Devia Putri Nashira, Wisanti Wisanti, Eva Kristinawati Putri
{"title":"Penanda Karakter Varitas Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Berdasarkan Karakter Morfologi","authors":"Devia Putri Nashira, Wisanti Wisanti, Eva Kristinawati Putri","doi":"10.26740/lenterabio.v11n2.p247-254","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n2.p247-254","url":null,"abstract":"Abstrak. Rambutan merupakan buah eksotik yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Rambutan mudah melakukan penyerbukan silang sehingga mengakibatkan tingginya kemungkinan munculnya varitas baru dan semakin sulit untuk dibedakan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menentukan penanda karakter morfologi rambutan. Prosedur penelitian meliputi tahap eksplorasi dan koleksi, pengamatan dan pengukuran, serta analisis penanda karakter. Eksplorasi dan koleksi dilakukan di Kecamatan Cileungsi dan Desa Bojong Kulur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sampel penelitian berupa ranting dengan daun dan buah dari tujuh varitas rambutan meliputi Sikoneng, Binjai, Aceh Lebak, Simacan, Sinyonya, Kerikil, dan Gula Batu. Bukti morfologi berupa 6 karakter kuantitatif dan 24 karakter kualitatif. Sebanyak 30 karakter yang dianalisis dengan Principal Component Analysis untuk menentukan karakter penanda tujuh varitas rambutan. Karakter penanda yang ditentukan digunakan sebagai kunci identifikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter yang dapat digunakan antara lain: permukaan tangkai daun, bentuk ujung lamina, banyak buah pertandan, bentuk buah, warna kulit buah, berat kulit buah, kerataan warna kulit buah, ketertarikan buah, kerapatan rambut buah, warna rambut buah, warna aril, tekstur aril, kandungan air aril, aroma aril, kelekatan aril dengan kulit ari biji, kelekatan kulit ari biji dengan biji dan bentuk biji.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132601468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Histopatologi Toksisitas Ginjal Tikus Jantan (Rattus norvegicus) yang diberi Sirup Umbi Yakon (Smallanthus sonchifolius)","authors":"Dewi Roudhotul Jannah, Widowati Budijastuti","doi":"10.26740/lenterabio.v11n2.p238-246","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n2.p238-246","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran histopatologi ginjal tikus jantan setelah pemberian sirup umbi yakon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terbagi dalam 3 kelompok yakni KK sebagai kelompok kontrol (akuades), KP sebagai Kelompok perlakuan: KP1 (Sirup umbi yakon tanpa inhibitor) dan KP2 (Sirup umbi yakon dengan inhibitor) masing-masing tiga ulangan. Parameter: degenerasi sel dan nekrosis sel pada histologi ginjal yang diamati menggunakan mikroskop. Analisis data menggunakan uji non-parametrik Kruskall-Wallis dan Uji Mann-Whitney yang diolah menggunakan sofware SPSS 16. Berdasarkan hasil histologi ginjal pemberian sirup umbi yakon dengan inhibitor menunjukkan presentase kerusakan lebih berat dibandingkan pemberian sirup umbi yakon tanpa inhibitor dengan parameter kerusakan: degenerasi hidrofik dan juga hyalin sebesar 27,7±11,8 pada tingkat kerusakan ringan (+) yakni kerusakan sel mencapai 25% dan sel yang mengalami nekrosis sel 22,1±9,6 pada tingkat kerusakan sedang (++) yakni kerusakan sel mencapai 50%. Berdasarkan skoring hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan adanya pengaruh pemberian sirup umbi yakon terhadap kerusakan histopatologi ginjal yang sangat segnifikan (P<0,000) dan hasil uji Man-Whitney menunjukkan pemberian sirup umbi yakon dengan inibitor mengalami kerusakan sel paling tinggi dengan skor rata rata 1,96±0,12 (P<0,000). Simpulan penelitian ini pemberian sirup umbi yakon dapat menimbulkan efek toksik pada gambaran histopatologi ginjal tikus jantan.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"198 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125731549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Morfogenetika Kucing Rumah (Felis domesticus) di Ketintang Surabaya Sebagai Sarana Pemuliaan Predator Alami Hewan Pengerat","authors":"Anggita Nadia Putri, I. Isnawati","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p217-225","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p217-225","url":null,"abstract":"Kucing rumah (Felis domesticus) adalah kucing yang telah mengalami domestikasi sejak zaman Mesir Kuno sebagai hewan peliharaan dan penjaga lumbung dari tikus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberagaman genetik kucing di Ketintang Surabaya berdasarkan karakter morfogenetika 10 lokus penyandi warna, pola warna, dan rambut kucing, yaitu A~a, B~b~b1, C~cb~cs~ca~c, D~d, I~i, L~l, S~s, T~Ta~tb, W~w, dan O⁓o. Pengambilan data dilakukan dengan teknik road sampling dan akan dianalisis dengan metode square root dan maximum likehood. Hasil keberagaman genetik dapat dilihat berdasarkan nilai heterozigositas dan heterozigositas rataan. Didapatkan 69 ekor kucing yang berada di Ketintang Surabaya. Sebagian tipe liar mempunyai frekuensi alel lebih tinggi daripada tipe mutan dengan lokus S⁓s yang memiliki nilai heterozigositas tertinggi, yakni 0.5034±0.0167 yang berarti bahwa alel ini telah tersebar luas dan terjadi gen flow melalui perkawinan acak. Data statistika dari penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tingkah laku dan penampilan kucing berhubungan secara genetik. Dari hasil penelitian, dapat diperkirakan bahwa kucing yang memiliki lokus O⁓o, alel s, lokus T~Ta~tb, dan alel A cocok untuk upaya pemuliaan kucing sebagai predator hewan pengerat karena kucing dengan gabungan lokus tersebut cenderung aktif, penuh rasa penasaran, agresif terhadap mangsa, dan lebih tenang ketika berinteraksi dengan manusia sehingga tidak akan membahayakan.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115252695","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lukman Baihaqi, Wisanti Wisanti, Eva Kristinawati Putri
{"title":"Pemanfaatan Tradisional dan Pengetahuan Lokal Tanaman Lontar (Borassus flabellifer L.) oleh Masyarakat Pamekasan Madura","authors":"Lukman Baihaqi, Wisanti Wisanti, Eva Kristinawati Putri","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p208-216","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p208-216","url":null,"abstract":"Lontar (Borassus flabellifer L.) merupakan spesies dari famili Palmae (pinang-pinangan) yang umum dijumpai di Indonesia. Lontar memiliki banyak manfaat tradisional bagi masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemanfaatan tradisional lontar masyarakat Pamekasan, menentukan nilai kebergunaan tanaman lontar, dan mendeskripsikan pengetahuan lokal masyarakat Pamekasan ditinjau dari nilai kepentingan organ tanaman lontar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik observasi dan survei yang dilaksanakan di tiga desa di Pamekasan. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan instrumen semi terstruktur terhadap informan kunci dan responden tentang pemanfaatan lontar. Informan kunci sebanyak lima orang ditentukan berdasarkan purposive sampling yang terdiri dari tiga sesepuh desa, satu pengrajin lontar dan satu pembudidaya lontar. Responden berjumlah 25 orang setiap desa. Data pengetahuan lokal dianalisis menggunakan nilai kebergunaan dan nilai kepentingan organ (nilai pembobotan). Hasil penelitian menunjukkan bagian tanaman yang dimanfaatkan masyarakat Pamekasan secara tradisional adalah daun, batang, kulit batang, buah, bunga, akar. Pengetahuan lokal masyarakat Pamekasan menunjukkan bahwa bagian tumbuhan lontar yang memiliki nilai penting adalah bunga, daun dan buah. Nilai kebergunaan tertinggi adalah lontar dimanfaatkan sebagai minuman (77%). Pemanfaatan tradisional lontar dengan cara menjemur, mengeringkan, menganyam, mengiris, menyadap, dan memasak.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131606688","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Histopatologi Toksisitas Hepar Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Pasca Pemberian Sirup Umbi Yakon (Smallanthus sonchifolius)","authors":"Eka Firlinda Yana, Widowati Budijastuti","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p202-207","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p202-207","url":null,"abstract":"Toksisitas mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan hepar jika terakumulasi oleh xenbiotik secara terus-menerus. Kandungan bioaktif umbi yakon terutama senyawa fenolik berpotensi dapat meningkatkan antioksidan dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran histopatologi hepar tikus jantan yang mengalami toksisitas setelah diberikan sirup umbi yakon (Smallanthus sonchifolius). Penelitian eksperimental ini menggunakan tikus jantan (Rattus norvegicus) yang terbagi menjadi tiga kelompok perlakuan dengan tiga ulangan diantaranya yaitu kelompok kontrol (aquades 4 mg/g BB), perlakuan 1 (sirup umbi yakon tanpa penambahan inhibitor dosis 3 mg/g BB), dan perlakuan 2 (sirup umbi yakon tanpa penambahan inhibitor dosis 3 mg/g BB) selama 30 hari. Analisis data menggunakan uji Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney dengan software IBM SPSS Statistics 16.Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan pengaruh pemberian sirup umbi yakon terhadap struktur histopatologi hepar secara signifikan (P<0,000) dan hasil uji Man-Whitney menunjukkan pemberian sirup umbi yakon pada kelompok perlakuan 2 mengalami kerusakan tertinggi dibandingkan kelompok perlakuan 1 yaitu sebesar 92,82% (P<0,000). Disimpulkan bahwa pemberian sirup umbi yakon dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan hepar tikus jantan mengakibatkan struktur histopatologi jaringan hepar mengalami perubahan sel hepatosit dengan kerusakan berupa degenerasi parenkim, degenerasi hidropik, dan nekrosis. Sirup umbi yakon tanpa penambahan inhibitor memiliki tingkat toksisitas lebih tinggi dibandingkan sirup dengan penambahan inhibitor.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124927481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pupuk Organik Cair Nabati dan Silika Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max) Yang Mengalami Cekaman Air","authors":"F. Nisa, Yuni Sri Rahayu","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p80-88","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p80-88","url":null,"abstract":"Buah pisang busuk, bonggol pisang, dan daun paitan (Tithonia diversifolia) merupakan limbah yang mengandung unsur hara seperti N, P, K yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan, yaitu untuk mendeskripsikan kualitas unsur hara dari Pupuk Organik Cair (POC) Nabati dengan penambahan Silika (Si) dan mendeskripsikan pengaruh antara POC dan tingkat cekaman air terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max). Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap I penelitian deskriptif pada saat pembuatan POC, dan tahap II penelitian eksperimen saat mengaplikasikan POC hasil tahap I yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktorial, antara tingkat cekaman air (yaitu kapasitas lapang air 25%, 50%, 75%, dan 100%) dan perlakuan penambahan Si (yaitu konsentrasi Si 0 gram dan Si 1 gram). Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, kerapatan stomata, panjang akar, biomassa basah tanaman, dan pengukuran kadar air relatif daun (KARD). Hasil penelitian dianalisis menggunakan Anava dua arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menyatakan POC dengan penambahan Si mengandung unsur hara N 0,52%; P 0,27%; K 0,61%; Rasio C/N 14; dan C-Organik 7,54. Pemberian POC berpengaruh pada tinggi tanaman, jumlah daun, kerapatan stomata, panjang akar, biomassa basah tanaman, dan pengukuran kadar air relatif daun (KARD) kedelai (Glycine max) dengan konsentrasi terbaik yang direkomendasikan yaitu 20 ml/liter + 1 gram Silika dengan tingkat kapasitas lapang air 100%.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126086104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Bakteri Fermentasi Nira Siwalan (Borassus flabellifer) terhadap Coliform dan Escherichia coli pada Selada (Lactuca sativa)","authors":"Destiari Ayu Widinugroho, Mahanani Tri Asri","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p174-182","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p174-182","url":null,"abstract":"Sayuran Selada (Lactuca sativa) mempunyai berbagai manfaat, kandungan serat, vitamin, serta mineral. Konsumsi selada di Indonesia biasa dilakukan dalam keadaan mentah. Namun kesadaran masyarakat Indonesia akan kebersihan makanan masih kurang. Sehingga menyebabkan munculnya salah satu penyakit yang disebabkan oleh makanan yaitu diare. Penanganan kontaminasi sayuran segar dapat dilakukan menggunakan agensia biologi berupa bakteri fermentasi. Fermentasi nira siwalan merupakan salah satu produk yang bisa digunakan. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian bakteri fermentasi nira siwalan (Borassus flabellifer) serta mengetahui konsentrasi bakteri fermentasi nira siwalan (B. flabellifer) yang optimal dalam menghambat pertumbuhan coliform dan Escherichia coli pada lalapan selada (L. sativa). Metode yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) dengan seri tabung sebanyak 3. Uji yang dilakukan yaitu uji praduga (Presumtive test), uji penegasan (Confirmed test), dan uji pelengkap (Completed test). Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil indeks MPN tiap perlakuan terhadap standar SNI 7388: 2009 tentang batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan. Hasil dari penelitian ini bahwa pemberian bakteri fermentasi nira siwalan (B. flabellifer) dapat mengurangi jumlah cemaran coliform dan Escherichia coli pada lalapan selada. Konsentrasi perlakuan yang paling baik dalam mengurangi jumlah cemaran coliform dan Escherichia coli pada perlakuan adalah dengan konsentrasi 90% dengan hasil indeks MPN pada uji praduga dan uji penegasan sebesar 17,80 ± 9,36 dan 6,80 ± 4,50. Namun, berdasarkan perbandingan hasil indeks MPN terhadap standar acuan dikatakan tidak memenuhi syarat cemaran mikroba dalam pangan dengan batas maksimum cemaran < 3/g.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132198466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Indeks Keanekaragaman dan Morfologi Capung (Ordo: Odonata) di Kawasan Hutan Kota Surabaya","authors":"Widdi Ayu Rahmawati, Widowati Budjiastuti","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p192-201","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p192-201","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis dan keanekaragaman capung, serta menganalisis pengaruh faktor lingkungan di Kawasan Hutan Kota Surabaya dengan keanekaragaman dan morfologi capung (Odonata). Pengambilan sampel capung dilakukan melalui penjelajahan langsung dan penghitungan titik (point count) di tiga lokasi. Data yang dianalisis meliputi: Indeks Keanekaragaman Jenis, Indeks Kelimpahan Relatif dan analisis korelasi (PCA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima jenis spesies yaitu Neurothemis terminata, Perithemis mooma, Ischnura senegalensis, Diphlebia hybridoides, dan Oristicta filicicola. Indeks keanekaragaman di Hutan Kota Balas Klumprik adalah 1,50; indeks keanekaragaman jenis di Hutan Kota Pakal adalah 1,26; dan indeks keanekaragaman jenis di Hutan Kota Mangrove Anyar adalah 1,14. Kondisi lingkungan di lokasi penelitian yaitu memiliki rata-rata suhu 29,9, pH 7,8, kelembapan cahaya 80,4 dan intensitas cahaya 626,6 kondisi lingkungan ini sangaat sesuai dengan perkembangbiakan keragaman capung di Hutan Kota Surabaya. Hasil PCA karakter morfometri menghasilkan 4 komponen yang menjadi faktor utama. Komponen pertama yang paling mempengaruhi morfometri capung dengan hasil 43,88%. Sehingga faktor lingkungan mempengaruhi morfologi capung, salah satunya ukuran tubuh dan warna tubuh capung.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116811664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Amelia Rohadatul Aisy, Evie Ratnasari, Sari Kusuma Dewi
{"title":"Pengaruh Penggunaan Jenis Natrium Alginat terhadap Enkapsulasi Benih Sintetik Phalaenopsis sp.","authors":"Amelia Rohadatul Aisy, Evie Ratnasari, Sari Kusuma Dewi","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p131-138","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p131-138","url":null,"abstract":"Anggrek bulan (Phalaenopsis sp.) dapat dilakukan perbanyakan dengan benih sintetik dimana natrium alginat akan melapisi embrio somatik anggrek bulan atau lebih dikenal dengan Protocorm Like Body (PLB) anggrek bulan dengan jangka waktu yang relatif lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh jenis natrium alginat jenis food grade dan pro analisis terhadap pembuatan dan persentase perkecambahan benih sintetik anggrek bulan. Benih sintetik dikatatan berkecambah apabila PLB anggrek menembus kapsul benih sintetik. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan dua jenis natrium alginat dan konsentrasi masing-masing (1%, 2%, 3% dan 4%). Benih sintetik disimpan dalam cawan petri selama satu minggu dengan suhu ruang (25±2ËšC) lalu disimpan dalam media regenerasi atau media MS. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan anova satu arah dan dilanjutkan dengan uji duncan. Benih dengan natrium alginat food grade tidak berbeda nyata dengan natrium alginat jenis pro analisis sehingga natrium alginate food grade dapat dijadikan sebagai alternatif dari natrium alginate pro analisis dan konsentrasi terbaik yaitu masing-masing 3% dengan bentuk bulat dan padat. Persentase perkecambahan tertinggi yaitu pada konsentrasi 3% pada masing-masing jenis natrium alginat.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"185 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115867415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Ekstrak Daun Pepaya Jepang (Cnidosculus aconitifolius) Memperbaiki Kadar Kolesterol, Morfometri, dan Histologi Testis Mencit Hiperkolesterolemia","authors":"Niya Maidah, Dyah Hariani","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p52-62","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p52-62","url":null,"abstract":"Hiperkolesterolemia akibat mengkonsumsi makanan tinggi lemak mampu meningkatkan radikal bebas sehingga dapat memicu terjadinya gangguan reproduksi maskulina. Daun pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius) mengandung bioaktif berpotensi sebagai antikolesterol dan antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun pepaya Jepang dalam menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki morfometri, dan struktur histologi testis mencit jantan akibat diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terbagi dalam kelompok kontrol negatif (pakan pur), kontrol positif (pakan pur + diet aterogenik), dan perlakuan ekstrak daun pepaya Jepang (dosis 11,2, 16,8, 22,4, dan 28mg/20gBB + pakan pur + diet aterogenik) dengan 4 pengulangan. Data warna, bentuk, permukaan testis dianalisis deskriptif. Data kadar kolesterol, panjang, diameter, berat, dan perlemakan testis dianalisis menggunakan uji ANOVA. Data histologi testis dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan warna, bentuk, dan permukaan testis pada kelompok kontrol negatif maupun kelompok perlakuan tampak normal, kecuali bentuk testis mengalami atropi pada kelompok kontrol positif dan perlakuan dosis 11,2mg/20gBB. Pemberian ekstrak daun pepaya Jepang berpengaruh dalam penurunan kadar kolesterol sangat signifikan (P<0.000), perbaikan morfometri signifikan pada panjang testis (P<0.027), diameter testis (P<0.042), sangat signifikan pada berat testis (P<0.000), perlemakan di sekitar testis (P<0.002), dan penurunan tingkat kerusakan testis (P<0.000). Dosis ekstrak terbaik menghasilkan penurunan kadar kolesterol, perbaikan morfometri, dan struktur histologi testis mencit akibat diet aterogenik adalah 16,8mg/20gBB. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun pepaya Jepang dapat menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki morfometri, dan kerusakan struktur histologi testis mencit jantan akibat diet aterogenik. Konsumsi daun pepaya Jepang dapat menurunkan kadar kolesterol dan memperbaiki kerusakan testis akibat hiperkolesterolemia.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124717588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}