Serta untuk gempa berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726 : 2012). Dalam analisa beban gempa menggunakan analisis dinamik Respons Spektrum. \u0000Struktur direncanakan menggunakan konstruksi beton bertulang. Metode perencanaan meliputi struktur primer yaitu pendimensian dan penulangan balok induk, dan kolom. Serta struktur sekunder yaitu terdiri dari pendimensian dan penulangan pelat, balok anak dan tangga. Dari hasil perencanaan struktur didapatkan dimensi balok induk 35/70 cm (5D22 ; 3D22), balok anak 30/55 cm (2D16 ; 2D16), pelat lantai tebal 14 cm (D10-275), pelat tangga tebal 20 cm (D13-150 ; D10-150), kolom 190x190 cm (40D32). Perencanaan bore pile, direncanakan diameter 100 cm dengan kedalaman 30 m. Serta pile cap berdimensi cm dengan penulangan D25-175.","PeriodicalId":129563,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah MITSU","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121300164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}