{"title":"KRITIK ATAS KRITIK KAMARUDDIN AMIN: (MENGUJI KEMBALI KEAKURATAN) METODE KRITIK HADIS","authors":"L. Ahmad, St. Maghfira Nasir, Abustani Ilyas","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i2.29453","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i2.29453","url":null,"abstract":"Dalam hal memahami hadis Nabi, ada beberapa buku yang membahasnya salah satunya adalah buku Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi karya Arifuddin Ahmad. Buku yang lahir dari disertasi Arifuddin Ahmad ini adalah penelitian yang menyoroti pembaruan pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail dalam membicarakan persoalan hadis. Arifuddin Ahmad dalam menulis buku ini, bahwa ia memfokuskan diri untuk mengangkat corak pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail tentang hadis Nabi saw. dalam menyikapi perkembangan zaman, khususnya di Indonesia. Untuk mengetahui corak pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail, maka kajian diarahkan kepada pemikirannya yang berkaitan dengan kaidah kesahihan sanad dan matan hadis, serta kecenderungan pendekatan yang digunakannya dalam memahami hadis Nabi saw.","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121045824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SILSILAH AL-ŻAHĀB DALAM ṢAḤĪḤ AL-BUKHĀRĪ","authors":"Subehan Khalik Umar, Mujaddid Ansari","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i2.28907","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i2.28907","url":null,"abstract":"Silsilah al-żahab atau jalur emas periwayatan merupakan sebuah pengembangan teori dari aṣaḥ al-asānīd. Teori ini lahir atas asmumsi dasar bahwa dalam periwayatan hadis terdapat beberapa tokoh dari sahabat, tabiin dan tabi’ tabiin yang terbukti memiliki jumlah periwayatan dalam satu rangkaian. Metode kualitatif digunakan untuk menilai kembali tingkat keabsahan jalur-jalur periwayatan dimaksud dan menjadikan pendapat ulama dalam kitab rijāl al-ḥadīṡ sebagai patokan penilaian. Ditemukan bahwa Imām al-Bukhārī telah menetapkan silsilah periwayatan yang oleh pelanjutnya dikenal sebagai aṣaḥ al-asānīd atau silsilah al-żahab. Tentu saja eksistensi silsilah al-żahab ini tidak menafikan syarat yang ketat dalam menilai validitas sebuah periwayatan. Imām al-Bukhārī telah menetapkan syarat muāsyarah antara guru dan murid tidak hanya dalam batas menerima dan memberi riwayat saja, melainkan lebih pada situasi terjalinnya hubungan antara guru dan murid dalam bentuk tatap muka dan interaksi sosial.","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117158954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"REKONSTRUKSI EPISTEMOLOGI FIQH AL-HADIS: UPAYA MEMAHAMI FIQH AL-HADIS","authors":"M. Amin","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i2.28406","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i2.28406","url":null,"abstract":"Rekonstruksi epistemologi Fiqh al-Hadis dalam konteks ini diharapkan menjadi alternatif dalam memandang persoalannya secara komprehensif. Oleh karena epistemologi hadis terletak pada pemahaman hadis maka penafsiran ulang suatu hadis sesuai dengan konteksnya, berarti menemukan kembali dimensi epistemologi yang baru. Tentu saja, pemikiran ini potensial akan menimbulkan kontroversi. Dalam hal ini, perlu adanya kedewasaan sikap. Keteladanan Nabi yang dengan arif menyikapi ikhtilaf al-hadis, dalam arti, perbedaan para sahabat beliau dalam memahami pesan yang disampaikan, sejatinya diikuti. Kepada yang kontra rekonstruksi bisa dikatakan, “Kamu telah memahami hadis secara tepat.” Dan kepada yang pro rekonstruksi bisa dikatakan, “Kamu mendapatkan pahala”. Bukankah orang yang melakukan ijtihad itu tetap mendapatkan pahala, meskipun ijtihadnya salah. \u0000 ","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115885946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"NON-MUSLIMS IN THE NATION-STATE: THE MEDINA CHARTER AS A PROTOTYPE FOR ISLAMIC WASATHIYAH IMPLEMENTATION IN INDONESIA","authors":"Z. Alwi","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v2i1.28431","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v2i1.28431","url":null,"abstract":"In recent years, rampant intolerant cases have damaged Indonesia's religious image in various forms and waned national commitment. Starting with the refusal of non-Muslims to live in certain areas and the rejection of the establishment of houses of worship for certain religions, it is clear that religious freedom in Indonesia requires serious attention in order to implement wasathiyah values in Indonesia. This paper seeks to provide an understanding of non-Muslims in the nation-state, the Medina Charter as the Prophet's political strategy in realizing national commitment to become a model for the implementation of wasathiyah values in Indonesia. This paper uses a qualitative approach with data collection techniques through a literature study. The results of this study indicate that at least it can be understood that when the Prophet initiated the Medina Charter as a political policy and strategy in realizing national commitment, it could be used as a model for implementing wasathiyah values in Indonesia. The substance of the Medina Charter guarantees the social, political, religious, and cultural rights of the community to realize the unity and integrity of the nation, which is part of the national commitment that must be maintained and cared for properly. In addition, the values contained in the Medina Charter are the values taught in Islam and are in line with the spirit of national commitment in Indonesia. Therefore, the results of this research hopefully can contribute to rebuilding the spirit of togetherness and diversity in the Unitary Republic of Indonesia (NKRI)","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121024391","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"OTENTISITAS HADIS","authors":"Muhammad Yahya, Subehan Khalik, Ahmad Ziaul Haq","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i1.24518","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i1.24518","url":null,"abstract":"Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Albani mencurahkan perhatian terhadap hadis-hadis yang dikutip oleh berbagai ulama hadis dan juga oleh ulama fiqih, atau yang termuat dalam berbagai artikel. al-Albani terpanggil untuk mengetahui otentisitas hadis dari segi sanad. Al-Albani melakukan Takhrij hadis al-Albani di samping mengembalikan hadis kepada sumber aslinya, juga menyertakan penilaian atas hadis tersebut dan meneliti setiap pendapat ulama mengenai perawinya dengan prinsip melihat keotentikan hadis-hadis yang ada dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim sebagai kitab kedua yang paling absah dan shahih setelah al-Quran. Sehingga ketika men-takhrij hadis yang termuat dalam kedua kitab itu, ia hanya menyebutkan letak dan nomor urutnya tanpa memberikan komentar mendetail. Kitab silsilah al-Ahadis al-dhaifah wa al maudhu’ah tersebut sebanyak 7162 hadis yang bermasalah yang termuat di dalam empat belas jilid. Jumlah tersebut dalam penilaian al-Albani dari segi otentisitas adalah kalau hadisnya bukan dhaif adalah maudhu’. al-Albani mempedomani kriteria yang telah digunakan oleh para ilmuan hadis pada umumnya, berkualitas tsiqat dengan memperhatikan penggunaan alat penghubung berkualitas tinggi yang sudah disepakati ulama’ yaitu (sami’a) yang menunjukkan adanya pertemuan diantara guru dan murid.","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127029372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tasmin Tangngareng, Z. Zulfahmi, Fathul Mujahidin Al-Anshary
{"title":"KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF HADIS NABI SAW.","authors":"Tasmin Tangngareng, Z. Zulfahmi, Fathul Mujahidin Al-Anshary","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i1.24586","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i1.24586","url":null,"abstract":"Politik dunia Islam dalam suksesi kepemimpinan telah memunculkan banyak agresi politik, mulai dari demokratis sampai kepada ketegangan yang mengundang pertumpahan darah. Di balik rentetan sejarah politik kepemimpinan dalam Islam, ternyata hadis Nabi saw. telah hadir dalam memberikan strategi politik damai. Suksesi kepemimpinan yang selalu dinamis berdialog dengan kehidupan masyarakat belahan bumi manapun. Sehingga seorang pemimpin yang terpilih diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Eksistensi hadis Nabi saw. menjadi solusi pengangkatan seorang pemimpin, misalnya larangan meminta jabatan bagi mereka yang dianggap lemah dan tuntunan hadis mengenai hak-hak seorang pemimpin serta sikap masyarakat dalam sebuah kepemimpinan","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"149 8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130846894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HADIS-HADIS DALAM FATWA MUI","authors":"Rajab Rajab, Rustina Nurdin, Mustafa Rahman","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i1.24491","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i1.24491","url":null,"abstract":"Artikel ini mengambil latar belakang fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari sisi penggunaan hadis sebagai landasan fatwam tujuannya untuk menguji keabsahan dalil hadis yang digunakan dalam fatwa-fatwa abtara kurun waktu 1975 sampai 2003. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat beberapa kekurangan dalam pemanfaatan argumentasi dalil tersebut dari sisi ketidak akuratan dan penggunaan hadis daif dalam berhujjah. Itu sebabnya, fatwa MUI terkadang menjadi sebuah masalah yang diterima dan tidak kurang yang ditolak. Semoga keberadaan artikel ini dapat menguatkan MUI dalam menggunakan hadis sebagai hujjah dalam fatwa mereka. ","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125029822","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ETIKA ILMU DALAM PERSPEKTIF HADIS","authors":"Darsul S. Puyu, Mukhlis Muhtar, Abdul Hafidz","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i1.14030","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i1.14030","url":null,"abstract":"Supaya manusia mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di dunia, Allah membekali manusia dengan asma’(nama-nama) ilmu pengetahun. Pengetahuan itu sendiri tidak langsung terpatri tetapi melalui proses pengembaraan belajar, sehingga mencari ilmu menjadi kewjiban setiap pribadi muslim. Hanya saja ketika seseorang telah mengenal suatu ilmu pengetahuan kadang ia semakin merunduk, kadang biasa-biasa saja atau ia menjadi sombong karena merasa lebih tahu dari orang lain. Dalam kajian hadis ternyata ada aturan-aturan yang menjadi etika seorang Ilmuan ketika hendak menemukan ilmu dan sikapnya setelah memperoleh suatu ilmu pengetahuan. Hadis-hadis tersebut tentu akan dikritisi kualitasnya singkat yaitu cukup mengomentari para periwayat yang menjadi sumber rujukan hadis tersebut.","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129155401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
La Ode Ismail Ahmad, Muhammad Tonang, Andi Rasdiyanah
{"title":"SISTEM ISNAD DAN KRITERIA KESAHIHAN HADIS","authors":"La Ode Ismail Ahmad, Muhammad Tonang, Andi Rasdiyanah","doi":"10.24252/ihyaussunnah.v1i1.28573","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/ihyaussunnah.v1i1.28573","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas tentang sistem isnad dan kriteria kesahihan hadis. Sistem isnad merupakan identitas sebuah pernyataan untuk dinilai sebagai pernyataan kenabian. Keberadaan sanad menjadi unsur keberlangsungan dari agama ini yang terformulasikan dalam hadis-hadis Nabi sebagai sumber syariat agama selain al-Qur'an. Kesahihan sebuah hadis ditentukan oleh kualitas sanad dan matan yang berangkat dari kriteria hadis sahih yang mencakup sanad bersambung, periwayat dhobit, adil, tidak terdapat syuzuz, dan illah.","PeriodicalId":129530,"journal":{"name":"Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134540733","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}