{"title":"EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PENYAPU JALAN RAYA","authors":"Zahra Hunafa, Arneliwati, Niken Yuniar","doi":"10.47539/jktp.v6i2.351","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.351","url":null,"abstract":"Penyapu jalan merupakan kelompok rentan yang dapat mengalami berbagai masalah kesehatan. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman penyapu jalan terkait penggunaan alat pelindung diri (APD). Sehingga pendidikan kesehatan kesehatan tentang penggunaan APD perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap penyapu jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan tentang penggunaan APD pada penyapu jalan raya di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dan pre-post test one group design. Teknik purposive sampling diterapkan untuk mengumpulkan data dari 34 responden yang terlibat dalam penelitian ini. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Wilcoxon. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan sebelum intervensi adalah 8,44, sedangkan setelah intervensi mencapai 10,82. Adapun rata-rata sikap sebelum intervensi adalah 33, sedangkan setelah intervensi meningkat menjadi 36,59. Hasil uji statistik menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan dan sikap penyapu jalan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan APD (p= 0,000). Pendidikan kesehatan efektif terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap penyapu jalan tentang penggunaan APD. Abstract Street sweepers are a vulnerable group that can experience various health problems, often due to a lack of understanding about the use of personal protective equipment (PPE). Therefore, health education on the use of PPE is necessary to improve the knowledge and attitudes of street sweepers. This study aims to determine the effectiveness of health education on the use of PPE among street sweepers in Pekanbaru City. This research employed a pre-experimental design with a pre-post test one group design. Purposive sampling technique was applied to collect data from 34 respondents involved in this study. Bivariate analysis was conducted using the Wilcoxon test. The findings from the study indicate that the average knowledge score before the intervention was 8.44, while after the intervention, it reached 10.82. The average attitude score before the intervention was 33, which increased to 36.59 after the intervention. Statistical test results state a difference in street sweepers' average knowledge and attitudes before and after receiving health education about using PPE (p= 0.000). Health education effectively improves street sweepers' knowledge and attitudes regarding using PPE.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"115 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139133317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN SEDENTARY LIFESTYLE DAN POLA TIDUR DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA USIA 14-18 TAHUN","authors":"Fiqih Zakiyah Ilyas, Arneliwati, Aminatul Fitri","doi":"10.47539/jktp.v6i2.355","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.355","url":null,"abstract":"Masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa disebut dengan masa remaja. Sedentary lifestyle adalah mencakup aktivitas apa pun yang dilakukan di luar tempat tidur, dengan posisi paling umum atau dominan adalah duduk dan berbaring, serta jumlah kalori yang terbakar minimal. Semakin lama seseorang melakukan sedentary semakin besar kemungkinan seseorang untuk mengalami beberapa masalah kesehatan, termasuk obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sedentary lifestyle dan pola tidur dengan kejadian obesitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif menggunakan desain cross-sectional di Pekanbaru. Sampel penelitian sebanyak 277 responden dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Pengukuran sedendary lifestyle menggunakan Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ). Analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian yang didapatkan karakteristik responden sebagian besar responden usia 16 tahun (51,4%) dan berjenis kelamin perempuan (58,5%). Sebanyak 66,4% remaja berada pada kategori sedentary lifestyle sedang. Ada hubungan hubungan antara sedentary lifestyle dengan kejadian obesitas pada remaja usia 14- 18 tahun (p= 0,031). Sedangkan pola tidur tidak berhubungan dengan kejadian obesitas (p=1,000). Sekolah dan orang tua dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi dan fasilitas untuk mendukung gaya hidup aktif di kalangan remaja. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja, termasuk pola makan, faktor genetik, dan lingkungan sosial. Abstract The transition period between childhood and adulthood is called adolescence. A sedentary lifestyle includes any activity conducted outside of bed, with the most common or dominant positions being sitting and lying down and minimal calories burned. The longer an individual engages in sedentary behavior, the greater the likelihood of experiencing several health problems, including obesity. This study aims to determine the relationship between a sedentary lifestyle and sleep patterns and the incidence of obesity. It employs a descriptive method using a cross-sectional design in Pekanbaru. The study sample consisted of 277 respondents, selected using stratified random sampling. Sedentary lifestyle measurement was conducted using the Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ). Bivariate analysis was carried out using the chi-square test. The results showed that most respondents were 16 (51.4%) and female (58.5%). About 66.4% of adolescents were in the moderate sedentary lifestyle category. There was a significant relationship between a sedentary lifestyle and the incidence of obesity in adolescents aged 14-18 years (p= 0.031). However, sleep patterns were not related to the incidence of obesity (p=1.000). Schools and parents can play an active role in providing education and facilities to support an active lifestyle among adolescents. Furthermore, furth","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"5 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139132759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA LANSIA","authors":"Selly Anjely, A. Aziz, W. Lestari","doi":"10.47539/jktp.v6i2.353","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.353","url":null,"abstract":"Peningkatan jumlah pendudukan usia lanjut memerlukan perhatian agar mereka dapat menikmati kehidupan yang sejahtera di masa tua. Penggunaan sosial media dapat memberikan dampak positif pada lansia dalam berkomunikasi dan memberikan dukungan sosial pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan intensitas penggunaan media sosial pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif di Kelurahan Labuh Baru Timur (Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki) Kota Pekanbaru pada bulan Juli 2023. Sampel penelitian terdiri dari 100 responden yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden lansia berada dalam rentang usia 60-69 tahun (92%), dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan (56%). Media sosial yang paling sering digunakan oleh lansia adalah WhatsApp (76%), diikuti oleh Youtube (54%). Dari segi aspek penggunaan media sosial, mayoritas lansia menunjukkan perhatian rendah terhadap penggunaan sosial media (61%), penghayatan rendah terhadap penggunaan sosial media (74%), durasi penggunaan sosial media yang rendah (55%), dan frekuensi penggunaan sosial media yang rendah (71%). Secara keseluruhan, intensitas penggunaan media sosial pada lansia cenderung rendah (52%). Diharapkan para lansia dapat lebih bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan mengatur waktu penggunaannya, sehingga dapat menghindari risiko terkait masalah kesehatan. Abstract The increasing number of elderly people requires attention so they can enjoy a prosperous life in their later years. The use of social media can have a positive impact on the elderly in terms of communication and providing social support. This study aims to describe the intensity of social media usage among the elderly. It employs a quantitative descriptive design in Labuh Baru Timur (Work Area of Puskesmas Payung Sekaki), Pekanbaru City, in July 2023. The sample consists of 100 respondents selected through accidental sampling. Data collection was conducted using a questionnaire, and data analysis was performed using descriptive analysis methods. The results show that the majority of elderly respondents are aged 60-69 years (92%), with a majority being female (56%). The most frequently used social media among the elderly is WhatsApp (76%), followed by YouTube (54%). In terms of social media usage aspects, the majority of the elderly show low attention to social media usage (61%), low appreciation of social media usage (74%), low duration of social media usage (55%), and low frequency of social media usage (71%). Overall, the intensity of social media use among the elderly tends to be low (52%). It is hoped that the elderly can be more prudent in using and utilizing social media by managing their usage time, thereby avoiding health-related risks.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"115 41","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139134251","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andi Nurhikma Mahdi, I. Saputra, Teti Susliyanti Hasiu
{"title":"TERAPI HANDHELD FAN TERHADAP DYSPNEA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSUD KOTA BAUBAU","authors":"Andi Nurhikma Mahdi, I. Saputra, Teti Susliyanti Hasiu","doi":"10.47539/jktp.v6i2.361","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.361","url":null,"abstract":"Congestive heart failure (CHF) merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia setelah stroke. Gejala yang sering ditemukan pada CHF adalah dyspnea diikuti nyeri dada dan jantung berdebar. Paroxysmal nocturnal dyspnea yang sering muncul dengan tiba-tiba menyebabkan gangguan tidur pada penderita. Terapi handheld fan merupakan suatu terapi yang dapat digunakan dalam menangani dyspnea dan telah direkomendasikan dalam penanganan dyspnea akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Baubau. Desain penelitian menggunakan pre eksperimen one group pretest-posttest design dengan jumlah sampel 20 responden yang dipilih secara accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Modified Borg Scale dan handheld fan. Uji statistik yang digunakan ialah Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata dyspnea sebelum terapi handheld fan berada pada tingkat sesak nafas ringan (45%) dan setelah diberikan terapi handheld fan rata-rata berada pada tingkat sangat sedikit sesak nafas (70%). Terdapat pengaruh pemberian terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Kota Baubau (p= 0,000). Peneliti selanjutnya dapat menggunakan kipas genggam yang terstandar diameter dan kecepatan hembusan anginnya, menambahkan variabel penelitian seperti tingkat kenyamaan, alat ukur tambahan seperti respiratory rate dan saturasi oksigen. Abstract Congestive heart failure (CHF) is the second leading cause of death in Indonesia after stroke. Common symptoms found in CHF include dyspnea, followed by chest pain and palpitations. Paroxysmal nocturnal dyspnea often suddenly appears, causing sleep disturbances in patients. Handheld fan therapy is a treatment that can be used to manage dyspnea and has been recommended for acute dyspnea management. This study aims to determine the effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Baubau. The research design used a pre-experimental one-group pretest-posttest design with a sample of 20 respondents selected through accidental sampling. Data collection used the Modified Borg Scale instrument and a handheld fan. The statistical test used was the Wilcoxon Sign Rank Test. The results showed that the average dyspnea level before handheld fan therapy was mild breathlessness (45%), and after the therapy, it was very slightly breathless (70%). There was a significant effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Kota Baubau (p= 0.000). Future researchers could use a standardized handheld fan with a specified diameter and wind speed, add research variables like comfort level, and use additional measurement tools such as respiratory rate and oxygen saturation.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"17 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139131718","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GRATITUDE DENGAN STRES PASIEN TUBERKULOSIS PARU","authors":"Ifa Nofalia, Suhendra Agung Wibowo","doi":"10.47539/jktp.v6i2.358","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.358","url":null,"abstract":"Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan waktu pengobatan lama sehingga rentan mengalami stres. Stres yang dialami pasien tuberkulosis paru sangat berfariatif mulai dari normal, ringan, sedang, parah, hingga sangat parah. Praktik kebersyukur (gratitude) dapat memicu perasaan positif dan mengurangi gangguan emosi yang berdampak pada kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, bahkan depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gratitude dengan stres pada pasien TB paru di kecamatan Mojowarno kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 241 responden dengan sampel 150 responden dan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Kuesioner Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 (DASS-21) digunakan untuk menilai stress dan Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6) untuk mengukur gratitude pada pasien. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji spearman rank. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 58,7% responden memiliki tingkat gratitude tinggi, 39,3% sedang dan 2% rendah. Hasil analisa data stres menunjukkan 52% tidak mengalami stres, 38% stres ringan, 8,7% stres sedang dan 1,3% stres berat. Hasil uji korelasi spearman rank diperoleh nilai p= 0,005 yang artinya terdapat hubungan antara gratitude dengan stress pada pasien tuberkulosis paru. Hal ini berimplikasi bahwa gratitude menjadi dasar bagi seorang pasien tuberkulosis paru dalam mengurangi stres. Abstract Pulmonary tuberculosis (TB) is a disease that requires a long treatment time, making it susceptible to stress. The stress experienced by pulmonary tuberculosis patients varies from normal, mild, moderate, severe, to very severe. The practice of gratitude can trigger positive feelings and reduce emotional disorders that impact mental health, such as anxiety, stress, and even depression. The aim of this research is to determine the relationship between gratitude and stress in pulmonary TB patients in Mojowarno sub-district, Jombang district. This research uses quantitative observational analytical methods with a cross sectional approach. The population in this study was 241 respondents with a sample of 150 respondents and sampling used simple random sampling. The Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 (DASS-21) questionnaire is used to assess stress and the Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6) to measure gratitude towards patients. The data analysis method used is the Spearman rank test. The results of the research showed that 58.7% of respondents had a high level of gratitude, 39.3% had a medium level and 2% had a low level. The results of stress data analysis showed that 52% experienced no stress, 38% had mild stress, 8.7% had moderate stress and 1.3% had severe stress. The results of the Spearman rank correlation test obtained a value of p= 0.005, which means there is a relationship between gratitude and str","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"20 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139130136","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Sunarti, Hugo Kingson Borneo, Fitri Diah Muspitha, Marjuannah
{"title":"PERBANDINGAN EFEKTIVITAS METODE VIDEO DAN DEMONSTRASI TATAP MUKA DALAM PRAKTIKUM PEMASANGAN INFUS","authors":"S. Sunarti, Hugo Kingson Borneo, Fitri Diah Muspitha, Marjuannah","doi":"10.47539/jktp.v6i2.359","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.359","url":null,"abstract":"Penerapan praktik laboratorium dengan menggunakan video meskipun diharapkan mampu memberikan pengalaman praktik yang sama dengan tatap muka di laboratorium, namun memunculkan pertanyaan pada praktisi laboratorium keperawatan tentang efektivitas media video sebagai media pembelajaran tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas metode video dan demonstrasi tatap muka dalam praktikum pemasangan infus. Penelitian ini merupakan true eksperiment dengan pre-post test design yang dilakukan pada mahasiswa Program Studi program studi Diploma III Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura pada bulan Juni - September 2023. Sampel penelitian berjumlah 52 orang yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu yang diberikan pembelajaran secara tatap muka dan kelompok yang diberikan pembelajaran dengan video. Analisis data menggunakan uji Mann-whitney, uji wilcoxon dan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan secara signifikan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pada masing-masing kelompok pemberian pembelajaran dengan diberikan video (p= 0,001) dan pembelajaran tatap muka (p= 0,000). Ada perbedaan rata-rata skor nilai keterampilan tentang kompetensi pemasangan infus antara kelompok yang diberikan video dengan kelompok tatap muka (p= 0,047). Sedangkan pada pengetahuan, tidak ada perbedaan antara kelompok yang diberikan video dan demonstrasi tatap muka (p= 0,552). Pembelajaran dengan pemberian video dapat dipertimbangkan sebagai media pembelajaran praktikum pemasangan infus. Abstract The implementation of laboratory practices using videos, although expected to provide the same practical experience as face-to-face in the laboratory, raises questions among nursing laboratory practitioners about the effectiveness of video media as a single learning medium. This study aims to test the effectiveness of video methods and face-to-face demonstrations in intravenous infusion practicum. This research is a true experiment with a pre-post test design conducted on students of the Diploma III Nursing Study Program, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura in June - September 2023. The research sample consisted of 52 people who were divided into 2 groups: those given face-to-face learning and a group given learning with videos. Data analysis used the Mann-Whitney test, Wilcoxon test, and paired t-test. The results showed a significant difference in the average value before and after in each learning group given with videos (p= 0.001) and face-to-face learning (p= 0.000). There is a difference in the average skill score about the competence of intravenous infusion installation between the group given the video and the face-to-face group (p= 0.047). Meanwhile, in knowledge, there is no difference between the group given video and face-to-face demonstration (p= 0.552). Learning with video provision can be considered as a learning medium for intravenous infusion practicum.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139144269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Guruh Suprayitno, Theresia Febriana Christi Tyas Utami, Ketut Swastika
{"title":"PENGARUH TABLETOP DISASTER SIMULATION (TDS) TERHADAP PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI","authors":"Guruh Suprayitno, Theresia Febriana Christi Tyas Utami, Ketut Swastika","doi":"10.47539/jktp.v6i1.324","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i1.324","url":null,"abstract":"Kejadian tsunami Indonesia menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat yang harus mempunyai kesiapsiagaan yang baik dilihat dari pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi ancaman tsunami. Diperlukan sebuah formula untuk bisa meningkatkan hal tersebut, salah satunya dengan tabletop disaster simulation terkait tsunami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tabletop disaster simulation (TDS) terhadap peningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami di kampung Holtekamp, Kota Jayapura. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan pendekatan two group pre-post test design. Jumlah sampel sebanyak 86 responden dengan teknik sampling purposive sampling. Analisis menggunakan uji wilcoxon dan Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan α=0,05 (CI 95%). Hasil uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh metode konvensional maupun tabletop disaster simulation (TDS) terhadap kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana alam tsunami di kampung Holtekamp (p= 0,000). Berdasarkan nilai rata – rata diketahui bahwa metode tabletop disaster simulation (TDS) (56,01) lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional (30,99). Sedangkan hasil uji Mann Whitney menunjukkan ada perbedaan antara metode konvensional dan TDS (p= 0,000). Kesimpulan simulasi dengan metode tabletop disaster simulation efektif terhadap peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami di kampung Holtekamp.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127275072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN KESEHATAN MENTAL REMAJA","authors":"S. Wetik, Angela Laka","doi":"10.47539/jktp.v6i1.338","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i1.338","url":null,"abstract":"Masalah kesehatan mental yang umumnya dialami remaja adalah cemas, depresi, perasaan takut, agresif, hiperaktifitas, menarik diri, konflik dengan teman sebaya dan lingkungan sosial. Apabila tidak teratasi maka berdampak pada konfilik internal yaitu malu, murung, mudah menangis atau marah, memberontak, merasa tidak bahagia, tidak berharga/rendah diri dan juga berdampak secara fisik misalnya gangguan tidur, lelah, mudah gelisah, tegang, perilaku bullying serta memikirkan keinginan untuk mengakhiri hidup. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kesehatan mental remaja. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode total sampling berjumlah 144 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2023 di SMKN 6 Manado. Instrumen yang digunakan adalah strength and difficulties questionnaire (SDQ). Analisis yang digunakan adalah survei deskriptif cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan 61,1% berada pada kategori abnormal untuk skor gejala perilaku, 45,8% berada pada kategori normal untuk skor masalah perilaku, 75,7% berada pada kategori normal untuk skor hiperaktifitas, 52,1% berada pada kategori borderline untuk skor masalah teman sebaya dan 86,8% berada pada kategori abnormal untuk skor kesulitan. Sedangkan untuk skor kekuatan/perilaku prososial yang mendeteksi masalah kesehatan mental 88,2% berada pada kategori normal. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu dan intervensi keperawatan dalam bidang kesehatan jiwa baik program preventif dan promotif dengan melibatkan peran aktif dari keluarga, teman sebaya, sekolah dan masyarakat di lingkungan sosial.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"168 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115182410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PENTINGNYA KONSUMSI TABLET FE","authors":"Andi Nurhikma Mahdi, Usman, Teti Susliyanti Hasiu","doi":"10.47539/jktp.v6i1.343","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i1.343","url":null,"abstract":"Menstruasi merupakan perkembangan fisik yang khas pada remaja putri dan menandai remaja tersebut telah mengalami pubertas. Dampak utamanya dapat menimbulkan risiko anemia pada remaja putri. Anemia selama menstruasi mampu memberikan efek yang negatif bagi pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap tingkat pengetahuan remaja putri tentang pentingnya konsumsi tablet Fe di SMP Negeri 7 Baubau. Penelitian ini menggunakan jenis quasi experimental dengan desain one-group pretest-posttest design. Sampel penelitian berjumlah 31 orang. Teknik pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Pendidikan kesehatan diberikan dengan menggunakan metode ceramah dan media leaflet. Hasil penelitian diperoleh rata-rata tingkat pengetahuan remaja putri sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 8,19 sedangkan nilai rata-rata sesudah diberikan pendidikan kesehatan didapatkan 16,19. Hasil uji t diperoleh nilai p= 0,0000 <0,05, yang berarti ada perbedaan pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah intervensi, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap tingkat pengetahuan remaja putri.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131172379","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT STRES PADA MAHASISWA AKHIR","authors":"Thasya Nur Oktaviona, Herlina, T. Sari","doi":"10.47539/jktp.v6i1.344","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i1.344","url":null,"abstract":"Stres adalah cara tubuh bereaksi ketika menghadapi situasi yang dapat menyebabkan ketegangan, perubahan, ketegangan emosional, dan sebagainya. Stresor merupakan penyebab terjadinya stres. Adapun faktor-faktor stres meliputi efikasi diri, motivasi belajar, hardiness, optimisme, dan prokrastinasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres (efikasi diri, motivasi belajar, hardiness, optimisme, dan prokrastinasi akademik) pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif dengan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 152 responden yang diambil berdasarkan metode total sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dengan menggunakan metode Spearman rho. Hasil penelitian yang didapatkan tingkat stres mahasiswa berada pada kategori stres normal berjumlah 58 responden (38,2%). Faktor-faktor yang mempengaruhi stres yaitu optimisme tinggi sebanyak 113 responden (24,3%), prokrastinasi akademik yang sedang sebanyak 119 responden (78,3%), efikasi diri tinggi sebanyak 150 responden (98,7%), motivasi belajar yang tinggi sebanyak 138 responden (90,8%), serta Hardiness rendah sebanyak 135 responden (88,8%). Hasil analisis bivariat didapatkan dua variabel yang mempengaruhi stress mahasiswa tingkat akhir yaitu optimisme (p= 0,000) dan prokrastinasi akademik (p= 0,031), namun efikasi diri (p= 0,070), motivasi belajar (p= 0,145), dan hardiness (p=0,442) tidak mempengaruhi tingkat stres yang dialami mahasiswa. Optimisme dan prokrastinasi akademik mempengaruhi tingkat stres mahasiswa tingkat akhir. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti mengenai cara mengatasi stress pada mahasiswa.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128734790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}