{"title":"Penyuluhan tentang Aktifitas Fisik dalam Peningkatan Status Kesehatan","authors":"Udin Rosidin, Nina Sumarni, Iwan Suhendar","doi":"10.24198/mkk.v2i2.22574","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22574","url":null,"abstract":"Melakukan aktifitas fisik merupakan salah satu indikator dalam pelaksanaan PHBS. Dalam survey awal yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa di Desa Jayaraga sebesar 36,8 tidak melakukan aktifitas fisik. Padahal apabila dilihat dari letak geografisnya sangat dekat dengan sarana olah raga. Indikator lain ditemukan sebesar 3,8 % pertolongan persalinan tidak oleh nakes, 5,8 % balita tidak ditimbang di posyandu. Rendahnya aktifitas fisik akan berdampak pada meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif yang akibatnya pada penurunan status kesehatan. Melakukan aktifitas fisik adalah cara untuk meningkatkan status kesehatan. Hambatan yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan aktifitas fisik diantaranya adalah pengetahuan, motivasi dan ketersediaan sarana. Upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan adalah penyuluhan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya aktifitas fisik bagi kesehatan. Metoda pelaksanaannya adalah melakukan penyuluhan. Melalui program ini masyarakat diberi pemahaman tentang pentingnya melaksanakan aktiifitas fisik bagi kesehatan. Jumlah peserta penyuluhan sebanyak 41 orang. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan. Hasil kegiatan menunjukan bahwa rata rata nilai pengetahuan masyarakat sebelum dilaksanakan penyuluhan dari range 0 sampai dengan 100 sebesar 61,6. Sedangkan setelah dilaksanakan penyuluhan sebesar 69. Dari hasil tersebut dibuktikan bahwa ada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya aktifitas fisik setelah dilakukan penyuluhan. Kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya aktifitas fisik bagi kesehatan. Rencana tidak lajut dari kegiatan ini adalah melaksanakan kerjasama dengan petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat tentang hidup sehat.Kata kunci : Aktifitas fisik, penyuluhan, PHBS.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129956490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Kanker Payudara sebagai Upaya Promosi Kesehatan Wanita Pasangan Usia Subur","authors":"W. Witdiawati, Laili Rahayuwati, D. Purnama","doi":"10.24198/mkk.v2i2.22616","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22616","url":null,"abstract":"Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi ancaman bagi wanita di seluruh dunia. Diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker payudara. Deteksi dini merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi kanker payudara sejak dini. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker payudara dengan tehnik SADARI pada wanita usia subur sehingga dapat menjadi upaya promosi kesehatan dalam pencegahan kanker payudara. Metoda pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah pendidikan masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, di evaluasi dengan pre test dan post test dengan analisis kuantitatif. Jumlah peserta wus yang hadir 26 orang, 12 orang mahasiswa, dan 2 orang kader kesehatan. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan. Hasil kegiatan ada perubahan dalam pengetahuan dengan rata-rata pre test 88,5% pengetahuan peserta berada di kategori kurang dan hasil post test 92,3% berada dikategori baik. Dalam aspek keterampilan, seluruh peserta wus yang hadir (100%) dapat mempraktekan kembali tehnik SADARI. Kesimpulan. Kegiatan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker payudara dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan promosi kesehatan WUS dalam pencegahan dan pengendalian kanker payudara melalui deteksi dini dengan tehnik SADARI. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi strategi promosi kesehatan wus dalam pencegahan dan pengendalian kanker payudara. Perlu adanya sosialisasi lanjutan dan evaluasi berkala dari petugas kesehatan dalam beberapa program kesehatan berbasis masyarakat sehingga seluruh pelayanan kesehatan dapat tersosialisasikan dengan baik.Kata kunci : Deteksi dini, kanker payudara, pendidikan kesehatan, promosi kesehatan.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"129 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133351529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jajang Ganjar Waluya, Laili Rahayuwati, Mamat Lukman
{"title":"Pengaruh Supportive Educative Nursing Intervention (SENI) terhadap Pengetahuan dan Sikap Penyintas Kanker Payudara","authors":"Jajang Ganjar Waluya, Laili Rahayuwati, Mamat Lukman","doi":"10.24198/mkk.v2i2.22481","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22481","url":null,"abstract":"Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Tingginya angka kejadian dan kematian oleh kanker payudara menunjukkan kanker payudara membutuhkan perhatian dan penanganan serius. Penelitian mengungkapkan aktivitas fisik penyintas kanker payudara berkurang secara signifikan setelah diagnosis kanker payudara. Diagnosis kanker adalah ‘‘teachable moment’’ yang memungkinkan dengan edukasi dan dukungan yang tepat dapat membantu penyintas kanker payudara mempertahankan atau bahkan meningkatkan tingkat aktivitas mereka. Penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh Supportive Educative Nursing Intervention (SENI) terhadap pengetahuan, sikap dan intensitas aktivitas fisik penyintas kanker payudara. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain quasi experiment. Rancangan yang digunakan adalah pre-test and post-test with control group (quasy experiment with control). Jumlah sampel sebanyak 61 orang yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi (30 orang) dan kelompok kontrol (31 orang). Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh signifikan SENI terhadap pengetahuan (p-value=0,000) dan sikap (p-value=0,000) penyintas kanker payudara tentang aktivitas fisik. SENI memberikan pengaruh signifikan terhadap pengetahuan dan sikap penyintas kanker payudara tentang aktivitas fisik. Rumah singgah dapat mengadakan program untuk meningkatkan aktivitas fisik penyintas seperti senam bersama yang disesuaikan dengan kondisi di rumah singgah. Dinas kesehatan kota Bandung perlu memfasilitasi pelatihan bagi pengelola rumah singgah dalam hal kesehatan olahraga sebagai upaya peningkatan sosialisasi kesehatan olahraga bagi penghuni rumah singgah. Kata kunci: Aktivitas fisik, kanker payudara, pengetahuan, sikap, supportive educative nursing intervention.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127952626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan Kesehatan Tuberkulosis untuk Kader Kesehatan","authors":"Desy Indra Yani, N. Juniarti, Mamat Lukman","doi":"10.24198/MKK.V2I1.22038","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/MKK.V2I1.22038","url":null,"abstract":"Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia. Banyak kasus TB tidak terdiagnosa dan tidak dilaporkan. Penyakit TB juga sering telat terdiagnosa dan diobati walau orang-orang dengan suspek TB teridentifikasi. Oleh karena itu, perlu melibatkan kader kesehatan sebagai bagian dari masyarakat dalam pengendalian TB melalui pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang TB. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengimplementasikan pendidikan kesehatan berbasis masyarakat untuk meningkatan pengetahuan TB sebagai upaya pencegahan dan pengendalian TB di Kabupaten Karawang. Peserta kegiatan ini berjumlah 48 orang. Hasil kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan TB dan pengetahuan penularan TB. Pengetahuan kader kesehatan yang baik diharapkan dapat membantu memberikan edukasi kesehatan masyarakat tentang TB. Pemberdayaan kader kesehatan dalam membantu pengendalian dan pencegahan TB dapat terus dilanjutkan dengan evaluasi berkala. Kata kunci: Kader kesehatan, pendidikan kesehatan, pengetahuan, tuberkulosis.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133568980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Laili Rahayuwati, Ryan Hara Permana, Annisa Labertha
{"title":"Pemutaran Video, Diskusi dan Penggunaan Standing Banner pada Siswa untuk Mencegah Kecanduan Media Sosial","authors":"Laili Rahayuwati, Ryan Hara Permana, Annisa Labertha","doi":"10.24198/MKK.V2I1.21667","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/MKK.V2I1.21667","url":null,"abstract":"Kecanduan media sosial adalah suatu masalah psikologis yang akan mengganggu produktifitas dan kemampuan belajar remaja. Kecanduan media sosial dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah pengguna internet di media sosial. Beberapa kajian menunjukkan adanya masalah adiksi media sosial pada remaja di Indonesia. Tujuan dilakukannya pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk memberikan kesadaran dan pemahaman remaja tentang bahaya adiksi media sosial internet. Materi yang disampaikan adalah: pengertian media sosial, dampak media sosial dan bagamana menanggulangi kecanduan pada media sosial. Pelaksanaan kegiatan metode yaitu: ceramah, video, powerpoint, diskusi atau tanya jawab yang terbuka untuk siswa, dengan penyampaian pesan melalui standing banner. Hasil menunjukkan bahwa sebagaian besar siswa menggunakan internet. Berdasar evaluasi proses peserta terlihat antusias saat pemberian materi berlangsung. Peserta mengikuti dengan senang hati karena penyuluhan dilaksanakan dengan menyenangkan. Kegiatan berjalan kondusif dan diskusi berjalan sangat aktif. Respon siswa baik, dapat dilihat dari saat mulai kegiatan penambahan peserta pun cukup banyak. Didukung oleh keterlibatan guru sejak awal sampai akhir sangat baik. Simpulan adalah diperlukan suatu program yang kontinyu dalam kegiatan yang berlangsung selanjutnya yang menyasar remaja di sekolah sekolah. Dukungan sistem sekolah juga diperlukan untuk keberhasilan program. Kata kunci: Kecanduan, media social, standing banner.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116721160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pelatihan Kader Kesehatan sebagai Upaya Sosialisasi RW Sehat","authors":"Udin Rosidin, Theresia Eriyani, Umar Sumarna","doi":"10.24198/MKK.V2I1.19952","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/MKK.V2I1.19952","url":null,"abstract":"Pelaksanaan PHBS sebagai awal terbentuknya RW sehat adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sendiri sehingga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Jawa Barat berdasarkan data yang diperoleh dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan sebesar 51,40 %, dari 3.178.032 rumah tangga yang dipantau (Kemenkes RI, 2014). Posisi Jawa Barat berada pada nomor 12 dari 33 provinsi di Indonesia. Apabila kita amati angka tersebut ternyata angka jumlah rumah tangga di Jawa Barat yang melaksanakan PHBS jumlahnya dibawah angka nasional (56,58 %). Belum dilaksanakannya PHBS pada masyarakat Garut salah satunya ditentukan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS. Upaya peningkatan pengetahuan tersebut perlu dilakukan melalui berbagai cara salah satunya pelatihan kader kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk peningkatan pengetahuan kader kesehatan dalam memahami PHBS Rumah Tangga sebagai awal terbentuknya RW sehat. Metoda pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah pelatihan kader kesehatan tentang PHBS melalui sosialisasi RW sehat dengan jumlah kader yang hadir sebanyak 25 orang. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan. Hasil kegiatan berdasarkan uji analisis wilcoxon ada perubahan signifikan dalam pengetahuan (Z--4.298) dengan rata pre test 46,2 (SD.8,57)) dan post test 67.3 (SD 9,59). Kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan mendapat apresiasi dari seluruh kader kesehatan dan aparat pemerintah yang hadir. Kata kunci : Pelatihan, kader kesehatan, PHBS, RW Sehat.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131709986","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Promosi Kesehatan Kepada Orang Tua Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Mencegah Hepatitis A pada Anak","authors":"Ainatul Mardhiyah, Henny Suzana Mediani, Laili Rahayuwati","doi":"10.24198/MKK.V2I1.21007","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/MKK.V2I1.21007","url":null,"abstract":"Anak-anak merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya, anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin tahu seolah tidak pernah berhenti untuk belajar. Anak-anak akan cenderung melihat dan menerapkan hal-hal yang ia temui di lingkungan, termasuk kebiasaan dengan teman-teman sebayanya. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan, salah satu kasus paling umum ialah diare dan tidak menutup kemungkinan untuk terjangkit penyakit yang rute persebarannya lewat fecal-oral, salah satunya adalah hepatitis. Selain dari perilaku hidup bersih dan sehat yang buruk, penyebaran Hepatitis A ini sangat didukung oleh sanitasi lingkungan yang buruk. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan Hepatitis A melalui pemberian Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan pada orangtua dengan anak usia usia pra sekolah 4-6 tahun) dan usia sekolah tahun (6-12 tahun). Hasil kegiatan pendidikan dan promosi kesehatan adalah peningkatan pengetahuan tentang mencegah terjadinya suatu masalah penyakit di masyarakat. Selain itu meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit heoatatis dan penularannya. Kata kunci: Anak, bersih, sehat.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133012474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendampingan Posyandu Lanjut Usia","authors":"A. R, Nurhaya Nurdin, Umniyah Saleh","doi":"10.24198/MKK.V2I1.19399","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/MKK.V2I1.19399","url":null,"abstract":"Kota Makassar memiliki jumlah lanjut usia (lansia) terbanyak kedua di Sulawesi Selatan yaitu sebanyak 79.581 jiwa. Salah satu kelurahan di kota Makassar yaitu kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya terdapat 487 jiwa lansia yang tersebar di 8 RW. Sembilanpuluh persen lansia mengalami hipertensi, rheumatoid arthritis, infeksi saluran pernapasan atas, diabetes mellitus, gastritis, dan stroke, penglihatan kabur yang menyebabkan risiko jatuh, tetapi belum mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Selain itu, posyandu lansia di 3 RW masih bergabung dengan Posyandu balita, jumlah kunjungan lansia pun masih sangat rendah, sementara 5 RW lainnya belum memiliki Posyandu lansia. Selain itu jumlah petugas kesehatan sangat terbatas yakni hanya 1 orang. Dengan demikian, pelaksanaannya belum berfungsi optimal, bahkan tidak mampu menyentuh kebutuhan para lansia. Tujuan pendampingan Posyandu ini untuk meningkatkan kesejahteraan lansia, baik fisik maupun psikologis, melalui kegiatan Posyandu lansia yang mandiri. Metode kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pelatihan kader kesehatan lansia, pembentukan kelompok kerja (pokja) lansia, dan pendampingan pelaksanaan Posyandu lansia sistem 5 meja. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan yang cukup tentang kesehatannya, dapat mempertahankan kebugaran dan kesehatan fisik serta kesehatan psikologisnya. Posyandu lansia ini berdampak pada peningkatan derajat kesehatan baik fisik maupun psikologis dan usia harapan hidup lansia sehingga dapat mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Kata kunci: Hidup Sehat, lanjut usia, posyandu.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129668909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi dengan Pendekatan Promosi Kesehatan Tentang Imuniasi Dasar","authors":"Samuel M. Simanjuntak, Indah Nurnisa Nurnisa","doi":"10.24198/MKK.V2I1.21275","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/MKK.V2I1.21275","url":null,"abstract":"Angka capaian imunisasi dasar di Bandung Barat termasuk dalam 10 kabupaten di Jawa Barat dengan pencapaian yang terendah. Edukasi kepada ibu-ibu dengan beragam pendekatan masih sangat diperlukan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk menerapkan dan mengevaluasi pendekatan promosi kesehatan tentang imunisasi dasar dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap imunisasi di RW.06 desa Sukajaya. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah dengan pemberian promosi kesehatan imunisasi dasar kepada 60 ibu-ibu yang memiliki anak Batita. Sebelum penyuluhan pengetahuan dan sikap ibu dikaji dengan pengisian kuesioner yang kemudian dikaji ulang saat setelah pelaksanaan penyuluhan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada batita antara sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang imunisasi di RW.06 desa Sukajaya dengan p value <0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyuluhan tentang imunisasi dasar pada batita kepada para ibu secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap imunisasi dasar. Dari hasil tersebut peneliti menyarankan kepada perawat atau tim kesehatan terkait untuk melakukan promosi kesehatan tentang imunisasi dasar secara berkala kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki Batita untuk meningkatkan derajat kesehatan anak-anak di kabupaten Bandung Barat dan di Indonesia secara lebih luas. Kata kunci : Imunisasi dasar, Pengetahuan, promosi kesehatan, sikap","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116164730","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Skrining Ketajaman Penglihatan pada Siswa SDN","authors":"H. Husna, Chita Widia","doi":"10.24198/MKK.V2I1.19086","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/MKK.V2I1.19086","url":null,"abstract":"Gangguan pada mata akan menyebabkan gangguan penglihatan yang berdampak pada ketidaknyamanan dan gangguan lainnya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. WHO menyatakan sebanyak 19 juta anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun diperkirakan mengalami gangguan penglihatan dan 12 juta di antaranya disebabkan oleh kelainan refraksi mata. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan 2017-2030 dan salah satu upaya dalam mencegah gangguan penglihatan pada anak. Kegiatan yang dilakukan adalah skrining pemeriksaan visus ataupun koreksi bagi siswa SD kelas 3 dan 4 yang disertai dengan pemberian informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata dan melakukan. Tujuan dari skrining visus ini adalah untuk mengetahui gambaran kelainan refraksi mata pada siswa SD. Lokasi skrining kelainan refraksi dilaksanakan di SDN 1 Cikalang Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Subjek adalah siswa kelas 3 dan 4 dalam rentang umur 8-9 tahun yang diduga tidak mengalami kelainan refraksi. Skrining visus dilakukan dengan menggunakan Optotipe Snellen dan dikoreksi dengan menggunakan lensa coba/trial lens. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung dengan lancar dan efisien. Pada siswa kelas 3 (8-9 tahun) terdapat 10 siswa (24%) yang mengalami kelainan refraksi, kelas 4A (9-10 tahun) terdapat 8 siswa (20%) yang mengalami kelainan refraksi, dan di kelas 4B terdapat 6 siswa (14%) yang mengalami kelainan refraksi. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan kesadaran siswa dan orang tua untuk melakukan pemeriksaan rutin pada mata sejak dini.Kata Kunci : Kelainan refraksi, kesehatan mata, skrining.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124854518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}