{"title":"Kesesuaian Lahan Permukiman Terhadap Kawasan Rawan Bencana Longsor","authors":"Muhammad Iqbal Firdaus, Eppy Yuliani","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20030","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20030","url":null,"abstract":"ABSTRACTIndonesia is a country with varying regional topography conditions. This varied topography also means that Indonesia has varying slope levels as well. With the slope of this varied slope increases the potential for landslide disasters. Some areas with steep slope levels are utilized not as they should increase the risk of losses experienced in the event of a disaster. This research aims to identify and analyze the suitability of residential land to landslide-prone areas and to identify mitigation efforts against landslides. This analysis begins by identifying the factors that affect landslide disaster insecurity. After that, identify the distribution of settlements. After the two were identified, an analysis was carried out to determine the suitability of the landslide-prone settlement. Based on the analysis that has been done, then the next step is to classify landslide disaster prone areas where the number of classes obtained is 5 (five) classes. The classification of landslide disaster insanity is divided into very low, low, medium, high, and very high levels of insanity.Keywords: Settlements, Disaster Insecurity, Landslide ABSTRAKIndonesia merupakan negara dengan kondisi topografi wilayah yang bervariasi. Topografi yang bervariasi ini juga mengartikan bahwa Indonesia memiliki tingkat kemiringan lereng yang bervariasi pula. Dengan kemiringan lereng yang bervariasi ini meningkatkan potensi terjadinya tanah longsor. Beberapa wilayah dengan tingkat kemiringan lereng curam ini dimanfaatkan tidak sebagaimana mestinya sehingga meningkatkan risiko kerugian yang dialami saat terjadi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian lahan permukiman terhadap kawasan rawan bencana longsor serta mengetahui upaya mitigasi terhadap bencana tanah longsor. Analisis ini dimulai dengan melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kerawanan bencana longsor. Setelah itu, melakukan identifikasi persebaran lokasi permukiman. Setelah keduanya diidentifikasi, maka dilakukan analisis guna mengetahui kesesuaian lahan permukiman terhdap kawasn rawan bencana longsor. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi kawasan rawan bencana tanah longsor dimana jumlah kelas yang diperoleh adalah 5 (lima) kelas. Klasifikasi kerawanan bencana tanah longsor terbagi menjadi tingkat kerawanan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.Kata Kunci : Permukiman, Kerawanan Bencana, Tanah Longsor","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114186692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kesesuaian Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Rencana Tata Ruang Di Kawasan Peri-Urban","authors":"Rizky Suprayogi, Agus Rochani","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20031","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20031","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe suburban area is an area that has experienced many changes in land use, especially changes in agricultural land use to non-agricultural. With increasing activity, the demand for land also increases, causing development to widen to the suburban areas. As a result, there has been a tendency to shift urban functions to suburban areas. The development in the area around the city, has a negative impact on the condition of the city itself if it is not properly monitored and anticipated. The appearance of mismatches between land use and land designation regulations is an example of the negative impact resulting from the irregular rate of land use change. Conflict of interest over land use allows inconsistencies between land use and its allotment plan. With the land use mismatch phenomenon, an analysis is needed to see the rate of land use change and its suitability with the regulations on land use designation that have been made. The research method used is descriptive analysis method by comparing between case studies that have been there before. The case studies are drawn from previous studies with the same theme regarding the suitability of land use change with spatial planning. Analysis of land use changes and findings of mismatches between land use and spatial planning are expected to be considered in evaluating the implementation of spatial plans and determining future policy directions.Keywords: Land Use, Land Use Change, Urban Fringe, Spatial PlanningABSTRAKDaerah pinggiran kota merupakan wilayah yang banyak mengalami perubahan penggunaan lahan terutama perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian. Dengan kegiatan yang semakin meningkat, maka kebutuhan lahan juga semakin meningkat, menyebabkan perkembangan melebar ke daerah pinggiran kota. Akibatnya muncul kecenderungan pergeseran fungsi-fungsi perkotaan ke daerah pinggiran. Perkembangan pada area sekitar kota, memiliki dampak negatif bagi keadaan kota itu sendiri jika tidak diawasi dan di antisipasi dengan baik. Munculnya ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan aturan peruntukan lahan merupakan contoh dampak negatif yang ditimbulkan dari tidak teraturnya laju perubahan penggunaan lahan. Benturan kepentingan atas penggunaan lahan memungkinkan terjadinya ketidakselarasan antara penggunaan lahan dengan rencana peruntukannya. Dengan adanya fenomena ketidaksesuaian penggunaan lahan tersebut perlu adanya anlisis untuk melihat laju perubahan penggunaan lahan serta kesesuaian nya dengan peraturan peruntukan penggunaan lahan yang sudah dibuat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan membandingkan antara studi kasusstudi kasus yang sudah ada sebelumnya. Studi kasus diambil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mengangkat tema yang sama tentang kesesuaian perubahan penggunaan lahan dengan rencana tata ruang. Analisis perubahan penggunaan lahan dan temuan ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana tata ruang diharapkan dapat","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"213 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117332628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Penentuan Lokasi Perumahan Oleh Developer Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Pada Sekitar Kawasan Industri","authors":"Maghriza Rakha Adyatma, Tjoek Suroso Hadi","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20025","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20025","url":null,"abstract":"ABSTRACT Indonesia is the fourth most populous country in the world whose population continues to develop. Increasing the number of residents is not directly proportional to the area of land required. The industrial area is one of the areas with high economic activity so that it will require a lot of labor and cause urbanization. The large amount of labor absorption resulted in the high need for housing for industrial workers. Therefore, an analysis was carried out in this study which aims to formulate an ideal location for developers to build low-cost housing for industrial workers. The analytical method used is a mixed method between quantitative and Geographical Information Systems (GIS) / Spatial. The quantitative method is used to calculate the weighting and the Geographical Information System (GIS) method is used to determine the appropriate location for the establishment of residential land using overlay and buffer analysis tools. There are 8 criteria in determining the location of low cost housing for industrial workers followed by the determination of the score and weight. From these criteria an alternative location was selected based on the affordability of housing from the industry and the price of land. The process is continued by multiplying the scores and weights for each criterion so as to produce a total weight for each alternative residential land location. The location with the largest total weight will be chosen to be the right location for developers to build changes for low-income communities around industrial areas..Keywords: Houseing, Industrial Area, Geographic Information System (GIS)ABSTRAK Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke empat di dunia yang jumlah penduduk terus mengalami perkembangan. Bertambah banyaknya penduduk tidak berbanding lurus dengan luas lahan yang dibutuhkan. Kawasan industri merupakan salah satu kawasan dengan aktivitas ekonomi yang tinggi sehingga akan banyak membutuhkan banyak tenaga kerja dan menyebabkan urbanisasi. Banyaknya jumlah serapan tenaga kerja mengakibatkan tingginya kebutuhan tempat tinggal bagi pekerja industri. Maka dari itu pada penelitian dilakukan analisis yang bertujuan untuk merumuskan lokasi yang ideal bagi developer untuk membangun perumahan biaya rendah bagi pekerja industri. Metode analisis yang digunakan adalah metode campuran antara kuantitatif dan Sistem Informasi Geografis (SIG)/Spasial. Metode kuantitatif digunakan untuk menghitung pembobotan dan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan lokasi yang sesusai untuk didirikan lahan permukiman menggunakan alat analisis overlay dan buffer. Terdapat 8 kriteria dalam penentuan lokasi perumahan biaya rendah bagi pekerja industri yang diikuti oleh penentuan skor dan bobotnya. Dari kriteria tersebut dipilih alternatif lokasi berdasarkan keterjangkauan perumahan dari industri dan harga lahan. Proses dilanjutkan dengan melakukan perkalian skor dan bobot pada setiap kriteria sehingga menghasilk","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122104760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung Di Tinjau Dari Aspek Ruang Pertanian","authors":"Siti Rofi’ah, Boby Rahman","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20033","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20033","url":null,"abstract":"ABSTRACTRecently, the carrying capacity and carrying capacity of the environment (DDDTL) are currently being discussed. The high population growth which results in the development rate greatly influences environmental sustainability. Increased population growth causes the need for space for built-in land such as housing to also increase. Of course, once the land is built, it will be accompanied by an increase in natural resource needs such as air. DDDTL is an alarm to wake up whether the resource capacity is available or not to support the large number of people in an area. This is at the same time to measure the limits of the existing space to keep it under control. The qualitative analysis method with the literature review approach was chosen to examine in this study. There are several factors that can influence or not DDDT for agricultural land in an area. DDDT agricultural land that is developed by the area of harvested land, population, food production and minimum physical consumption. Meanwhile, water DDDT is influenced by the average rainfall, population, water needs per person, and area.Keywords: DDDTL, DDDT Agricultural Land and DDDT WaterABSTRAKBaru-baru ini daya dukung dan daya tampung lingkungan (DDDTL) menjadi hal yang sedang gencar diperbincangkan. Tingginya pertumbuhan penduduk yang berakibat pada meningkatnya angka pembangunan sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan. Pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan ruang untuk lahan terbangun seperti pemukiman juga meningkat. Tentu saja setelah adanya lahan- lahan terbangun akan dibarengi dengan adanya peningkatan konsumsi SDA seperti air. DDDTL ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kapasitas sumber daya yang tersedia mampu atau tidak untuk mendukung banyaknya penduduk yang ada di suatu wilayah. Hal ini sekaligus untuk mengetahui batas pemanfaatan ruang yang ada agar tetap terkendali. Metode analisis kualitatif dengan pendekatan literature review dipilih untuk mengkaji penelitian. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mampu atau tidaknya DDDT lahan pertanian yang ada di suatu daerah. DDDT lahan pertanian dipengaruhi oleh luas lahan panen, jumlah penduduk, hasil produksi tanaman pangan, dan konsumsi fisik minimum. Sedangkan DDDT air dipengaruhi oleh rata-rata curah hujan, jumlah penduduk, kebutuhan air per orang, dan luas wilayah.Kata Kunci: DDDTL, DDDT Lahan Pertanian dan DDDT Air","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131930735","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rizqi Wardiana Sari Wardiana Sari Sari, Eppy Yuliani
{"title":"Identifikasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Untuk Perumahan","authors":"Rizqi Wardiana Sari Wardiana Sari Sari, Eppy Yuliani","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20032","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20032","url":null,"abstract":"ABSTRACTGrowth in urban areas is very influential on the use of available land. The growth of the area directly or indirectly will require more land to accommodate life in the community. The transfer of functions on land is one of the consequences in the development of a region. This study aims to identify the transfer of land functions, ranging from causative factors to recognizing the social and economic conditions of the community due to the impact of the transfer of land functions. This article uses the method used in the form of deskrptif qualitative with the approach of study literature in reviewing the impact of land transfer with case studies used, namely located in the cities of Semarang, Bali, Lamongan and Klaten. The impacts caused by the transfer of land functions such as affecting the socioeconomic condition of the community, however, the transfer of land functions does not always have a negative impact, but there is a positive impact such as the opening of jobs. Land transfer is inevitable as the population grows. This article is expected to be a consideration to reduce the negative impact that occurs on land transfer.Keywords: Transfer of Functions, Land, Agriculture, HousingABSTRAKPertumbuhan di kawasan perkotaan sangat berpengaruh pada tata guna lahan yang tersedia. Pertumbuhan kawasan secara langsung ataupun tidak langsung pasti nantinya membutuhkan lahan yang lebih luas lagi guna mewadahi kehidupan di masyarakat. Peralihan fungsi pada lahan salah satu konsekuensi dalam perkembangan suatu wilayah. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alih fungsi lahan, mulai dari faktor penyebab hingga mengenalisa kondisi sosial serta ekonomi masyarakat akibat dampak dari alih fungsi lahan ini. Artikel ini menggunakan Metode yang digunakan berupa kualitatif deskrptif dengan pendekatan literatur studi dalam mengkaji dampak alih fungsi lahan dengan studi kasus yang dipakai yaitu berlokasi di Kota Semarang, Bali, Lamongan dan Klaten. Dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan bermacam-macam seperti mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat namun, adanya alih fungsi lahan ini tidak selalu berdampak negatif, namun ada yang berdampak postif seperti terbukanya lapangan pekerjaan. Alih fungsi lahan tidak dapat dihindari seiring dengan pertumbuhan penduduk. Artikel ini diharapkan menjadi pertimbangan untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi pada alih fungsi lahan.Kata Kunci: Alih Fungsi, Lahan, Pertanian, Perumahan","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131126924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN KERENTANAN SOSIAL TERHADAP BENCANA BANJIR","authors":"Endah Puspitotanti, Milla Karmilah","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20023","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20023","url":null,"abstract":"ABSTRACTFlood is a natural phenomenon that occurs due to high rainfall intensity which causes excess water that is not accommodated by the drainage network of an area (Rachmat & Pamungkas, 2014). Based on the 2015 BNPB disaster risk assessment in (BNPB, 2016), the number of people exposed to flood risk in all regions of Indonesia is more than 170 million people with an exposed asset value of more than IDR 750 trillion. Floods are disasters that always occur every year in several places. The composition of the population greatly affects the level of social vulnerability to floods. Therefore, this research needs to be carried out with the aim of identifying social vulnerability to flood disasters as one of the disaster management efforts to reduce disaster risk.The method used in this research is qualitative method with a literature review approach. The results showed that the level of social vulnerability in Baleendah District, East Tondano District, and the coastal villages of Demak Regency is influenced by several factors. These factors are population, population according to sex, population according to age group, population density, poverty level, population with disabilities, level of dependency, number of family members, population growth, education level, and health insurance.Keywords: Social Vulnerability, Flood Disaster, Vulnerability Factors ABSTRAKBanjir adalah fenomena alam yang terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi yang menyebabkan kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan pematusan suatu wilayah (Rachmat & Pamungkas, 2014). Berdasarkan kajian risiko bencana BNPB tahun 2015 dalam (BNPB, 2016), jumlah jiwa terpapar risiko bencana banjir di seluruh wilayah Indonesia yaitu lebih dari 170 juta jiwa dengan nilai aset terpaparnya lebih dari Rp750 triliun. Banjir merupakan bencana yang selalu terjadi setiap tahun di beberapa tempat. Komposisi penduduk sangat mempengaruhi tingkat kerentanan sosial terhadap bencana banjir. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kerentanan sosial terhadap bencana banjir sebagai salah satu upaya penanggulangan bencana untuk mengurangi risiko bencana.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan sosial di Kecamatan Baleendah, Kecamatan Tondano Timur, dan pedesaan pesisir Kabupaten Demak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu jumlah penduduk, penduduk menurut jenis kelamin, penduduk menurut kelompok umur, kepadatan penduduk, tingkat kemiskinan, penduduk penyandang disabilitas, tingkat ketergantungan, jumlah anggota keluarga, pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan, dan jaminan kesehatan.Kata kunci: Kerentanan Sosial, Bencana Banjir, Faktor Kerentanan","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116773770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Literatur: Pengembangan Desa Wisata Melalui Community Based Tourism Untuk Kesejahteraan Masyarakat","authors":"Rizki Syarifah, Agus Rochani","doi":"10.30659/jkr.v1i1.19983","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i1.19983","url":null,"abstract":"ABSTRACTTourism development certainly involves the community, especially tourism development in tourist villages. Tourism villages are one of the most developed tourism sites in Indonesia because they have supporting potentials. This study aims to determine the development of a tourist village using the concept of community based tourism and the impact of implementing community based tourism for the community. The method used in this research is qualitative data analysis. In this research, the development of a tourism village that uses the concept of community based tourism, which involves the local community in the tourism village to manage the tourism village and the community has full involvement from the planning, implementation to evaluation stages and the impact on the community's economy with the existence of a tourist village that is getting better. This research is expected to be a consideration for the community to manage a tourist village.Keywords : Tourism Village, Community Based Tourism, Community ABSTRAKPengembangan pariwisata tentunya melibatkan masyarakat terutama pengembangan wisata desa wisata. Desa wisata menjadi salah satu pariwisata yang banyak dikembangkan di Indonesia karena memiliki potensi – potensi yang mendukung. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui pengembangan desa wisata yang menggunakan konsep community based tourism serta dampak dari penerapan community based tourism bagi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data kualitatif. Dalam penelitian ini pengembangan desa wisata yang menggunakan konsep community based tourism dimana melibatkan masyarakat daerah desa wisata untuk mengelola desa wisata tersebut dan masyarakat memiliki keterlibatan secara penuh dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi serta dampak bagi perekonomian masyarakat dengan adanya desa wisata yang semakin membaik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan masyarakat untuk mengelola desa wisata.Kata kunci : Desa Wisata, Community Based Tourism, Masyarakat","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134537197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Literatur : Analisis Kesesuaian Lahan Terhadap Lokasi Permukiman","authors":"Mella Febri Nurfikasari, Eppy Yuliani","doi":"10.30659/jkr.v1i1.19981","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i1.19981","url":null,"abstract":"ABSTRACK Settlement is one of the primary needed for humans. Settlement will increase every year, but the available land is relatively constant. In addition, there were uncorresponding in residential development that were not in accordance with the directions for spatial use. As a result, land use is less effective and maximal. Therefore, proper and optimal land use is needed so that increasing population growth can be fulfilled by the amount of land available. The purpose of this study is to analyze and assess the suitability of land for the development of suitable and targeted residential locations. This study used spatial analysis and descriptive empirical methods using analysis techniques such as scoring and overlay. Geographical Information System (GIS) is an analytical tool used in conducting land suitability research. The results of the research that have been carried out indicate that there are still settlements in several areas that are not in accordance with the direction of space utilization. This is the task of the government to make proper improvements and relocation in residential areas.Keywords: Spatial use, land suitability, settlement. ABSTRAK Pemukiman merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Kebutuhan pemukiman ini akan meningkat pada setiap tahunnya, akan tetapi lahan yang tersedia relatif tetap. Selain itu, terdapat kesalahan pembangunan pemukiman yang kurang sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang. Akibatnya, pemanfaatan lahan kurang efektif dan maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanfaatan lahan yang tepat dan optimal agar pertambahan penduduk yang semakin meningkat dapat terpenuhi dengan jumlah lahan yang ada. Tujuan pembuatan artikel ini untuk menganalisis serta mengkaji mengenai kesesuaian lahan terhadap pengembangan lokasi pemukiman yang sesuai dan tepat sasaran. Artikel ini menggunakkan metode analisis kualitatif dan deskriptif empiris. Berdasarkan hasil kajian literatur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masih terdapat pemukiman di beberapa daerah yang belum sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang. Hal tersebut merupakan tugas pemerintah untuk melakukan pembenahan serta relokasi yang tepat pada kawasan pemukiman.Kata Kunci : Pemanfaatan ruang, kesesuaian lahan, permukiman.","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132328381","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemetaan Risiko Bencana Kekeringan Menggunakan Metode Kerawanan (Hazard) Dan Kerentanan (Vulnerability)","authors":"R. Wibowo, Boby Rahman","doi":"10.30659/jkr.v1i1.19982","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i1.19982","url":null,"abstract":" ABSTRACTDrought is a natural disaster that has a high complexity and is still often found in some areas in Indonesia. The amount of losses caused by drought is of more concern to the community and stakeholders to compete to reduce the impact. One of the efforts made to minimize the damage caused by natural disasters is the existence of appropriate disaster mitigation efforts. In the context of drought natural disasters one of the mitigation efforts that can be done is to map areas based on the risk of drought. This is done in order to maximize mitigation efforts to deal with drought both before and during the occurrence of drought. One of the methods used in mapping a disaster is through hazard and vulnerability methods. This method is carried out in accordance with the theory that a disaster will occur due to the interaction of insecurity factors that occur in vulnerable conditions. Through the mapping of drought risk areas is expected to maximize disaster mitigation in a region, thereby minimizing the losses experienced by the community.Keyword: Drought, Hazard, Vulnerability ABSTRAKKekeringan merupakan bencana alam yang memiliki kompleksitas tinggi dan masih sering dijumpai pada beberapa wilayah di Indonesia. Besarnya kerugian yang diakibatkan oleh bencana kekeringan menjadi perhatian lebih bagi masyarakat dan pemangku kepentingan untuk berlomba-lomba mengurangi dampak tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir kerugaian akibat bencana alam adalah adanya upaya mitigasi bencana yang tepat. Pada konteks bencana alam kekeringan salah satu upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah memetakan daerah-daerah berdasarkan risiko kekeringannya. Hal ini dilakukan guna memaksimalkan upaya mitigasi untuk menangani kekeringan baik sebelum maupun saat terjadinya kekeringan. Salah satu metode yang digunakan dalam memetakan sebuah bencana adalah melalui metode kerawanan (hazard) dan kerentanan (vulnerability). Metode ini dilakukan sesuai dengan teori bahwa suatu bencana akan terjadi karena interaksi faktor kerawanan yang terjadi pada kondisi rentan. Melalui pemetaan daerah risiko kekeringan ini diharapkan mampu memaksimalkan mitigasi bencana pada suatu daerah, sehingga meminimalisir kerugian yang dialami oleh masyarakat.Kata kunci: Kekeringan, Kerawanan, Kerentanan","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"490 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122173529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Literatur : Analisis Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Urban","authors":"Meirina Wahyu Purnamaselfi, Hasti Widyasamratri","doi":"10.30659/jkr.v1i1.19976","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i1.19976","url":null,"abstract":"ABSTRACTGreen open space is one of the noteworthy lists in development planning and implementation. The existence of green open space will increase the quality of urban ecology. In accordance with Minister of Public Works Regulation No. 05 / PRT / M / 2008 concerning Guidelines for Provision and Utilization of Green Open Space in Urban Areas, the ideal area of green open space in urban areas is 30% consisting of 10% private green open space and 20% public open green space from the city area. The effort to make this happen is by determining and revitalizing public green open space. Damaged green open space needs to be a concern of the government because it can reduce the aesthetics and function of the environment. The use of the method for writing this research is a method of literature study obtained from books and journals with locations : Kartasura District, Martapura, East Palu District,. The outputs of this study conclude that the requisite and existence of green open space in several cities that still do not meet the broad percentage contained in the regulations so that development planning needs to optimize areas that have the potential for the determination of green open space.Keywords : Provision, Green Open Space, Urban. ABSTRAKRuang terbuka hijau merupakan salah satu daftar penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Adanya ruang terbuka hijau akan meningkatkan kualitas ekologi perkotaan. Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, luasan ideal RTH di perkotaan adalah 30 % yang terdiri dari 10 % RTH privat dan 20 % RTH publik dari luas kota. Usaha untuk mewujudkannya adalah dengan cara penetapan dan revitalisasi RTH publik. Ruang terbuka hijau yang rusak perlu menjadi perhatian pemerintah karena dapat mengurangi estetika dan fungsi lingkungan. Penggunaan metode untuk penulisan penelitian ini adalah metode studi literatur yang diperoleh dari buku dan jurnal dengan lokasi di Kecamatan Kartasura, Martapura, dan Kecamatan Palu Timur. Hasil dari kajian ini menyimpulkan bahwa kebutuhan dan keberadaan RTH di beberapa kawasan kota yang ada masih belum memenuhi presentase luas yang terdapat dalam peraturan sehinngga perencanaan pembangunan perlu mengoptimalkan wilayah yang memiliki potensi untuk penetapan RTH.Kata kunci : Penyediaan, Ruang Terbuka Hijau, Urban.","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"347 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132469263","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}