{"title":"HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KATETERISASI JANTUNG DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN SEBELUM KATETERISASI JANTUNG","authors":"Budi Artini, H. Tjahjono, Nuraeni Nuraeni","doi":"10.47560/kep.v13i1.597","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/kep.v13i1.597","url":null,"abstract":"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian, morbiditas dan penurunan kualitas hidup. Kateterisasi jantung merupakan tindakan prosedur diagnostik invasif yang paling akurat pada PJK dan tindakan ini dapat menimbulkan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang kateterisasi jantung dengan kecemasan pada pasien sebelum kateterisasi jantung. Desain penelitian yang digunakan correlasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi sebanyak 32 . Besar sampel 30 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan uji spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 12 responden (40%) dan kecemasan ringan sebanyak 12 responden (40%). Hasil uji Spearman rho nilai p value 0,000 hal ini menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang kateterisasi jantung dengan kecemasan pada pasien sebelum kateterisasi jantung di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Sehingga upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kateterisasi jantung sangat penting dilakukan melalui edukasi dengan menggunakan berbagai media yang ada di rumah sakit agar dapat menurunkan kecemasan pasien.","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141675457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Widari, Aristina Halawa, Retty Nirmala Santiasari
{"title":"HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU CARING MAHASISWA SAAT MELAKUKAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN","authors":"N. Widari, Aristina Halawa, Retty Nirmala Santiasari","doi":"10.47560/kep.v13i1.603","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/kep.v13i1.603","url":null,"abstract":"Caring dalam keperawatan merupakan hal yang paling mendasar dan harus diajarkan sejak dini. Caring yang diajarkan dan ditanamkan sejak dini yaitu sejak mahasiswa berada di tingkat satu harapannya ketika mahasiswa berada pada tahap pembelajaran klinik mahasiswa dapat mengaplikasikan atau melakukan asuhan keperawatan dengan jiwa caring. Salah satu faktor pembentuk perilaku caring adalah motivasi. Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi sehingga akan terbentuk sebuah karakter yang melengkapi pelayanan saat mahasiswa praktik klinik keperawatan kepada pasien dan keluarga pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan motivasi dan perilaku caring mahasiswa saat melakukan praktik klinik keperawatan. Pendekatan Kuantitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan motivasi dengan perilaku caring mahasiswa yang dievaluasi pada mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes William Booth saat praktik klinik keperawatan sebanyak 45 mahasiswa. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi sedang sebanyak 40 orang (88,9%) yang memiliki perilaku caring baik sebanyak 29 orang (64,4%), perilaku caring cukup 15 orang (33,3%) dan perilaku caring kurang 1 orang (2,2%). Hasil uji statistik Spearman’s Rho Correlation dengan nilai signifikasi (p) 0,05 (2-tailed) dengan hasil didapatkan 0,029 yang artinya H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi dan perilaku caring mahasiswa saat praktik klinik keperawatan. Saran bagi Institusi untuk menunjang terus berupaya untuk meningkatkan motivasi mahasiswa dalam menghadapi tantangan dalam pelayanan keperawatan dan terus memberikan contoh nyata dalam meningkatkan perilaku caring mahasiswa sehingga mahasiswa akan menjadi terbiasa untuk melakukannya","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":" 45","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141676668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA KESEHATAN DI SURABAYA","authors":"P. Nancye, Budi Artini, Maria Yesafilda Ndau","doi":"10.47560/kep.v13i1.477","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/kep.v13i1.477","url":null,"abstract":"Pembelajaran klinik di rumah sakit yang harus dilakukan mahasiswa akan menimbulkan berbagai persepsi pada mahasiswa. Persepsi yang ada dapat menyebabkan kecemasan. Hal ini dijumpai adanya mahasiswa yang cemas pada saat akan menjalani praktik klinik di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa tentang praktek klinik dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa kesehatan di Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini mahasiswa di Surabaya yang akan praktek sebanyak 80 orang. Sampel diperoleh dengan teknik random sampling sebanyak 71 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden pada kategori persepsi Positif sebanyak 39 orang (90,6%) dan sebagian besar responden mengalami kecemasan ringan sebanyak 30 orang (76,7%) dan ada Hubungan persepsi mahasiswa tentang praktek klinik dengan tingkat kecemasan dengan hasil uji Statistik Spearman didapatkan nilai p-value 0,018. Diharapkan untuk mahasiswa yang berpersepsi negative dengan tingkat kecemasan berat diajak berdiskusi, memberi motivasi untuk selalu percaya diri,mahasiswa harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum turun praktek.","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":" 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141674259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meldha Erlian Nindito, Wahyuningsih Tn, Wahyu Tri Ningsih
{"title":"Karakteristik Usia Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Pencegahan Penularan Covid 19 Di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban","authors":"Meldha Erlian Nindito, Wahyuningsih Tn, Wahyu Tri Ningsih","doi":"10.36568/nersbaya.v18i1.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/nersbaya.v18i1.98","url":null,"abstract":"ABSTRAK\u0000 \u0000Kenaikan kasus covid-19 disebabkan karena tingginya mobilitas dan kurangnya pengetahuan, kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan penularan Covid-19.Berdasarkan survei awal di Kelurahan Sidorejo masyarakat tidak melakukan 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi dengan baik dan benar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik usia dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penularan Covid-19. Desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga RT : 03 Kelurahan Sidorejo dengan jumlah 150 dengan sampel 109 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Variable dependendalam penelitian ini adalah pengetahuan dalam pencegahan penularan Covid-19, sedangkan variabel independen adalah karakteristik usia. Cara pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang kemudian dianalisis dengan menggunaka uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat berusia 17-45 Tahun (56,9 %), hampir setengahnya (44,4%) memiliki pengetahuan tentang pencegahan covids 19 yang kurang .kelurahan sidorejo yaitu sebanyak tingkat pengetahuan masyarakat terbanyak berpengetahuan kurang dan cukup. Ada hubungan p=0,000 (p< 0,05) antara karakteristik usia dengan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penularan Covid-19, dimana masyarakat yang berusia dibawah 46 tahun cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang berusia di atas 46 tahun. Masyarakat diharapkan mendapatkan penyuluhan atau sosialisasi menggunakan media promosi yang disesuaikan dengan tingkat usia dan tingkat pendidikan masyarakat.\u0000 \u0000Kata kunci : Karakteristik Usia, Pengetahuan, Covid-19\u0000 \u0000ABSTRACT\u0000The increase in covid-19 cases is due to high mobility and lack of knowledge, public awareness in efforts to prevent Covid-19 transmission. Based on an initial survey in Sidorejo Village, people did not do the 5Ms, namely wearing masks, maintaining distance, washing hands using soap, staying away from crowds, limiting mobilization and interaction properly and correctly. This study aims to determine the relationship between age characteristics and the level of community knowledge about preventing Covid-19 transmission. The research design used was an analytic correlation study with a cross sectional approach. The population in this study were all heads of families of RT: 03 Sidorejo Village with a total of 150 with a sample of 109 people taken with purposive sampling technique. The dependent variable in this study is knowledge in preventing Covid-19 transmission, while the independent variable is age characteristics. How to collect data using a questionnaire which was then analyzed using the Chi Square test. The results showed that most of the people aged 17-45 years (56.9%), almost half (44.4%) had knowledge about the ","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":" 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141674106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurmawati S Lataima, Martha Lowrani Siagian, Shinta Wurdiana Rhomadona
{"title":"PENGARUH EDUKASI BERBASIS DIGITAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA KEBAKARAN PADA WARGA GRIYA SURABAYA ASRI RT/RW 005/004 SURABAYA","authors":"Nurmawati S Lataima, Martha Lowrani Siagian, Shinta Wurdiana Rhomadona","doi":"10.47560/kep.v13i1.596","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/kep.v13i1.596","url":null,"abstract":"Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah bencana. Keadaan bencana tidak dapat diduga maka siaga darurat salah satu kegiatan yang dilaksanakan dengan segera pada saat kejadian bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Edukasi Berbasis Digital Terhadap Pengetahuan Dan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran Pada Warga Griya Surbaya Asri Rt/Rw 005/004 Surabaya. Jenis penelitian ini bersifat Kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah Warga Griya Surabaya Asri RT/RW 005/004 sebanyak 60 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Random Sample. Analisis yang digunakan yaitu analisis bivariat berupa uji Chi Square. Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan signifikan antara pengetahuan terhadap kesiapsiagaan kebakaran dengan nilai P (0,000) < (0,005).","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":" 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141674703","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Istiroha Istiroha, Sutrisno Sutrisno, A. Basri, Roihatul Zahroh
{"title":"GANGGUAN TIDUR DAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI WILAYAH KABUPATEN GRESIK","authors":"Istiroha Istiroha, Sutrisno Sutrisno, A. Basri, Roihatul Zahroh","doi":"10.47560/kep.v13i1.604","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/kep.v13i1.604","url":null,"abstract":"Hemodialisis pada pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dapat menimbulkan komplikasi yang mencakup gangguan tidur. Gangguan tidur juga dapat berdampak pada kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran gangguan tidur dan kualitas hidup pasien PGK di Unit Hemodialisis RS Petrokimia Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Data diambil di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Petrokimia Gresik pada tanggl 1-30 Oktober 2023 dengan populasi pasien PGK sebanyak 83 pasien. Teknik purposive sampling digunakan dalam memilih sampel dan didapatkan 68 responden. Instrument untuk mengambil data gangguan tidur adalah kuisioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan instrument untuk mengukur kualitas hidup menggunakan Kidney Disease Quality of Life Shorts Form (KDQOL-SF). Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis meggunakan analisis univariat dengan menggunakan SPPS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 68 responden sebagian besar responden mengalami gangguan tidur ringan dan sebagian kecil responden mengalami gangguan tidur berat. Sebagian besar memiliki kualitas hidup kategori sedang dan sebagian kecil memiliki kualitas hidup kategori buruk. Gangguan tidur yang terjadi pada pasien PGK dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup. Diharapkan perawat dapat mengajarkan latihan fisik yang dapat dilakukan pasien secara teratur untuk kebugaran fisik sehingga dapat mengurangi gangguan tidur dan meningkatkan kualitas hidup.","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":" 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141676242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI GEREJA ST. PETRUS BALUNG JEMBER","authors":"Eny Astuti, Ethyca Sari, VJ Pradana","doi":"10.47560/kep.v13i1.600","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/kep.v13i1.600","url":null,"abstract":"Proses penuaan adalah proses seumur hidup yang dimulai tidak hanya pada periode tertentu, tetapi juga dari awal kehidupan. Karena proses penuaan, sel-sel memburuk di usia tua, yang dapat menyebabkan melemahnya organ, degenerasi fisik, dan pembentukan berbagai jenis penyakit degeneratif, menyebabkan masalah sosial, ekonomi, dan psikologis. Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi keterkaitan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia di ST. Petrus Balung Jember. Dalam karya ini, strategi korelasional analitik cross-sectional digunakan. Seluruh partisipan penelitian ini adalah senior Di ST. Petrus Balung Jember terdapat sebanyak 34 orang yang mencukupi kriteria inklusi dan eksklusi. Purposive sampling digunakan untuk metode sampling. Instrumen pengumpulan data angket, yang kemudian dievaluasi memakai uji Rank Spearman dengan p-value 0,05. 82,4 persen responden melaporkan dukungan keluarga yang kuat, dan 82,8 persen memiliki kualitas hidup yang layak, menurut temuan survei (82,4 %). Dari analisis statistic diperoleh bahwa p value 0.001 < 0.05 artinya ada keterkaitan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di Gereja ST. Petrus Balung Jember tahun 2023. Kesimpulannya: Dari hasil penelitian menyatakan ada keterkaitan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di Gereja ST. Petrus Balung Jember, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian dukungan kepada lansia dan keluarga supaya dapat menaikkan status Kesehatan dan kesejahteraan lansia","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":"54 s187","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141682351","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Diagnosis Kanker Pada Klien Kanker Payudara Di Wilayah Kerja Puskesmas Waru Sidoarjo","authors":"Anisa Suryaning Rengganis, Padoli, Irine . Christiany","doi":"10.36568/nersbaya.v17i3.95","DOIUrl":"https://doi.org/10.36568/nersbaya.v17i3.95","url":null,"abstract":"ABSTRAK\u0000 Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Penderita kanker payudara biasa ditemukan pada stadium lanjut disebabkan adanya keterlambatan diagnosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan diagnosis kanker pada klien kanker payudara. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita penderita kanker payudara yang berkunjung untuk memeriksakan diri ke Puskesmas Waru Sidoarjo dan ukuran sampel 30 orang yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan kuesioner yang nantinya akan disebarkan kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan wanita kanker payudara sebagian besar (51,4%) mengalami keterlambatan diagnosis rendah. Pasien dengan keterlambatan rendah adalah mereka terdeteksi stadium 1 (72,2%), sebagian besar memiliki pengetahuan penyakit kanker payudara yang cukup (69,2%) dan mengalami ketakutan tinggi terhadap penyakit (75,0%). Diharapkan klien rutin melakukan deteksi dini menggunakan cara SADARI dan sesegera mungkin memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika merasakan adanya benjolan atau gejala kanker payudara.\u0000 \u0000Kata Kunci: Kanker Payudara, Keterlambatan Diagnosis\u0000 \u0000ABSTRACT\u0000Breast cancer is one of the most common cancers in women. Breast cancer patients are usually found at an advanced stage due to a delay in diagnosis. The purpose of this study was to determine the factors that influence the delay in cancer diagnosis in breast cancer clients. This type of research is descriptive with a cross sectional approach. The population in this study were women with breast cancer who visited to check themselves to the Puskesmas Waru Sidoarjo and a sample size of 30 people selected by accidental sampling technique. In collecting research data using a questionnaire that will be distributed to respondents. The results showed that most breast cancer women (51.4%) experienced a low delay in diagnosis. Patients with low delay are those detected at stage 1 (72.2%), most have sufficient knowledge of breast cancer (69.2%) and experience high fear of the disease (75.0%). It is expected that clients routinely conduct early detection using SADARI and as soon as possible check themselves to a health care facility if they feel a lump or symptoms of breast cancer.\u0000Keywords: Breast Cancer, Delayed Diagnosis","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140218010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ayesie Natasa Zulka, Dwi Indah Lestari, Muhammad Zainullah
{"title":"Differences in maternal role attainment in stunting prevention in rural and urban areas of Jember regency","authors":"Ayesie Natasa Zulka, Dwi Indah Lestari, Muhammad Zainullah","doi":"10.22219/jk.v15i01.28985","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/jk.v15i01.28985","url":null,"abstract":"Introduction: The sociodemographic conditions of Jember Regency can shaped the role attainment of mothers in preventing stunting. The Maternal Role Attainment theory, explains that the mother's role attainment was influenced by 3 factors, namely the macrosystem, mesosystem and microsystem. Objectives: The purpose of this study was to analyze differences in maternal role attainment in rural and urban areas of Jember Regency. Methods: The research design used was descriptive analytical with a cross sectional approach. Total sample of 215 mothers who met the inclusion criteria was selected using the multistage random sampling technique. Data were analyzed using Mann Withney U Test with α = 0.05. Results: there was a difference between the role attainment of mothers in rural and urban areas (0.032<0.05). Conclusions: Based on the theory of maternal role attainment, differences in maternal role attainment in rural and urban areas were influenced by macrosystems, mesosystems, and microsystems as well as components of the mother's self. Further research can analyze the determinant factors in the differences in role attainment.","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":"286 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140471765","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The effect of kegels exercises on sexual function in elderly in the east Jakarta region","authors":"Suryani hartati Halim, Sri Laela","doi":"10.22219/jk.v15i01.29577","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/jk.v15i01.29577","url":null,"abstract":"Introduction: Elderly people experience a decline in the function of their reproductive organs, which will affect intimate relationships with their partners, thus having an impact on physiological problems regarding sexual needs, so they are expected to be able to adapt to changes by improving their sexual function by doing Kegel exercises. Objectives: to determine the effect of Kegels exercises on sexual function in the elderly in the East Jakarta area. Methods: The research uses a quasi-experimental design with a pre-post test design without a control group, namely observations carried out before treatment and after treatment without using a control group, with a total of 27 respondents starting from May to August 2023 using the 19-item FSFI questionnaire. Results: The results showed that sexual scores increased by an average of 2 after Kegel exercises were carried out: sexual desire was 2, sexual arousal was 2.63, lubrication was 1.37, organism was 1, sexual satisfaction was 1.70, pain decreased by 1.19, p value = 0.000, and FSI score ≤ 26.55 for 21 people (77.8%) who did not experience sexual dysfunction. Conclusion: Sexual function will increase if you do light exercise such as gymnastics, namely Kegels exercises. This can also reduce sexual dysfunction.","PeriodicalId":505071,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan","volume":"57 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140483531","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}