F. Amara, Firsty Rahmatia, Yudha Lestira Dhewantara
{"title":"Penggunaan Tanaman Anggrek dan Selada Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Koki (Carassius auratus) dalam Sistem Mini Akuaponik","authors":"F. Amara, Firsty Rahmatia, Yudha Lestira Dhewantara","doi":"10.24198/jaki.v6i2.35742","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i2.35742","url":null,"abstract":"Ikan mas koki jenis oranda merupakan salah satu yang paling populer dan paling banyak digemari pecinta ikan hias. Aplikasi akuaponik merupakan salah satu teknik budidaya alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan seperti membutuhkan lahan atau media yang relatif besar. Sisa pakan dan kotoran hasil metabolisme ikan dalam air dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air secara resirkulasi sehingga memperbaiki kualitas air pemeliharaan. Hal tersebut akan meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan tanaman selada dan anggrek dalam pertumbuhan ikan mas koki (Carassius auratus). Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan (kontrol, selada, anggrek) dan empat kali ulangan. Ikan yang diujikan berukuran ± 4-8 cm dan bobot ± 3-8 g yang dipelihara dalam akuarium berukuran 20x20x30cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem mini akuaponik ikan mas koki memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan sistem non-akuaponik. Hasil dari sistem mini akuaponik menuggunakan tanaman anggrek yaitu SGR 0,06 ± 0,02 g/hari, SR 92,86 ± 1,00 %. Kadar amonia dalam sistem mini akuaponik dengan menggunakan 2 jenis tanaman selada dan anggrek ini masih dalam kisaran yang layak untuk pembesaran ikan mas koki hingga hari ke 40. Berdasarkan hasil penelitianinimaka dapat disimpulkan bahwa sistem mini akuaponik dapat meningkatkan pertumbuhan ikan mas koki.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128998403","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan Larutan Teh Hitam untuk Menurunkan Daya Rekat Telur Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)","authors":"A. Yustiati, Fauziah Arini Shaqina, Sunarto Sunarto, Rosidah Rosidah, Ucu Cahyadi, Tatang Supriatna","doi":"10.24198/jaki.v6i2.29334","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i2.29334","url":null,"abstract":"Kendala dalam produksi benih ikan lele adalah derajat penetasan yang rendah karena sifat adhesif yang dimiliki oleh telur. Telur yang saling melekat menghambat masuknya oksigen pada telur sehingga dapat menghambat perkembangan telur dan akan berdampak terhadap daya tetas telur yang rendah. Salah satu cara untuk mengurangi daya rekat telur adalah dengan mencampurkan tanin kedalam telur ikan, salah satu bahan yang mengandung tanin adalah teh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan teh yang efektif untuk menurunkan daya rekat telur dan pengaruhnya terhadap daya tetas telur ikan lele. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 hingga 27 April 2020 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Kota Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah empat perlakuan konsentrasi larutan teh (0 g/L, 8 g/L, 10 g/L dan 12 g/L) dengan lama perendaman empat menit. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Wadah penelitian yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran 40 x 60 x 40 cm3 sebanyak 12 buah dan menggunakan saringan yang diisi telur, pengamatan daya rekat dilakukan selama satu hari dan dilanjutkan dengan pengamatan derajat pembuahan dan derajat penetasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan larutan teh dengan konsentrasi 10 g/L selama empat menit efektif menurunkan daya rekat telur ikan lele dengan nilai 12% dan menghasilkan nilai daya tetas telur tinggi yaitu sebesar 63%. Hasil ini merupakan hasil uji statistik dengan uji jarak Berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 95%, hasil yang di dapatkan berbeda nyata dengan kontrol.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127096279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penentuan Kawasan Asuhan Udang Sebagai Salah Satu Opsi Konservasi di Perairan Muara Gembong","authors":"Adriani Sri Nastiti, Mujianto Mujianto, Masayu Rahmia Anwar Putri, Dimas Angga Hedianto, Indriatmoko Indriatmoko, Joni Haryadi","doi":"10.24198/jaki.v6i1.30782","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i1.30782","url":null,"abstract":"Sumberdaya udang tangkapan di perairan Muara Gembong mengalami penurunan, salah satu penyebabnya adalah rusaknya habitat mangrove yang berakibat habitat asuhan udang terganggu. Kawasan asuhan udang menjadi salah satu opsi konservasi yaitu sebagai sumber rekruitmen stok udang dan biota laut lainnya. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kawasan asuhan sumber daya udang. Penelitian dilakukan di 20 stasiun pada bulan Maret, Juli, dan September 2018. Kriteria penentuan kawasan asuhan udang meliputi: Eko-biologi, Sosial-Budaya-Ekonomi, dan Integrasi Sosio-Ekobiologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa di stasiun penelitian nomor 11 wilayah perairan Mulut Muara Kuntul, Desa Pantai Sederhana yaitu Pulau Buaya sesuai untuk calon kawasan asuhan udang. Di Pulau Buaya teridentifikasi udang pada fase larva sebanyak 2,45%, post larva 1,04-76,83% dan komposisi juvenile udang dari famili Penaeidae sebanyak 72,5%, Palaemonidae 19,65%, Atydae 7,95% dan Squilidae 3,3%. Ketersedian sumberdaya udang didukung oleh kualitas perairan, ketersediaan pakan alami, dukungan masyarakat dan pemerintah daerah. Posisi geografis Pulau Buaya pada 107°0'47,044\" - 106°59'37,968\" BT dan 5°58'49.431\" - 6°0'51,683\" LS dengan luas sekitar 42,104 Ha.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122466719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Kimia Rumput Laut Hijau (Caulerpa racemosa & Caulerpa taxifolia) dari Laut Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia","authors":"Jumsurizal Jumsurizal, Aidil Fadli Ilhamdy, Anggi Anggi, Astika Astika","doi":"10.24198/jaki.v6i1.30008","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i1.30008","url":null,"abstract":"Potensi rumput laut di perairan Natuna sangat tinggi akan tetapi penelitian tentang kandungan kimianya masih sangat minim, padahal masyarakat di sana sering mengonsumsinya. Salah satu rumput laut yang sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah rumput laut hijau jenis Caulerpa yang dikenal dengan nama “latoh”. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan karakterisasi kimia rumput laut jenis C. racemosa dan C. taxifolia dari perairan Natuna untuk mengetahui kandungan gizinya. Tahapan penelitian ini meliputi pengujian komposisi proksimat, serat pangan dan perhitungan energi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai proksimat C. taxifolia lebih tinggi bila dibandingkan dengan C. racemosa, kecuali pada kadar abunya. Nilai serat pangan tertinggi terdapat pada C. taxifolia. Perhitungan energi pada C. taxifolia mempunyai nilai yang tinggi jika dikonsumsi oleh manusia (273,24 kkal/100 g) bila dibandingkan dengan C. racemosa (198,58 kkal/100 g). Komposisi tersebut menggambarkan bahwa karakteristik rumput laut dari perairan Natuna jenis C. taxifolia memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan C. racemosa untuk sumber bahan pangan.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127883202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap Mini Purse Seine (Pukat Cincin) di Perairan Kokar Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur","authors":"E. A. Dollu, Y. Tell, Frans B Bolang","doi":"10.24198/jaki.v6i1.29394","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i1.29394","url":null,"abstract":"Usaha perikanan tangkap mini purse seine (pukat cincin) merupakan salah satu mata pencaharian nelayan yang berkembang di perairan kokar. Mini purse seine memiliki peluang untuk dikembangkan, karena mini purse seine merupakan alat tangkap yang memiliki kontribusi sangat besar dalam volume produksi di Perairan Kokar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha dari alat tangkap mini purse seine di Perairan Kokar. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis pendapatan, analisis keuntungan, analisis revenue cost ratio, dan analisis payback period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan sebesar Rp. 995.627.725, keuntungan 95,21%, revenue cost ratio 1,33, payback period 1,05 tahun, NPV 783,353,195 dan IRR 43,08%. Hasil keuntungan yang diperoleh menunjukan bahwa TR > TC dan R/C > 1.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125518370","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Strategi Adaptasi Nelayan Selama Pandemi Covid-19 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu","authors":"Asep Hamzah, Hery Sutrawan Nurdin","doi":"10.24198/jaki.v6i1.30685","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i1.30685","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 yang melanda global sejak akhir 2019, dan Indonesia pada 2 Maret 2020, telah menyebabkan dampak negatif terhadap perekonomian secara global. Pandemi ini membawa risiko yang sangat buruk bagi perekonomian dunia termasuk Indonesia khususnya pada bidang perikanan. Pada sektor perikanan dampak pandemi Covid-19 antara lain harga ikan menurun, distribusi ikan hasil tangkapan terhambat, perubahan frekuensi kegiatan penangkapan dan pengurangan jumlah anak buah kapal. Maka, strategi adaptasi nelayan dalam menghadapi situasi pandemi menjadi penting agar pihak terkait seperti pelabuhan, pemerintah, maupun pihak lainnya mampu melakukan kebijakan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pola adaptasi yang dlakukan oleh nelayan dalam menghadapi pandem covid-19. Metode yang digunakan adalah studi kasus terhadap adaptasi masyarakat nelayan di sekitar PPN Karangantu selama pandemi Covid-19. Data diperoleh melalui kegiatan wawancara langsung, kepada nelayan pemilik kapal kemudian di analisis menggunakan metode deskriptif kualtatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa strategiadaptasi yang dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam beberapa bentuk, seperti: diversifikasi, intensifikasi, pemanfaatan jaringan sosial, mobilisasi anggota keluarga dan perubahan daerah penangkapan ikan.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129136490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muh. Yasin Umsini Putra Oliii, Sintia Buheli, Sri Yuningsih Noor
{"title":"Pengaruh Warna Lampu Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Perahu di Kecamatan Ponelo Kepulauan","authors":"Muh. Yasin Umsini Putra Oliii, Sintia Buheli, Sri Yuningsih Noor","doi":"10.24198/jaki.v6i1.32456","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i1.32456","url":null,"abstract":"Bagan perahu (lift net) merupakan alat tangkap yang menggunakan lampu atau cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Operasi penangkapan tidak dimungkinkan dilakukan pada siang hari atau saat sinar bulan terang, karena cahaya menyebar merata dipermukaan air. Penangkapan ikan dengan bagan hanya akan efektif dilakukan pada malam hari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan warna lampu terhadap jenis dan hasil tangkapan bagan perahu di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Penelitian dilaksana selama 3 bulan pada bulan Maret sampai Mei 2019 di Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan studi kasusdan dilakukan 8 kali trip. Hasil riset menunjukan hasil tangkapan bagan perahu yang menggunakan lampu warna putih dengan rata-rata hasil tangkapan selama 8 kali trip yaitu 164,62/trip kg sedangkan hasil tangkapan bagan perahu yang menggunakan lampu warna biru rata-rata 176,87 kg/trip. Jenis ikan yang tertangkap menggunakan lampu warna putih dan lampu warna biru di kecamatan Ponelo Kepulauan yaitu sebanyak 10 jenis ikan dimana 8 jenis ikan yang sama dan 2 jenis ikan berbeda. Perbedaan hasil tangkapan bagan menggunakan lampu warna putih dan warna biru berbeda nyata terhadap hasil tangkapan dominan pada taraf 95 % nilai T Hitung >T Tabel (-2,87 > 0,05).","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122244555","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan Teri (Stolephorus sp.) Menggunakan Bagan dengan Atraktor dan Tanpa Atraktor di Perairan Pangandaran","authors":"R. Hartini, Sulaeman Martasuganda, Fis Purwangka","doi":"10.24198/jaki.v6i1.32371","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v6i1.32371","url":null,"abstract":"Ikan teri (Stolephorus sp) adalah ikan pelagis kecil yang hidup di permukaan laut dengan cara bergerombol, baik ketika mencari makan atau bepergian. Salah satu alat tangkap yang cukup efektif untuk menangkap ikan teri yaitu bagan tancap. Bagan dioperasikan pada malam hari menggunakan alat bantu pengumpul berupa lampu celup. Penelitian ini bertujuan memaksimalkan hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus sp) dengan bagan tancap dan tambahan alat pengumpul berupa atraktor daun kelapa. Atraktor diletakan di luar bagan untuk menarik perhatian ikan yang bermigrasi baik yang hanya singgah, berlindung atau mencari makan. Metode yang digunakan adalah experimental fishing atau uji coba penangkapan pada alat tangkap bagan dengan 2 perlakuan yaitu bagan dengan tambahan atraktor dan bagan tanpa atraktor. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah atraktor pada bagan tancap dapat menambah hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan di pantai timur Pangandaran. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan uji statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil tangkapan selama penelitian menunjukan hasil tangkapan bagan tanpa atraktor sebanyak 245 ekor terdiri atas 6 jenis ikan, sedangkan hasil tangkapan bagan dengan tambahan atraktor sebanyak ±2163 ekor yang terdiri atas 13 jenis dan didominasi ikan teri. Berdasarkan hasil tangkapan kedua bagan menunjukan perbedaan jumlah dan jenis tangkapan yang didominasi oleh bagan dengan tambahan atraktor. Uji statistik RAL menunjukan penambahan atraktor mempengaruhi hasil tangkapan bagan pada penelitian ini. Kata kunci: Atraktor, bagan, ikan teri, Pangandaran","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"151 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122964159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Identifikasi Permasalahan Produksi Garam Lokal di Kabupaten Flores Timur","authors":"Yosephina Margaretha Jawa Batafor","doi":"10.24198/jaki.v5i2.27510","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v5i2.27510","url":null,"abstract":"Flores Timur berpotensi memiliki bahan dasar pembuatan garam dan termasuk dalam sentra produksi garam Indonesia. Secara fisik, 6 lokasi sampel garam lokal di Kabupaten Flores Timur belum memenuhi syarat mutu garam konsumsi beryodium. Tujuan penelitian mendata sentra produksi garam, mengkaji permasalahan produksi dan pemasaran garam lokal, dan mengetahui kadar NaCl. Metode untuk mendata sentra produksi garam yaitu mengambil contoh garam yang dihasilkan oleh petani garam di Flores Daratan dan di pulau Adonara. Garam yang dijadikan contoh adalah garam yang dihasilkan oleh petani tradisional/lokal menggunakan tanah sebagai meja kristalisasinya. Kandungan NaCl dianalisa di laboratorium Kimia Universitas Nusa Cendana dengan cara Kohman. Data dianalisa dengan metode deskriptif. Garam masih dikemas menggunakan wadah kemas tradisional. Kadar NaCl dari 6 lokasi sampel garam belum memenuhi SNI 3556:2010 dan perlu ditingkatkan kualitas garam dengan melakukan pengujian fisik dan kimia.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122075989","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indah Riyantini, Mochamad Rudyansyah Ismail, Y. Mulyani, Gustiani -
{"title":"Zooplankton sebagai Bioindikator Kesuburan Perairan di Hutan Mangrove Teluk Ciletuh, Kabupaten Sukabumi","authors":"Indah Riyantini, Mochamad Rudyansyah Ismail, Y. Mulyani, Gustiani -","doi":"10.24198/jaki.v5i2.29021","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jaki.v5i2.29021","url":null,"abstract":"Kawasan mangrove di Teluk Ciletuh dijadikan sebagai kawasan ekowisata mangrove. Kegiatan wisata ini menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan di kawasan mangrove. Zooplankton dapat digunakan sebagai pengukur tingkat produktivitas suatu perairan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menghitung keanekaragaman serta kelimpahan zooplankton di Hutan mangrove perairan Teluk Ciletuh, sebagai bioindikator kesuburan perairan. Metode pengambilan data dilakukan secara purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada 3 stasiun penelitian berdasarkan komposisi mangrove yang berbeda dengan dua kali pengulangan. Terdapat 41 genus zooplankton yang didominansi oleh genus Cyclops sp. dengan nilai keanekaragaman sebesar 0,47 - 1,42. Kualitas air di perairan mangrove Teluk Ciletuh berada pada kondisi yang kurang produktif karena memiliki nilai pH, salinitas, dan DO dibawah baku mutu perairan. Perairan tersebut memiliki status mesotrofik, dengan kelimpahan 7,39 – 72,06 ind/L. Berdasarkan kelimpahan zooplankton dan kualitas perairan, maka kesuburan perairan di Hutan Mangrove Teluk Ciletuh termasuk kategori cukup subur atau tingkat kesuburan sedang.","PeriodicalId":323710,"journal":{"name":"Akuatika Indonesia","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125117717","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}