{"title":"Female Coffee Lovers' Consumptive Lifstyle at Espresso Beach Cafe in Pariaman","authors":"Akdila Bulanov, Heru Permana Putra","doi":"10.30983/humanisme.v6i1.5524","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v6i1.5524","url":null,"abstract":"This research was entitled Female Coffee Lovers' Consumptive Lifestyle at Espresso Beach Café in Pariaman. This study was a kind of illustrative subjective exploration that highlighted field research and did not put aside the concentration of writing that intended to describe the impolite behavior of female coffee lovers at Espresso Beach Café in Pariaman. The investigation strategy used in this research was purposive investigation. The informants taken in this study were female coffee lovers at Espresso Beach Cafe in Pariaman.The techniques used for collecting data were interviews, observations, and documentation. The results of this research showed that the quality of female coffee lovers was observed from their lifestyle and their public activities that spent a lot of energy with their friends. The inspiration for female coffee lovers was to satisfy their desires, supported by financial assistance and close friends that made female coffee lovers feel more comfortable in their exercise. The spendthrift behavior of female coffee lovers was in choosing the place, the type of the drink, the friends, friends’ nicknames, time according to their assumptions, how to drink a drink, visit, and the environment while drinking and saving pocket money.Kajian ini merupakan semacam eksplorasi subjektif ilustratif yang menyoroti tentang “Gaya Hidup Konsumtif Wanita di Espresso Beach Cafe Pariaman”, penelitian ini tidak mengesampingkan konsentrasi penulisan yang bermaksud menggambarkan cara tidak sopan perilaku para wanita pecinta kopi di Espresso Beach Café Pariaman. Strategi pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini menggunakan purposive samppling. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah para wanita di Espresso Beach Café Pariaman yang mendapat kesempatan untuk mengkonsumsi kopi. Strategi pengumpulan informasi yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas yang dimiliki wanita yang menyukai kopi terlihat dari gaya hidup dan aktivitas publik mereka, menghabiskan banyak energi dengan teman-teman mereka. Inspirasi bagi para ahli kopi wanita adalah untuk memuaskan hasrat mereka, didukung oleh bantuan keuangan dan pasangan yang membuat para pecinta kopi wanita lebih nyaman dalam latihan penggunaan mereka. Perilaku boros yang dilakukan para wanita penikmat kopi adalah dengan memilih tempat coffeshope, jenis minuman, memilih teman minum kopi, waktu untuk nongkrong, cara meminum, dan berusaha menghemat uang saku.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77451549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Female Journalist Leadership and Gender Mainstreaming in Jamberita.com Media in Jambi","authors":"A. Arfan","doi":"10.30983/humanisme.v6i1.4947","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v6i1.4947","url":null,"abstract":"The background of this research was the social fact about the female journalist as company leader as well as chief editor in Jamberita.com media. The majority of chief editors of local media were dominated by male. The purpose of this study was to find out the forms of gender mainstreaming in Jamberita.com media because of the emergence of gender mainstreaming concept among its journalists and to examine the role of female leader in journalism of Jamberita.com media. This study used qualitative method by conducting observation for 10 days in July 2021 and interviewing three informants who were the chief editor and the journalists of Jamberita.com media. The results of this study found the forms of gender mainstreaming in Jamberita.com media through the same assignments and responsibilities. The women got the same opportunities in producing news according to their respective posts. The concept of gender mainstreaming in Jamberita.com media emerged as a strategy to achieve justice in the world of journalism. The female leader in Jamberita.com media in Jambi has been able to carry out her responsibilities by taking an active role in organizational activities and being able to provide work motivation to staff members well so that some fundamental things affected her position as the chief editor of Jamberita.com media, in terms of social values, social status, communication, education, and work experience. This study has implications for the important role of women in the world of journalism and opens up the chances for other researches that connect gender and journalism.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta sosial jurnalis perempuan sebagai pemimpin perusahaan sekaligus pemimpin redaksi di media Jamberita.com. Pemimpin redaksi media lokal mayoritas didominan laki-laki. Tujuan penelitian mengetahui bentuk-bentuk pengarusutamaan gender di Jamberita.com, sebab munculnya konsep pengarusutamaan gender di kalangan jurnalisnya dan meneliti peran pemimpin perempuan dalam ruang jurnalisme Media Jamberita.com. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, observasi dilakukan selama 10 hari pada bulan Juli 2021 dan wawancara dengan tiga orang informan yang merupakan pemimpin redaksi dan wartawan media Jamberita.com. Hasil penelitian ini menemukan bentuk-bentuk pengarusutamaan gender di Jamberita.com melalui pemberian tugas dan tanggungjawab yang sama, perempuan mendapat kesempatan yang sama dalam memproduksi berita sesuai dengan posnya masing-masing. Adapun konsep pengarusutamaan gender di Jamberita.com muncul sebagai strategi untuk mencapai keadilan dalam dunia kerja jurnalistik. Sementara pemimpin perempuan di Media Jamberita.com kota Jambi telah mampu menjalankan tanggungjawabnya dengan berperan aktif dalam kegiatan organisasi, mampu memberikan motivasi kerja kepada bawahan denganbaik, sehingga beberapa hal fundamental mempengaruhi posisinya sebagai ketua redaksi media Jamberita.com, dari segi nilai-nilaisosial, status sosial, komunikasi, pendidikan","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83298360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Effect of Gender Equality on Economic Growth In West Sumatera 2017-2020","authors":"Muhammad Nabiel","doi":"10.30983/humanisme.v5i2.4763","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i2.4763","url":null,"abstract":"The Sustainable Development Goals (SDGs) goal is to support an inclusive and sustainable economy, a full and productive workforce, decent work for all, and gender activities. In 2020, West Sumatra Province was one of the provinces with the 4th highest Gender Development Index (GDI) in Indonesia and was the highest GDI in Sumatra Island. However, West Sumatra’s economic growth tends to decline in the 2017-2020 period. Several studies have shown a positive relationship between gender and economic growth. Therefore, this study aims to get an overview of gender in education, economy, and technology and find information about gender on economic growth in West Sumatra Province for the 2017-2020 period. This study uses panel data regression analysis based on the National Socio-Economic Survey (SUSENAS) data for 2017-2020. The results show that gender in the economic and technological fields has generally decreased in 2017-2020. Gender equality in education, represented by the average length of schooling for women to men, has a significant negative effect. On the other hand, in the health sector, which is represented by the ratio of life expectancy of women to men, it has a significant positive effect on economic growth. Salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif, pekerjaan yang layak untuk semua, dan kesetaraan gender. Pada tahun 2020 Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi dengan nilai Indeks Pembangunan Gender (IPG) tertinggi ke-4 di Indonesia dan merupakan IPG tertinggi di pulau Sumatera. Namun demikian pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat cenderung mengalami penurunan dalam periode 2017-2020. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kesetaraan gender dengan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu penelitian ini bertujuan melihat gambaran umum terkait kesetaraan gender pada bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan teknologi serta menganalisis pengaruh kesetaraan gender terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat periode 2017-2020. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) periode 2017-2020. Hasil penelitian menunjukkan secara umum kesetaraan gender pada bidang ekonomi dan teknologi mengalami penurunan pada periode 2017-2020. Kesetaraan gender pada bidang pendidikan yang dalam penelitian ini diwakilkan oleh rasio rata-rata lama sekolah perempuan terhadap laki-laki signifikan berpengaruh negatif. Sebaliknya kesetaraan dalam bidang kesehatan yang diwakilkan dengan rasio angka harapan hidup perempuan terhadap laki-laki signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89262058","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Assitance of Female Migrant Workers (Case Study of the Migrant Workers Care Village Program (Desbumi) in Darek Village, Southwest Praya District, Central Lombok Regency)","authors":"Rohimi Rohimi","doi":"10.30983/humanisme.v5i2.3921","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i2.3921","url":null,"abstract":"In this study, researchers examined the role of the Village Care for Migrant Workers (Desbumi) program in mentoring female migrant workers in Darek Village, Praya Barat Daya District, Central Lombok Regency. This research is field research with data collection steps, namely interviews, documentation and observation. Therefore, this research aims o find out female migrant worker assistance patterns through the Desbumi program in Darek Village, Praya Barat Daya District, Central Lombok Regency. The results and discussion in this study are that the Desbumi program has three roles. First. Information center provides information to migrant workers about safe and legal migration (safety migrations). Second is the mobility data center, which assists prospective migrant workers in arranging migration filings at the village office. Third, the center for case advocacy, namely the role in providing protection and assistance to migrant workers who experience problems abroad. Meanwhile, the pattern of assisting female migrant workers in the Desbumi program approach is namely. First, pre-work mentoring, namely conducting socialization to the community by bringing migration flyers that have been given by Migrant Care and from the BNP2TKI office in Central Lombok Regency. It then provides an opportunity for people to ask questions about safe migration. Second, after work assistance, the Desbumi program can carry out consolidation and integration with Migrant Care, PPK and BNP2TKI if they encounter problems with migrant workers abroad. Furthermore, they confirm through social media with the Desbumi program in Darek Village, Praya Barat Daya District, Central Lombok Regency. Third, post-work mentoring, where former migrant workers are empowered in the village with various empowerment approaches. These approaches included making crackers, chips, sewing training and soft skills activities supported by the village government, Migrant Care, the Mataram City Panca Karsa Association (PPK), and BNP2TKI Central Lombok Regency Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji peran dari program Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) dalam pendampingan buruh migrant perempuan di Desa Darek Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan langkah pengumpulan data yakni wawancara, dokumentasi dan observasi. Oleh karenaitu, tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana pola pendampingan buruh migrant perempuan melalui program Desbumi di Desa Darek Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini yakni, bahwasannya program Desbumi memiliki tiga peran seperti. Pertama. Pusat Informasi yakni untuk memberikan informasi pada buruh migrant tentang bermigrasi yang aman yang legal. Kedua, pusat data mobilitas yakni untuk membantu calon buruh migrant mengurus pemberkasan migrasi di kantor desa. Ketiga, pusat advokasi kasus yakni peran dalam memberikan perlindungan dan pendampingan pada","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"141 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86629267","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analysis of Existential Feminism Struggle of Women Online Drivers During the Covid-19 Pandemic","authors":"A. Putra, Erwan Aristyanto","doi":"10.30983/humanisme.v5i2.4928","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i2.4928","url":null,"abstract":" This article discusses the women's movement to sustain its existentialism in the COVID-19 pandemic by moving and taking high risks to become female online drivers. Based on research conducted by Simone De Beauvoir, who analyzed the film \"The Second Sex\" using existentialist feminism theory, women are often used as objects and men as subjects because of the man's masculinity and biological circumstances that are considered to support inter-subjective in men. The contribution of this research is the use of existentialist feminism as an anti-thesis of male masculinity by applying it to the empirical conditions of women. The study used feminist ethnographic methods that combine ethnographic interviews and participant observations. The focus of this study lies on the class struggle of women to maintain their existentialism despite having to take high job risks and the risk of contracting the COVID-19 virus due to high mobility. This research data analysis technique uses data reduction, data display, and data triangulation. The results showed that women worked as online drivers to become subjects for themselves and act as breadwinners and housewives in the conditions of the COVID-19 pandemic. Women's struggles in the COVID-19 pandemic undermine the social stigma of society that often makes them objects.Artikel ini membahas tentang gerakan kaum perempuan untuk mempertahankan eksistensialnya di masa pandemi COVID-19 dengan bergerak dan mengambil resiko tinggi untuk menjadi driver online perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simone De Beauvoir yang menganalisis film “The Second Sex”menggunakan teori feminisme eksistensialis, perempuan seringkali dijadikan sebagai objek dan laki-laki sebagai subjek karena maskunilitas dari seorang laki-laki dan keadaan biologis yang dianggap mendukung adanya inter-sebujektif pada laki-laki. Kontribusi penelitian ini adalah penggunakan feminisme eksistensialis sebagai anti-thesis maskulinitas laki-laki dengan menerapkan pada kondisi empiris perempuan. Penelitian ini menggunakan metode etnografi feminis yaitu menggabungkan ethnographic interview dan participant observations. Fokus penelitian ini terletak pada class struggle kaum perempuan untuk mempertahankan eksistensialnya meskipun harus mengambil resiko pekerjaan yang tinggi dan resiko tertular virus COVID-19 akibat mobilitas yang tinggi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, display data, verifikasi data dan triangulasi data. Hasil menunjukkan bahwa kaum perempuan bekerja sebagai driver online untuk menjadi subjek bagi dirinya sendiri sekaligus berperan sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga dalam kondisi pandemi COVID-19. Perjuangan perempuan dalam pandemi COVID-19 meruntuhkan stigma sosial masyarakat yang seringkali menjadikan mereka sebagai objek.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88996300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Role of Victim’s Assistant to Prevent Secondary Victimization : Case Women Victim of Marital Rape","authors":"Jenny Rahayu Afsebel Situmorang, V. Susanti","doi":"10.30983/humanisme.v5i2.4709","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i2.4709","url":null,"abstract":"Women (wives) is the most hidden victim of marital rape. Regarding this issue, we argue that women victims need victim assistance to prevent secondary victimization. This article is based on a literature review with a qualitative approach. Turning to marital rape cases in Indonesia, women's victims get harmful impacts in physiological and physical. Women victims of marital rape in Tanjung Priok, Bali, Pasuruan, and \"L\" are some of them. We conclude that the government and other stakeholders need to provide victim assistance for women victims of marital rape in mental and physical health, legal services (advocacy), economic empowerment, campaign, and particular public services spaces. The first thing to do is mental and physical health, but the next part, like legal services, is essential to prevent secondary victimization. Therefore, campaign to build awareness from society is essential to prevent stigmatization for women victims of marital rape. Finally, to implementing the role of victim assistant to prevent secondary victimization in marital rape cases needs unity for people by people and institution by institution. It is needed the same standpoint about marital rape. Perempuan (secara khusus istri) merupakan korban tersembunyi dari pemerkosaan dalam pernikahan (marital rape). Menanggapi hal tersebut, menjadi penting untuk mempertimbangkan peran pendampingan korban atau victimassistance untuk menghindari viktimisasi sekunder (secondary victimization). Adapun artikel ini berdasarkan penelusuran literatur (literature review) dengan pendekatan kualitatif. Mengacu pada kasus marital rape yang dialami perempuan (istri) di Indonesia, maka hal tersebut berdampak buruk secara fisik maupun psikologis. Perempuan di Tanjung Priok, Bali, Pasuruan dan “L” merupakan contoh korban marital rape. Kesimpulan tulisan ini yaitu mendorong pemerintah dan pihak terkait agar segera menyediakan layanan pendampingan perempuan korban marital rape secara fisik, psikologis, bantuan hukum, pemberdayaan ekonomi, kampanye dan layanan di ruang publik. Hal yang pertama dilakukan adalah pendampingan layanan fisik dan mental. Kemudian, membangun kesadaran publik agar perempuan korban marital rape tidak distigmatisasi. Akhirnya, untuk menerapkan peran victimassistant sebagai pencegahan secondary victimization bagi perempuan korban marital rape membutuhkan kesatuan dari berbagai pihak dan lembaga. Persepektif yang sama terkait marital rape jelas dibutuhkan.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"80 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79319275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Effectiveness of Women's Leadership in the Digital Era","authors":"Mutia Kahanna","doi":"10.30983/humanisme.v5i2.4699","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i2.4699","url":null,"abstract":"This study aims to determine the effectiveness of women's leadership in the digital era where there is still controversy in society. The method used in this research is a systematic literature review based on theoretical studies from a search of journals, books and papers both on a national and international scale. The data collection technique was carried out by collecting several previous studies to answer problems related to the effectiveness of women's leadership in the digital era. Furthermore, previous research was compiled, analyzed, and concluded to obtain conclusions regarding the effectiveness of women's leadership in the digital era. This study shows that women are effective in becoming leaders because they have a responsible, caring attitude and are ready to face any challenges that exist, including in the digital era, without putting aside their domestic role.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai kondisi di lapangan bahwa perempuan kurang efektif menjadi seorang pimpinan di era digital. Perempuan dinilai kurang mampu mengendalikan roda kepemimpinan dalam hal tanggung jawab, kepedulian dan kesiapan dalam menghadapi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kepemimpinan perempuan di era digital yang mana masih ada kontroversi dimasyarakat. Novelti dari penelitian ini mampu meningkatkan keefektifan perempuan dalam memimpin sebuah organisasi di era digital ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur berdasarkan kajian teoritis dari penelusuran jurnal, buku dan makalah baik skala nasional maupun internasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan beberapa penelitian terdahulu untuk menjawab permasalahan terkait efektivitas kepemimpinan perempuan di era digital. Selanjutnya penelitian terdahulu dikompilasi, dianalisis dan disimpulkan sehingga didapatkan kesimpulan mengenai efektivitas kepemimpinan perempuan di era digital. Hasil penelitian ini adalah perempuan efektif menjadi pemimpin karena memiliki sikap bertanggungjawab, peduli dan siap menghadapi setiap tantangan-tantangan yang ada termasuk di era digital tanpa mengenyampingkan peran domestiknya. ","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74541483","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Youth’s Favorite Activities During the Covid-19 Pandemic at SMA X Lampung Selatan","authors":"Fairuz Salsabila, Nurus Sa’adah","doi":"10.30983/humanisme.v5i2.4818","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i2.4818","url":null,"abstract":"COVID-19 is not over yet. This long-lasting pandemic certainly impacts teenagers, including the intensity of the use of gadgets in adolescents to increase and trigger boredom to trigger stress in adolescents. To overcome this, the thing that teenagers do is do their favorite activities. In this study, the author explains teenagers' favorite activities in class XI IPA at SMA X South Lampung during the pandemic concerning the theory of symbolic interaction. This research uses descriptive qualitative with data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The study's result shows that the dominant and favorite activity of teenagers during the COVID-19 pandemic is playing with their gadgets by browsing social media such as Instagram, Facebook, youtube, and others. There are other favorite activities, which are physical activities such as volleyball, soccer, and marathons in addiction, as well as activities that contain religious elements such as reading the Qur'an and reading Islamic novels. Thus, teenagers' favorite activities are essential and for teenagers so that they can develop their potential. COVID-19 belum berakhir. Pandemi yang berlangsung lama ini tentu membawa dampak bagi remaja, di antaranya intensitas penggunaan gawai pada remaja menjadi meningkat dan memicu timbulnya rasa bosan hingga memicu terjadi stress pada remaja. Untuk mengatasi hal tersebut, hal yang dilakukan remaja yakni melakukan kegiatan favoritnya. Dalam penelitian ini penulis menjelaskan kegiatan favorit apakah yang dilakukan remaja kelas XI IPA 5 di SMA X Lampung Selatan pada masa pandemi dalam kaitannya dengan teori interaksi simbolik. Adapun metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dominan dan menjadi favorit remaja pada masa pandemi COVID-19 ini ialah bermain dengan gawainya dengan menelusuri media sosial seperti instagram, facebook, youtube, dan lainnya. Di samping itu masih ada kegiatan favorit lain, yakni kegiatan fisik atau berolahraga seperti olahraga volly, sepak bola dan marathon. serta kegiatan yang mengandung unsur keagamaan seperti membaca Al-Qur’an dan membaca novel Islami. Dengan demikian, kegiatan favorit remaja merupakan hal yang penting dan bagi remaja sehingga mereka mampu mengembangkan potensi dirinya.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80465889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Injustice Continuity: Gender Inequality in Japan in the 21st Century","authors":"M. Arifin","doi":"10.30983/humanisme.v5i1.4355","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i1.4355","url":null,"abstract":"The issue of gender equality is still a problem attached to the Japanese economic, social, political, and cultural system. The movement for Japanese liberation efforts and strived since the middle of the twentieth century is still stagnating. This problem remains inseparable from how stakeholders maintain a conservative thought. Women in the domestic sphere and women are the person who does not have the capacities as men are still the basis for reason. This paper will review how gender inequality is still a severe issue that needs to be fought for in the twenty-first century.Isu kesetaraan gender masih berupa permasalahan yang erat melekat dalam sistem ekonomi, sosial, politik dan budaya Jepang. Pergerakan upaya liberasi Jepang yang telah diperjuangkan sejak pertengahan abad ke dua puluh sampai saat ini masih mengalami stagnansi. Keberlanjutan isu ini tidak terlepas dari bagaimana sebuah konstruksi berpikir konservatif tetap dipertahankan oleh pemangku kepentingan. Perempuan dengan ranah domestik dan perempuan tidak memiliki kapasitas yang mumpuni daripada laki-laki masih menjadi dasar berpikir dalam permasalahan ini. Tulisan ini akan mengulas bagaimana isu ketimpangan gender masih merupakan isu serius yang perlu diperjuangkan di abad ke dua puluh satu.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85837452","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANDEH SETIA: Women's Economic Mobilizer in Sulit Air in Early 20th Century","authors":"Addi Arrahman","doi":"10.30983/humanisme.v5i1.3675","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i1.3675","url":null,"abstract":"Weaving handicrafts became the motor Minangkabau's economy at the beginning of the 20th. It encouraged the establishment of weaving centers, such as Amai Setia (1911) and Andeh Setia (1912). Amai Setia handicrafts' are still standing strong nowadays, while Andeh Setia is thus no longer known by the people of Sulit Air today. This paper uses the social history approach and exposes the history of the emergence and fall of Andeh Setia as an economic movement in Sulit Air. The establishment of Andeh Setia is inseparable from the role of ninik mamak and women in Sulit Air. Andeh Setia's success was ultimately drowned due to the loss of driving figures, the reduction in women's interest in weaving crafts, and the overflow of merantau. This finding also suggests that the economic independence of the people in Sulit Air, depends heavily on the role of perantau. This situation is thus an obstacle to the realization of economic independence. Kerajinan tenun menjadi penggerak perekonomian di Minangkabau pada awal ke-20. Ini mendorong terbentuknya pusat kerajaninan tenun, seperti Amai Setia (1911) dan Andeh Setia (1912). Kerajinan Amai Setia hingga saat ini masih dapat ditemukan, sedangkan Andeh Setia justeru tidak dikenal lagi oleh masyarakat Sulit Air hari ini. Padahal, pada tahun 1912, kualitas tenun Andeh Setia sangat diminati pasar. Itulah sebabnya, Andeh Setia menjadi penggerak ekonomi perempuan di Sulit Air. Artikel ini juga menemukan bahwa sebab hilangnya Andeh Setia adalah karena kehilangan tokoh penggerak, menurunnya minat kaum perempuan terhadap kerajinan tenun, dan menguatnya arus merantau. ","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"158 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77706149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}