N. Said, Fermedi Fermedi, Deka Uli Fahrodi, M. Marsudi, Hendro Sukoco
{"title":"Kejadian Scabies Pada Babi Di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa","authors":"N. Said, Fermedi Fermedi, Deka Uli Fahrodi, M. Marsudi, Hendro Sukoco","doi":"10.32530/jlah.v5i1.506","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v5i1.506","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prevalensi scabies pada babi di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2021 di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa dan pemeriksaan sampel kerokan kulit dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Sampel diambil dari 16.355 ekor babi dan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dari populasi babi. Sampel sebanyak 53 diambil berdasarkan gejala klinis scabies dan diperiksa menggunakan mikroskop di Laboratorium Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau bedah atau silet, botol sampel, sarung tangan, mikroskop, kamera, object glass, cover glass. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sampel kerokan kulit, KOH 10%, serta alkohol. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 53 ternak babi yang menujukkan gejala klinis seperti tidak tenang, kurus, gatal dan sering menggesekan badannya ke kandang, kurang nafsu makan, serta kulit melepuh. Kemudian untuk pemeriksaan mikroskopik terdapat 13 sampel yang positif terinfeksi scabies. Prevalensi scabies pada babi di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa sebesar 24,5%. Angka prevalensi tertinggi terdapat di Desa Osango, sedangkan yang paling rendah terdapat di Desa Rambusaratu dengan kasus prevalensi scabies 20%.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121289736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Christi, Lia Budimulyati Salman, Dwi Suharwanto, Endah Yuniarti
{"title":"Performa Reproduksi Sapi Perah Friesien Holstein Di Ciawitali Farm Pangalengan Bandung Jawa Barat","authors":"R. Christi, Lia Budimulyati Salman, Dwi Suharwanto, Endah Yuniarti","doi":"10.32530/jlah.v5i1.482","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v5i1.482","url":null,"abstract":"Sapi perah adalah jenis ternak yang menghasilkan susu dan memberikan sumbangan protein untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Produksi susu tinggi ditentukan dengan performa reproduksi yang baik pula. Kegiatan penelitian bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi sapi perah Friesian Holstein di Ciawitali Farm Pangalengan Bandung Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif. Objek penelitian yaitu catatan reproduksi sapi perah yang lengkap pada laktasi 1 sampai dengan laktasi 2 dari tahun 2016-2017. Variabel yang diamati pada penelitian adalah kawin pertama setelah beranak, jumlah kawin perkebuntingan, masa kosong, selang beranak, dan periode kawin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa reproduksi sapi perah FH berproduksi susu di Ciawitali Farm kawin pertama setelah beranak selama 67,15±16,67 hari, jumlah kawin perkebuntingan sebesar 3,01±2,34 kali, periode kawin selama 106,75±69,10 hari, masa kosong selama 169±70,46 hari dan selang beranak selama 387±63,87 hari. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa performa reproduksi sapi perah FH berproduksi susu tinggi belum optimal.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116723310","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Deteksi Resistensi Cacing Gastrointestinal Terhadap Albendazole Dengan Metode Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) Pada Babi Di Lombok Utara","authors":"Adek Livia Yunita Ningrum, Kunti Tirtasari, Kholik Kholik","doi":"10.32530/jlah.v5i1.487","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v5i1.487","url":null,"abstract":"Resistensi antelmintik golongan albendazole telah dilaporkan terjadi hampir di seluruh dunia dengan tingkat prevalensi yang cukup tinggi. Data tentang deteksi antelmintik golongan albendazole di Pulau Lombok sangat minim terutama pada babi di peternakan rakyat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resistensi antelmintik albendazole pada peternakan babi di Lombok Utara yang akan menggambarkan efektifitas dari albendazol dengan melihat nilai Egg Per Gram Feses (EPG) dan Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT). Penelitian menggunakan community field trial dengan pre and post design dengan menggunakan 16 babi sebagai hewan percobaan. Babi yang menjadi hewan coba dalam penelitian ini adalah babi yang mempunyai EPG >150 sebelum pemberian Albendazole. Albendazole diberikan secara oral dengan dosis (15mg/kg). Niali EPG akan dianalisis dengan T-test berpasangan untuk melihat efektifitas dari Albendazole dan resistensi antelmintik albendazole dideteksi dengan metode Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) setelah 14 hari pemberian albendazole. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai EPG sebelum pemberian albendazole adalah (641.25 ± 484.89) dan sesudah pemberian albendazole adalah 27.5 ± 71.13. Hasil nilai t- test berpasangan menunjukan p<0,05 (p-value=0.00) dan nilai FECRT dari pemberian Albendazole sebesar 95.71%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdeteksi resistensi Albendazole terhadap cacing gastrointestinal dan albendazole bisa dinyatakan masih efektif digunakan dalam kasus kecacingan pada peternakan babi.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127301200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mohammad Alghifari Syafaat, Edi Erwan, Jully Handoko
{"title":"Karakteristik Karkas Ayam Broiler Fase Finisher yang Diberi Ekstrak Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale Linn.) di dalam Air Minum","authors":"Mohammad Alghifari Syafaat, Edi Erwan, Jully Handoko","doi":"10.32530/jlah.v4i2.439","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v4i2.439","url":null,"abstract":"Daun Jambu mete (Anacardium occidentale Linn) merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi menjadi ramuan herbal disebabkan beberapa senyawa yang penting diantaranya mengandung asam anakardiol, asam elagat, flavonoid, kardol, tanin-galat, senyawa fenol, dan metil kardol. Adapun tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh pencampuran ekstrak daun jambu mete (EDJM) di dalam air minum terhadap karakteristik karkas ayam broiler meliputi bobot badan akhir, bobot karkas, persentase bobot karkas, bobot lemak abdominal dan persentase bobot lemak abdominal. Total jumlah ayam broiler yang digunakan adalah 80 ekor yang dilakukan pengacakan dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan serta setiap ulangan terdiri dari 4 ekor ayam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yang meliputi P0 (0% EDJM/L air minum), P1 (5% EDJM/L air minum), P2 (90% air minum + 10% EDJM), P3 (85% air minum + 15% EDJM) dan P4 (80% air minum + 20% EDJM). Parameter yang diukur adalah bobot badan akhir, bobot karkas, persentase karkas, bobot lemak abdominal dan persentase lemak abdominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot lemak abdominal dan persentase lemak abdominal secara signifikan (P<0,05) menurun dengan pemberian EDJM hingga kadar 20%. Namun demikian, pemberian EDJM tidak berpengaruh nyata (P>,05) terhadap bobot badan akhir, bobot karkas dan persentase karkas. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik karkas ayam broiler khususnya dalam bobot lemak abdominal dan persentase lemak abdominal dapat menurun dengan pemberian EDJM dalam air minum sampai level 20%.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134421888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Kerbau pada Kawasan Pengembangan Kabupaten Sijunjung","authors":"Riza Andesca Putra, Elfita Rahmi, F. Madarisa","doi":"10.32530/jlah.v4i2.422","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v4i2.422","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan peternak dan efisiensi usaha peternakan kerbau yang dilakukan masyarakat Kabupaten Sijunjung. Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Sijunjung yaitu pada peternak di daerah terpilih pada bulan November 2020. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan respondennya adalah peternak kerbau sebanyak 50 orang responden. Data yang dianalisis adalah data 1 tahun berjalan yaitu bulan Oktober 2019 - September 2020. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat peternak Kabupaten Sijunjung dari usaha peternakan kerbau adalah sebesar Rp 6.644.344/peternak/tahun. Kemudian dari analisis R/C ratio, didapatkan nilai 8,07 yang artinya usaha yang dilakukan sudah efisien dan layak untuk dilanjutkan.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129285990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Christiyanto, E. Pangestu, Betty Mega Kartika Sari, C. S. Utama
{"title":"Fermentasi Litter Broiler dengan Lama Inkubasi yang Berbeda dan Pengaruhnya terhadap Produksi Protein Total dan Kecernaan Protein secara In-Vitro","authors":"M. Christiyanto, E. Pangestu, Betty Mega Kartika Sari, C. S. Utama","doi":"10.32530/jlah.v4i2.365","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v4i2.365","url":null,"abstract":"Litter broiler dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ruminansia karena kandungan nutrien yang masih baik. Penelitian bertujuan mengkaji produksi protein total dan kecernaan protein dari litter broiler fermentasi dengan lama inkubasi yang berbeda secara in vitro. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan lama inkubasi adalah T0 = fermentasi 0 minggu (0 hari), T1 = fermentasi 3 minggu (21 hari), T2 = fermentasi 6 minggu (42 hari), dan T3 = fermentasi 9 minggu (63 hari). Parameter penelitian meliputi produksi protein total dan kecernaan protein litter broiler. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan lama fermentasi yang berbeda memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap produksi protein total dan kecernaan protein kasar. Produksi protein total litter broiler berturut-urut T0, T1, T2, dan T3 adalah 666 mg/g, 822 mg/g, 914 mg/g, dan 934 mg/g. Kecernaan protein litter broiler berturut-urut T0, T1, T2, dan T3 adalah 47%, 51,3%, 53,2% dan 53%. Kesimpulan dari penelitian adalah semakin lama inkubasi litter broiler fermentasi meningkatkan produksi protein total dan kecernaan protein. Fermentasi litter broiler terbaik pada lama inkubasi 6 minggu.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127585578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengolahan Rumput Laut Turbinaria murayana (Phaeophyceae) dengan Teknologi Fermentasi Menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) Sebagai Bahan Pakan Unggas","authors":"Sepri Reski, Linda Suhartati, M. E. Mahata","doi":"10.32530/jlah.v4i2.388","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v4i2.388","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan rumput laut Turbinaria murayana (Phaeophyceae) dengan teknologi fermentasi menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) berbeda sebagai bahan pakan unggas. Materi yang digunakan yaitu rumput laut jenis Turbinaria murayana yang diambil dari Pantai Sungai Nipah Kabupaten Pesisir Selatan dan MOL sebagai inokulum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Perlakuan berupa fermentasi menggunakan MOL berbeda yaitu tanpa MOL (kontrol), MOL rebung, MOL nasi, MOL buah, MOL sayur, dan MOL bonggol pisang. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam, Jika terdapat perbedaan antar perlakuan, diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi Turbinaria murayana menggunakan MOL berbeda berpengaruh sangat nyata (P?0,01) terhadap bahan kering, serat kasar, protein kasar, dan berpengaruh tidak nyata (P?0,05) terhadap lemak kasar. Pengolahan Turbinaria murayana dengan Teknologi fermentasi menggunakan MOL berbeda yang terbaik terdapat pada perlakuan menggunakan MOL buah dengan kandungan nutrien 93,76% bahan kering, 9,46% serat kasar, 22,56% protein kasar, dan 1,53% lemak kasar.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127793265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Komparasi Karakter, Kapasitas dan Modal Peternak Terhadap Tingkat Kelancaran Mengulirkan Ternak Pola Gaduhan Ternak Sapi Pemerintah","authors":"Radhiati Rahmi, Afriani Harahap, F. Firmansyah","doi":"10.32530/jlah.v4i2.445","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v4i2.445","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakter, kapasitas dan modal yang dimiliki peternak dan tingkat kelancaran dalam mengembalikan ternak sapi antara pola gaduhan ternak sapi pemerintah daerah antara Kabupaten Tebo dengan Merangin. Penelitian ini dilakukan pada 2 Kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Merangin dan Tebo. Adapun metode penelitian adalah metode survei dengan teknik penarikan sampel adalah Stratified Random Sampling yaitu : Strata I adalah pola gulir anak, dan Strata II adalah pola gulir induk, serta Strata III adalah model yang lain. Untuk mengetahui perbedaan menggunakan uji beda. Terdapat perbedaan karakter peternak dan modal yang dimiliki peternak pada pola gaduhan ternak sapi pemerintah daerah antara Kabupaten Tebo dengan Merangin, sedangkan pada kategori kapasitas peternak di Kabupaten Tebo dan Kabupaten Merangin dapat dikatakan sama. Tingkat kelancaran pengguliran ternak pada pola gaduhan ternak sapi di Kabupaten Tebo lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Merangin.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132790618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Kombinasi Inokulum dan Waktu Fermentasi terhadap Kandungan Nutrien Campuran Bungkil Inti Sawit dan Onggok","authors":"D. N. Edi, Osfar Sjofjan","doi":"10.32530/jlah.v4i2.354","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v4i2.354","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kombinasi inokulum dan waktu fermentasi terhadap kandungan nutrien campuran bungkil inti sawit dan onggok. Metode yang digunakan adalah penelitian dengan rancangan acak lengkap pola tersarang. Kombinasi inokulum terdiri dari Bacillus sp., Trichoderma sp., dan Cellulomonas sp. dengan empat rasio berbeda yaitu 1:1:1 (I1), 2:1:1 (I2), 1:2:1 (I3), dan 1:1:2 (I4). Waktu fermentasi terdiri dari empat perlakuan yaitu 0 (W0), 36 (W1), 72 (W2), 108 (W3), dan 144 jam (W4). Variabel yang diamati adalah kandungan bahan organik (BO), protein kasar (PK), protein terlarut (PT), gula reduksi (GR), neutral detergent fiber (NDF), dan acid detergent fiber (ADF). Data dianalisis menggunakan analisis variansi dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi inokulum memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap BO, PK, PT, GR, NDF, dan ADF. Lama fermentasi memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap BO, PK, PT, GR, NDF dan ADF. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kombinasi inokulum tidak berpengaruh terhadap kandungan nutrien campuran bungkil inti sawit dan onggok. Lama fermentasi yang menghasilkan kandungan nutrien campuran bungkil inti sawit dan onggok paling optimal adalah 144 jam.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134359343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
C. A. Artdita, Nurul Hidayah, F. Lestari, Yohanes Wawan Budiyanto, Muhammad Fatan Hidayatullah, Desyah Rahmayanti
{"title":"Faktor Risiko Kejadian Mastitis pada Kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelompok Ternak Tirto, Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta","authors":"C. A. Artdita, Nurul Hidayah, F. Lestari, Yohanes Wawan Budiyanto, Muhammad Fatan Hidayatullah, Desyah Rahmayanti","doi":"10.32530/jlah.v4i2.300","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v4i2.300","url":null,"abstract":"Kelompok Ternak Tirto merupakan salah satu peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) yang cukup besar dan berada di wilayah Kulonprogo, Yogyakarta. Kambing Peranakan Etawah dikembangbiakkan untuk produksi susu. Intra Mammary Infection (IMI) atau mastitis, khususnya mastitis subklinis, merupakan salah satu penyakit yang menurunkan produksi susu kambing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya mastitis subklinis pada kambing PE di Kelompok Ternak Tirto tersebut. Data faktor risiko dikumpulkan menggunakan kuesioner. Metode kuesioner berupa wawancara langsung kepada 19 peternak anggota kelompok ternak ini dan observasi pada saat dilakukan kegiatan pemerahan. Faktor risiko pada kambing PE ditentukan dengan menggunakan odds ratio (OR). Faktor risiko yang berhubungan positif dengan mastitis subklinis pada kambing PE kelompok tani Tirto di Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta adalah kebersihan kandang (OR = 1,2) dan pembersihan ambing (OR = 8,6), sedangkan faktor risiko lainnya adalah asosiasi negatif.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123203767","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}