{"title":"Analisis Implementasi Konsep Sustainable Design Pada Kawasan SCBD di Jakarta ( Studi Kasus : Gedung PUPR )","authors":"L. Azizah, Tessa Eka Darmayanti","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.551","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.551","url":null,"abstract":"Bangunan ramah lingkungan menjadi salah satu topik yang banyak diangkat sejak beberapa tahun lalu dikarenakan bangunan ramah lingkungan memiliki kontribusi dalam menahan laju pemanasan global dengan cara membenahi iklim mikro. Salah satu isu dalam pembangunan arsitektur berkelanjutan yaitu sejalan dengan pesatnya urbanisasi dan industrialisasi. Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat membuat pembangunan menjadi semakin marak dilakukan dan tanpa mereka sadari dalam pembangunan tersebut menimbulkan dampak negatif pada sisi lingkungan. Bangunan ramah lingkungan saat ini penting untuk dibahas mengingat semakin tingginya degradasi lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsep arsitektur berkelanjutan serta menganalisa konsep arsitektur berkelanjutan yang sudah diterapkan pada studi kasus. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kita terkait arsitektur berkelanjutan, dan para arsitek di Indonesia dapat berkontribusi besar dalam merancang bangunan yang ramah terhadap lingkungan.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"441 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124264017","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Penurunan Nilai Perpindahan Panas Menyeluruh Bangunan melalui Konfigurasi Desain Peneduh Efektif","authors":"Anisza Ratnasari, Imaniar Sofia Asharhani","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.521","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.521","url":null,"abstract":"Radiasi panas melalui bukaan menyumbang nilai yang cukup signifikan terhadap perpindahan panas bangunan. Komponen utama penentu radiasi panas tersebut adalah rasio bukaan terhadap dinding, faktor matahari dan koefisien peneduh. Menentukan desain perangkat peneduh yang tepat adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi panas ke bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan fenetrasi panas ke bangunan pada gedung Kampus 1 Universitas Pradita melalui konfigurasi desain peneduh. Untuk memperoleh nilai koefisien peneduh sebanyak 8 (delapan) desain, meliputi; peneduh horizontal, vertikal dan kombinasi disimulasikan menggunakan software Sketch Up. Analisis penurunan nilai perpindahan panas menyeluruh terhadap bangunan awal dilakukan dengan menerapkan 38 konfigurasi desain. Dari analisis diperoleh bahwa 22 dari 38 konfigurasi desain berpotensi menurunkan nilai menyeluruh panas ke bangunan. Dari 22 konfigurasi tersebut diperoleh bahwa konfigurasi peneduh horizontal, louvre horizontal dan louvre vertikal adalah yang peneduh yang paling efektif diantara desain lainnya dalam menurunkan nilai radiasi bukaan.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124020751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hidayat Hi. Muhammad, Aristolutus Ernst Tungka, Cynthia E. V. Wuisang
{"title":"Perwujudan Elemen Arsitektur Terhadap Aspek Kosmologis Rumah Adat Langkie Jiku Sorabi dan Sasadu","authors":"Hidayat Hi. Muhammad, Aristolutus Ernst Tungka, Cynthia E. V. Wuisang","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.532","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.532","url":null,"abstract":"Rumah adat di Indonesia merupakan jejak perjalanan sejarah arsitektur Indonesia yang pada perwujudannya dipengaruhi oleh berbagai aspek dalam menyelaraskan kehidupan manusia dengan alam. Aspek lainnya seperti tradisi, kepercayaan dan politik, membentuk suatu pemahaman kosmologis dalam perwujudan rumah adat di setiap komunitas adat. Penelitian dilakukan pada rumah adat Langkie Jiku Sorabi di Tidore dan rumah adat Sasadu suku Sahu di halmahera Barat yang merupakan bagian dari arsitektur Maluku Utara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perwujudan arsitektur masing-masing rumah adat, melalui tinjauan elemen arsitektur dan kaitannya terhadap aspek kosmologis. Hasil pada penelitian mengemukakan mengenai kedua rumah adat memiliki perbedaan mendasar pada perwujudan elemen arsitektur, hal ini didasari pada representasi kosmologis yang juga berbeda antar kedua meliputi pengaruh tradisi, kepercayaan dan penggambaran tentang alam semesta. Dalam hal lainnya, ditemukan beberapa kesamaan pada masing-masing rumah adat, yaitu pada pemaknaan kosmologis dalam konsepsi vertikal bangunan rumah adat.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117246984","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri, Anak Agung Gede Raka Gunawarman, Made Suryanatha Prabawa
{"title":"Transformasi dan Pola Spasial Permukiman Perajin Perak Tradisional di Desa Celuk, Gianyar","authors":"Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri, Anak Agung Gede Raka Gunawarman, Made Suryanatha Prabawa","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.576","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.576","url":null,"abstract":"Kawasan bermukim perajin perak tradisional di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar tidak dapat lepas dari pengaruh modernitas global maupun perkembangan alamiah penghuninya seperti terjadinya perubahan jumlah penduduk, profesi, kebiasaan/gaya hidup dan bahkan tata nilai. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa di Desa Celuk memiliki potensi dalam konteks tata nilai arsitektur dan pola keruangan permukimannya. Hal ini mendorong peneliti untuk melaksanakan riset terhadap transformasi  yang terjadi baik transformasi terhadap rumah bermukim maupun pola spasialnya. Penelitian yang dilakukan inimerupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif dalam lingkup penelitian deskriptif. Penentuan sumber informasi ini dilakukan dengan cara purposive sampling serta snowball sampling dengan menerapkan metode kajian pustaka, observasi dan wawancara dalam upaya pengumpulan datanya. Searah dengan pendekatan penelitian kualitatif, analisis data telah mulai dilakukan sejak awal pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara memverikasi relevansi data ataupun melengkapinya. Data-data diskriptif akan dianalisis menurut isinya, untuk melihat transformasi dan pola spasial yang terjadi di permukiman perajin perak di Desa Celuk, Gianyar.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129531284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Kolonial Belanda Pada Tata Ruang Rumah Tinggal Komunitas Cina di Kawasan Kranggan Yogyakarta","authors":"Dimas Wihardyanto, Moneyzar Usman","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.528","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.528","url":null,"abstract":"Kawasan Kranggan Yogyakarta merupakan sebuah kawasan permukiman komunitas Cina di Yogyakarta. Kawasan tersebut berbeda dengan kawasan permukiman Cina yang lain di Kota Yogyakarta, dimana rumah-rumah tinggal di Kawasan Kranggan ini terpengaruh arsitektur kolonial Belanda pada aspek tata ruangnya. Penelitian ini menggunakan metode historical interpretative research terhadap arsip dokumen denah bangunan rumah tinggal di Kawasan Kranggan pada tahun 1949 yang dikeluarkan oleh Badan Pengelola Harta Peninggalan Belanda. Dari penelitian ini, peneliti mendapati bahwasanya terdapat pengaruh arsitektur tata ruang rumah tinggal kolonial Belanda pada tata ruang bangunan rumah tinggal komunitas Cina di kawasan Kranggan. Hal tersebut tampak dari adanya pembedaan antara bangunan inti dan bangunan servis, orientasi bangunan menghadap jalan, serta lebih mengedepankan aspek fungsi daripada bentuk. Namun demikian adanya courtyard, organisasi ruang yang jelas, serta penggunnaan prinsip “Jian†merupakan prinsip arsitektur tata ruang Cina yang tetap dipertahankan pada arsitektur tata ruang rumah tinggal komunitas Cina di Kawasan Kranggan.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116156872","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yospia Auwe, S. H. B. Wibowo, Padmana Grady Prabasmara
{"title":"Penerapan Simbolisasi Noken dan Rumah Honai pada Disain Bentuk Arsitektur Pusat Budaya Noken Papua di Nabire","authors":"Yospia Auwe, S. H. B. Wibowo, Padmana Grady Prabasmara","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.867","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.867","url":null,"abstract":"Noken merupakan kebudayaan asli Indonesia yang berkembang di pulau Papua dengan beragam ciri khasnya masing- masing. Noken Papua tidak sekedar beruwujud tas untuk fungsi wadah, namun lebih dari itu memiliki nilai filsafati tinggi yang mendasari kehidupan masyarakat Papua. Walaupun noken telah ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia tak benda, namun bermunculan beragam permalasalahan yang sangat berpotensi mengaburkan, menghilangkan noken Papua dengan segala makna filsafatinya. Atas dasar itulah diperlukan kehadiran Pusat budaya noken Papua di Nabire untuk menjaga, pengembangan, pembinaan dan edukasi terhadap noken Papua di Nabire. Secara arsitektural disain bentuk bangunan Pusat Budaya Papua di Nabire berkonsep simbolisasi terhadap noken anggrek dan rumah honai. Hal tersebut dimaksudkan agar wujud Pusat Budaya Noken Papua di Nabire menjadi simbol yang menyiratkan bahwa di dalamnya terdapat aktivitas pelestarian dan pengembangan noken Papua. Untuk mencapai disain simbolisasi tersebut dipilih metode simbolisasi denotatif. Diharapkan kehadiran bangunan gedung Pusat Budaya Noken Papua di Nabire dengan segala aktivitasnya dapat melestarikan, mengembangkan noken Papua dan mampu memberikan edukasi kepada masyarkat Papua di Nabire tentang noken Papua sebagai karya bangsa dan identitas Nabire. \u0000Kata kunci: Noken; Papua; konsep simbolisasi; Pusat Budaya Noken","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122580508","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Karakteristik Arsitektur Masjid di Wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara (1789-1937)","authors":"Syandy Diantrisna Kusuma, Harry Kurniawan","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.641","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.641","url":null,"abstract":"Kutai Kartanegara adalah kerajaan di bagian timur pulau Kalimantan yang mulai mengalami islamisasi pada abad ke 16. Proses islamisasi Kutai Kartanegara tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kerajaan-kerajaan Nusantara lainnya. Kutai Kartanegara mengalami asimilasi budaya lokal dan nilai-nilai keislaman yang termanifestasikan ke dalam artefak bangunan-bangunannya termasuk pada bangunan masjid. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik arsitektur masjid di wilayah Kutai Kartanegara dengan objek penelitian 11 bangunan masjid pada rentang waktu tahun 1789 hingga 1937. Pembatasan ini diambil dengan asumsi pada wilayah dan periode tersebut pembangunan masjid masih terpengaruh oleh kebudayaan kerajaan Kutai Kartanegara periode islam (1575 - 1960). Informasi mengenai objek penelitian diperoleh dari data sekunder berupa foto-foto yang dikumpulkan saat survei lokasi maupun pencarian arsip. Data berupa foto tersebut kemudian dilakukan sketsa ulang untuk mendapatkan bentuk dasar yang kemudian diobservasi dan dianalisa. Karakteristik masjid Kutai Kartanegara dapat dilihat pada 5 poin komponen bangunan, yakni 1) Ruang Sholat memiliki bentuk dasar persegi atau bujur sangkar simetris. 2) Mihrab memiliki bentuk simetris dengan bentuk dasar yang variatif dapat berbentuk persegi dan persegi enam. 3) Teras memiliki 3 jenis peletakan 4) Menara biasanya memiliki unsur persegi delapan, dan 5) Atap masjid berbentuk limasan bujur sangkar simetris bersusun.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121464183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tiara Putri Alyfia, M. I. R. Winandari, S. Tundono
{"title":"Prinsip urban responses dan energy matters di Digital Working Space BSD","authors":"Tiara Putri Alyfia, M. I. R. Winandari, S. Tundono","doi":"10.37631/pendapa.v6i1.421","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.421","url":null,"abstract":"Iklim merupakan salah satu aspek penting ketika merancang suatu bangunan. Terutama pada bangunan kantor. Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis, jadi harus diperhatikan bagaimana agar iklim tersebut tidak mengganggu kenyamanan para pengguna. Penyesuaian bangunan terhadap iklim seperti curah hujan yang tinggi, panas matahari, kelembaban, serta kawasan yang terletak di wilayah rawan gempa bumi mempengaruhi hasil desain. Selain iklim, aspek lainnya yang tidak kalah penting adalah penggunaan energi. Sumber energi berasal dari material yang tidak dapat diperbaharukan seperti batu bara, minyak bumi, dan gas yang akan habis apabila digunakan terus menerus. Paper ini mengeksplorasi penerapan urban responses dan energy matters di Digital Working Space di BSD, seperti material yang digunakan pada fasad, pelindung sinar matahari langsung, orientasi bangunan, sistem penghawaan dan pencahayaan alami, serta sistem grey water. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kasus lima kantor di sekitar Jabodetabek. Penerapan Urban Response diterapkan dalam bentuk teritisan, pelindung sinar matahari langsung, serta orientasi bangunan. Penerapan Eenergy Matters diterapkan dalam bentuk sistem penghawaan dan pencahayaan alami serta pengolahan grey water.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"49 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133134631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Pola Penataan Ruang Dalam Shophouse di Kawasan Pecinan Bagansiapiapi, Riau","authors":"Gladies Imanda Utami Rangkuty","doi":"10.37631/pendapa.v5i2.745","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v5i2.745","url":null,"abstract":"Kawasan pecinan pada suatu wilayah identik dengan keberadaan shophouse sebagai sebuah identitas. Shophouse di kawasan Pecinan Bagansiapiapi merupakan salah satu kawasan yang bersinggungan dengan kawasan perdagangan dengan akulturasi budaya Cina dan Melayu. Penggunaan kata ruang pada shophouse di Bagansiapiapi ini untuk memperjelas perbedaan karakteristik penataan pola ruangnya dengan shophouse pada umumnya. Penelitian ini mmenggunakan pendekatan interpretive historical research dalam melihat karakteristik pola penataan ruang yang terdapat pada objek penelitian mencakup tata ruang, orientasi, sirkulasi, serta hubungan dan hirarki pada ruang. Tujuan dalam melihat karakteristik tersebut didapat dengan mengolah dan memproses tata ruang pada shophouse berdasarkan 3 modul tipologi yang terdapat di kawasan Bagansiapiapi yang di pilih dengan pendekatan snowball sampling. Hasil yang di temukan diketahui bahwa karakterisik pola penataan ruang dalam Shophouse di kawasan Bagansiapipi dirancang terutama dalam memenuhi aspek fungsionalitas. Hal ini terlihat dengan lorong yang menghubungkan antara bangunan inti dan bangunan servis. Keunikan yang ditemukan pada pola penataan ruang dalam shophouse di Bagansiapiapi yang tidak memiliki Courtyard di tengah ruang dalamnya, namun altar sebagai ruang sakral tetap dipertahankan dengan fungsi tempat ibadah dan sebagai identitas penghuni etnis Tionghoa. ","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122642206","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Semiotika Arsitektur Jawa Modern dalam Makna Liturgi pada Bentuk Gereja Katolik San Inigo Dirjodipuran, Kota Surakarta","authors":"Rr. Sophia Ratna Haryati, Marianus Vianney Hiang","doi":"10.37631/pendapa.v5i2.748","DOIUrl":"https://doi.org/10.37631/pendapa.v5i2.748","url":null,"abstract":"Semiotika arsitektur merupakan bahasa tanda yang menginformasikan nilai-nilai dan makna dari objek arsitektural tentang hal-hal yang esensial dan lebih mendalam serta tersirat dari tampilannya. Gereja Katolik sangat sarat makna dalam merepresentasikan iman melalui tata liturgi sebagai unsur sentral peribadatan berdasarkan pengalaman estetik dan religious yang nampak dari berbagai tanda dan makna yang mencerminkan misteri keIlahian. Gereja Katolik San Inigo Surakarta, menghadirkan suatu relasi bentuk dan fungsi dari sebuah tata laku peribadatan umat Katolik yang berkembang di sekitar lingkungan Keraton dan masih terasa kental dengan suasana Jawa dengan refleksi tata laku Kejawen sebagai bentuk spritiual hubungan manusia dengan Tuhan. \u0000Penelitian ini membahas menterjemahkan makna liturgi dalam simbol Katolik yang di inkulturasikan pada budaya Jawa. Makna primer dan sekunder diinterpretasi dari proses pengamatan dengan memkomparasikan makna dalam tradisi Jawa dan iman Katolik yang ditampilkan pada arsitektur gereja berlanggam Jawa Modern. Penelitian ini akan menjadi studi deskriptif interpretatif dengan analisis yang dibuat untuk mengidentifikasi komponen makna liturgi pada Gereja Katolik San Inigo Drijodipuran dilihat dari sumbu aksis dari bangunan, tata ruang bangunan dan elemen arsitektural. Kontribusi dari penelitian untuk memberikan pengetahuan mengenai signifikasi ekspresi bentuk dan makna semiotika yang merujuk pada inkulturasi budaya lokal, khususnya budaya Jawa pada arsitektur gereja modern.","PeriodicalId":407835,"journal":{"name":"JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121267503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}