Buletin Penelitian Kesehatan最新文献

筛选
英文 中文
Keterkaitan Asupan Makanan dan Sedentari dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Da sar di Kota Banda Aceh 食品摄入量和营养不良与班达亚齐市儿童肥胖事件的关系
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2019-06-19 DOI: 10.22435/BPK.V47I1.579
Agus Hendra Al Rahmad
{"title":"Keterkaitan Asupan Makanan dan Sedentari dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Da sar di Kota Banda Aceh","authors":"Agus Hendra Al Rahmad","doi":"10.22435/BPK.V47I1.579","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V47I1.579","url":null,"abstract":"Prevalence of obesity among children aged 6-14 years in Aceh Province was 5.9%. The high prevalencecontinues to increase from 2007 to 2013. The purpose of the study was to measure the effect of fiber intake,snack foods and sedentary on the prevalence of obesity in elementary school children. Case-controldesign research was conducted in August - September 2017 with a sample of 84 children. Data collectionwas conducted through interviews with parents and observations using the GPAQ questionnaire, 24-hour recall, and anthropometric mesurements. The results showed that food intake from daily snacks(p=0.001 and OR=5) and fiber intake (p=0.017 and OR=3.3) were associated with the incidence ofobesity (p<0.05), while breakfast was not significant. Sedentary showed a significant relationship withthe prevalence of obesity in elementary school children (p=0.002 and OR=4.6). The study concluded thatthe risk of primary school children to get obese was five times caused relatedwith byfood intake fromunhealthy snacks and 3,3 times due to low fiber intake, and 4.6 times caused by sedentary. \u0000Keywords: fiber intake, snacks food, obesity, sedentary \u0000Prevalensi obesitas pada anak 6-14 tahun di Provinsi Aceh sebesar 5,9%. Prevalensi obesitas tersebutterus meningkat sejak tahun 2007 sampai 2013. Obesitas pada anak mencapai 7,3%, dan meningkat9,5% pada tahun 2015. Beberapa hasil penelitian menguatkan pergeseran pola konsumsi pangan sepertirendahnya konsumsi serat dan tingginya konsumsi makanan jajanan cepat saji, serta perubahan gayahidup termasuk sedentari lifestyle diduga sebagai faktor pemicu tingginya obesitas pada anak usia 6-14tahun. Tujuan penelitian untuk mengukur hubungan antara asupan serat, makanan jajanan dan sedentariterhadap kejadian obesitas pada anak sekolah dasar. Penelitian dengan disain case-control dilakukan padabulan Agustus – September 2017 dengan sampel anak sekolah dasar sebanyak 84 orang. Pengumpulandata dilakukan melalui wawancara kepada anak dan responden didukung observasi aktivitas anakmenggunakan kuesioner GPAQ, Recall 24 jam, dan pengukuran antropometri. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa asupan makanan dari jajanan sehari (p= 0,001, OR= 5 pada 95% CI: 1,98-12,64)dan konsumsi serat (p= 0,017, OR= 3,3 pada 95% CI: 1,33-1,82) berhubungan dengan kejadian obesitas(p < 0,05), sedangkan sarapan pagi tidak signifikan. Sedentari menunjukkan hubungan bermakna dengankejadian obesitas pada anak sekolah dasar (p= 0,002, OR= 4,6 pada 95% CI: 1,81-11,58). Kesimpulan,kejadian obesitas pada anak sekolah dasar disebabkan sebesar 5,0 kali oleh asupan makanan dari jajananyang tidak sehat dan 3,3 kali akibat rendahnya konsumsi serat, serta sedentari yang tidak baik berisikosebesar 4,6 kali terhadap kejadian obesitas. \u0000Kata kunci: asupan serat, makanan jajanan, obesitas, sedentari","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90422847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 18
Spoligotyping, Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat TB dan Faktor Risiko Penularan Tuberkulosis Paru di Kota Jayapura Spoligotyping,结核病抗药性结核病以及在Jayapura感染肺结核的风险因素
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2019-06-19 DOI: 10.22435/BPK.V47I1.18
Hana Krismawati, Antonius Oktavian, L. Chaidir, E. Natalia, Melda Suebu, Oktovianus Karapa
{"title":"Spoligotyping, Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat TB dan Faktor Risiko Penularan Tuberkulosis Paru di Kota Jayapura","authors":"Hana Krismawati, Antonius Oktavian, L. Chaidir, E. Natalia, Melda Suebu, Oktovianus Karapa","doi":"10.22435/BPK.V47I1.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V47I1.18","url":null,"abstract":"Identification of the Mycobacterium tuberculosis strain found in pulmonary tuberculosis patients in Jayapura using Spolygotyping was carried out Patients with pulmonary tuberculosis are taken as an index case. Sputum samples were taken to be diagnosed with Acid Fast Staining and to culture M. tuberculosis bacteria using Lowensten Jansen solid media, Ogawa solid media and Mycobacterium Growth Indicator Tube liquid media. The patient's home visit was conducted to determine the environmental conditions of the patient's residence, interview the close contacts and test the bacterial infection M. tuberculosis in close contact cases using the Mantoux test. A thorax radiology of close contacts was carried out in the hospital's radiology unit. The results of spolygotyping showed 8%sputum samples M. tuberculosis of Beijing strain, while the rest are M. tuberculosis non Beijing strains. Among the 46 of Non-Beijing strains, the type U (likely S) is most transmitted by tuberculosis patients to their close contacts, which is as much as 6%. This study confirms the factors that influence tuberculosis transmission are the sleeping location of close contacts with the patients, the frequency of meetings that occur at least once or more in a day, density of house occupants and the presence of clinical symptoms of TB. Drugs Resistance Susceptibility test results showed that 12 patients were resistance to TB drugs and one of them was MDR TB from strain LAMP. \u0000Key words : tuberculosis transmission, Spolygotyping, tuberculosis, Jayapura, drugs resistance \u0000  \u0000Abstrak \u0000Identifikasi galur Mycobacterium tuberculosis yang ditemukan pada penderita tuberculosis paru di Jayapura telah dilakukan dengan menggunakan Spoligotyping Penderita tuberkulosis paru diambil sebagai kasus indeks. Sampel sputum juga diambil untuk didiagnosis dengan pengecatan Basil Tahan Asam dan kultur bakteri M.tuberculosis yang dilakukan pada media padat Lowensten Jansen, media padat Ogawa serta media cair Mycobacterium Growth Indicator Tube. Ekstraksi DNA dilakukan pada koloni Mycobacterium tuberculosis untuk dilakukan analisis spoligotyping. Kunjungan rumah pasien dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan tempat tinggal pasien, mewawancara kontak kasus dan melakukan skrining infeksi bakteri M.tuberkulosis pada kasus kontak menggunakan tes Mantoux. Foto dada pada kontak kasus selanjutnya dilakukan di unit radiologi rumah sakit. Hasil spoligotyping menunjukkan 8% (4/50) sampel sputum penderita tuberkulosis adalah M.tuberculosis galur Beijing, sedangkan sisanya adalah M.tuberculosis galur Non Beijing. Dari 46 galur Non-Beijing, tipe U (likely S) paling banyak ditransmisikan oleh penderita tuberculosis pada kontaknya yaitu sebanyak 6% (3/50). Penelitian ini mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi tuberkulosis meliputi lokasi tidur kontak kasus yang serumah dengan penderita, frekuensi pertemuan yang terjadi sedikitnya sekali atau lebih dalam sehari, kondisi rumah padat penghuni dan adany","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74899269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Gambaran Penyebab Kematian Utama di Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat 2011
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2019-06-19 DOI: 10.22435/BPK.V47I1.169
Kristina Kristina, Lamria Pangaribuan, Hendrik Hendrik
{"title":"Gambaran Penyebab Kematian Utama di Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat 2011","authors":"Kristina Kristina, Lamria Pangaribuan, Hendrik Hendrik","doi":"10.22435/BPK.V47I1.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V47I1.169","url":null,"abstract":"AbstractDeath can be caused by a number of diseases such as infectious diseases, disease not causing injury. Thepattern of death and cause of death is one indicator used to assess health programs. Objective: to findout the images of the causes and causes of death in 2011 in Bekasi Regency. Methods: Articles are thesubsequent analysis of the study of the Health Control Model Based on Death Registrations and Causesof Death in 12 Districts / Cities in Indonesia. The method is an analysis of national agriculture in 2011.Population: all death events in Bekasi Regency. Samples: deaths of residents of Bekasi Regency who diedin 2011. Instruments used: 1) AV1 Questionnaire, to collect information on perinatal deaths, namely fetal/ infant mortality with a womb age of more than 22 weeks until the age of 6 days and advanced neonataldeaths, 7 days old infants up to 27 days. 2). The AV2 questionnaire, collected information on death,aged 28 days and five years, 5 years. 3) AV3 Questionnaire, collect the 5-year death report above andthe Death Cause Information Form (FKPK). Results: The number of deaths obtained in 2011 was 5,011deaths. As many as 82.7% of deaths were at home and 15.6% were hospitalized. Most deaths were in men(56.1%) compared to women (43.9%). The cause of death due to adolescents is not higher (61.4%) thanother causes. Space deaths increase sharply in the group 65 years and above. The cause of stroke wasdeath in Bekasi Regency in 2011. Conclusion: The main causes of the age group IUFD + 0-6 days werepremature. Diarrhea is the leading cause of death in the age group 29 months -4 years. TB is the leadingcause of death in women and number two in men aged 15-44 years. Stroke is the leading cause of deathin the age group 55-64 years, 65 years and over and in men aged 45-54 years. \u0000Keywords: death, stroke, cause of death, primary \u0000AbstrakKematian dapat disebabkan beberapa hal seperti penyakit menular, penyakit tidak menular maupun karenakecelakaan. Pola kematian dan penyebab kematian merupakan salah satu indikator yang digunakanuntuk menilai program kesehatan.Tujuan:mengetahui gambaran kematian dan penyebab kematian utamatahun 2011 di Kabupaten Bekasi. Metode:Artikel ini merupakan hasil analisis lanjut dari studi ModelPengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian di 12 Kabupaten/Kotadi Indonesia. Metode studi merupakan analisis regresi kematian tahun 2011. Populasi: semua kejadiankematian di Kabupaten Bekasi. Sampel: kematian penduduk Kabupaten Bekasi yang meninggal tahun2011. Instrumen yang digunakan: 1) Kuesioner AV1, untuk mengumpulkan informasi kematian perinatalyaitu kematian janin/bayi dengan umur kandungan lebih dari 22 minggu sampai dengan umur 6 hari dankematian neonatal lanjut, bayi berumur 7 hari sampai dengan 27 hari. 2). Kuesioner AV2, mengumpulkaninformasi kematian bayi berumur 28 hari sampai dibawah 5 tahun. 3) Kuesioner AV3, mengumpulkaninformasi kematian berusia 5 tahun keatas dan Formulir Keterangan Penye","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78487791","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Gambaran Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Berbasis Komunitas di Kota Bogor 描述茂物市社区心理健康服务的努力
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2019-06-01 DOI: 10.22435/BPK.V47I1.456
Indri Yunita Suryaputri, N. Utami, Rofingatul Mubasyiroh
{"title":"Gambaran Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Berbasis Komunitas di Kota Bogor","authors":"Indri Yunita Suryaputri, N. Utami, Rofingatul Mubasyiroh","doi":"10.22435/BPK.V47I1.456","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V47I1.456","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Mental health care services need to be integrated, starting from the central level to the basic level (Puskesmas) so it can develop community mental health care services. This study was conducted to find out more details about mental health care services in the city of Bogor. This study is part of the study of Mental Health in several parts of Indonesia which is carried out by cross sectional design through a qualitative approach. The informants are the mental health programmer in West Java Provincial Health Office, Bogor City Health Office, Health Centers in Bogor city, and a psychiatrist at the Marzoeki Mahdi Hospital (RSMM). The variables excavated include promotive, preventive, curative and rehabilitative efforts in mental health program. Data were analyzed thematically according to interview results. The results of the study show that mental health promotion efforts are carried out through socialization of mental health in the community and also in schools, while for preventive efforts, including mentoring the patient's family, searching mental health patients who are shackled, early detection of mental disorders, screening for people with mental disorder (ODGJ) in the community, formation of a mental alert village and 2 minutes screening method at the Puskesmas. Curative efforts were carried out through referral policies of mental health patients (health facilities level 1) can be directly to RSMM (health facilities level 3) and allowed Puskesmas to provide mental medication, while rehabilitative efforts were carried out by striving for a law that supports ODGJ to be able to work across sectors, psychosocial rehabilitation conducted in RSMM and the self-help group program in the Puskesmas. \u0000Keywords : mental health; community; services; \u0000Abstrak \u0000Upaya pelayanan kesehatan jiwa perlu dilakukan secara terintegrasi mulai dari tingkat pusat hingga Pelayanan kesehatan tingkat dasar (Puskesmas) sehingga terbentuk layanan kesehatan jiwa komunitas. Studi ini dilakukan untuk mengetahui lebih rinci mengenai pelayanan kesehatan jiwa di Kota Bogor. Studi ini merupakan bagian dari studi Kesehatan Jiwa di beberapa wilayah Indonesia yang dilakukan dengan disain potong lintang melalui pendekatan kualitatif.  Informan ialah pemegang program jiwa di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Puskesmas di Kota Bogor, serta psikiater di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM). Variabel yang digali meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam program kesehatan jiwa. Data dianalisis secara tematik sesuai dengan hasil wawancara. Hasil studi menunjukkan upaya promosi kesehatan jiwa dilakukan dengan sosialisasi kesehatan jiwa di masyarakat dan juga di sekolah, untuk usaha preventif antara lain pendampingan keluarga pasien, pencarian pasien pasung, deteksi dini gangguan jiwa, penjaringan ODGJ di masyarakat, pembentukan kelurahan siaga jiwa serta metode skrining 2 menit di Puskesmas. Upaya kuratif yang dilakukan ialah ","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72672026","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
The Potensi Penyakit Tular Vektor Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/bpk.v46i4.38
Riyani Setiyaningsih
{"title":"The Potensi Penyakit Tular Vektor Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan","authors":"Riyani Setiyaningsih","doi":"10.22435/bpk.v46i4.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v46i4.38","url":null,"abstract":"Pangkajene and Kepulauan Islands is one of the potential districts of vector-borne diseases because it is found variation species of mosquito previously known as disease vectors. The purpose of this research is to know the potential of transmission of malaria, dengue fever, chikungunya, filarisis and japanese encephalitis in Pangkajene and Kepulauan. Catching of mosquitoes is done in forest, non forest and coastal ecosystems. Methods colection of mosquito and larva refer to WHO Standart . The methods used were human landing collection, animal baited trap net, livestock feed, morning resting. The larva survey was conducted at the mosquito breeding place. Mosquitoes in pathogen detection in the laboratory using PCR. Based on the results of pathogen species inspection of a positive plasmodium are Anopheles vagus in a residential ecosystem near settlement, Anopheles subpictus in forest ecosystems near settlement and non forest remote settlement, Anopheles barbirostris in near and remote forest ecosystems, Anopheles indifinitus in nearby forest ecosystems and non-forest close settlement. Culex tritaeniorhynchus positive japanese encephalitis virus in non-forested residential ecosystem. No positive samples were found for dengue fever virus, chikungunya and filariasis, but found mosquitoes based on previous studies into dengue fever vector, chikungunya, and filariasis. Pangkajene and Kepulauan Islands have the potential to spread infectious disease of malaria, dengue hemorrhagic fever, chikungunya, filariasis and japanese encephalitis.","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90552642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
STUDI ETNOFARMAKOLOGI TANAMAN OBAT UNTUK PENYAKIT UROLITHIASIS DI SUMATERA INDONESIA 印度尼西亚苏门答腊的紫锂离子病毒学研究
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/bpk.v46i4.436
Ulfatun Nisa
{"title":"STUDI ETNOFARMAKOLOGI TANAMAN OBAT UNTUK PENYAKIT UROLITHIASIS DI SUMATERA INDONESIA","authors":"Ulfatun Nisa","doi":"10.22435/bpk.v46i4.436","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v46i4.436","url":null,"abstract":"Tingginya insiden penyakit batu saluran kemih di Sumatera mendorong perkembangan tanaman obat sebagai antiurolithiasis. Beberapa tanaman obat dapat digunakan untuk mengobati sakit pinggang yang disertai disertai gangguan saluran kemih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data tanaman obat yang dipraktekkan oleh pengobat tradisional (batra) untuk urolitiasis di Sumatera dan mengevaluasi khasiat dan keamanannya melalui tinjauan pustaka. Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross sectional yang termasuk identifikasi tanaman dan tinjauan pustaka dalam  menilai khasiat dan keamanan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 69 spesies termasuk dalam 34 famili digunakan untuk urolitiasis oleh pengobat tradisional di Sumatera. Famili Zingiberaceae adalah yang paling banyak digunakan oleh pengobat tradisional. Orthosiphon aristatus (Bl.) Miq, Sericocalyx crispus (L.) Bremek dan Imperata cylindrica (L.) Raeusch adalah spesies tanaman yang paling sering digunakan dalam pengobatan batu ginjal. Bagian yang paling banyak digunakan oleh batra adalah daun dan kulit kayu. Melalui tinjauan pustaka menjelaskan bahwa tanaman tersebut memiliki efek farmakologis untuk urolitiasis dan aman digunakan. \u0000 ","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89196638","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
UNIT COST RAWAT INAP BERDASARKAN GOLONGAN SEBAB PENYAKIT PADA 84 RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2016
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/bpk.v46i4.1070
M. Wahidin
{"title":"UNIT COST RAWAT INAP BERDASARKAN GOLONGAN SEBAB PENYAKIT PADA 84 RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2016","authors":"M. Wahidin","doi":"10.22435/bpk.v46i4.1070","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v46i4.1070","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Metode pambayaran di Rumah Sakit (RS) saat ini menggunakan tarif INA CBGs yang didasarkan pada perhitungan unit cost. Berdasarkan Riset Pembiayaan Kesehatan (RPK) tahun 2016, diperoleh informasi umum unit cost (rawat inap) tetapi belum memperlihatkan distribusi menurut golongan sebab penyakit. Tujuan kajian ini untuk mengetahui besar unit cost rawat inap berdasarkan golongan sebab penyakit pada RS BLU/BLUD di Indonesia. Desain kajian adalah cross sectional dengan analisis deskriptif dan analitik secara kuantitatif. Data bersumber data sekunder RPK tahun 2016 berasal dari 84 RS BLU/BLUD, yaitu 9  RS kelas A, 37 RS kelas B, dan 38 RS kelas C. Kajian dilaksanakan pada November – Desember 2017. Pengolahan dan analisis data menggunakan software pengolah data statistik, sedangkan uji perbedaan unit cost yang dilakukan dengan Uji Median dengan derajat kemaknaan (α) 0,05. Hasil kajian menunjukkan bahwa Unit cost tertinggi adalah malaria (semua jenis) sebesar Rp 40.865.715, dan terendah adalah diare dan gastroenteritis (Rp 530.548). Unit cost rawat inap di RS kelas A secara umum lebih tinggi dari kelas B dan RS kelas C. Unit cost di RS kelas C secara umum lebih tinggi dari RS kelas B. Terdapat perbedaan unit cost antara kelas RS (A, B, dan C) untuk 15 golongan sebab penyakit yaitu demam Tifoid dan Paratifoid, Diare dan gastroenteritis, Tuberkulosis Paru, Demam berdarah dengue, Neoplasma ganas serviks uterus, Hipertensi esensial (primer), Penyakit Jantung Iskemik, Strok, Pneumonia, Bronkitis emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik, Gastritis dan duodenitis, Gagal ginjal, Penyulit kehamilan dan persalinan, Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan Multipel, Cedera intrakranial. Tidak terdapat perbedaan unit cost antara kelas RS (A, B, dan C) untuk 5 golongan sebab penyakit yaitu Malaria, Neoplasma ganas payudara, Anemia, Diabetes melitus, Penyakit sistem Kemih. Hasil kajian ini dapat menjadi masukan dalam penentuan besar tarif menurut golongan sebab sakit berdasarkan kelas RS. \u0000Latar Balakang \u0000            Metode pambayaran di Rumah Sakit (RS) saat ini menggunakan tarif INA CBGs yang berisi seluruh komponen sumber daya RS dalam pelayanan baik medis maupun non medis. Tarif tersebut telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2016 beserta perubahannya tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Besarnya tarif tersebut ditentukan melalui perhitungan yang komprehensif dari seluruh komponen pembiayaan (Kemenkes, 2016a, 2016b, 2017b). \u0000            Besar tarif pembiayaan pelayanan kesehatan hendaknya tidak kurang dari perhitungan biaya satuan (unit cost) sebenarnya dari seluruh pembiayaan yang diperlukan sehingga rumah sakit tidak merugi. Unit cost adalah seluruh biaya yang dibebankan dalam melaksanakan kegiatan produksi atau menghasilkan jasa atau kegiatan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk atau jasa yang dihasilkan (Supriyono, 2011). Unit cost didefinisikan sebagai has","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"73 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77711012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PERSEPSI PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT 门诊病人对医院服务质量的感知
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/bpk.v46i4.33
M. Lely, Tati Suryati
{"title":"PERSEPSI PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT","authors":"M. Lely, Tati Suryati","doi":"10.22435/bpk.v46i4.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v46i4.33","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000 Development in the health field today in addition to aiming for healing and recovery also to improve health and prevent the incidence of a disease in the community. The hospital is a place to provide health services for the community. The quality of health services can be seen from several perspectives: the perspective of the health care provider, the perspectives of the funder, the perspective of the owner of the health care facility and the patient's perspective. While patient satisfaction is the level of satisfaction experienced by patients after using health services. Quality of health services and customer satisfaction are the indicators of hospital service success. The purpose of this study was to know the description of patient satisfaction of referral of outpatient at District Hospital, Regional Hospital and Provincial Hospital. The study was conducted with cross sectional design, using questionnaire instrument. The respondent is an outpatient at the hospital who has finished receiving the service or finished treatment at the hospital, where if the patient age ≤ 15 years or difficult to communicate there must be a companion. Data retrieval is done by direct interviews to the patient or the patient's companion. The result of the research shows the description of satisfaction respondent/outpatient exit interview in the hospital that overall more than 80% of respondents /outpatient satisfied to service given in the hospital. Respondents/outpatients who work more satisfied than those who do not work, and non-PBI participants are more satisfied than the PBI participants. The conclusions of this study, most of the respondents / outpatients in hospitals are satisfied with the services provided by the hospital.   \u0000Keywords: outpatient perception, service quality, hospital","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"57 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76928680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
Faktor Risiko Potensial Reaksi Kusta Pada Etnis Asli di Dua Kantong Kusta – Papua 两袋麻风病对原民族麻风反应的潜在危险因素——巴布亚
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/bpk.v46i4.17
A. Antonius, Yuli Arisanti, Ratna Tanjung, Yunita Mirino
{"title":"Faktor Risiko Potensial Reaksi Kusta Pada Etnis Asli di Dua Kantong Kusta – Papua","authors":"A. Antonius, Yuli Arisanti, Ratna Tanjung, Yunita Mirino","doi":"10.22435/bpk.v46i4.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v46i4.17","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Papua and West Papua are two provinces in Indonesia with high rate of leprosy number. One of the problems in leprosy management is the emergence of leprosy reactions. The purpose of this study was to identified  potential risk factors affecting to leprosy reaction among indigenous people in two  leprosy pockets in Papua and West Papua. Cross-sectional studies were conducted in 10 months (February-November 2018) in Jayapura City and Bintuni District, by interview using questionnaire and physical examination. Successfully found 90 subjects of leprosy patients who are undergoing treatment and 18 subjects had experienced of leprosy reaction. Although no dominant potential risk factor was found, history of previous MDT consumption and  history of BCG immunization become potential factors. \u0000  \u0000Key words: reaction, leprosy, papua \u0000  \u0000Abstrak \u0000Papua dan Papua Barat merupakan dua provinsi di Indonesia dengan angka kejadian kusta yang tinggi. Salah satu masalah dalam penanganan kusta adalah timbulnya reaksi kusta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor risiko potensial yang berpengaruh pada reaksi kusta pada etnis asli di dua kantong kusta di Papua dan Papua Barat. Penelitian potong lintang dilakukan selama 10 bulan (Februari-November 2018) di Kota Jayapura dan Bintuni, menggunakan wawancara dengan kuisioner dan pemeriksaan fisik. Berhasil ditemukan 90 subyek pasien kusta yang sedang menjalani pengobatan dan 18 di antaranya pernah mengalami reaksi kusta. Meskipun tidak ditemukan faktor risiko potensial yang dominan, namun riwayat minum MDT sebelumnya dan riwayat tidak diimunisasi BCG menjadi faktor-faktor yang potensial. \u0000Kata kunci: reaksi,  kusta, papua","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"328 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77436542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
MODEL PENDEKATAN MULTISEKTOR UNTUK PENINGKATAN STATUS GIZI IBU DAN ANAK ETNIS MOLO DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
IF 0.1
Buletin Penelitian Kesehatan Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/bpk.v46i4.85
Ira Ummu Aimanah, Made Asri Budisuari, Eka Denis Machfutra
{"title":"MODEL PENDEKATAN MULTISEKTOR UNTUK PENINGKATAN STATUS GIZI IBU DAN ANAK ETNIS MOLO DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN","authors":"Ira Ummu Aimanah, Made Asri Budisuari, Eka Denis Machfutra","doi":"10.22435/bpk.v46i4.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v46i4.85","url":null,"abstract":"Status gizi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan balita yang berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan. Namun, etnis Molo di Desa Fatumnasi, Timur Tengah Selatan (TTS), masih menjalankan adat taskon yang berpotensi menurunkan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adat taskon merupakan serangkaian kegiatan bertujuan merawat ibu selama masa nifas yaitu pantangan terhadap makanan selama 40 hari dengan hanya memakan jagung bose, yang mempengaruhi pemenuhan gizi ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan memahami mengapa dan bagaimana masyarakat etnis Molo melaksanakan taskon dan menyusun model intervensi peningkatan status gizi ibu dan anak Etnis Molo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam terhadap ibu nifas, tokoh agama dan tokoh masyarakat etnis Molo pada April-Oktober 2017. Hasil menunjukkan taskon masih banyak dilakukan Marga Oematan, walaupun kini hanya dilakukan 4-8 hari pertama kelahiran. Adat ini turun temurun masih dilakukan karena masyarakat takut jika melanggar bisa mengalami sakit bahkan mengakibatkan kematian. Hasil observasi menggambarkan kondisi vegetasi Desa Fatumnasi dataran tinggi subur tetapi sedikit penduduk yang memanfaatkan potensi tersebut. Akses transportasi dan infrastruktur kurang mendukung dalam memasarkan hasil perkebunan. Mengatasi gizi buruk tidak bisa dilakukan sektor kesehatan sendiri, tetapi sektor lain yang terkait yaitu pertanian, peternakan dan kesehatan hewan. Model intervensi multisektor diharapkan bisa menekan kasus gizi buruk.","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91358081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信