{"title":"A Multidimensional Analysis of Pilgrimage: Social, Economic, and Religious Authority in the Mbah Priok Grave Pilgrimage","authors":"Siti Khotijah, Farida Novita Rahmah","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11868","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11868","url":null,"abstract":"This article aims to examine the pilgrimage to Mbah Priok’s grave from social, economic, and religious perspectives. This qualitative research employs a combination of literature review, historical analysis, and anthropological methods. The study reveals that the Tomb of Mbah Priok, also known as Habib Hasan Al Hadad, serves as a significant pilgrimage site despite historical controversies. The Al Hadad family has maintained religious authority and withstood temporal challenges. Notably, in April 2010, the Al Hadad family engaged in a physical and administrative conflict with a company expanding the area. During Governor Ahok’s tenure, the tomb was designated a religious tourism site and cultural heritage, fostering economic growth for local businesses and the surrounding community. This research contributes to understanding the socio-economic and religious dynamics of pilgrimage sites, highlighting the complex interplay between tradition and modernity","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"32 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141651199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ETIKA KOMUNIKASI DI MEDIA SOSIAL: KAJIAN AL-QURAN SURAT AN-NUR AYAT 11-15","authors":"Nur Aisyah, Hasyimsah Nasution","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11932","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11932","url":null,"abstract":"Dunia modern saat ini berbeda dengan sebelumnya yang dapat dilihat dari berbagai bidang kehidupan manusia. Perkembangan di bidang komunikasi dan informasi saat ini membuat dunia yang luas ini seolah-olah kecil. Artinya manusia dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara global tanpa terbatas pada ruang dan waktu. Kehadiran internet sebagai media komunikasi baru dalam masyarakat mempunyai dampak baik dan buruk bagi kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimana penafsiran QS An-Nur/24: 11-15, mengetahui kandungan QS An-Nur/24:11-15 tentang etika komunikasi bermedia sosial dan untuk mengetahui bagaimana penerapan etika komunikasi bermedia sosial di internet dalam QS An-Nur/24:11-15. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian library research dan termasuk dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah referensi-referensi yang terkait dengan topik pembahasan. Dengan sumber rujukan pertama yaitu al-Qur’an karena ayatnya yang menjadi inti pembahasan dalam penelitian. Kandungan nilai-nilai etika komunikasi yang terdapat dalam QS An-Nur/24: 11-15 di dapat beberapa poin yaitu: (1) berkata baik, (2) bersikap jujur dan (3) keakurasian informasi (tabayyun). Nilai-nilai etika komunikasi pada QS An-Nur/24: 11-15 tersebut memiliki urgensi dalam kehidupan. Nilai-nilai mengantarkan pada kehidupan bermasyarakat yang damai dan harmonis dalam lingkup komunikasi. Dan penerapan nilai-nilai etika komunikasi pada QS An-Nur/24: 11-15 menjadi petunjuk bagi para pengguna media sosial agar menggunakan media sosial secara bijak. Berkata baik, bersikap jujur dan keakurasian informasi/tabayyun dalam bermedia sosial merupakan cara mengimplementasikan nilai-nilai etika komunikasi dalam QS An-Nur/24: 11-15. Penelitian tentang Etika Komunikasi Bermedia Sosial dalam al-Qur’an (Kajian Tahlili QS An-Nur/24: 11-15) ini berimplikasi pada pentingnya pemahaman tentang etika dalam bermedia sosial menurut al-Qur’an. Maka dari itu, direkomendasikan agar konsep etika komunikasi bermedia sosial dalam al-Qur’an yang telah dibahas dalam skripsi ini dapat dikembangkan pembahasannya serta dapat dijadikan rujukan dalam mengkaji masalah tentang etika komunikasi bermedia sosial perspektif al-Qur’an dengan berbagai pendekatan yang digunakan.","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"23 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141651467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Reinterpreting the Amputation Punishment in Qur’an Surah Al-Maidah Verse 38: A Systems Approach by Jasser Auda","authors":"Alfi Nur'aini","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11895","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11895","url":null,"abstract":"The interpretation of the law of hand amputation in Surah Al-Maidah verse 38 often conveys an impression of Islamic law as rigid, static, inhumane, and contrary to human rights. This study seeks to reinterpret this law through the system approach to Islamic jurisprudence developed by Jasser Auda, a contemporary expert in Islamic law. Auda, renowned for his expertise in systems analysis and maqasid syariah, endeavors to reform Islamic legal principles to better align with contemporary issues. He employs maqasid syariah as the foundation for his systematic approach, serving as his methodology and analytical tool. Auda’s framework comprises six key features: cognitive nature, wholeness, openness, interrelated hierarchy, multidimensionality, and purposefulness. By applying these features, the study aims to reinterpret the law of hand amputation into a more flexible, dynamic, and contextually appropriate form. Rather than a rigid application, the law should consider the varying contexts in which it is implemented, ensuring it aligns with current societal values and human rights standards","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"67 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141651592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Muhammad Hamidullah’s Critical Thinking: Analyzing His Approach to Orientalism and Qur’an-Hadith Interpretation","authors":"Siti Nuri Nurhaidah, Siti Nuri, Nurhaidah Rahman","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.12032","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.12032","url":null,"abstract":"This article examines Muhammad Hamidullah’s critical approach to the Quran and hadith, highlighting his significant contributions to Islamic scholarship. This literature-based study utilizes primary sources authored by Hamidullah, such as “Muhammad: The Prophet of Islam,” “A History of Muslim Philosophy,” “The Quran: A Critical Translation,” and “The Prophet’s Last Sermon,” complemented by secondary sources that contextualize his thoughts. Employing a juridical sociological approach, the research analyzes Hamidullah’s method of integrating critical and analytical perspectives within an Islamic framework. The findings reveal that Hamidullah’s work successfully bridges the intellectual gap between Western and Muslim scholarship through his application of critical historical methods. His contributions underscore the potential for a nuanced understanding of Islamic texts that respects both scholarly rigor and religious identity","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"19 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141651547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Yusuf Darasyiddin A Safa'a, Willy Mulyana, Arman, Erba Putra Diansyah, Muhamad Ifan Permana, Muhammad Syaifullah
{"title":"REVEALING THE MEANING OF \"NAQOTU\" IN THE STORY OF PROPHET SHALEH (APPLICATION OF FERDINAD DE SAUSSURE'S SEMIOTICS TO Q.S AL-A'RAF VERSE 73)","authors":"Muhammad Yusuf Darasyiddin A Safa'a, Willy Mulyana, Arman, Erba Putra Diansyah, Muhamad Ifan Permana, Muhammad Syaifullah","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11532","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11532","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk melengkapi pembahasan terhadap literatur kajian semiotika Ferdinad De Saussure pada ayat Al-Qur’an dengan memperkaya khazanah kajian tafsir sehingga memperluas khazanah kajian Al-Qur’an dari berbagai aspek untuk memberikan hasil yang beragam. Penelitian ini akan menjawab makna naqotu yang menjandi tanda mukjizat Nabi Shaleh, kemudian mengungkap makna unta betina yang muncul dari dalam batu. Penelitian ini menggunakan metode berbasis penulisan kepustakaan (library research). Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian teori Ferdinand De Saussure terhadap makna kata naqotu (unta betina) yaitu, pertama, signifire dapat dilihat dari aspek fisik yang membedakan dari unta jantan, kedua dari segi signified unta betina merupakan mukjizat nabi Shaleh untuk melemahkan kebiasaan kaum Tsamud yang ahli dalam memahat batu dan ahli dalam arsitektur, oleh karena itu Allah memunculkan unta betina tersebut dari dalam batu agar membuktikan kekuasaan Allah lebih superior dari keahlian kaum Tsamud dan juga budaya orang Arab menyimbolkan unta sebagai kekayaan dan kemakmuran.","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"27 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141651006","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Influence of Al-Qira’at Al-Asyr on the Exegesis of Legal Verses in Tafsir Marah Labid by Nawawi Al-Bantani: A Historical and Analytical Study","authors":"Abdul Rohman, Barikli Mubaroka, Amin, Irfan","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11957","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11957","url":null,"abstract":"The interpretation of the Qur’an often involves various tools such as linguistic analysis, historical context, and qiraat (variant readings), which significantly influence interpretative outcomes. This article examines the impact of the ten qiraat on legal verses in Nawawi Al-Bantani’s exegesis, Tafsir Marah Labid. Employing a qualitative content analysis method, the primary source is the Tafsir Marah Labid. Findings show that Nawawi Al-Bantani, a prominent Nusantara scholar adhering to the Shafi’i school of thought, was heavily influenced by the ten qiraat (al-Qiraat al-’Asyr) in his interpretation of legal verses. This influence is evident in legal debates where Nawawi often favored qiraat, which aligned with Shafi’i legal rulings. Nonetheless, his approach is commendable as he consistently selected sahih (authentic) qiraat conforming to the Uthmanic script.","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"7 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141653671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kesejahteraan Sosial Marbot Masjid Dalam Menjaga Kebersihan Masjid di Kelurahan Sayurmatinggi","authors":"Ahmad Suryadi, Sahrul","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11871","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11871","url":null,"abstract":"Peran marbot masjid sangat penting dalam menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan masjid. Meski penting, kesejahteraan sosial marbot seringkali belum optimal, terutama dalam hal gaji. Penelitian ini berfokus untuk mengeksplorasi kesejahteraan sosial marbot dalam mengelola kebersihan masjid, khususnya berfokus pada gaji, fasilitas kerja, dan pengakuan atas kontribusinya. Eksplorasi yang dilakukan di Masjid Raya Ar-Rahman Desa Sayurmatinggi memerlukan teknik deskriptif dan pendekatan kualitatif . Informasi diperoleh melalui observasi, tanya jawab, dan dokumentasi pada bulan Februari 2024. Analisisnya melibatkan triangulasi data untuk memastikan reliabilitas dan validitas temuan. Hasil penelitian menemukan bahwa kesejahteraan sosial marbot dalam mengurus kebersihan masjid masih kurang optimal, terutama dari hal segi gaji. Peran marbot tidak hanya mencakup kebersihan fisik, tetapi juga mencakup interaksi sosial yang signifikan dengan jamaah, sehingga memberikan kontribusi terhadap suasana positif di masjid. Peningkatan kesejahteraan sosial para marbot melalui gaji yang lebih banyak, fasilitas kerja yang memadai, dan pengakuan atas kontribusi mereka yang sangat penting untuk meningkatkan motivasi dan komitmen marbot dalam menjaga kebersihan masjid .","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"2 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141653568","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Child Support for Juvenile Inmates from an Islamic Legal Perspective: A Case Study of Tanjung Gusta Correctional Facility","authors":"Widya Kusvie Ayuningtyas, Muhibbussabry","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11697","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11697","url":null,"abstract":"This research aims to investigate the role of parents in meeting their children’s basic needs, especially when children lack parental care, guidance, and affection. This study uses empirical legal research methodology from a sociological perspective. Apart from that, the author used an analytical and descriptive research approach in conducting this research. Sources were also obtained from interviews conducted directly with children who experienced a lack of satisfaction with their living resources, perhaps due to the living conditions that were not in Tanjung Gusta Prison. Secondary data refers to information obtained by searching for and collecting items relevant to the research subject, such as journals, papers, books, and the Internet. The findings of this research determine that parental involvement in raising children is very important, especially in shaping the child’s internal well-being. This applies even when the child is an orphan and also takes into account the maqasid syariah perspective on the treatment of children. Children experience expenses related to school and basic needs during the learning process. Therefore, parents are responsible for providing financial support to their children. According to Law No. 23 of 2002, a child is defined as an individual under 18 years of age, including newborn babies","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"39 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141652099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"An Analysis of Scott Siraj al-Haqq Kugle’s Theological Perspective on Homosexuality: Balancing Affection and Ethical Concerns","authors":"Zein Muchamad Masykur","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11736","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11736","url":null,"abstract":"Scott Siraj al-Haqq Kugle is recognized as a leading scholar in Islamic studies, significantly contributing to the understanding of gender and sexuality within the framework of social justice, particularly in the discourse on homosexuality and Islamic ideology. His findings have sparked considerable debate and controversy. This paper presents a comprehensive critical analysis of Kugle’s arguments regarding homosexuality in Islam, evaluating the accuracy of the texts and contexts he employs. Utilizing a qualitative approach, the study analyzes religious texts and secondary literature. Primary sources include the Qur’an, hadith, and classical tafsir, while secondary sources encompass Kugle’s works and related supportive or critical literature. The analysis reveals that Kugle’s works often exhibit selectivity, disregarding well-established traditional views, and are influenced by biases and assumptions. This critique advocates for a more contextual and holistic approach to understanding homosexuality in Islam, aiming to foster academic discourse that provides a fuller perspective","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"23 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141653904","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMAHAMAN MODERASI BERAGAMA DAN AYAT-AYAT ALQURAN TENTANG RELASI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN ULAMA KOTA BINJAI","authors":"Alvian Ardiansyah, Hasnah Nasution, Ali Darta","doi":"10.24090/jimrf.v13i2.11843","DOIUrl":"https://doi.org/10.24090/jimrf.v13i2.11843","url":null,"abstract":"Wasathiyyah dalam Islam telah dijelaskan sebagai nilai moderasi yang menekankan keadilan, keseimbangan, dan toleransi. Al-Qur'an dan hadis mengandung nilai-nilai ini, namun sering kali disalahpahami dan disalahgunakan. Ulama Kota Binjai, yang memiliki kedekatan dengan masyarakat dan berperan kunci dalam menanamkan nilai-nilai Islam moderat, menjadi fokus utama artikel ini. Artikel ini bertujuan untuk membahas moderasi Islam dalam konteks hubungannya dengan agama-agama lain, sebagaimana diajarkan oleh Al-Qur'an dan dipahami oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Binjai. Penelitian ini menginvestigasi pandangan Ulama Kota Binjai tentang Islam dalam hubungannya dengan agama-agama lain, serta sikap mereka terhadap pemeluk agama lain sebagai bagian dari masyarakat. Pendekatan penelitian menggunakan metode Living Qur’an, yang menggabungkan analisis tekstual dengan konteks kehidupan nyata. Penelitian ini berargumen bahwa Al-Qur'an mengajarkan tentang hubungan antar umat beragama dengan mewajibkan sikap adil terhadap keyakinan, yaitu meyakini kebenaran sendiri namun tetap toleran terhadap keyakinan orang lain. Ini mencakup memberikan kebebasan kepada orang lain untuk memilih dan mempraktikkan keyakinan mereka, menjaga keseimbangan, dan berpartisipasi dalam persaingan yang sehat, terutama dalam bidang dakwah. Dengan pemahaman tekstual ini, para Ulama Kota Binjai telah menginternalisasi dengan baik nilai-nilai moderasi Islam. Mereka memperoleh pemahaman ini terutama melalui guru-guru mereka, meskipun juga membaca langsung dari sumber-sumber primer seperti buku-buku dan terkadang dari media sosial.","PeriodicalId":485066,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr","volume":"32 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141652569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}