{"title":"Evaluasi implementasi sistem informasi farmasi di instalasi farmasi rumah sakit universitas gadjah mada","authors":"Nabila Zulfa","doi":"10.22146/jisph.26041","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.26041","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Faktor kunci dalam perencanaan dan implementasi pelayanan kesehatan adalah tersedianya informasi kesehatan yang tidak terlepas dari dukungan pemanfaatan teknologi informasi. Pengelolaan farmasi di rumah sakit sangat penting sebab apabila tidak efisien dan efektif, dapat memberikan dampak buruk terhadap rumah sakit tersebut, baik secara medis maupun ekonomis. Hal ini berkaitan dengan pendapat Winarno (2004) bahwa sistem yang baru maupun sistem yang lama, harus dievaluasi secara berkala untuk menentukan sistem tersebut berfungsi seperti yang diharapkan atau tidak. Apabila sistem dirasakan tidak dapat memenuhi kebutuhan para pemakainya, maka harus segera direvisi untuk perbaikan sistem tersebut. Tujuan : Tujuan umum penelitian ini untuk mengevaluasi implementasi sistem informasi farmasi di instalasi farmasi RS UGM. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan metode triangulasi. Dilaksanakan di RS UGM . Informan utama adalah 15 orang para pengambil kebijakan dari berbagai level di RS UGM, staf yang membantu menyusun laporan, dan tenaga operator. Kriteria tersebut dipilih dengan pertimbangan para pengambil kebijakan dan staf tersebut adalah orang yang berhubungan langsung dengan hasil dari output data sistem informasi farmasi di RS UGM.. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan catatan dokumentasi. Hasil : Penelitian ini menunjukkan dari faktor organisasi ( organization ) adalah kerjasama organisasi antar karyawan masih belum maksimal. Dukungan kepemimpinan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian penting dalam mengukur keberhasilan sistem, faktor manusia (human) yaitu kemampuan SDM dalam menjalankan SIM farmasi belum memadai terutama pada kemudahan akses dan perawatan, sehingga perlu pelatihan dan peningkatan keterampilan dan faktor teknologinya ( technology ) kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan dari SIM Farmasi sudah memadai, namun tingkat penggunaan output SIM farmasi di instalasi farmasi RS UGM sebagai bahan pengambilan keputusan belum maksimal. Output data yang dihasilkan sistem informasi yang ada belum dapat dijadikan sebagai sumber utama informasi. Manajemen masih belum percaya menggunakan output sistem informasi farmasi. Data manual menjadi sumber utama dan yang paling dipercaya sebagai bahan pengambilan keputusan. Kesimpulan : Pada umumnya implementasi aplikasi sistem informasi farmasi di RS UGM sudah dapat berjalan, tetapi masih ada fase-fase yang harus dijalankan untuk melakukan perbaikan. Tingkat penggunaan output sistem informasi farmasi di RS UGM sebagai bahan pengambilan keputusan sangat rendah. Output data yang dihasilkan sistem informasi yang ada belum dapat dijadikan sebagai sumber utama informasi. Kata Kunci : Sistem Informasi Farmasi, Instalasi Farmasi","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"8 3-4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120906079","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan sistem informasi geografis (sig) untuk pemetaan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko kejadian diare pada balita","authors":"T. Pertiwi","doi":"10.22146/jisph.25852","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.25852","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Diare adalah penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang dan jika penanganannya tidak tepat dapat berujung pada kematian. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kesehatan dan mendapatkan informasi data epidemiologi. Informasi ini ketika dipetakan akan menjadi alat yang berguna untuk memetakan karakteristik penyakit diare. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan penggunaan sistem informasi geografis untuk pemetaan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko kejadian diare pada balita di Kota Kendari. Metode : Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, menggunakan perangkat SIG untuk mengetahui distribusi spasial penderita diare dan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko diare balita di Kota Kendari. Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor risiko diare balita adalah sumber air minum (p=0,009), kondisi jamban (p=0,007), dan saluran pembuangan air limbah atau SPAL (p=0,048). Hasil analisis spasial kerentanan wilayah menggunakan SIG yaitu kelurahan Puuwatu dengan jumlah kasus tertinggi sebanyak 7,8% serta mayoritas keluarga responden yang memiliki sumber air minum, jamban dan SPAL yang tidak memenuhi syarat terdapat pada kelurahan puuwatu. Kesimpulan: Penggunaan sistem informasi geografis dapat diimplementasikan untuk pemetaan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko kejadian diare pada balita di Kota Kendari dimana kelurahan puuwatu merupakan wilayah yang sangat rentan dengan faktor risiko paling dominan yaitu sumber air minum, jamban, dan SPAL. Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis (SIG), Diare, Balita, Kerentanan","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114442672","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Penggunaan Sistem Informasi Laboratorium Pada Pegawai Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta","authors":"David Hendrizal","doi":"10.22146/jisph.26022","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.26022","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Sistem Informasi Laboratorium BBTKLPP Yogyakarta merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan di BBTKL Yogyakarta. Dengan penerapan Sistem Informasi ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan mutu khususnya pelayanan laboratorium, dan menunjang tugas pokok dan fungsi BBTKLPP Yogyakarta. Selain itu, penerapan sistem informasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pelayanan dan penyebaran informasi kepada publik menjadi lebih cepat dan hasil pengolahan data dari sistem informasi ini dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Tahapan kritis dalam penerapan teknologi informasi adalah saat kondisi dimana kehadiran sistem tersebut diterima atau ditolak oleh calon pengguna. Penghambat proses adaptasi ini terjadi disebabkan adanya kecenderungan perbedaan persepsi mengenai manfaat dan kemudahan dari teknologi informasi baru untuk digunakan. TAM merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku user terhadap sistem teknologi informasi baru.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pegawai Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta dalam menggunakan Sistem Informasi Laboratorium.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan Metode survei dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 33 responden yang merupakan total dari keseluruhan populasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis SEM-PLS dengan model TAM menggunakan software SmartPLS versi 3.2.6.Hasil: Berdasarkan outer model diketahui bahwa konstruk telah memenuhi validitas dan reliabilitas, sedangkan hasil iner model didapatkan nilai path-coeficient dan p-values yang menjadi dasar pengambilan kesimpulan. Dari hasil pengujian dan analisia didapatkan beberapa hipotesis yang tidak berpengaruh secara signifikan yaitu variable keterkaitan pekerjaan terhadap manfaat/kegunaan, terminology dan desain layar terhadap kemudahan, dan kondisi fasilitas pendukung terhadap penggunaan sistem. Sedangkan variable yang berpangaruh secara signifikan adalah kualitas keluaran, result demonstrability, dan persepsi kemudahan terhadap manfaat/kegunaan, complexity terhadap persepsi kemudahan, persepsi manfaat/kegunaan terhadap ketertarikan untuk menggunakan, persepsi kemudahan terhadap ketertarikan untuk menggunakan dan ketertarikan untuk menggunakan terhadap penggunaan system.Kesimpulan: Tidak semua variabel yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan Sistem Informasi Laboratorium (SIL) pada pegawai BBTKL Yogyakarta. Dari 11 variabel yang diteliti, diketahui 7 variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"330 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132984202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan kelengkapan informasi penunjang diagnosis birth asphyxia dengan keakuratan kode diagnosis di rumah sakit kasih ibu surakarta","authors":"Mardhatillah Mardhatillah","doi":"10.22146/jisph.24938","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.24938","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kelengkapan informasi penunjang diagnostik akan mempengaruhi keakuratan kode diagnostik. Berdasarkan survei pendahuluan terhadap 20 catatan medis kasus birth asphyxia, 50% di antaranya dikode secara tidak akurat sehingga menimbulkan pertanyaan apakah kelengkapan informasi penunjang diagnostik yang terdapat dalam rekam medis mempengaruhi keakuratan kodenya. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan informasi yang mendukung diagnosis birth asphyxia dengan keakuratan kode diagnosis Rumah Sakit Ibu Surakarta. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan adalah panduan observasi berupa check list. Variabel penelitian ini meliputi kelengkapan informasi penunjang diagnosis birth asphyxia dan keakuratan diagnosis birth asphyxia. Populasi dan sampel penelitian adalah dokumen rekam medis dengan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analitik. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 51 sampel, ada 14 dokumen rekam medis (27,5%) yang tergolong lengkap dan akurat, ada 5 dokumen rekam medis (9,8%) yang tergolong lengkap dan tidak akurat, yaitu 5 Dokumen rekam medis (9.8%) Berkat kategori tidak lengkap dan akurat dan ada 14 dokumen rekam medis (27,5%) tergolong tidak lengkap dan tidak akurat. Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh harga 0,000 berarti signifikan p <0,05. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara kelengkapan informasi yang mendukung diagnosis birth asphyxia dengan keakuratan kode diagnosis. Penyebab terbesar adalah ketidaklengkapan pengisian deskripsi aktivitas bayi. Kesimpulan : Rekomendasi bagi koder agar rutin dan teliti merevisi isi informasi rekam medis, melaksanakan pengkodean sesuai ketentuan WHO dalam ICD-10 volume 2 dan mengkomunikasikan ke petugas medis jika ditemukan tulisan yang kurang jelas dan dalam dokumen rekam medis supaya infomrasi yang dihasilkan lebih lengkap.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116670300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan sistem informasi geografis untuk pemetaan sebaran kasus dan faktor risiko kejadian penyakit tb. Paru bta (+) di kabupaten majene","authors":"Wasliah Hasan","doi":"10.22146/jisph.25863","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.25863","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sampai saat ini merupakan masalah kesehatan terutama di negara berkembang. Dalam Global TB Report Tahun 2015 terdapat 9,6 juta orang jatuh sakit dengan tuberculosis, 1,5 juta orang meninggal, terdiri dari 890.000 laki-laki, 480.000 perempuan dan 140.000 anak-anak, termasuk 0,4 juta orang yang positif HIV/AIDS. Kabupaten Majene merupakan kabupaten dengan angka penemuan kasus TB Paru tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat selama 5 tahun, dari tahun 2010 s/d 2014. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional . Menggunakan SIG untuk pemetaan dan mengetahui pola sebaran kasus TB Paru BTA (+). Terdiri dari 240 responden yang merupakan penderita TB Paru BTA (+) yang tercatat di layanan kesehatan dari bulan Januari s/d Desember 2016 untuk pemetaan dan 244 responden yang merupakan suspek TB dari bulan Januari s/d Desember 2016 untuk mengetahui hubungan kejadian TB Paru BTA (+) dengan faktor risiko. Menggunakan software geoda dan stata 13 untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian TB Paru BTA (+) dan Analisis purely spatial scan statistik menggunakan SaTScan untuk mengetahui adanya cluster kasus. Hasil : Secara statistik terdapat hubungan positif antara ventilasi (p = 0,011), pencahayaan (p = 0,013), kepadatan hunian (0,001), curah hujan (p = 0,05 dan p = 0,001), status gizi kurang (p = 0,000) dan kemiskinan (p = 0,000) dengan kejadian TB Paru BTA (+). Terdapat 3 c luster ( nilai p 0,026, 0,027 dan 0,029) pada area dengan rumah tidak sehat tinggi, status gizi kurang tinggi dan kemiskinan yang tinggi. Kesimpulan : Kejadian TB Paru BTA (+) di Kabupaten Majene memiliki hubungan positif dengan faktor lingkungan dan faktor sosio-ekonomi serta cluster terdapat pada area dengan faktor risiko yang tinggi. Pemetaan kasus dan faktor risiko serta identifikasi cluster diharapkan dapat membantu dalam program pengendalian TB. Kata Kunci : SIG, Faktor Risiko TB Paru BTA (+)","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125460550","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi simpus di puskesmas kabupaten sragen","authors":"M. Rahmawati, Eko Nugroho","doi":"10.22146/jisph.33146","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.33146","url":null,"abstract":"Latar belakang : Proses pengambilan keputusan di Puskesmas berdasarkan pada data dan informasi yang akurat, cepat dan valid. SIMPUS merupakan salah satu SIK berbasis teknologi yang format pelaporannya disesuaikan dengan SP2TP. Dari 25 Puskesmas di Kabupaten Sragen, 22 Puskesmas telah menjalankan SIMPUS, namun belum semuanya berhasil dalam menjalankan SIMPUS. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan implementasi SIMPUS di Kabupaten Sragen. Tujuan penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi penggunaan SIMPUS di Puskesmas. Metode : Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional menggunakan pendekatan survei. Populasi penelitian adalah semua karyawan yang menggunakan SIMPUS secara langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Faktor-faktor kunci yang dimasukan dalam model penelitian diadopsi dari model critical success factors (CSFs) implementasi Enterprise Systems dan analisa SEM PLS digunakan dalam penelitian ini. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor top management support, vendor support, IT infrastructure dan goverment regulation and support merupakan faktor-faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SIMPUS. Adapun faktor change management, project management, education and training dan IT capabilities of staff tidak signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SIMPUS. Kesimpulan : Implementasi SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Sragen akan lebih berhasil dengan memperhatikan faktor top management support, vendor support, IT infrastructure dan goverment regulation and support.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126075300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Desain basis data relasional dinas kesehatan kota sabang","authors":"Ridwan Iskandar","doi":"10.22146/jisph.17098","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.17098","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Salah satu komponen sistem informasi yang merupakan hasil perkembangan teknologi informasi yaitu basis data. Upaya penggunaan basis data bisa memberikan kontribusi secara maksimal dalam pengolahan data menjadi informasi. Model basis data relasional banyak digunakan pada proses perancangan basis data, dikarenakan mudah dipahami. Penelitian Perancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang dilakukan untuk meneliti proses perancangan suatu basis data sebagai komponen sistem informasi berdasarkan laporan-laporan dengan menggunakan Model Basis Data Relasional.Tujuan : Membuat Rancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang yang diharapkan dapat menjadi acuan model basis data kesehatan di kabupaten/kota.Metode : Penelitian dilakukan dengan Pendekatan Model Basis Data Relasional dengan berupa kumpulan konseptual untuk deskripsikan data, relasi dan batasan konsistensi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi laporan (reporting) dan instrumen pendukung analisa atas-bawah (Top-Down).Hasil: Rancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang berfokus pada dua jenis laporan, yaitu; Laporan Kesling Form PL 1, PL 2, dan Laporan KIA Form 1 (ANC), Form 2 (persalinan) dan Form 4 (Kematian). Penetapan entitas berdasarkan dari spesifikasi dan kemampuan sistem yang direncanakan. Penentuan atribut merupakan hasil dari analisa terhadap permintaan data pada form-form laporan. Entitas berserta atribut digambarkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD), sehingga terbentuk sebagai Komponen Basis Data yang merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem berdasarkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem.Kesimpulan: Rancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang menghasilkan 9 tabel entitas, yaitu; entitas pengguna, entitas jabatan, entitas akun, entitas propinsi, entitas kab/kota, entitas puskesmas, entitas datadasar, entitas kesling dan entitas kia. Serta terdapat 3 file master dan 6 file transaksi.Kata Kunci: Basis data kesehatan, basis data relasional, rancangan basis data. ","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124917333","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengembangan sistem kewaspadaan dini penyakit new-emerging dan re-emerging, studi kasus pada penyakit mers-cov dan ebola di kantor kesehatan pelabuhan soekarno-hatta","authors":"Ike Yuliani Dewi Ak","doi":"10.22146/jisph.12329","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.12329","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit menular tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia karena tiga alasan: 1) munculnya penyakit menular baru (new-emerging disease); 2) munculnya kembali penyakit menular lama (re-emerging disease); dan 3) menetapnya penyakit yang tidak dapat terselesaikan. Salah satu yang mempengaruhi penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging adalah meningkatnya mobilitas penduduk antar negara melalui travel internasional yang semakin mudah. KKP Soekarno-Hatta memiliki tugas pokok cegah tangkal penyakit, yaitu mencegah penyakit menular ke luar dan menangkal penyakit masuk ke Indonesia melalui pintu masuk negara yaitu Bandar Udara Soekarno-Hatta. Untuk meningkatkan kewaspadaan dini pada penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging, khususnya penyakit Mers-CoV dan Ebola, maka diperlukan suatu alat yang dapat membantu Dinas Kesehatan dalam melakukan pemantauan pada dengan perjalanan dari dan keluar negri.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan terhadap sistem kewaspadaan dini penyakit New-Emerging dan Re-Emerging dengan berfokus pada kasus penyakit Mers-Cov dan Ebola di kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data diperoleh melalui tehnik tehnik wawancara, studi literatur dan observasi lapangan. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ialah System Development Life Cycle (SDLC) Waterfal.Hasil: Data hasil wawancara, observasi, dan analisis dokumen diperoleh sistem informasi yang dimiliki KKP Soekarno-Hatta sudah memadai namun tidak didukung dengan kelengkapan software pencatatan pada setiap computer, petugas KKP juga masih melakukan pencatatan manual, sehingga berdampak pada keterbatasan mengakses data, waktu pengolahan data, dan keterlambatan pada pelaporan data. Sistem kewaspadaan dini didesign menghasilkan laporan airline serta laporan kunjungan pasien secara otomatis. Untuk menjamin keamanan sistem dibatasi 20 menit pada waktu entry, dilengkapi username dan password. Pada proses pengujian system menggunakan Blackbox Testing. Kesimpulan: Prototype sistem kewaspadaan dini penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging masih perlu dilakukan sosialisasi terutama terkait penggunaannya. Kata Kunci: sistem kewaspadaan dini, mers-cov, ebola ","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115089903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kepuasan pengguna website dinas kesehatan daerah istimewa yogyakarta","authors":"guruansyah guruansyah","doi":"10.22146/jisph.17930","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.17930","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pada era globalisasi saat ini, kontribusi teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan yang sangat strategis pada semua sektor. Perkembangan teknologi komunikasi yang terus disempurnakan membuat para penggunanya merasa menjadi suatu kebutuhan yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi yang merambah di segala aspek kehidupan, maka mau tidak mau secara perlahan-lahan kita dihadapkan dengan era teknologi informasi yang sudah sangat maju. Kegunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu mutlak dibutuhkan dalam berbagai program pada umumnya begitu juga pada program sistem informasi manajemen kesehatan di dinas kesehatan pada khususnya. Tujuan: Menganalisis tingkat kepuasan pengguna website Dinas Kesehatan Yogyakarta (www.dinkes.jogjaprov.go.id). Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan Metode Webqual 4.0 untuk mengukur kualitas sebuah website berdasarkan persepsi dari pengguna website Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Responden penelitian berjumlah 100 responden dengan menggunakan rumus Slovin. Uji hipotesis menggunakan metode regresi dengan memanfaatkan software SmartPLS. Hasil: Model pengukuran memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Salah satu dimensi Webqual 4.0, yaitu kualitas informasi, tidak mempengaruhi kepuasan pengguna website secara signifikan. Sehingga diharapkan kepada pengelola website agar lebih memperhatikan lagi konten yang berkualitas dan informasi yang up to date .","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127350112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit dengan metode hot fit di rumah sakit umum daerah raden mattaher jambi","authors":"S. Supriyono","doi":"10.22146/jisph.17142","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.17142","url":null,"abstract":"Latar belakang : Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 disebutkan bahwa “setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS)”. Evaluasi terhadap penerapan SIMRS bertujuan untuk menilai manfaat yang didapatkan dari penerapan SIMRS dan menemukan masalah-masalah potensial yang sedang dihadapi oleh pengguna dan organisasi, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki SIMRS menjadi lebih baik, serta dapat mendukung tujuan, visi dan misi organisasi. Tujuan : Mengevaluasi sistem informasi manajemen Rumah Sakit menggunakan metode HOT Fit. Metode : Penelitian kuantitatif desain cross sectional untuk mengukur variabel penelitian model HOT Fit yaitu : Human (System use, user satisfaction), Organization (Structure, environment), Technology (system quality, information quality, service quality), Leadership, Regulasi terhadap Net benefit. Populasi adalah struktural dan staf dengan jumlah sampel sebanyak 47 sampel yang diambil secara purposive sampling. Analisis data dilakukan secara regresi. Hasil : Semua variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel dependen yaitu faktor human, organization, technology, leadership dan regulasi berpengaruh pada net benefit. Nilai R-squared 0,9582 yang berarti semua variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 95,82%. Kesimpulan : Pengembangan SIMRS diperlukan untuk mencapai layanan bermutu dan peningkatan kinerja Rumah Sakit dengan memperhatikan kepuasan pengguna (human) dan dukungan teknologi yang memadai. Kata kunci: Sistem Informasi Rumah Sakit, HOT Fit","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132444208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}