SuhufPub Date : 2019-06-28DOI: 10.22548/SHF.V12I1.409
Sahiron Samsudin
{"title":"PENDEKATAN DAN ANALISIS DALAM PENELITIAN TEKS TAFSIR:","authors":"Sahiron Samsudin","doi":"10.22548/SHF.V12I1.409","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V12I1.409","url":null,"abstract":"Melihat banyaknya masalah metodologis dalam melakukan penelitian tentang karya-karya ilmu Al-Qur’an dan tafsir, penulis artikel ini menjelaskan pendekatan dan analisis tertentu yang telah digunakan oleh beberapa peneliti terkenal di bidang ini. Penulis menguraikan bahwa pendekatan yang memungkinkan, dibagi menjadi dua bagian utama: (1) pendekatan kritis historis dan (2) pendekatan interpretatif. Tujuan utama dari pendekatan pertama adalah untuk mengevaluasi kepada siapa teks tafsir tertentu harus dikaitkan, dan seberapa jauh pernyataan tertentu dalam karya tafsir dapat dianggap benar. Pendekatan kedua dapat dilakukan dengan tiga jenis analisis: (1) analisis deskriptif, (2) analisis penjelasan, dan (3) analisis kritis. Penulis menjelaskan bahwa penelitian dalam bidang ilmu Al-Qur’an dan tafsir ini memerlukan tidak hanya ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga teori-teori kontemporer dalam bidang sosiologi, sastra, filsafat, hermeneutika, dan feminisme. Penulis mengharapkan bahwa peneliti dalam bidang tafsir sebaiknya mengambil kesempatan untuk memperdalam ilmu-ilmu bantu tersebut, sehingga penelitian akan jauh lebih berkembang dan bervariasi.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79094873","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2019-06-28DOI: 10.22548/SHF.V12I1.391
R. Hayati
{"title":"PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG CAMBUK","authors":"R. Hayati","doi":"10.22548/SHF.V12I1.391","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V12I1.391","url":null,"abstract":"Kajian ini memfokuskan pada tafsir ayat-ayat Al-Qur’an tentang cambuk menurut dua mufasir Aceh, yaitu Abdurrauf dalam tafsir Tarjum?n al-Mustaf?d dan Hasbi dalam tafsir an-Nur. Melalui pendekatan hermeneutika Gadamer, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran Abdurrauf dan Hasbi masing-masing diwarnai oleh kondisi sosial masyarakat yang mengitarinya. Seorang mufasir tidak bisa terlepas dari pemahaman-pemahaman yang dimiliki sebelumnya, baik dari pengetahuannya maupun kondisi sosial tempat ia hidup. Abdurrauf menggunakan istilah “dera” dalam menafsirkan kata jild, sedangkan Hasbi menggunakan istilah “cambuk” yang masing-masing digunakan pada masanya. Selain itu, menurut Abdurrauf, hukuman bagi pezina yang berstatus budak adalah setengah dari perempuan merdeka, yakni dicambuk 50 kali dan diasingkan selama setengah tahun. Sedangkan menurut Hasbi hanya dicambuk 50 kali tanpa pengasingan. Selain itu, Abdurrauf tidak menafsirkan kata ??’ifah dan mu??anat ke dalam bahasa Melayu, melainkan menyerap secara langsung dari bahasa Al-Qur’an. \u0000Key words: Hermeneutik, Abdurrauf Al-Singkili, Aceh, Hukum Cambuk, Tarjuma>n al-Mustafi>d.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73830571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2019-06-28DOI: 10.22548/SHF.V12I1.395
Akhmad Supriadi
{"title":"MENUJU KESETARAAN ONTOLOGIS DAN ESKATOLOGIS?","authors":"Akhmad Supriadi","doi":"10.22548/SHF.V12I1.395","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V12I1.395","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mengkaji perubahan terjemahan dalam Al-Qur’an dan Terjemahnya (QDT) yang diproduksi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada tiga edisi (1969, 1990 dan 2002) terkait dengan penciptaan manusia (Surah anNisa/4: 1, al-A’raf/7: 189, az-Zumar/39: 6, ar-R?m/3: 21, an-Na?l/16: 72, asy-Sy?r?/42: 11) dan pasangan surgawi (Surah al-Baqarah/2: 25, Ali Imran/3: 15 dan an-Nis?’/4: 57), dan berupaya mengungkap aspek ideologis di balik perubahan itu, terutama ideologi gender. Penelitian ini membuktikan adanya pergeseran dalam ketiga edisi itu, terutama pada edisi 2002 yang tidak hanya menyangkut diksi (pilihan kata), struktur dan susunan kalimat, tetapi juga substansi terjemahan. Artikel ini berargumen bahwa perubahan terjemah itu terkait dengan pergeseran ideologis negara ke arah yang ramah gender, dan relasi kuasa antara negara, terutama melalui Kementerian Agama, dan penerjemah (tepatnya tim revisi terjemahan) pada satu sisi, dan keberadaan penerjemah atau korektor terjemahan sebagai agen-agen sosial yang tidak selalu sepenuhnya tunduk pada ideologi negara pada sisi lain.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"110 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72896134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2019-06-28DOI: 10.22548/SHF.V12I1.397
Nur Rohman
{"title":"ENKULTURASI BUDAYA PESANTREN DALAM KITAB AL-IKLĪL FI MA’ĀNĪ AT-TANZĪL KARYA MISHBAH MUSTHOFA","authors":"Nur Rohman","doi":"10.22548/SHF.V12I1.397","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V12I1.397","url":null,"abstract":"Kajian ini bertujuan untuk mencermati dialog budaya pesantren yang dilakukan oleh Mishbah Musthofa (1916-1994) dalam menggali makna ayat-ayat Al-Qur’an seperti yang tercermin dalam tafsirnya al-Iklīl fī Maʻānī at-Tanzīl, khususnya dilihat dari aspek tradisi pesantren. Pendekatan yang digunakan adalah enkulturasi budaya, sebuah cara pandang yang menekankan adanya dialektika wahyu (Al-Qur’an) dan budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya dua model respon dalam tafsirnya, yaitu pertama, mengadopsi dalam rangka melengkapi (adoptive-complement), ditunjukkan dengan sikap menerima tradisi yang berkembang di pesantren. Misalnya penggunaan aksara pegon, kitab kuning dan tradisi bermazhab. Kedua, mengadopsi dalam rangka merekonstruksi (adoptive-reconstructive), ditunjukkan melalui sikap kritisnya terhadap beberapa tradisi pesantren. Misalnya, kritik Misbah Musthofa terhadap tradisi penghormatan (ta’zim) santri kepada kiai, tradisi bertarekat, tradisi bermazhab, sikap menolak acara Musabaqah Tilawatil Qur’an, dan berdoa dengan pengeras suara. Kajian ini menegaskan adanya integrasi antara budaya pesantren dan tafsir dalam proses penafsiran Al-Qur’an.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85236855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2019-06-28DOI: 10.22548/SHF.V12I1.407
J. A. Rohmana
{"title":"NEGOSIASI, IDEOLOGI, DAN BATAS KESARJANAAN","authors":"J. A. Rohmana","doi":"10.22548/SHF.V12I1.407","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V12I1.407","url":null,"abstract":"Kajian ini membahas tentang pengalaman penerjemah dalam proyek Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI 2018-2019. Proyek ini dikerjakan para akademisi Universitas Islam Negeri “Sunan Gunung Djati” dan Universitas Padjadjaran, Bandung. Sebagai salah satu anggota tim penerjemah, penulis berusaha menjelaskan secara fenomenologis negosiasi bahasa, kepentingan ideologi tafsir mayoritas, dan batas kesarjanaan di balik proyek tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerjemahan Al-Qur’an yang didanai pemerintah melibatkan tidak hanya masalah akademis, tetapi juga non-akademis. Tak hanya terkait dengan diskusi substansi terjemahan yang menjadi ajang negosiasi ahli Al-Qur’an dan bahasa Sunda, tetapi juga melibatkan tertib administrasi dan kontrol pemerintah untuk memihak pada ideologi mayoritas. Kajian ini juga menunjukkan bahwa kesarjanaan berusaha netral dan objektif sehingga mampu melampaui batas-batas etnis dan ideologis. Penulisan artikel ini adalah bagian dari argumen atas pilihan penulisnya, meskipun sebagai bagian dari ‘orang dalam’ tim penerjemah ia terus dibayang-bayangi ideologi mayoritas.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85796441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2019-06-28DOI: 10.22548/SHF.V12I1.445
A. Rahman
{"title":"LITERATUR TAFSIR AL-QUR’AN DALAM BAHASA MELAYU-JAWI","authors":"A. Rahman","doi":"10.22548/SHF.V12I1.445","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V12I1.445","url":null,"abstract":"Penelitian tentang khazanah literatur tafsir Al-Qur’an di Indonesia telah banyak dilakukan. Akan tetapi, tulisan yang menelaah secara khusus tentang literatur tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Melayu beraksara Jawi masih belum dilakukan dengan baik. Artikel ini berupaya membuat periode kesejarahan, mengklasifikasi tipologi, mengungkap latar belakang sosial penulis tafsir, dan menjelaskan karakteristiknya. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan kesejarahan dan studi Al-Qur’an. Artikel ini berhasil membuat periodisasi tafsir Melayu-Jawi menjadi tiga periode, yaitu periode kemunculan (1600—1920), periode keemasan (1920—1960), dan periode kemunduran (1960-an). Tipologi penulisan tafsir Melayu-Jawi dapat diklasifikasi menjadi empat kategori, yaitu (1) tafsir lengkap Al-Qur’an; (2) tafsir terhadap surah tertentu dalam Al-Qur’an; (3) tafsir Al-Qur’an per juz, dan (4) tafsir tematik. Latar belakang sosial dalam penulisan tafsir Melayu-Jawi diidentifikasi menjadi tiga latar utama, yaitu (1) latar politik dan pemerintahan, (2) institusi pendidikan, dan (3) organisasi keislaman. Adapun karakter utama tafsir Melayu-Jawi ditopang oleh kekuatan bahasa dan aksara yang digunakan. \u0000Keyword: Literature, Melayu-Jawi interpretation, Periodization, Typology, Social background. \u0000Abstrak: Penelitian tentang khazanah literatur tafsir al-Qur’an di Indonesia telah banyak temui. Akan tetapi, tulisan yang menelaah secara khusus tentang literatur tafsir al-Qur’an dalam bahasa Melayu beraksara Jawi masih belum dilakukan dengan baik. Padahal sangat diperlukan tulisan yang menguraikan secara kronologis dan sistematis tentang persoalan tersebut. Artikel ini berupaya membuat periode kesejarahan, mengklasifikasi tipologi, dan mengungkap latar sosial penulisan tafsir Melayu-Jawi. Penelitian ini berhasil membuat periodeisasi tafsir Melayu-Jawi menjadi tiga: periode kemunculan (1500-1920), periode keemasan (1920-1960), dan terakhir periode kemunduran (1960-an). Tipologi penulisan tafsir Melayu-Jawi dapat diklasifikasi menjadi empat kategori: pertama, tafsir lengkap al-Qur’an; kedua, tafsir surah al-Qur’an; ketiga, tafsir per-juz al-Qur’an, dan keempat tafsir konten al-Qur’an. Sementara latar atau basis sosial dalam penulisan tafsir Melayu-Jawi diidentifikasi menjadi tiga latar utama: latar politik dan pemerintahan, latar institusi pendidikan, dan latar organisasi keislaman.Kata kunci: Litetarur, Tafsir Melayu-Jawi, Periodeisasi, Tipologi, Latar Sosial. \u0000 ","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"134 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77899250","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2018-12-31DOI: 10.22548/SHF.V11I2.414
M. Mustopa
{"title":"MENIMBANG PERBEDAAN RASM UṠMĀNĪ:","authors":"M. Mustopa","doi":"10.22548/SHF.V11I2.414","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V11I2.414","url":null,"abstract":"Kritik terhadap Mushaf Standar Indonesia terkait penggunaan rasmnya terus dilakukan sejumlah kalangan. Buku Perbedaan Rasm Usmani antara Mushaf Standar Indoensia dan Mushaf Madinah karya Zainal Arifin Madzkur hadir menjawab sejumlah kritikan tersebut. Tinjauan buku ini akan melihat objektivitas pembahasan yang dilakukan penulis atas dua mushaf yang diperbandingkan. Keberpihakan penulis buku tidak bisa dihindari, namun tetap dalam koridor objektivitas ilmiah. Buku ini memberikan kontribusi yang signifikan, khususnya pada Mushaf Standar Indonesia yang belum memiliki landasan ilmiah yang komprehensif. Pokok-pokok pikiran dalam buku ini diberikan catatan guna menghasilkan pandangan yang berimbang, khususnya terkait dengan penggunaan rasm usmani pada mushaf Al-Qur'an. Buku ini memperlihatkan bahwa penggunaan rasm usmani pada suatu mushaf tidak bisa jika hanya disandarkan pada satu atau dua mazhab, mengingat kompleksnya kajian tentang rasm usmani. Klaim paling benar karena itu tidak bisa dimunculkan karena masing-masing mushaf memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak bisa dihindari.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91244626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2018-12-31DOI: 10.22548/shf.v11i2.344
M. Fikri
{"title":"KONSEP RELASI LAFẒ DAN MA‘NĀ DALAM PERSPEKTIF ‘ABDUL QĀHIR AL-JURJĀNĪ DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN","authors":"M. Fikri","doi":"10.22548/shf.v11i2.344","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/shf.v11i2.344","url":null,"abstract":"Diskusi mengenai kajian kebahasaan terutama bahasa Arab memang tidak ada habisnya. Adapun salah satu yang menjadi objek kajiannya ialah hal-hal yang terkait dengan persoalan lafẓ dan ma'na. Kajian lafẓ dan ma'na sebenarnya memang tidak hanya ditekuni oleh 'Abdul Qāhir al-Jurjānī (w. 471 H). Secara garis besar,setidaknya ada dua golongan dalam kajian linguistik, yakni golongan yang lebih menekankan aspek lafal, dan golongan pendukung makna. Menurut al-Jurjānī, suatu lafẓ merupakan penanda/attribute bagi ma'na. Lafẓ menjadi bagian bahasa yang tidak diletakkan untuk menunjukkan ma'na dengan sendirinya, tetapi untuk dikumpulkan satu dengan yang lainnya sehingga diketahui kandungan ma'na-nya. Eksistensi suatu lafẓ pasti didahului oleh ma'na, sedangkan ma'na alam pandangan al-Jurjānī merupakan gagasan, ide, atau maksud yang dituju. Artikel ini mengungkap dan memahami teori al-Jurjānī mengenai hubungan antara lafẓ dan ma'na serta implikasinya terhadap penafsiran Al-Qur'an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan rujukan utama dua karya fenomenal al-Jurjānī, yaitu Dalāil al-I’jāz dan Asrār al-Balāgah.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78633094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2018-12-31DOI: 10.22548/SHF.V11I2.359
Aunillah Reza Pratama
{"title":"HAK-HAK PEREMPUAN DALAM TAFSIR AL-IBRĪZ DAN TAFSIR TĀJ AL-MUSLIMĪN","authors":"Aunillah Reza Pratama","doi":"10.22548/SHF.V11I2.359","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V11I2.359","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas isu hak-hak perempuan perspektif tafsir Al-Qur'an berbahasa Jawa. Artikel ini dilatarbelakangi fenomena budaya patriarkis yang masih berkembang dalam kehidupan masyarakat Jawa. Tafsir al-Ibrīz karya Bisri Musthafa dan Tāj al-Muslimīn karya Mishbah Musthafa sebagai objek kajian ini mencerminkan fenomena budaya patriarkis tersebut. Kajian ini mencoba mengetahui latar belakang dan sebab perbedaan penafsiran keduanya. Melalui analisis hermeneutika Gadamer, kajian ini menunjukkan bahwa nuansa patriarkis dalam penafsiran keduanya dipengaruhi oleh sumber penafsiran dan pendekatan yang digunakan. Keduanya menggunakan kitab-kitab tafsir dan fikih klasik karya ulama Timur Tengah yang juga patriarkis. Selain itu, penggunaan metode penafsiran taḥlīli dengan pendekatan tekstual (‘umūm al-lafẓi) juga memengaruhi hasil penafsiran yang cenderung patriarkis. Perbedaan penting di antara kedua tafsir tersebut dalam merespons isu gender terletak pada perbedaan situasi dan kondisi pada masa penulisannya. Mishbah cenderung lebih bisa merespons isu gender dibanding Bisri, karena sudah bersentuhan dengan pemikiran para tokoh pembaru yang saat itu mulai marak di Indonesia. \u0000Kata kunci: Hak-hak perempuan, gender, tafsir Jawa, Tafsir al-Ibrīz, Tafsir Tāj al-Muslimīn","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74489757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SuhufPub Date : 2018-12-31DOI: 10.22548/SHF.V11I2.410
Jonni Syatri
{"title":"MEMBACA A-QUR'AN DENGAN TRANSLITERASI ARAB LATIN:","authors":"Jonni Syatri","doi":"10.22548/SHF.V11I2.410","DOIUrl":"https://doi.org/10.22548/SHF.V11I2.410","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas tentang fenomena penggunaan transliterasi dalam membaca Al-Qur'an di tengah masyarakat dan pro kontra terhadap penggunaannya. Fokus penelitian mengambil tempat di Payakumbuh dan sekitarnya yang dikenal sebagai daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara wawancara terstruktur dan melakukan pengamatan. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat sebagian masyarakat Payakumbuh dan sekitarnya yang menggunakan transliterasi dalam membaca Al-Qur'an. Mereka sangat berharap agar transliterasi Al-Qur'an terus dikembangkan sehingga memudahkan bagi mereka yang tidak mampu membaca Al-Qur’an berbahasa Arab secara langsung. Namun demikian, sebagian kalangan seperti guru mengaji dan penyuluh agama, kurang menyetujui keberadaan transliterasi Al-Qur’an ini. Menurut mereka, transliterasi Al-Qur’an lebih besar mudaratnya dibandingkan manfaat yang diperoleh darinya. Keberadaan transliterasi dikhawatirkan melemahkan semangat umat Islam belajar baca tulis Al-Qur’an yang berbahasa Arab. Di samping itu, simbol huruf latin dianggap tidak bisa mewakili huruf Arab secara tepat dari segi makhraj dan sifatnya, sehingga dikhawatirkan terjadi salah pengucapan bacaan Al-Qur’an. \u0000Kata kunciMembaca Al-Qur’an, transliterasi Arab Latin, pembelajaran Al-Quran, membaca dan menulis AL-Qur'an, Payakumbuh.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"92 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76681806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}