Kusumiyati, W. Sutari, Arif Affan Wicaksono, Ade Risti Oktavia
{"title":"Improvement of Snap Beans Yield through the Application of N, P, K and Granule Organic Fertilizers on Inceptisols Soil","authors":"Kusumiyati, W. Sutari, Arif Affan Wicaksono, Ade Risti Oktavia","doi":"10.29244/jhi.11.3.174-182","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.11.3.174-182","url":null,"abstract":"Balanced organic and inorganic fertilization is expected to improve low nutrient on Inceptisols to increased snap bean production. The effect of the combination of N, P, K, and granule organic fertilizer on bean harvests was the purpose of this study. The parameters were leaf area index (LDA), shoot-root ratio, the weight of pods, pod length, pod diameter, percentage of the number of pods, marketable and unmarketable,and percentage of pods by quality class. The experiment was conducted in February to April 2016 at Ciparanje Experimental Farm, Faculty of Agriculture, Padjadjaran Univeristy, Jatinangor. The study was conducted using a randomized block design (RBD) with 10 treatments and 3 replications. The experimental results showed that N, P, K fertilizer and granule organic fertilizer (GOF) in the order of Inceptisols significantly affected the weight of pods. Application 50% of the dosage N, P, K fertilizer combined with 50% dosage of granule organic fertilizer resulted in a higher pod weight per plot, which reached 2 439.84 g. \u0000Keywords: an organic fertilizer, granule organic fertilizer, leaf area index, quality grade, shoot-root ratio,","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126395874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Effect of Different Shading Level on Growth and Plant Biomass Character of Dayak Union (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)","authors":"R. Ekawati, L. H. Saputri","doi":"10.29244/jhi.11.3.221-230","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.11.3.221-230","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat naungan yang berbeda terhadap karakter pertumbuhan dan biomassa tanaman bawang Dayak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga September 2020 (5 bulan) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan berbagai tingkat naungan yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu tanpa naungan (0%), naungan 55%, dan naungan 75%. Perlakuan diulang lima kali sehingga terdapat 15 satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 tanaman sehingga total terdapat 150 tanaman. Pengamatan dilakukan pada suhu dan kelembaban udara, umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan komponen biomassa tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian naungan 55% dan 75% menghasilkan tinggi tanaman dan luas daun bawang Dayak yang lebih tinggi dan luas dibandingkan tanpa naungan. Naungan 75% memberikan tinggi tanaman 37.1% lebih tinggi, sedangkan naungan 55% memberikan luas daun 41.6% lebih luas dibandingkan tanpa naungan. Jumlah daun dan komponen biomassa tanaman tidak dipengaruhi oleh pemberian naungan. Bawang Dayak dapat ditanam di lahan dengan persentase naungan 55 – 75%. \u0000Kata kunci: Eleutherine palmifolia, intensitas cahaya rendah, keragaan, suhu","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115185388","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Maintaining the Quality of Salak Cultivar Madu with Aloe vera Gel – Beeswax Coating","authors":"E. Darmawati, P. Sari, Sutrisno Suro Mardjan","doi":"10.29244/jhi.11.3.157-165","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.11.3.157-165","url":null,"abstract":"Salak madu merupakan salak unggul yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dari salak pondoh, namun kelemahannya adalah kulit buah tipis, sisik besar, daging berair membuat salak madu mudah mengering. Teknologi coating berbahan Aloe vera yang dikombinasikan beeswax diharapkan dapat menjaga mutu buah salak selama proses penyimpanan. Tujuan penelitian adalah mengkaji aplikasi coating berbahan Aloe vera-beeswax pada salak madu. Salak madu yang digunakan berasal dari Sleman, Yogyakarta. Percobaan dilakukan dengan perlakuan kombinasi Aloe vera 30% dan beeswax 3% yang diaplikasikan dalam bentuk komposit (emulsi) dan bilayer. Hasil dari perlakuan dibandingkan dengan kontrol (tanpa coating). Semua sampel percobaan disimpan pada suhu ruang (27 oC - 28 oC). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak Lengkap 3 perlakuan (komposit, bilayer, kontrol). Variabel mutu yang diamati adalah kerusakan, kadar air daging, susut bobot, dan kecerahan kulit. Hasil kajian menunjukkan perlakuan coating berbahan Aloe vera yang dikombinasikan dengan beeswax dapat mempertahankan mutu buah salak madu hingga hari ke-8 dengan tingkat kerusakan sebesar 32.38%, sedang pada kontrol mencapai 55.24%. Aplikasi dalam bentuk komposit menghasilkan mutu yang lebih baik dibandingkan bilayer pada susut bobot dan kecerahan kulit sedang variable mutu lainnya tidak berbeda nyata. Coating salak madu menggunakan Aloe vera-beeswax terbaik adalah dalam bentuk komposit (emulsi) dengan metode celup. \u0000Kata kunci: bilayer, emulsi, metode celup, suhu ruang.","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128600675","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Yield and Quality of Tomatoes On the Giving of Mikotricho and N-P-K Fertilizer","authors":"E. Rokhminarsi, Darini Sri Utami, Begananda","doi":"10.29244/jhi.11.3.192-201","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.11.3.192-201","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian adalah mengkaji pemberian pupuk hayati Mikotricho dan pupuk N-P-K terhadap hasil dan kualitas tomat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2020. Penelitian berupa percobaan faktorial di screenhouse. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Mikotricho yaitu 10 g, 30 g, dan 50 g tanaman-1. Faktor kedua adalah pengurangan dosis pupuk N-P-K yaitu pengurangan 0%, 25%, 50% dari dosis anjuran dan kontrol (tanpa pupuk Mikotricho dan tanpa pupuk N-P-K). Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk mikotricho pada budidaya tomat dapat meningkatkan volume buah dan hasil buah tanaman-1 pada dosis 30 g tanaman-1 dan tanpa pegurangan pupuk N-P-K yang berupa urea, SP-36 dan KCl dari dosis anjuran. Pada jumlah buah tanaman-1, aplikasi pupuk mikotricho dosis 30 g tanaman-1 dapat meningkat dengan pengurangan dosis N-P-K sebanyak 25%. Aplikasi pupuk mikotricho pada dosis 30 g tanaman-1 juga dapat meningkatkan kandungan vitamin C dan mengurangi pupuk N-P-K hingga 25%, sedangkan kadar gula dalam buah meningkat pada pemberian pupuk mikotricho dosis 10 g tanaman-1. \u0000Kata kunci: mikoriza, produksi, sayuran, trichoderma","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126650561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Anatomical Characteristics of Roots and Stems of Citrus Rootstock as Parameter for Estimating of Rimau Gerga Lebong (RGL) Mandarin Citrus Vigor","authors":"F. Yulianti, A. Adiredjo, L. Soetopo, S. Ashari","doi":"10.29244/jhi.11.3.166-173","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.11.3.166-173","url":null,"abstract":"Vigor tanaman jeruk dipengaruhi oleh batang bawah yang digunakan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan korelasi antara karakter anatomi akar dan batang terhadap tinggi tanaman jeruk batang bawah dan mendapatkan variabel prediksi vigor tanaman jeruk keprok RGL. Penelitian dilaksanakan di KP-Tlekung, Balitjestro mulai bulan Juni 2019 – Maret 2020. Penelitian menggunakan batang bawah JC, Citrumelo dan Kanci dengan batang atas jeruk keprok RGL. Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok, lima kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan JC dan Citrumelo sama dan lebih tinggi dibandingkan Kanci. Ketiga jenis batang bawah memiliki karakter anatomi yang berbeda. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa karakter persentase dan luas pembuluh xylem baik pada akar maupun batang berkorelasi positif terhadap tinggi tanaman batang bawah. Batang bawah kanci memiliki persentase dan luas pembuluh paling kecil. Batang bawah JC memiliki persentase xylem dan rata-rata luas pembuluh xylem tertinggi baik pada irisan melintang akar maupun batang. Batang bawah Citrumelo memiliki densitas pembuluh xylem/mm2 tertinggi. Hasil evaluasi pada tanaman jeruk keprok RGL umur tiga tahun menunjukkan bahwa batang bawah JC dan Citrumelo menyebabkan tinggi tanaman dan volume kanopi lebih tinggi dibandingkan pada batang bawah Kanci. Karakter persentase dan luas pembuluh xylem dapat digunakan sebagai parameter penduga vigor tanaman jeruk RGL. \u0000Kata kunci: Jeruk batang bawah, jeruk keprok RGL, karakter anatomi, xylem, vigor","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115982505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Duta Berlintina, A. Karyanto, Rugayah, K. F. Hidayat
{"title":"Effects of Organic Matters as Source of the Plant Growth Regulator on Seedling Growth of Mangosteen (Garcinia mangostana L.)","authors":"Duta Berlintina, A. Karyanto, Rugayah, K. F. Hidayat","doi":"10.29244/JHI.11.2.110-119","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JHI.11.2.110-119","url":null,"abstract":"Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah yang memiliki potensi cukup tinggi di pasaran dibandingkan dengan buah tropis lainnya, namun produksi manggis masih sangat rendah. Kendala utama dalam budidaya tanaman manggis yaitu lambatnya pertumbuhan tanaman manggis akibat minimnya akar–akar lateral, khususnya tanaman manggis asal biji, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mempercepat pertumbuhan seedling manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan seedling manggis dengan penggunaan zat pengatur tumbuh alami ekstrak bawang merah dan ekstrak kecambah dengan frekuensi pemberian yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2018 hingga Maret 2019. Perlakuan disusun secara faktorial (2x3) dalam rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah jenis ekstrak bawang merah dan kecambah, sedangkan faktor kedua adalah frekuensi pemberian 1, 2, dan 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan dilakukan pemisahan nilai tengah dengan uji orthogonal kontras pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik sumber ZPT frekuensi satu kali lebih baik dalam meningkatkan bobot basah seedling manggis dibandingkan frekuensi dua atau tiga kali dengan selisih bobot 0.47 g (12.71%). Perkembangan akar seedling manggis akan meningkat apabila diberi perlakuan ekstrak kecambah dengan frekuensi satu kali, tetapi apabila yang digunakan ekstrak bawang merah maka frekuensi pemberian dua atau tiga kali.","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128797193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Comparative analysis of Genetic Diversity among Pod Vegetables Genetic Resources Potential in Indonesia Revealed by ISSR Markers","authors":"Ria Rif’atunidaudina, Sobir, A. Maharijaya","doi":"10.29244/jhi.10.3.161-172","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.10.3.161-172","url":null,"abstract":"Cowpea (Vigna unguiculata ssp unguiculata), yardlong bean (Vigna unguiculata ssp sesquipedalis), Bambara groundnut (V.subterranea), lima bean (Phaseolus lunatus), bush bean (P. vulgaris), jack bean (Canavalia ensiformis), velvet bean (Mucuna pruriens) and winged bean (Psophocarpus tetragonolobus) are the important pod vegetable of the legume crop in Indonesia. These crops have a high economic and nutritional value. Its dry seeds are rich in proteins just like soybeans that can support human health and future food supply. The genetic diversity among different pod vegetables is not very well known. The objectives of this research were to determine the genetic relationships among different pod vegetable species based on ISSR markers. 32 accessions were analyzed by 11 ISSR primers. The result showed that the ISSR marker generated 80 DNA band with the polymorphism rate of 100% and the informative primers were PKBT 3 and PKBT 6. The result of cluster analysis and PCA analysis grouped all 32 accessions of the vegetable pod into eight clusters, indicating that the majority of the accession of a given species tend to group. Gower's similarity coefficient among all accessions varied from 0.425 to 0.988, and from 0.444 to 0.700 at the species level. The ISSR markers revealed the close relatedness between V. subterranea - C. ensiformis species, while the greatest distance was found between the P. vulgaris - M. pruriens species. Such a determination of relatedness is useful for a better understanding of the relationships among different pod vegetable species, which are generally considered to be a complex group with high phenotypic variability. \u0000 \u0000Keywords: clustering, genetic distance, polymorphism, pulses, similarity coefficient","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124647736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Estimasi Ragam, Jumlah Kelompok Gen Pengendali Karakter dan Heritabilitas Hasil Tomat di Dataran Rendah","authors":"Helfi Eka Saputra, Dwi Wahyuni Ganefianti, Umi Salamah, Y. Sariasih, Nico Dwi Ardiansyah","doi":"10.29244/jhi.10.2.112-118","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.10.2.112-118","url":null,"abstract":"Persilangan merupakan salah satu teknik untuk memperluas keragaman genetik. Tujuanpenelitian adalah untuk mengestimasi keragaman genetik, heritabilitas dan jumlah kelompok genpengendali karakter hasil dan komponen hasil tomat pada populasi F2 persilangan TMU-1 x TMU-2di dataran rendah. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kandang Limun, Kota Bengkulu denganketinggian 10 m dpl (dataran rendah) dari bulan April sampai Oktober 2016. Estimasi keragamangenetik, heritabilitas dan jumlah kelompok gen pengendali karakter ditentukan berdasarkan nilaitengah dan ragam pada populasi. Hasil penelitian menunjukkan semua karakter yang diuji memilikijumlah kelompok gen pengendali sebanyak satu gen. Karakter yang dikendalikan oleh satu gendiharapkan fiksasi gen-gen akan cepat tercapai pada beberapa siklus awal seleksi. Delapan karaktermemiliki heritabilitas tinggi. Masing-masing karakter dan heritabilitasnya adalah umur berbunga(52.90%), jumlah buah per tanaman (92.99%), panjang buah (77.10%), diameter buah (71.76%),jumlah rongga buah (85.68%), tebal daging buah (73.05%), padatan total terlarut (89.77%) dan bobotbuah per tanaman (65.19%).Kata kunci: dataran rendah, heritabilitas, jumlah kelompok gen, keragaman, komponen hasil","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"181 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114967553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Persiapan Lahan dan Penataan Lahan terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annum) di Lahan Gambut","authors":"Eni Maftuah, Afiah Hayati","doi":"10.29244/jhi.10.2.102-111","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.10.2.102-111","url":null,"abstract":"Lahan gambut berpotensi untuk dijadikan areal pengembangan tanaman cabai, namundiperlukan teknologi pengelolaan lahan yang tepat. Salah satu teknologi yang diperlukan adalahteknologi persiapan lahan tanpa bakar dan penataan lahan. Penelitian bertujuan untuk mempelajaripengaruh persiapan dan penataan lahan terhadap kesuburan, pertumbuhan dan hasil tanaman cabaimerah. Penelitian dilaksanakan di lahan gambut di desa Kalampangan, Kecamatan Sebangau, KodyaPalangkaraya, pada bulan Juni sampai Oktober 2017. Rancangan percobaan menggunakan Split Plotyang diulang 3 kali. Petak utama adalah jenis penataan lahan (U1= tanpa bedengan dan U2 = bedengantinggi 30 cm). Anak Petak adalah jenis persiapan lahan (A1= semprot, tebas, bakar, A2 = tebas,kompos, A3 = tebas, mulsa, A4 = tebas, kompos, mulsa plastik). Pengamatan meliputi tinggi tanamandan hasil tanaman cabai, pH tanah dan kadar P tersedia di tanah. Perlakuan yang memberikan hasilcabai tertinggi adalah perlakuan penataan lahan sistem guludan yang dikombinasikan dengan sistempersiapan lahan tebas, kemudian bahan dikomposkan+mulsa plastik, sedangkan hasil paling rendahpada perlakuan penataan lahan tanpa guludan pada sistem persiapan lahan tebas dan gulma digunakanuntuk mulsa. Hasil tanaman cabai di tanah gambut berhubungan dengan pH tanah dan konsentrasi Ptersedia di tanah.Kata kunci: mulsa plastik, sistem bedengan, tebas-bakar, tebas-kompos, tebas-mulsa","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124857135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Etik Wukir Tini, Prasmaji Sulistyanto, Gregorius Hadi Sumartono
{"title":"Aklimatisasi Anggrek (Phalaepnopsis amabilis) dengan Media Tanam yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Daun","authors":"Etik Wukir Tini, Prasmaji Sulistyanto, Gregorius Hadi Sumartono","doi":"10.29244/jhi.10.2.119-127","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jhi.10.2.119-127","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan mendapatkan media tanam dan konsentrasi pupuk daun yang paling tepatuntuk aklimatisasi anggrek Phalaepnopsis agar meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penelitiandilaksanakan November 2017 sampai Juni 2018 di rumah kasa. Rancangan percobaan yang digunakanRancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan dua factor perlakuan, faktor pertama adalah mediatanam (pakis, sabut kelapa, dan akar kadaka), dan faktor yang kedua adalah konsentrasi pupuk daun (tanpa diberi pupuk daun, pupuk daun dengan konsentrasi 1 g L-1, 2 g L-1, 3 g L-1). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa akar kadaka dapat meningkatkan pertambahan luas daun sebesar 19.2%dibandingkan pakis dan 26.67% dibandingkan sabut kelapa. Konsentrasi pupuk daun Greener 2 g L-1merupakan konsentrasi paling baik yang dapat meningkatkan pertambahan luas daun sebesar 78.31%dan pertambahan jumlah klorofil 25.58%. Kombinasi jenis media tanam dan konsentrasi pupuk belummeningkatkan pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis pada fase aklimatisasi.Kata kunci: akar kadaka, konsentrasi, pakis, pertumbuhan tanaman, sabut kelapa","PeriodicalId":410060,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura Indonesia","volume":"163 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128931000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}