Andi Nurhikma Mahdi, I. Saputra, Teti Susliyanti Hasiu
{"title":"terapi handheld fan terhadap dyspnea pasien congestive heart failure di rsud kota baubau","authors":"Andi Nurhikma Mahdi, I. Saputra, Teti Susliyanti Hasiu","doi":"10.47539/jktp.v6i2.361","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Congestive heart failure (CHF) merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia setelah stroke. Gejala yang sering ditemukan pada CHF adalah dyspnea diikuti nyeri dada dan jantung berdebar. Paroxysmal nocturnal dyspnea yang sering muncul dengan tiba-tiba menyebabkan gangguan tidur pada penderita. Terapi handheld fan merupakan suatu terapi yang dapat digunakan dalam menangani dyspnea dan telah direkomendasikan dalam penanganan dyspnea akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Baubau. Desain penelitian menggunakan pre eksperimen one group pretest-posttest design dengan jumlah sampel 20 responden yang dipilih secara accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Modified Borg Scale dan handheld fan. Uji statistik yang digunakan ialah Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata dyspnea sebelum terapi handheld fan berada pada tingkat sesak nafas ringan (45%) dan setelah diberikan terapi handheld fan rata-rata berada pada tingkat sangat sedikit sesak nafas (70%). Terdapat pengaruh pemberian terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Kota Baubau (p= 0,000). Peneliti selanjutnya dapat menggunakan kipas genggam yang terstandar diameter dan kecepatan hembusan anginnya, menambahkan variabel penelitian seperti tingkat kenyamaan, alat ukur tambahan seperti respiratory rate dan saturasi oksigen. Abstract Congestive heart failure (CHF) is the second leading cause of death in Indonesia after stroke. Common symptoms found in CHF include dyspnea, followed by chest pain and palpitations. Paroxysmal nocturnal dyspnea often suddenly appears, causing sleep disturbances in patients. Handheld fan therapy is a treatment that can be used to manage dyspnea and has been recommended for acute dyspnea management. This study aims to determine the effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Baubau. The research design used a pre-experimental one-group pretest-posttest design with a sample of 20 respondents selected through accidental sampling. Data collection used the Modified Borg Scale instrument and a handheld fan. The statistical test used was the Wilcoxon Sign Rank Test. The results showed that the average dyspnea level before handheld fan therapy was mild breathlessness (45%), and after the therapy, it was very slightly breathless (70%). There was a significant effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Kota Baubau (p= 0.000). Future researchers could use a standardized handheld fan with a specified diameter and wind speed, add research variables like comfort level, and use additional measurement tools such as respiratory rate and oxygen saturation.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"17 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TERAPI HANDHELD FAN TERHADAP DYSPNEA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSUD KOTA BAUBAU\",\"authors\":\"Andi Nurhikma Mahdi, I. Saputra, Teti Susliyanti Hasiu\",\"doi\":\"10.47539/jktp.v6i2.361\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Congestive heart failure (CHF) merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia setelah stroke. Gejala yang sering ditemukan pada CHF adalah dyspnea diikuti nyeri dada dan jantung berdebar. Paroxysmal nocturnal dyspnea yang sering muncul dengan tiba-tiba menyebabkan gangguan tidur pada penderita. Terapi handheld fan merupakan suatu terapi yang dapat digunakan dalam menangani dyspnea dan telah direkomendasikan dalam penanganan dyspnea akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Baubau. Desain penelitian menggunakan pre eksperimen one group pretest-posttest design dengan jumlah sampel 20 responden yang dipilih secara accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Modified Borg Scale dan handheld fan. Uji statistik yang digunakan ialah Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata dyspnea sebelum terapi handheld fan berada pada tingkat sesak nafas ringan (45%) dan setelah diberikan terapi handheld fan rata-rata berada pada tingkat sangat sedikit sesak nafas (70%). Terdapat pengaruh pemberian terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Kota Baubau (p= 0,000). Peneliti selanjutnya dapat menggunakan kipas genggam yang terstandar diameter dan kecepatan hembusan anginnya, menambahkan variabel penelitian seperti tingkat kenyamaan, alat ukur tambahan seperti respiratory rate dan saturasi oksigen. Abstract Congestive heart failure (CHF) is the second leading cause of death in Indonesia after stroke. Common symptoms found in CHF include dyspnea, followed by chest pain and palpitations. Paroxysmal nocturnal dyspnea often suddenly appears, causing sleep disturbances in patients. Handheld fan therapy is a treatment that can be used to manage dyspnea and has been recommended for acute dyspnea management. This study aims to determine the effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Baubau. The research design used a pre-experimental one-group pretest-posttest design with a sample of 20 respondents selected through accidental sampling. Data collection used the Modified Borg Scale instrument and a handheld fan. The statistical test used was the Wilcoxon Sign Rank Test. The results showed that the average dyspnea level before handheld fan therapy was mild breathlessness (45%), and after the therapy, it was very slightly breathless (70%). There was a significant effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Kota Baubau (p= 0.000). Future researchers could use a standardized handheld fan with a specified diameter and wind speed, add research variables like comfort level, and use additional measurement tools such as respiratory rate and oxygen saturation.\",\"PeriodicalId\":127907,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA\",\"volume\":\"17 9\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.361\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47539/jktp.v6i2.361","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
TERAPI HANDHELD FAN TERHADAP DYSPNEA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSUD KOTA BAUBAU
Congestive heart failure (CHF) merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia setelah stroke. Gejala yang sering ditemukan pada CHF adalah dyspnea diikuti nyeri dada dan jantung berdebar. Paroxysmal nocturnal dyspnea yang sering muncul dengan tiba-tiba menyebabkan gangguan tidur pada penderita. Terapi handheld fan merupakan suatu terapi yang dapat digunakan dalam menangani dyspnea dan telah direkomendasikan dalam penanganan dyspnea akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Baubau. Desain penelitian menggunakan pre eksperimen one group pretest-posttest design dengan jumlah sampel 20 responden yang dipilih secara accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Modified Borg Scale dan handheld fan. Uji statistik yang digunakan ialah Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata dyspnea sebelum terapi handheld fan berada pada tingkat sesak nafas ringan (45%) dan setelah diberikan terapi handheld fan rata-rata berada pada tingkat sangat sedikit sesak nafas (70%). Terdapat pengaruh pemberian terapi handheld fan terhadap dyspnea pada pasien CHF di RSUD Kota Baubau (p= 0,000). Peneliti selanjutnya dapat menggunakan kipas genggam yang terstandar diameter dan kecepatan hembusan anginnya, menambahkan variabel penelitian seperti tingkat kenyamaan, alat ukur tambahan seperti respiratory rate dan saturasi oksigen. Abstract Congestive heart failure (CHF) is the second leading cause of death in Indonesia after stroke. Common symptoms found in CHF include dyspnea, followed by chest pain and palpitations. Paroxysmal nocturnal dyspnea often suddenly appears, causing sleep disturbances in patients. Handheld fan therapy is a treatment that can be used to manage dyspnea and has been recommended for acute dyspnea management. This study aims to determine the effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Baubau. The research design used a pre-experimental one-group pretest-posttest design with a sample of 20 respondents selected through accidental sampling. Data collection used the Modified Borg Scale instrument and a handheld fan. The statistical test used was the Wilcoxon Sign Rank Test. The results showed that the average dyspnea level before handheld fan therapy was mild breathlessness (45%), and after the therapy, it was very slightly breathless (70%). There was a significant effect of handheld fan therapy on dyspnea in CHF patients at RSUD Kota Baubau (p= 0.000). Future researchers could use a standardized handheld fan with a specified diameter and wind speed, add research variables like comfort level, and use additional measurement tools such as respiratory rate and oxygen saturation.