PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG CAMBUK

Suhuf Pub Date : 2019-06-28 DOI:10.22548/SHF.V12I1.391
R. Hayati
{"title":"PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG CAMBUK","authors":"R. Hayati","doi":"10.22548/SHF.V12I1.391","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kajian ini memfokuskan pada tafsir ayat-ayat Al-Qur’an tentang cambuk menurut dua mufasir Aceh, yaitu Abdurrauf dalam tafsir Tarjum?n al-Mustaf?d dan Hasbi dalam tafsir an-Nur. Melalui pendekatan hermeneutika Gadamer, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran Abdurrauf dan Hasbi masing-masing diwarnai oleh kondisi sosial masyarakat yang mengitarinya. Seorang mufasir tidak bisa terlepas dari pemahaman-pemahaman yang dimiliki sebelumnya, baik dari pengetahuannya maupun kondisi sosial tempat ia hidup. Abdurrauf menggunakan istilah “dera” dalam menafsirkan kata jild, sedangkan Hasbi menggunakan istilah “cambuk” yang masing-masing digunakan pada masanya. Selain itu, menurut Abdurrauf, hukuman bagi pezina yang berstatus budak adalah setengah dari perempuan merdeka, yakni dicambuk 50 kali dan diasingkan selama setengah tahun. Sedangkan menurut Hasbi hanya dicambuk 50 kali tanpa pengasingan. Selain itu, Abdurrauf tidak menafsirkan kata ??’ifah dan mu??anat ke dalam bahasa Melayu, melainkan menyerap secara langsung dari bahasa Al-Qur’an. \nKey words: Hermeneutik, Abdurrauf Al-Singkili, Aceh, Hukum Cambuk, Tarjuma>n al-Mustafi>d.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22548/SHF.V12I1.391","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kajian ini memfokuskan pada tafsir ayat-ayat Al-Qur’an tentang cambuk menurut dua mufasir Aceh, yaitu Abdurrauf dalam tafsir Tarjum?n al-Mustaf?d dan Hasbi dalam tafsir an-Nur. Melalui pendekatan hermeneutika Gadamer, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran Abdurrauf dan Hasbi masing-masing diwarnai oleh kondisi sosial masyarakat yang mengitarinya. Seorang mufasir tidak bisa terlepas dari pemahaman-pemahaman yang dimiliki sebelumnya, baik dari pengetahuannya maupun kondisi sosial tempat ia hidup. Abdurrauf menggunakan istilah “dera” dalam menafsirkan kata jild, sedangkan Hasbi menggunakan istilah “cambuk” yang masing-masing digunakan pada masanya. Selain itu, menurut Abdurrauf, hukuman bagi pezina yang berstatus budak adalah setengah dari perempuan merdeka, yakni dicambuk 50 kali dan diasingkan selama setengah tahun. Sedangkan menurut Hasbi hanya dicambuk 50 kali tanpa pengasingan. Selain itu, Abdurrauf tidak menafsirkan kata ??’ifah dan mu??anat ke dalam bahasa Melayu, melainkan menyerap secara langsung dari bahasa Al-Qur’an. Key words: Hermeneutik, Abdurrauf Al-Singkili, Aceh, Hukum Cambuk, Tarjuma>n al-Mustafi>d.
解释古兰经中关于鞭子的经文
这项研究集中于两种不同的亚齐语对鞭子的解释。n al-Mustaf ?d和Hasbi在tafsir an-Nur中。这项研究发现,通过解释学Gadamer的方法,Abdurrauf和Hasbi的解释分别被周围社会的社会条件所影响。mufasir无法摆脱他以前所拥有的理解,无论是他的知识还是他所生活的社会条件。Abdurrauf在解读jild时使用了“dera”这个词,而Hasbi使用了每个时代使用的“鞭子”这个词。此外,根据Abdurrauf的说法,对地位为奴隶的通奸者的惩罚是自由女性的一半,即被鞭打50下,并被流放半年。至于哈斯比,他只被鞭打了50下而没有被流放。此外,Abdurrauf不解释这个词“斋月和你??”阿纳斯语是马来语,它直接从古兰经中吸收。关键字:解释学,Abdurrauf Al-Singkili,亚齐,鞭律,Tarjuma>n al-穆斯塔菲>d。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
10
审稿时长
4 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信