{"title":"Keanekaragaman Plankton yang Toleran di Perairan Kawasan Pulau Lusi Kabupaten Sidoarjo","authors":"D. Rahmadani, Sunu Kuntjoro","doi":"10.26740/lenterabio.v9n3.p258-266","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n3.p258-266","url":null,"abstract":"Pulau Lusi ialah pulau buatan terbentuk akibat dari hasil pengerukan endapan sedimen lumpur lapindo menuju Sungai Porong dan berakhir di ujung Sungai Porong serta mengakibatkan endapan hamparan lumpur yang yang telah kering cukup luas. Adanya bahan unsur organik dan unsur anorganik yang terbawa aliran arus akibat dari pembuangan lumpur lapindo yang kurang baik dapat mengurangi potensi pada Sungai Porong. Plankton adalah biota akuatik yang cara geraknya dipengaruhi arus air serta berukuran mikroskopis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keanekaragaman plankton yang toleran di perairan kawasan Pulau Lusi Kabupaten Sidoarjo dan mengetahui kualitas air di perairan kawasan Pulau Lusi Kabupaten Sidoarjo berdasarkan indeks keanekaragaman plankton. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, yaitu dengan pengambilan sampel pada 5 stasiun di perairan kawasan Pulau Lusi. Pengambilan sampel plankton menggunakan planktonet, selanjutnya diamati, diidentifikasi, dihitung, dan dianalisis indeks keanekaragaman plankton. Parameter fisika kimia yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan aliran arus, salinitas, kekeruhan, DO, BOD, CO2, pH. Indeks keanekaragaman plankton dihitung menggunakan rumus Shannon-Weaner selanjutnya dibandingkan dengan penggolongan tingkat pencemaran perairan berdasarkan indeks keanekaragaman plankton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitoplankton terdiri atas 10 divisi, 12 kelas, 37 famili, 42 genus, 53 spesies serta zooplankton terdiri atas 5 divisi, 7 kelas, 9 famili, 9 genus, 13 spesies. Spesies fitoplankton yang dominan ialah Striatella unipunctata yang termasuk dalam kelas Bacillariophyceaea, serta spesies zooplankton yang dominan ialah Tintinnopsis hemiperalis, Nebela collaris, Notholca sp, dan Rotaria neptunia. Indeks keanekaragaman plankton di Pulau Lusi adalah 4,08 termasuk dalam kriteria sedang dan perairan kawasan Pulau Lusi termasuk kriteria baik.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"804 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133171375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Morfometri Panjang, Berat, dan Diameter Tubuh dengan Organ Reproduksi Cacing Tanah Metaphire javanica","authors":"Tara Mayang Ramadhany, Widowati Budijastuti","doi":"10.26740/lenterabio.v9n3.p226-232","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n3.p226-232","url":null,"abstract":"Cacing tanah Metaphire javanica merupakan spesies cacing tanah asli Indonesia yang memiliki peran ekologis penting dalam ekosistem tanah. Melalui kegiatan meliang, cacing tanah berperan dalam menjaga stabilitas tanah, meningkatkan laju infiltrasi dalam tanah, dan mempercepat aerasi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan morfometri panjang, berat, dan diameter tubuh cacing tanah Metaphire javanica dengan organ reproduksi. Sampel diambil pada enam lokasi di Kabupaten Sidoarjo, yaitu Kecamatan Taman, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Wonoayu 1 dan 2, Kecamatan Gedangan, serta Kecamatan Sedati menggunakan metode purposive random sampling. Pengambilan sampel cacing tanah menggunakan metode hand sorting. Morfologi dan anatomi cacing diukur dan diidentifikasi hingga tahap tingkatan spesies kemudian dilakukan analisis korelasi PCA dengan SPSS v23. Parameter fisika dan kimia tanah yang diamati seperti suhu, pH, dan kelembapan tanah. Hasil analisis PCA menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara panjang, berat, dan diameter tubuh dengan ukuran lubang kelamin jantan, jarak spermateka, dan ukuran lubang kelamin betina karena memiliki nilai matriks korelasi berkisar antara 0,527-0,886. Diameter tubuh dengan ukuran jarak lubang kelamin jantan memiliki nilai matriks korelasi terbesar yaitu 0,886. Sedangkan, antara panjang, berat, dan diameter tubuh dengan diameter vesikula dan diameter prostat memiliki hubungan yang lemah karena nilai matriks korelasi antara 0,033-0,420. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara morfometri panjang, berat, dan diameter tubuh dengan organ reproduksi yang meliputi ukuran jarak lubang kelamin jantan, jarak spermateka, dan ukuran lubang kelamin betina.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130178110","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Uji Antagonis Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium terhadap Pertumbuhan Cercospora sp yang Diisolasi dari Nepenthes sp.","authors":"Zuni Nur Rochmawati, Guntur Trimulyono","doi":"10.26740/lenterabio.v9n3.p204-210","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n3.p204-210","url":null,"abstract":"Cercospora sp. merupakan jamur penyebab penyakit pada tanaman salah satunya pada Nepenthes. Pengendalian secara umum yang dilakukan untuk megurangi penyebaran penyakit ini dengan menggunakan fungisida sintetis. Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium merupakan bakteri antagonis yang bisa dimanfaatkan sebagai agensia pengendali fitopatogen. Tujuan dalam penelitian ini yakni untuk menganalisis kemampuan antagonis Bacillus subtilis, B. megaterium dan kombinasinya dalam menghambat pertumbuhan jamur Cercospora sp. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Unesa pada bulan Februari April 2020. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan eksperimental dengan 5 perlakuan meliputi kontrol negatif, B. subtilis, B. megaterium, kombinasi B. subtilis dan B. megaterium serta kontrol positif Mancozeb.Pengujian antagonis terhadap jamur Cercospora sp. dilakukan dengan metode sumuran. Analisis data hasil penghambatan pertumbuhan jamur dilakukan dengan ANOVA satu arah lalu uji Duncan. Jamur Cercospora sp. diisolasi dari tanaman Nepenthes sp. yang menunjukkan gejala bintik merah. Jamur tersebut memiliki ciri morfologi koloni berbentuk melingkar dan bergelombang, berwarna putih, miselia seperti kapas, serta memiliki hifa dan konidia bersekat. Pemberian perlakuan B. subtilis, B. megaterium dan kombinasi menunjukkan kemampuan dalam menghambat pertumbuhan Cercospora sp. dengan nilai persentase hambatan masing-masing sebesar 17.234 ± 8.085%, 17.714 ± 8.180%, dan 14.770 ± 11.245%. Bakteri B. subtilis dan B. megaterium mampu menghambat pertumbuhan jamur Cercospora sp. yang diisolasi dari Nepenthes sp.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127684912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pemberian Ekstrak Holothuria leucospilota terhadap Aktivitas Fagositosis Sel Makrofag pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Alkohol","authors":"Firda Nasrulia, Nurul Qomariyah, E. R. Purnama","doi":"10.26740/lenterabio.v9n3.p211-217","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n3.p211-217","url":null,"abstract":"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Holothuria leucospilota terhadap aktivitas fagositosis makrofag mencit yang diinduksi alkohol dan mengidentifikasi dosis ekstrak yang optimal sebagai imunomodulator. Mencit jantan dikelompokkan dalam 6 kelompok (4 mencit setiap kelompok): yang terdiri dari kontrol positif, kontrol negatif, serta kelompok perlakuan ekstrak Holothuria leucospilota dosis 0,61; 1,03; 1,45; dan 1,87 mg/20 g BB. Minuman beralkohol diberikan selama 8 hari dan pemberian ekstrak Holothuria leucospilota diberikan sebanyak 3 kali sehari selama 12 hari. Mencit dibedah dan diambil cairan intraperitoneal satu hari setelah perlakuan terakhir. Digunakan suspensi yeast sebagai bahan uji aktivitas fagositosis makrofag. Pembuatan preparat apusan menggunakan carbol fuchsin dan crystal violet. Data yang didapatkan dianalisis dengan Uji Parametrik ANOVA lalu dilanjutkan dengan Uji Tukey. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui ekstrak Holothuria leucospilota berpengaruh terhadap aktivitas fagositosis sel makrofag, yang ditunjukkan dengan menggunakan Uji Parametrik ANOVA dengan hasil p < 0,05. Aktivitas fagositosis sel makrofag mengalami peningkatan sesuai dengan pemberian ekstrak Holothuria leucospilota. Dosis eksrak Holothuria leucospilota yang paling optimum dalam meningkatkan aktivitas fagositosis sel makrofag ialah dosis tertinggi, yaitu dosis 1,87 mg/20 gBB.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125819564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Respons Anatomi dan Kadar Asam Oksalat Tumbuhan Amorphophallus muelleri Blume Pada Lingkungan yang Berbeda","authors":"Nailiz Zakiyah Apriliani, Yuliani Yuliani","doi":"10.26740/lenterabio.v9n2.p137-145","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n2.p137-145","url":null,"abstract":"Tumbuhan Amorphophallus muelleri Blume tumbuh pada lingkungan yang berbeda. Perbedaan tersebut memberikan respons yang berbeda secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan biokimia. Tumbuhan ini mengasilkan umbi yang memiliki kadar asam oksalat tinggi. Asam oksalat dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi (rasa panas dimulut), dan kristalisasi dalam ginjal (batu ginjal) jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan respons anatomi dan kadar asam oksalat tumbuhan A. muelleri Blume pada lingkungan yang berbeda. Pengambilan sampel tumbuhan menggunakan metode purposive sampling yang dilakukan di tiga lokasi yaitu Desa Kowel Kec. Pamekasan-Madura, Desa Sambikerep Kec. Rejoso-Nganjuk, dan Desa panglungan Kec. Wonosalam-Jombang. Respons anatomi dan kadar asam oksalat dianalisis menggunakan uji statistika deskriptif dan hubungan antara faktor lingkungan dengan anatomi dan kadar asam oksalat menggunakan uji Cannonical Correlation Analysis (CCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor lingkungan meliputi klimaterik dan edafik dengan respons anatomi yaitu kerapatan stomata, ketebalan epidermis, dan ketebalan palisade serta kadar asam oksalat. Desa Kowel memiliki respons anatomi tertinggi yaitu kerapatan stomata sebesar 120,255 ïm, ketebalan epidermis 41,5 ïm dan ketebalan palisade 113,5 ïm, sedangkan Kadar asam oksalat tertinggi ada pada Desa Panglungan yaitu 427,09 ppm. Pada penelitian ini untuk mendapatkan kadar asam oksalat yang rendah maka tumbuhan A. muelleri Blume sebaiknya ditanam pada dataran rendah.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122043876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanolik Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa superba L.) dan Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus) sebagai Subtitusi Kolkisin dalam Menciptakan Poliploidi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)","authors":"Cicik Ainurrohmah, I. Isnawati","doi":"10.26740/lenterabio.v9n2.p158-167","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n2.p158-167","url":null,"abstract":"Peningkatan produktivitas bawang merah dapat dilakukan dengan cara poliploidi, menggunakan kolkisin. Namun kolkisin sekarang sulit ditemukan, sehingga perlu dicari anti mitotic agent alternatif. Kembang sungsang dan tapak dara adalah salah satu tanaman yang mengandung senyawa anti mitotic agent, sehingga mempunyai potensi sebagai tanaman alternatif pengganti kolkisin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis mutagen, konsentrasi ekstrak, dan interaksi jenis mutagen dan konsentrasi ekstrak terhadap tingkat poliploidi bawang merah. Metode penelitian ini adalah eksperimental, dengan variabel manipulasi jenis mutagen (umbi kembang sungsang dan daun tapak dara) dan konsentrasi mutagen (0,1%, 0,2%, 0,3%), dan variabel responnya adalah tingkat poliploidi bawang merah yang dilihat dari jumlah kromosom yang dihasilkan kemudian diuji statistik dengan ANAVA dua arah dan uji DMRT. Hasilnya jenis mutagen berpengaruh terhadap tingkat poliploidi bawang merah, kolkisin adalah jenis mutagen yang paling efektif, namun ekstrak etanolik umbi kembang sungsang dan ekstrak etanolik tapak dara menunjukkan hasil tidak berbeda nyata, sehingga kedua ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai alternatif pengganti kolkisin. Konsentrasi mutagen juga berpengaruh terhadap tingkat poliploidi bawang merah, 0,1% merupakan konsentrasi paling efektif. Interaksi jenis mutagen dan konsentrasi mutagen juga berpengaruh terhadap tingkat poliploidi bawang merah, diketahui ekstrak etanolik umbi kembang sungsang 0,1% adalah kombinasi yang paling efektif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis mutagen ekstrak etanolik kembang sungsang dengan konsentrasi 0,1% adalah interaksi yang paling efektif dalam menciptakan poliploidi bawang merah, karena dapat menghasilkan jumlah kromosom 40 = 5n yang dapat menciptakan poliploidi sekaligus meningkatkan produktivitas bawang merah.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129806018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keanekaragaman dan Kemelimpahan Bivalvia di Zona Intertidal Pantai Boom, Tuban","authors":"Nurul Hidayah, Reni Ambarwati","doi":"10.26740/lenterabio.v9n2.p90-98","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n2.p90-98","url":null,"abstract":"Bivalvia merupakan salah satu penyusun komunitas makrozoobentos di kawasan pesisir pantai. Dalam ekosistem, bivalvia berperan sebagai pemakan suspensi dan deposit serta menjadi mangsa (prey). Pantai Boom merupakan kawasan pantai utara di Kabupaten Tuban berprofil landai dan dikembangkan untuk wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keanekaragaman bivalvia, mendeskripsikan kemelimpahan bivalvia, dan menganalisis profil habitat bivalvia di Pantai Boom Tuban. Sampel bivalvia diambil dengan metode belt transect yang ditentukan empat stasiun dengan 240 plot. Profil habitat yang dikaji adalah pH air, pH substrat, salinitas, suhu, dan tipe substrat. Data hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bivalvia yang ditemukan di zona intertidal Pantai Boom Tuban meliputi Tellina timorensis, Tellina palatum, Siliqua winteriana, Solen sp., Anadara rufescens, Harvella plicataria, Mactra violacea, Mactra grandis, Meretrix lusoria, Meretrix meretrix, Marcia hiantina, Crassostrea gigas, dan Ciboticola lunata. Nilai indeks keanekaragaman bivalvia di Pantai Boom Tuban yaitu 1,513. Kemelimpahan relatif bivalvia tertinggi di Pantai Boom Tuban adalah Tellina timorensis, yaitu sebesar 48,34% dan terendah pada Marcia hiantina, dan Ciboticola lunata, yaitu sebesar 0,15%. Profil habitat bivalvia di Pantai Boom Tuban adalah pH air 7,3 ± 0,75, pH substrat 6,5 ± 0,30, salinitas 24-28%o ± 1,75, suhu 31ºC ± 0,91, dan tipe subtrat pasir lanau. Habitat ini dapat mendukung komunitas bivalvia di Pantai Boom Tuban.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130550296","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemberian Kombinasi Tepung Daun Pepaya dan Probiotik pada Pakan Komersial terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)","authors":"May Roidatun Nisa', Dyah Hariani, E. R. Purnama","doi":"10.26740/lenterabio.v9n2.p82-89","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n2.p82-89","url":null,"abstract":"Ketersediaan ikan lele di pasar dapat berlanjut apabila ketersediaan benih ikan lele di pasaran dalam jumlah yang cukup. Umumnya benih lele membutuhkan protein sebesar 32-38%. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian kombinasi tepung daun pepaya dan probiotik terhadap pertumbuhan spesifik (SGR), rasio konversi pakan (FCR), tingkat kelangsungan hidup (SR) benih ikan lele (Clarias sp.) serta mengetahui kombinasi terbaik. Penelitian eksperimen faktorial ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas A (pakan komersial), B (2% tepung daun pepaya/kg pakan), C (4% tepung daun pepaya/kg pakan), D (10 ml probiotik+0% tepung daun pepaya/kg pakan), E (10 ml probiotik + 2% tepung daun pepaya), F (10 ml probiotik+4% tepung daun pepaya), dengan pengulangan sebanyak empat kali dan diberikan ke benih lele berukuran 5-7 cm selama 42 hari. Ditimbang setiap 7 hari sekali. Data yang didapat SGR, FCR, dan SR ikan lele. Nilai SGR berkisar antara 4,73 ± 0,06% sampai 5,03± 0,1%, nilai FCR berkisar antara 0,50 ± 0,07 sampai 0,93 ± 0,05 dan nilai SR berkisar antara 69,29 ± 1,4% sampai 88,57 ± 4,04%. Dianalisis menggunakan uji Anava. Hasil uji Anava menunjukkan terdapat pengaruh pemberian kombinasi tepung daun pepaya dan probiotik dalam pakan benih lele terhadap FCR dan SR yang sangat signifikan (P<0,002 untuk FCR dan P<0,000 untuk SR), dan tidak berpengaruh nyata untuk SGR (P>0,143) dengan nilai FCR yaitu 0,050, ± 0,07 dan nilai SR yaitu 88,57 ± 4,04%. Perlakuan pemberian kombinasi 4% tepung daun pepaya dan 10 ml probiotik menghasilkan nilai SGR tertinggi yaitu 4,73 ± 0,1%","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115856894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pemberian Naungan terhadap Pertumbuhan Tanaman Pokcoy (Brassica chinensis L.) di Dataran Rendah","authors":"Claugita Andini, Yuliani Yuliani","doi":"10.26740/lenterabio.v9n2.p105-108","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n2.p105-108","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian naungan dengan tingkat kerapatan paranet yang digunakan terhadap pertumbuhan tanaman pokcoy (Brassica chinensis L). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan satu perlakuan yaitu pemberian naungan dengan tingkat kerapatan paranet 55% dan 75%. Penelitian dilakukan dengan 16 kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman dan penghitungan jumlah daun. Data tinggi tanaman yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji t dan data jumlah daun dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada paranet 75% memiliki nilai rata-rata tinggi tanaman sebesar 17,4 cm dan jumlah daun 19,4±. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pengaruh pemberian naungan dengan tingkat kerapatan paranet berdasarkan tinggi tanaman, namun pemberian paranet yang lebih rapat yaitu 75% memberikan hasil warna daun yang lebih hijau.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129133225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kepadatan, Indeks Dominansi, dan Morfometri Cacing Tanah di Lingkungan Tercemar Logam Berat Timbal (Pb) dalam Tanah di Kota Surabaya Barat","authors":"Rizqa Ari Mufaddila, Widowati Budijastuti","doi":"10.26740/lenterabio.v9n2.p115-121","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v9n2.p115-121","url":null,"abstract":"Cacing tanah merupakan jenis hewan yang mempunyai manfaat pada kesuburan tanah. Bioindikator diperlukan terkait dengan pertumbuhan masyarakat dan industri yang berpengaruh terhadap lingkungan, salah satunya pencemaran logam berat Pb dan Cd. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai kepadatan, indeks dominansi, dan hubungan morfometri cacing tanah terhadap kadar Pb dalam tanah. Pengambilan sampel melalui metode purposive random sampling yang dilakukan di tiga stasiun di kota Surabaya Barat. Sampel cacing tanah diambil dengan metode hand sorting yang diidentifikasi hingga tingkatan spesies. Parameter fisika dan kimia tanah di antaranya kadar Pb tanah, pH, suhu, dan kelembapan. Data dianalisis menggunakan analisis Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Pb di kota Surabaya Barat berkisar antara 11,05 mg/kg 26,64 mg/kg. Terdapat tiga jenis cacing tanah yang ditemukan di kota Surabaya Barat yakni Metaphire javanica, Amynthas robbustus, dan Metaphire posthuma. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan morfometri berupa panjang dan berat cacing tanah pada lingkungan tercemar Pb, namun tidak terdapat hubungan kepadatan dan indeks dominansi cacing tanah dengan kadar Pb pada spesies M. javanica.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117275073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}