{"title":"Pemberdayaan Keluarga melalui Pendekatan Komunikasi Terapeutik di Desa Temajuk Kabupaten Sambas","authors":"Hendra Priyatnanto, Fajar Yousriatin, Yunita Dwi Anggreini, Nurannisa Nurannisa","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.15631","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.15631","url":null,"abstract":"ABSTRAK Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan. Melalui komunikasi yang baik, diharapkan segala informasi dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi sehingga membantu dalam proses penyembuhan. Keluarga tentunya memiliki peran penting dalam merawat atau mendampingi anggota keluarga yang sakit, namun dilapangan menggambarkan banyak diantaranya keluarga dengan anggota keluarga yang sakit kurang mengetahui proses pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan. Tujuan: pemberdayaan keluarga yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemandirian keluarga dalam melakukan pencegahan maupun perawatan dengan cara optimalkan kemampuan komunikasi terapeutik antar anggota keluarga sebagai pilar kesehatan dalam keluarga. Metode: Pelaksanaan Kegiatan PKM dilakukan dengan metode edukasi selama 45 menit yang diikuti oleh 30 peserta. Untuk mengukur tingkat pengetahuan maka dilakukan pre dan post test. Hasil: hasil pengukuran sebelum edukasi dilakukan, pengetahuan peserta sebagian besar rendah (53,33%), kemudian diberikan edukasi tentang komunikasi terapeutik dan melakukan praktik cara melakukan komunikasi terapeutik, didapatkan hasil pengukuran pengetahuan sebagian besar tinggi yaitu 73,33%. Kesimpulan: Pemberian edukasi yang disertai dengan praktik atau simulasi dapat meningkatkan pengetahuan yang signifikan pada peserta. Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Keluarga, Pemberdayaan ABSTRACT Therapeutic communication is communication that aims to speed up the healing process. Through good communication, it is hoped that all information and patient needs can be met, thereby helping in the healing process. The family certainly has an important role in caring for or accompanying sick family members, but in field it is clear that many families with sick family members do not know the treatment and care process needed. Family empowerment, namely increasing family knowledge and independence in carrying out prevention and treatment by optimizing therapeutic communication skills between family members as a pillar of health in the family. Implementation of community service activities was carried out using an educational method for 45 minutes, attended by 30 participants. To measure the level of knowledge, pre and post tests were carried out. The results of the measurements before the education was carried out, the knowledge of the participants was mostly low (53.33%), then they were given education about therapeutic communication and practicing how to carry out therapeutic communication, the knowledge measurement results were mostly high, namely 73.33%. Providing education accompanied by practice or simulation can significantly increase participants' knowledge. Keywords: Therapeutic Communication, Family, Empowerment","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"104 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141714254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Purnama, W. Witdiawati, Setiawan Setiawan, Zaenal Muttaqin
{"title":"Pendidikan Kesehatan Pola Makan Teratur dan Peran Makanan Menjadi Landasan Terapi Kesehatan Mental “Sehat Pencernaan Sehat Otak”","authors":"D. Purnama, W. Witdiawati, Setiawan Setiawan, Zaenal Muttaqin","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.13472","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.13472","url":null,"abstract":"ABSTRAK Otak manusia sebagai pusat pengaturan mental tersusun atas material nutrisi esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Kesehatan otak tentu menjadi kunci dalam kesehatan mental, karena pusat aktivitas mental berada di otak. Sehingga peran makanan menjadi urgensi dalam mengontrol kesehatan mental dan berelasi dengan kesehatan usus atau pencernaan. Kesehatan pencernaan dan kesehatan mental merupakan hal yang harus sejalan dalam kehidupan manusia untuk menjamin produktifitas pada setiap individu. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pola makan teratur untuk menjaga kesehatan pencernaan berelasi dengan kesehatan mental. Metode kegiatan dengan ceramah dan diskusi. Sasaran pelaksanaan edukasi adalah siswa-siswi kelas 12 MAN 1 Garut berjumlah 31 orang siswa. Hasil kegiatan menunjukan 71% siswa sering mengalami stress dan 29% sangat sering. Koping stress yang dilakukan 29% dengan cerita bersama teman, 25,8 % makan, 19,4% tidur, dan sisa aktivias lain seperti jalan-jalan, bermain, dan beroda atau ritual spiritual lainnya. Berdasarkan data pola makan pokok ditemukan 32,3% hanya makan 1 kali sehari, 51,6% 2 kali sehari, hanya 16,1% makan 3x sehari, dan 0% dengan pola makan lebih dari 3 kali sehari. Pretest dan post test menunjukan perubahan yang signifikan. Kesimpulan. Perubahan perilaku pola makan teratur dapat membantu kesehatan mental sehingga meningkatkan kualitas Kesehatan siswa. Kata Kunci: Pola Makan Teratur, Kesehatan mental ABSTRACT The human brain as the center of mental regulation is composed of essential nutritional materials that cannot be synthesized by the body. Brain health is certainly key in mental health, because the center of mental activity is in the brain. So that the role of food becomes an urgency in controlling mental health and is related to intestinal or digestive health. Digestive health and mental health are things that must be in line in human life to ensure productivity in each individual. The purpose of this service activity is to increase knowledge about the importance of a regular diet to maintain digestive health related to mental health. Method of activity with lectures and discussions. The target of the education implementation is 31 students of grade 12 MAN 1 Garut. The results showed that 71% of students experienced stress frequently and 29% very often. 29% coped with stories with friends, 25.8% ate, 19.4% sleep, and the rest of other activities such as walking, playing, and wheeling or other spiritual rituals. Based on basic diet data, it was found that 32.3% only ate 1 meal a day, 51.6% 2 times a day, only 16.1% ate 3x a day, and 0% ate more than 3 times a day. Pretest and post test showed significant changes. Conclusion. Changes in regular dietary behavior can help mental health thereby improving the quality of student health. Keywords: Regular Diet, Mental Health","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141705890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemberdayaan Perempuan Terhadap Pemanfaatan Ekonomi Digital: Peran Nasyiatul Aisyiyah dalam Meransang Kewirausahaan Wanita di Kabupaten Sidenreng Rappang","authors":"Sundari Kawaru, Andi Nilwana, Juana Juana","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.15288","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.15288","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pengabdian ini berfokus pada memberikan pemahaman dan keterampilan bisnis Digital untuk mendorong Wanita mendapatkan pekerjaan dan melek bisnis digital seperti e-commerce dan media social merupakan sarana yang efektif dalam pemasaran yang dengan demikian bekerjasama dengan organisasi Perempuan yaitu Nasyiatul Aisyiyah dalam hal ini program ini merupakan suatu hal yang bermanfaat untuk diketahui dan dipelajari pada zaman sekarang Urgensi pemberdayaan perempuan dalam ekonomi digital terletak pada ketidaksetaraan gender yang masih ada dalam akses, pengetahuan, dan peluang di dunia digital. Nasyiyah bertujuan untuk mengatasi hambatan ini dan memungkinkan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi digital. Tujuan utama dari pengabdian ini 1) meningkatkan keterampilan perempuan dalam pemanfaatan ekonomi digital, 2) memfasilitasi akses ke platform e-commerce, dan 3) membantu dalam mengembangkan kewirausahaan wanita dalam ranah digital. Metode yang digunakan, observasi awal, sosialisasi, pelaksanaan pelatihan, mentorship dan pendampingan, evaluasi dan Perbaikan, 1) melakukan pelatihan keterampilan dengan memberdayakan Perempuan untuk menciptakan dan mengelola bisnis, 2) mengajarkan langsung aplikasi e-commerce untuk membantu Perempuan untuk mencapai pasar global 3) dengan memberikan bantuan pelatihan ini dapat menginspirasi Perempuan dalam memulai bisnis, Meningkatkan keterampilan perempuan dalam pemanfaatan ekonomi digital, memfasilitasi akses ke platform e-commerce, dan membantu dalam mengembangkan kewirausahaan wanita dalam ranah digital, kita dapat menciptakan sebuah ekosistem yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan memberdayakan perempuan untuk menjadi aktor utama dalam ekonomi digital, kita tidak hanya membuka peluang bagi mereka secara individu, tetapi juga membawa manfaat besar bagi masyarakat secara keseluruhan melalui pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan inklusif. Perlu adanya 1) Perluasan program pelatihan, 2) Peningkatan konten Pelatihan, 3) Dukungan dan Keberlanjutan. Kata Kunci: Pemberdayaan Perempuan, Ekonomi Digital, Kewirausahaan ABSTRACT This service focuses on providing understanding and digital business skills to encourage women to get jobs and become literate in digital business such as e-commerce and social media, which are effective means of marketing, thereby collaborating with women's organizations, namely Nasyiatul Aisyiyah, in this case this program is something which is useful to know and learn today. The urgency of empowering women in the digital economy lies in the gender inequality that still exists in access, knowledge and opportunities in the digital world. Nasyiyah aims to overcome these barriers and enable women to take advantage of digital economic opportunities. The main objectives of this service are 1) improving women's skills in utilizing the digital economy, 2) facilitating access to e-commerce platforms, and 3) helping to develop women's entrepreneurship in the digital realm. Metho","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"15 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141700915","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Manajemen Haus Pada Pasien Chronic Kidney Disease (Ckd) Menggunakan Teknik Sipping Ice","authors":"Sandra Pebrianti, Iwan Shalahuddin, Theresia Eriyani","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.14834","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.14834","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pembatasan konsumsi cairan pada pasien CKD mengakibatkan peningkatan frekuensi rasa haus bagi penderitanya. Diperlukan intervensi yang dapat menurunkan frekuensi rasa haus. Pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan atau keluarga pasien yang menderita CKD di Ruang Agate Bawah RSUD dr.Slamet Garut terkait manajemen rasa haus dengan teknik sipping ice sehingga frekuensi haus berkurang. Metode yang digunakan adalah ceramah dengan bantuan media poster yang dibagikan kepada masing-masing peserta. Tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah kegiatan diukur melalui nilai pre-test dan post-test yang dikategorikan baik, cukup baik, dan kurang baik. Dari hasil pendidikan kesehatan, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan semua peserta meningkat (100%) secara signifikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan kesehatan terkait intervensi yang efektif dan mudah diaplikasikan memang diperlukan sehingga pasien dan keluarga dapat menerapkannya juga secara mandiri bahkan ketika sedang tidak berada di fasilitas pelayanan kesehatan. Kesimpulan evaluasi edukasi menunjukkan hasil yang baik terkait peningkatan pengetahuan peserta setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai manajemen rasa haus dengan menggunakan teknik mengulum es batu (sipping ice cube). Diharapkan setelah dilakukannya pendidikan kesehatan ini keluarga dan pasien dapat menerapkan pengetahuan baru yang mereka terima. Kata Kunci: Manajemen Haus, CKD, Sipping Ice, Pasien ABSTRACT Restriction of fluid consumption in CKD patients results in an increase in the frequency of thirst for sufferers. Interventions are needed that can reduce the frequency of thirst. This health education aims to increase the knowledge of patients and / or families of patients suffering from CKD in the Lower Agate Room of RSUD dr. Slamet Garut related to thirst management with sipping ice techniques so that the frequency of thirst is reduced. The method used is a lecture with the help of poster media that is distributed to each participant. The level of knowledge of participants before and after the activity was measured through pre-test and post-test scores which were categorized as good, quite good, and less good. From the results of health education, it can be seen that the level of knowledge of all participants increased (100%) significantly. Therefore, health education activities related to effective and easy-to-apply interventions are needed so that patients and families can implement them independently even when they are not in health care facilities. The conclusion of the educational evaluation showed good results related to increasing participants' knowledge after being given health education about thirst management using ice cube tapping techniques. It is hoped that after this health education, families and patients can apply the new knowledge they receive. Keywords: Thirst Management, CKD, Sipping Ice, Patients","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"74 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141714850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Skrining dan Edukasi (S.E.S.I) Pencegahan Bullying pada Anak Usia Sekolah","authors":"Triyana Harlia Putri, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab Asseggaf, Tri Wahuning Tyas, Masyabila Puspa Khansa","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.15235","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.15235","url":null,"abstract":"ABSTRAK Anak usia sekolah yang memasuki fase remaja mengalami berbagai permasalahan karena masa ini dianggap sebagai masa peralihan, sehingga remaja berisko mengalami hambatan dalam perkembangan sosial dan perilaku seperti perilaku agresif dengan masalah bullying. Perilaku bullying mengakibatkan dampak terhadap psikologis seorang remaja sangat membahayakan baik bagi si pelaku sendiri, bahkan terhadap korban. Dampak berbahaya dari bullying dapat mengancam kesehatan mental yang berujung pada kejadian bunuh diri. Metode kegiatan ini dolakukan dengan dua tahapan yakni skrining dan edukasi (SESI), yaitu identifikasi perilaku bullying serta meningkatan pengetahuan. Peserta kegiatan ini berjumlah 30 siswa/i SMPN Kota Pontianak. Adapun teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi yaitu skrining menggunakan kuesioner Illunois Bully Scale (IBS), lalu pemberian pre test, ceramah/materi, diskusi serta post test. Selain itu juga memanfaatkan media audio visual dan buku saku. Bedasarkan Hasil pre-post test pengetahuan siswa mengenai perilaku bullying adalah 2.21 ± 0.13 sedangkan post-test adalah 4.97 ± 1.01. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan dengan nilai 0,001 yang dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi mengenai pencegahan bullying dapat meningkatkan pengetahuan. Pihak sekolah memagang peranan penting dalam pencegahan bullying yang terjadi disekolah, terutama peran guru selama di kelas meningkatkan rasa empati dan etika dalam berhubungan sosial sesama teman sebaya. Kata Kunci: Bullying, Pengetahuan, Remaja ABSTRACT School-age children entering the teenage phase experience various problems because this period is considered a preservation period, so that teenagers are at risk of experiencing obstacles in social and behavioral development such as aggressive behavior and bullying problems. Bullying behavior which has a psychological impact on a teenager is very dangerous for both the perpetrator himself and even the victim. The dangerous impact of bullying can threaten mental health, ending in suicide. This activity method is carried out in two stages, namely screening and education (SESI), namely spreading bullying behavior and increasing knowledge. The participants in this activity were 30 students from Pontianak City Middle School. The technique used to deliver the material is screening using the Illunois Bully Scale (IBS) questionnaire, then giving a pre-test, lecture/material, discussion and post-test. Apart from that, it also utilizes audio-visual media and pocket books. Based on the pre-post test results, students' knowledge regarding bullying behavior was 2.21 ± 0.13 while the post-test was 4.97 ± 1.01. There is a significant difference in knowledge levels with a value of 0.001 which can be concluded that providing education regarding bullying prevention can increase knowledge. The school plays an important role in preventing bullying that occurs at school, especially the role of teachers during class to increase feelings of em","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"52 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141689626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan Kesehatan Melalui Media Promosi Kesehatan Terhadap Prilaku Hidup Bersih dan Sehat","authors":"Al Khairul Rizwan, M. A. Zainaro, U. C. Isnainy","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.15243","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.15243","url":null,"abstract":"ABSTRAK Prilaku hidup bersih dan sehat merupakan pijakan utama dalam menjaga kesehatan individu dan masyarakat. Meskipun demikian, kesadaran akan pentingnya prilaku ini seringkali masih rendah di masyarakat, disebabkan oleh kurangnya akses terhadap informasi kesehatan yang akurat dan pemahaman yang kurang tentang konsekuensi prilaku tidak sehat. Untuk mengatasi tantangan ini, pendidikan kesehatan melalui media promosi kesehatan telah terbukti menjadi salah satu pendekatan yang efektif. pengabdian ini bertujuan untuk melakukan pendidikan kesehatan melalui media promosi kesehatan terhadap prilaku hidup bersih dan sehat di Puskesmas serta meningkatkan efektivitas upaya promotif kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dimana rancangan dalam penelitian ini menggunakan survey analitik, dengan teknik Random Sampling dimana penulis membagikan kuesioner pengetahuan tentang PHBS kepada 30 masyarakat yang datang ke Puskesmas, baik sebelum dilakuakan intervensi dan sesudah dilakukan intervensi selama 9 hari, lalu penulis mengukur apakah ada kenaikan yang berarti pengetahuan pasien mengenai PHBS. Setelah dilakuakan pengkajian, pembuatan media promosi kesehatan, pemantauan dan evaluasi didapati hasil berupa kenaikan angka yang berarti, dari 15 responden yang masih memilki pengetahuan yang baik terhadap PHBS menjadi 26 responden yang memiliki pengetahuan baik terhadap PHBS di Puskesmas. Dari hal ini penulis berharap media promosi kesehatan sebagai instrumen utama untuk pendidikan kesehatan ataupun pada upaya promotif harus lebih dioptimalkan, dengan turut mengkaji permasalahan terkini, menginovasi media promosi kesehatan dan memantau serta mengevaluasi kegiatan, agar puskesmas dapat mencapai tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara lebih optimal. Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Media Promosi Kesehatan, Puskesmas ABSTRACT Clean and healthy living behaviors are fundamental in maintaining individual and community health. However, awareness of their importance often remains low due to limited access to accurate health information and inadequate understanding of the consequences of unhealthy habits. Health education through health promotion media has emerged as an effective approach to address these challenges. This study aims to conduct health education on clean and healthy living behaviors at the Community Health Center (Puskesmas) and enhance the effectiveness of health promotion efforts. Utilizing a quantitative research design with an analytical survey approach and Random Sampling techniques, researchers distributed questionnaires assessing knowledge about clean and healthy living behaviors to 30 individuals before and after a 9-day intervention period. Subsequent assessment, media development, monitoring, and evaluation revealed a significant increase from 15 to 26 respondents exhibiting good knowledge of clean and healthy living behaviors at Puskesmas. It is imperative to optimize health promotion media as the pri","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"61 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141696583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aditya Noviadi Rakhmatullah, Rahmi Muthia, M. Saufi, Pus Puspawati
{"title":"Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Karya Bunda Bersama melalui Inovasi Pembuatan Produk Olahan Nanas dari Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan","authors":"Aditya Noviadi Rakhmatullah, Rahmi Muthia, M. Saufi, Pus Puspawati","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.15343","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.15343","url":null,"abstract":"ABSTRAK Nanas merupakan komoditi Kabupaten Barito Kuala yang diunggulkan. Salah satu jenisnya yaitu Nanas Tamban yang memiliki ciri daging buah berwana kuning dengan jumlah kadar air banyak. Saat ini buah nanas yang berasal dari Barito Kuala memiliki beberapa produk hasil olahan yang sudah dibuat namun jumlahnya masih terbatas dan kurang bervariatif. Melakukan diversifikasi produk olahan dari buah Nanas berupa pembuatan cuka nanas dan selai nastar nanas. Tahapan yang dilakukan terbagi menjadi tahap persiapan dengan melakukan survei ke lokasi, melakukan diskusi awal dengan tim mitra yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Karya Bunda Bersama serta melakukan proses perizinan dan pelaksanaan kegiatan meliputi sosialisasi pembuatan produk olahan cuka nanas dan selai nastar nanas, simulasi pengolahan produk olahan serta pendampingan pengolahan produk yang dilakukan oleh tim mitra. Produk yang dibuat yaitu cuka nanas dan selai nastar nanas. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan tim mitra ≥ 75 % sangat setuju jika pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang diharapkan dari beberapa penilaian parameter yang diberikan. Produk yang dihasilkan berupa olahan cuka nanas dan selai nastar nanas bernilai komersil dan dapat diperjualbelikan. Kata Kunci: Barito Kuala, Nanas, Tamban, Produk ABSTRACT Pineapples are a favorite commodity in Barito Kuala Regency. One type is the Tamban Pineapple which is characterized by yellow flesh with a large water content. Currently, pineapple fruit from Barito Kuala has several processed products that have been made, but the quantity is still limited and less varied. To diversify processed products from pineapple fruit in the form of making pineapple vinegar and pineapple jam. The stages carried out were divided into the preparation stage by conducting a survey of the location, conducting initial discussions with the partner team, namely the Karya Bunda Bersama Women Farmers Group (KWT) as well as carrying out the licensing process and carrying out activities including socializing the manufacture of processed pineapple vinegar and jam products, simulation of processed product processing and product processing assistance carried out by the partner team. The products made are pineapple vinegar and pineapple jam. The results of the activity evaluation showed that the partner team ≥ 75% strongly agreed if the implementation of the activity was as expected from several parameter assessments provided. The products produced in the form of processed pineapple vinegar and pineapple jam have commercial value and can be traded. Keywords: Barito Kuala, Pineapple, Tamban, Product","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"105 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141695482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Suhaimi Fauzan, Gabby Novikadarti, Yoga Pramana, M. A. Maulana, Sulastri Herdaningsih
{"title":"Program Edukasi Ekstrikasi dan Transportasi Korban untuk Anggota Palang Merah Remaja dengan SMA Negeri 1 Pontianak","authors":"Suhaimi Fauzan, Gabby Novikadarti, Yoga Pramana, M. A. Maulana, Sulastri Herdaningsih","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.13094","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.13094","url":null,"abstract":"ABSTRAK Ekstrikasi merupakan konsep penyelamatan darurat, sementara transportasi merupakan proses untuk memindahkan korban dari tempat darurat ke tempat yang aman ada atau tidak disertai menggunakan alat. Pertolongan pertama di sekolah seringkali diberikan oleh anggota Palang Merah Remaja (PMR). Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi melalui pelatihan tentang cara ekstrikasi dan transportasi, sehingga, diharapkan mempunyai bekal untuk dapat menerapkan pada situasi-situasi kegawatdaruratan. Program Pegabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi kelompok. Hasil tingkat pengetahuan diukur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. rataßrata tingkat pengetahuan peserta sebelum dilakukan tindakan sebesar 77,5, sementara setelah dilakukan edukasi, tingkat pengetahuan peserta menjadi 87,5. Hasil y score uji wilcoxon menunjukkan -2,409. Program ini menunjukkan ada pengaruh signifikan pemberian edikasi kesehatan tentang ekstrikasi dan transportasi korban pada peserta PMR di SMA Negeri Pontianak. Kata Kunci: Ekstrikasi, PMR, Siswa, Transportasi ABSTRACT Extrication is an emergency rescue concept, while transportation is the process of moving victims from an emergency place to a safe place, whether or not accompanied by the use of tools. First aid at school is often provided by members of the Youth Red Cross (PMR). This community service activity aims to provide education through training on extraction and transportation methods, so that it is hoped that they will have the skills to be able to apply it to emergency situations. The Community Service Program (PKM) is carried out using lecture and group demonstration methods. The results of the level of knowledge were measured before and after being given health education. The average level of knowledge of participants before the action was carried out was 77.5, while after the education was carried out, the level of knowledge of participants was 87.5. The Wilcoxon test y score results show -2.409. This program shows that there is a significant effect of providing health education regarding extrication and transportation of victims to PMR participants at Pontianak State High School. Keywords: Extrication, PMR, Student, Transportation","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"97 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141714411","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Anak Kuat, Masa Depan Cerah : Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa X Kabupaten Sumedang","authors":"S. Sukmawati, Yanti Hermayanti, Lilis Mamuroh, Furkon Nurhakim, Henny Suzana Mediani","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.15061","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.15061","url":null,"abstract":"ABSTRAK Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis sejak janin dalam kandungan dan akan nampak pada saat anak usia setelah 2 tahun. Hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 menunjukkan bahwa prevalensi gejala stunting di Indonesia masih tinggi atau melebihi batas maksimal yang ditetapkan WHO. Salah satu daerah dengan angka stunting tinggi adalah di Desa X Kabupaten Sumedang. Penyebab stunting tidak langsung diantaranya kurangnya pengetahuan ibu mengenai stunting. Tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pencegahan stunting .Metode pengabdian pada masyarakat ini adalah sosialisasi pencegahan stunting pada anak balita melalui pendidikan kesehatan dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua yang mempunyai anak balita. Peserta yang hadir dalam pengabdian masyarakat ini adalah 15 orang. Untuk mengukur keberhasilan sosialisasi dilakukan evaluasi berupa pre-test dan post test, analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil pengabdian pada masyarakat ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan sosialisasi melalui edukasi tentang stunting dengan rata-rata pre-test 69.40 dan post-test 85.73 dan terdapat pengaruh sosialisasi melalui edukasi pencegaha stunting pada ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang mempunyai anak balita dengan p-value .001 . Diharapkan hasil sosilisasi tentang pencegahan sunting ini dapat dilakukan secara kontinyu oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan di Puskesmas. Kata Kunci: Pencegahan, Sosialisasi, Stunting ABSTRACT Stunting is a failure to grow due to chronic malnutrition since the fetus is in the womb and will appear when the child is 2 years old. The results of the 2022 Indonesian Nutritional Status Survey show that the prevalence of stunting symptoms in Indonesia is still high or exceeds the maximum limit set by the WHO. One area with a high stunting rate is Village X, Sumedang Regency. Indirect causes of stunting include the mother's lack of knowledge about stunting. The aim of this community service is to increase mothers' knowledge regarding stunting prevention. This community service method involves the promotion of stunting prevention in children under five through health education targeting pregnant women, breastfeeding mothers, and parents of children under five. There were 15 participants who attended this community service. To measure the success of socialization, an evaluation was carried out in the form of a pre-test and post-test. The data analysis used was univariate. The results of this community service show that there is an increase in participants' knowledge after socialization through education about stunting, with an average pre-test of 69.40 and post-test of 85.73, and there is an influence of socialization through education to prevent stunting on pregnant women, breastfeeding mothers, and mothers with children under five. with a p-value of.001. It is hoped that the results of this outrea","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141691484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Edukasi Persiapan Pranikah sebagai Upaya Kehamilan Sehat untuk Mencegah Stunting","authors":"Cucuk Kunang Sari, Kirana Candra Sari","doi":"10.33024/jkpm.v7i7.15501","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.15501","url":null,"abstract":"ABSTRAK Stunting merupakan permasalahan yang terjadi pada tumbuh dan kembang anak dikarenakan mengalami gizi buruk dan dapat berakibat pada fisik dan fungsional tubuh anak yang dipengaruhi oleh tatanan ekonomi, pendidikan ibu dan pengetahuan tentang gizi, maupun sosial masyarakat. Perkawinan anak menjadi salah satu faktor pendongkrak tingginya angka stunting di Indonesia, sebanyak 30-35 persen kasus stunting pada anak dilahirkan oleh wanita yang menikah di usia muda, harus ada edukasi tentang kesehatan reproduksi yang baik dan mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pendekatan tersebut perlu dilakukan sejak dini, termasuk persiapan psikologi dan ekonomi. Oleh karena itu persiapan pra nikah, memberi konseling pra nikah mencegah terjadinya stunting memberi pemahaman tentang kesehatan reproduksi. Pemerintah saat ini terus berupaya untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting sesuai dengan sasaran dalam RPJMN 2020-2024 sebesar 14% pada akhir tahun 2024. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) telah menetapkan remaja sebagai salah satu sasaran penting dalam upaya percepatan pencegahan stunting. Oleh karena itu, intervensi pada kelompok usia remaja, terutama remaja putri, merupakan salah satu intervensi utama yang harus dilakukan dalam pencegahan stunting. Tindakan yang perlu dilakukan dalam mengatasi tingginya prevalensi stunting yaitu pencegahan. Pencegahan stunting dilakukan melalui pendekatan gizi maupun non gizi, sasaran pentingnya perbaikan gizi dan kesehatan adalah remaja, calon pengantin, ibu hamil. Selama ini banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-kondisi pada masa sebelum terjadinya proses konsepsi (preconception phase), Sehingga para calon bapak dan ibu hanya berkonsetrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan saja. Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari setiap ibu, Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik maka akan berdampak positif pada kondisi calon ibu dan janin. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan Peningkatan Pengetahuan Tentang Persiapan Pranikah Sebagai Upaya Kehamilan Sehat Untuk Mencegah Stunting. Tujuan dari pengabdian ini adalah Meningkatkan pengetahuan remaja tentang persiapan pranikah sebagai upaya kehamilan sehat mencegah stunting, Meningkatkan pengetahuan remaja tentang edukasi Kesehatan reproduksi remaja, Memberikan Gambaran remaja tentang persiapan pranikah sebagai upaya kehamilan sehat mencegah stunting. Kata Kunci: Stunting, Gizi, Kehamilan ABSTRACT Stunting is a problem that occurs in children's growth and development due to poor nutrition and can have an impact on the child's physical and functional body which is influenced by the economic order, mother's education and knowledge about nutrition, as well as social society. Child marriage is one of the factors driving the high rate of stunting in Indonesia, as many as 30-35 percent of cases of stunting in","PeriodicalId":448471,"journal":{"name":"Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)","volume":"86 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141695957","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}