{"title":"Proses PEMBUATAN BUBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI TAMBAHAN MAKANAN FUNGSIONAL BERDASARKAN SUHU DAN LAMA PENGERINGAN YANG BERBEDA","authors":"Nurul Muchlisah Zainuddin, Sri Hajriani","doi":"10.20956/at.v14i2.518","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v14i2.518","url":null,"abstract":"Kelor (Moringa oleifera) sudah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman multiguna, padat nutrisi dan berkhasiat sebagai obat. Namun pembuatan kelor menjadi tepung atau bubuk serta pengembangannya menjadi tambahan makanan fungsional belum banyak dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah membuat tepung dari daun kelor sebagai tambahan makanan fungsional kaya nutrisi. Kandungan utama daun kelor ini ternyata akan lebih tinggi jika daun kelor diolah terlebih dahulu menjadi bentuk kering atau tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu pengeringan dan lama pengeringan yang terbaik yang digunakan pada proses pembuatan bubuk daun kelor berdasarkan analisis kimia yaitu kadar vitamin C dan kadar air dan untuk mengetahui sifat organoleptik tepung daun kelor berdasarkan suhu dan lama pengeringan yang berbeda. Metode penelitian yang dilakukan adalah menentukan suhu pengeringan dan lama pengeringan terbaik dengan menggunakan suhu pengeringan (35 oC, 50 oC, dan 65oC). Lama pengeringan (5 jam, 6 jam dan 7 jam). Suhu dan lama pengeringan yang terbaik akan ditentukan dengan pengujian analisis kimia dari tepung daun kelor, yaitu dilakukan uji vitamin C dan kadar air serta uji organoleptik yaitu dengan metode uji kesukaan (hedonic). Hasil dari penelitian formulasi bubuk daun kelor terbaik berdasarkan hasil analisis vitamin C dan kadar air adalah perlakuan suhu pengeringan 35 oC dan lama pengeringan 5 jam. Sifat organoleptik berupa tekstur, citarasa dan aroma yang paling disukai yaitu pada perlakuan suhu pengeringan 65 oC dan lama pengeringan 7 jam sedangkan untuk warna yang paling disukai yaitu pada perlakuan 35 oC dan lama pengeringan 5 jam.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131506081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RESPON PERTUMBUHAN DAN BIOKIMIA MICROGREENS TANAMAN BASIL (Ocimum basilicum L.) TERHADAP KOMBINASI WARNA LED DAN LAMA PENYINARAN YANG BERBEDA","authors":"E. Nugraheni, Karno Karno, S. Sutarno","doi":"10.20956/at.v14i2.492","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v14i2.492","url":null,"abstract":"Microgreen merupakan tanaman pangan fungsional yang bertujuan untuk menciptakan diversifikasi pangan yang berkelanjutan secara global dengan nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan tanaman biasa. Kemangi merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dijadikan sebagai microgreen karena kandungan nutrisinya yang lengkap. Peningkatan produksi dan kualitas microgreens dapat dilakukan dengan memberikan pencahayaan LED dengan spektrum cahaya yang dibutuhkan dan meningkatkan durasi penyinaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan respon biokimia microgreen basil terhadap kombinasi LED merah, biru, dan merah:biru serta lama penyinaran selama 12, 16 dan 20 jam. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2021 – Mei 2021 di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tumbuhan dan analisis klorofil, karotenoid dan fenol dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 5 x 3 dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Faktor pertama adalah kombinasi warna LED yang meliputi L1: 100% Merah: 0% Biru, L2: 0% Merah: 100% Biru, L3: 70% Merah: 30% Biru, L4: 50% Merah: 50% Biru, L5: 30% Merah: 70% Biru. Faktor kedua adalah lama penyinaran meliputi T1 (12 jam), T2 (16 jam), T3 (20 jam). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan terdapat interaksi antara kombinasi warna cahaya dengan lama penyinaran terhadap kandungan biokimia microgreen basil. Penyinaran dengan kombinasi warna cahaya merah 100% dengan penyinaran selama 20 jam dapat meningkatkan kandungan klorofil dan karotenoid microgreen basil.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115665279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Dirpan, Andi Nurfaidah Rahman, Muhammad Tahir Sapsal, Mulyati M. Tahir, Singgang Dewitara
{"title":"Color and Organoleptic Changes of the Golek Mango Fruit (Mangifera indica L.) On Zero Energy Cool Chamber (ZECC) Storage Method with Packaging Combination","authors":"A. Dirpan, Andi Nurfaidah Rahman, Muhammad Tahir Sapsal, Mulyati M. Tahir, Singgang Dewitara","doi":"10.20956/at.v14i2.474","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v14i2.474","url":null,"abstract":"The increase in the amount of mango fruit production is due to their high nutritional content affordable, and relatively easy to find. However, like other horticultural crops, Mango can be easily bruised or damaged. The fruit damage can be caused by improper post-harvest handling, causing mango quality and has a short shelf life. The study aimed to determine the shelf life and quality of mango Golek stored in Zero Energy Cool Chamber (ZECC) using LDPE packaging and LDPE packaging with additional perforations. The first stage was observing the physical quality of the fruit and then post-harvest treatment such as washing, packaging and storing mangoes at ZECC temperature (±26°C). The second stage was the mango quality test after storage. Tests in the form of skin color and organoleptic. The results obtained in this study were mangoes packed with LDPE and LDPE with perforations. Mango packaged in LDPE packaging were able to retain L* color, b* color, organoleptic color, aroma, texture and taste. Mangoes packed with perforated LDPE packaging can retail, L * color, b * color, organoleptic color, aroma, texture and taste","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123610188","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Evaluasi Kinerja Model Page Pada Pengeringan Lapisan Tipis Umbi Iles-Iles","authors":"M. Mukmin, Junaedi Muhidong, Abdul Azis","doi":"10.20956/at.v14i1.399","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v14i1.399","url":null,"abstract":"Tanaman iles-iles (Amorphophallus muelleri) merupakan jenis umbi-umbian dengannilaipotensial ekonomi yang cukuptinggi. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi keakuratan model Page dalam menduga moisture ratio umbi iles-iles (Amorphophallus muelleri)yang berbentuk irisan selama proses pengeringan lapisan tipis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan suhu pengeringan 45oC dan 55 oC dengan ketebalan sampel iles-iles 1.0 cm dan 0.5 cm. Kecepatan udara pengeringan digunakan sebesar 1.0 m/s. Parameter pengamatan yang digunakan berat sampel selama proses pengeringan dan waktu pengeringan. Sehingga diperoleh hasil seperti pola penurunan kadar air, pola penurunan moisture rasio, nilai konstanta pengeringan Model Page, dan evaluasi kinerja Model Page yang menggambarkan hubungan antara nilai prediksi dan nilai observasi moisture ratio yg menghasilkan persamaan regresi tanpa intersept dengan nilai R2 yang mendekati 1.0, maka Model Page yang diperoleh dianggap baik dalam melakukan prediksi moisture ratio umbi iles-iles. Adapun nilai R2 yaitu 0.998, nilai Chi-squared yaitu 5.202x10-2 dan nilai RMSE yaitu 0.006. Selisih nilai R2, Chi-squared, dan RMSE antara berbagai penelitian yg dilakukan terdahulu dengan penelitian ini yg relatif sangat kecil mengindikasikan bahwa kinerja Model Page pada penelitian ini juga cukup baik.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116858732","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perhitungan Laju Infiltrasi pada Kebun Percontohan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Papua","authors":"Bertha Ollin Paga', Reniana Reniana","doi":"10.20956/at.v14i1.409","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v14i1.409","url":null,"abstract":"Ketersediaan air bagi tanaman pertanian sangat fluktuatif yang dipengaruhi oleh musim, lokasi sumber air, serta usaha-usaha konservasi air. Penyediaan air bagi lahan pertanian dapat diusahakan dengan pemberian irigasi, yang dimana dalam pemberian air irigasi pada lahan harus mengetahui laju infiltrasinya agar tidak terjadi run-off. Infiltrasi merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi maupun dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran di sungai. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan banyak metode salah satunya adalah dengan metode pengukuran langsung yaitu menggunakan Double Ring Infiltrometer dan dengan metode Horton. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui laju infiltrasi yang terjadi di kebun percontohan Fateta Unipa. Metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran laju infiltrasi di lapangan dilakukan pada 1 (satu) titik dengan 3 (tiga)kali ulangan. Pengolahan data dilakukan dengan 2 (dua) teknik pengolahan, yaitu dengan metode pengolahan data hasil pengukuran lapang secara langsung dan pengolahan data dengan menggunakan Model Horton. Setelah itu dilakukan perbadingan antara hasil pengukuran langsung dengan hasil pengukuran menggunakan model Horton. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa laju infiltrasi pada lokasi penelitian, baik dengan infiltrasi maupun model horton adalah masing-masing sebesar 39,7 mm/menit dan 21,7 mm/menit. Laju infiltrasi dari dua metode tersebut tidak berbeda siqnifikan.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"606 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132220716","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Tingkat Pelayanan Bendung Tomatoppe pada Daerah Irigasi Bajo Kabupaten Luwu","authors":"Erna Anryana, Totok Prawitosari, M. Achmad","doi":"10.20956/at.v0i0.217","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v0i0.217","url":null,"abstract":"Evaluasi merupakan kesatuan sistem manajemen baik itu perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring. Bendung merupakan salah satu dari sekian banyak aset negara yang seringkali dilakukan evaluasi guna mengetahui kondisi asset tersebut. Evaluasi tingkat pelayanan Bendung Tomatoppe dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan Daerah Irigasi Bajo dengan membandingkan tingkat pelayanan rencana atau desain awal pada tahun 2009/2010 dan tingkat pelayanan pada tahun 2016 dan 2018. Di Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu sebagian besar mayoritas penduduknya merupakan petani, untuk menjamin ketersediaan air di daerah mereka pada tahun 2010 Pemerintah Pusat telah melakukan membangun Bendung Tomatoppe yang berpotensi mengaliri lahan persawahan sebesar 5.829 Ha yang tersebar di beberapa Kecamatan. Prosedur evaluasi dilakukan dengan pengamatan dan pengambilan debit pada saluran primer, sekunder dan tersier terpilih guna mengetahui perbedaan debit rencana dan debit evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan pelayanan Bendung Tomatoppe pada tingkat luas tanam dengan jumlah maksimum sebesar 5.691 Ha. Hal ini berbeda dengan rencana awal pembangunan pada tahun 2009 sebesar 5.829 ha. Perubahan nilai debit penelitian dengan dengan debit rencana dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya proses sedimentasi, kehilangan air irigasi yang di sebabkan oleh penguapan (evaporasi), serta adanya perubahan desain awal terhadap saluran dan luas area layanan.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129194510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kebijakan Tata Guna Lahan Pada Daerah Tangkapan Hujan Das Calendu Kabupaten Bantaeng","authors":"S. Sudarmin, A. Munir, S. Suhardi","doi":"10.20956/at.v0i0.222","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v0i0.222","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk (1) menanggulangi erosi di DAS Calendu (2) Mengurangi pengendapan sedimentasi (3) Menunjang langkah konservasi lahan, memperlambat laju erosi dan mengurangi sedimentasi selama kegiatan konservasi lahan berjalan. Penelitian ini dilaksanakan di daerah tangkapan hujan DAS Calendu. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei lapangan dengan mewawancarai petani sebagai responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan secara acak yang mewakili lokasi penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG) dan software ArcView. Software tersebut digunakan untuk keperluan digitasi dan analisis peta secara komputasi dan overlay peta untuk menetapkan unit lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani memiliki tingkat kesadaran dan kemampuan yang rendah dalam penerapan teknologi konservasi tanah. Konsep kebijakan yang ditemukan pada penelitian ini untuk meminimalkan laju erosi pada DAS adalah penerapan mulsa alami dan agroforestry. Rencana tindak yang dapat mendukung adalah peningkatan keahlian petani, menjamin adanya ketersediaan bahan untuk konservasi, peningkatan kemampuan teknologi, kesesuaian budaya.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126342118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Suhu Dan Konsentrasi Larutan Gula Terhadap Proses Dehidrasi Osmosis Pepaya (Carica papaya L.)","authors":"Liem Aras, Supratomo Supratomo, S. Salengke","doi":"10.20956/at.v0i0.219","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v0i0.219","url":null,"abstract":"Buah pepaya (Carica papaya L.) tergolong buah yang populer dan digemari oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Pepaya banyak dibudidayakan oleh masyarakat baik sebagai hobi ataupun usaha komersil. Hal ini karena pepaya memiliki banyak kelebihan. Buah pepaya menjadi salah satu komoditi yang sangat mudah rusak, hal tersebut terjadi akibat beberapa faktor, seperti: aktivitas dan pertumbuhan mikroba pada buah pepaya, aktivitas enzim-enzim di dalam buah pepaya, perlakuan suhu, serta beberapa faktor lainnya yang dapat merusak buah pepaya. Dehidrasi osmosis merupakan teknik pengurangan kadar air yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara perendaman bahan pada larutan berkonsentrasi tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 hingga bulan Oktober 2018 di Laboratorium Pengolahan Pangan dan Analisis Kimia Universitas Hasanuddin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi larutan gula terhadap kadar air akhir, penurunan bobot (WR), jumlah padatan yang masuk (SG) dan jumlah air yang keluar dari bahan (WL) pada pepaya selama proses dehidrasi osmosis dan mengetahui suhu dan konsentrasi yang optimal dalam proses dehidrasi pepaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan masing-masing faktor terdiri atas 3 level yaitu kadar gula 40 Brix, 50 Brix, 60 Brix dan suhu perendaman 40 C, 50 C, 60 C dengan 3 kali ulangan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan suhu 60 dan konsentrasi larutan 60 Brix menghasilkan kadar air yang paling rendah, dan sama halnya seperti peningkatan nilai Solid Gain (SG) paling tinggi juga terjadi pada suhu 60 C dan konsentrasi 60 Brix. Perlakuan suhu perendaman 50 C dan konsentrasi larutan gula 50 Brix menghasilkan Weight Reduction (WR) yang paling tinggi, sedangkan nilai Water Loss (WL) yang paling tinggi juga berada pada kombinasi perlakuan suhu perendaman 50 C dan konsentrasi larutan gula 50 Brix.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"390 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123515842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Pengaruh Suhu dan Kelembaban Ruang terhadap Kadar Air Benih Padi di Gudang Penyimpanan PT. Sang Hyang Seri","authors":"Muhammad Fachruri, Junaedi Muhidong, M. T. Sapsal","doi":"10.20956/at.v0i0.221","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v0i0.221","url":null,"abstract":"Peningkatan produksi pangan membutuhkan ketersediaan benih yang bermutu. Salah satu masalah dalam penyediaan benih bermutu yaitu viabilitas benih yang menurun dalam masa penyimpanan, penelitian mengenai hal tersebut masih jarang dilakukan, Selama proses penyimpanan suhu dan kadar air benih merupakan faktor penting yang mempengaruhi masa simpan benih. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan kelembaban terhadap kadar air pada benih selama penyimpanan pada gudang PT Sang Hyang Seri (Persero). Benih padi merupakan benih orthodox yaitu benih yang dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama dengan kadar air dapat diturunkan sampai dibawah 10%, Dalam pengumpulan data khususnya data temperatur gudang penyimpanan digunakan area sampling, area sampling merupakan cara pengambilan sampel dengan menetapkan area secara equally spaced (bagian yang sama). Data sampel yang diperoleh terdiri dari sejumlah nilai-nilai pengamatan yang rata-rata hitungnya (arithmatic mean) dapat langsung dicari dari data yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi suhu interstisial bulk benih 28-29˚C dan suhu ruang penyimpanan tidak menunjukkan pengaruh terhadap kadar air benih padi 13-14% selama 15 hari penyimpanan, tingkat kelembaban ruang 45-50% merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kadar air benih sebesar 1% selama penyimpanan.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133248624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kebutuhan Air Tanaman Padi (Oryza sativa) Sawah Tadah Hujan berdasarkan Jadwal Tanam Hasil Musyawarah Tani dan Katam di Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo","authors":"Fitriyanti Hasnuri, M. Achmad, S. Samsuar","doi":"10.20956/at.v0i0.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/at.v0i0.218","url":null,"abstract":"Penentuan jadwal tanam dapat dilakukan dengan musyawarah tani atau dengan rekomendasi Kalender Tanam (Katam) dari Kementerian Pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kebutuhan air tanaman dan pemenuhan air tanaman dengan jadwal tanam yang ditentukan pada musyawarah tani dan katam dan menentukan jadwal tanam yang paling sesuai. Jadwal tanam yang paling sesuai dapat dinilai dari pemenuhan air pada fase-fase pertumbuhan tanaman dan dampak yang ditimbulkan. Kebutuhan air tanaman diperoleh dengan mengolah data iklim, tanah, dan tanaman menggunakan software Cropwat. Hasil penelitian menunjukkan jadwal tanam yang sesuai untuk Desa Abbanuangnge dan Minangatellue pada musim tanam rendengan 2018 adalah 10-30 April yang merupakan rekomendasi musyawarah tani dan katam dan tanggal tanam yang lebih sesuai untuk Desa Abbanuangnge dan Minangatellue pada musim tanam gadu 2018/2019 adalah 15 Oktober yang merupakan hasil musyawarah tani.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130578601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}