Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.395-400
Tiffany Avelia, Wiyarni Pambudi
{"title":"Hubungan Pengetahuan Orangtua Terkait Pengaruh Pemberian Air Susu Ibu terhadap Stunting","authors":"Tiffany Avelia, Wiyarni Pambudi","doi":"10.14238/sp24.6.2023.395-400","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.395-400","url":null,"abstract":"Latar belakang. Stunting dikaitkan dengan praktik pemberian air susu ibu yang meliputi frekuensi, jumlah, dan konsistensi Air Susu Ibu yang diberikan terhadap kebutuhan anak. Upaya peningkatan pengetahuan orangtua terkait stunting dapat menjadi upaya yang efektif pendekatan untuk mengatasi dan mencegah stunting.Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan orangtua terkait ASI terhadap pengetahuan orangtua terkait stunting.Metode. Penelitian analitik ini memiliki desain potong lintang dan pengambilan saampel dilakukan dengan menyebarkan tautan Google Form kepada responden yang memiliki anak usia balita melalui media daring seperti Instagram dan WhatsApp pada bulan Desember 2021 sampai dengan Februari 2022.Hasil. Responden terdiri dari 108 responden, orangtua yang memiliki pengetahuan ASI baik dan memiliki pengetahuan stunting baik terdapat 78,0% dan orangtua yang memiliki pengetahuan ASI baik dan memiliki pengetahuan stunting kurang terdapat 55,1%. Sedangkan orangtua yang memiliki pengetahuan ASI kurang dan memiliki pengetahuan stunting baik terdapat 13,0%, dan orangtua yang memiliki pengetahuan ASI kurang dan memiliki pengetahuan stunting kurang terdapat 22%.Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan orangtua terkait ASI terhadap tingkat pengetahuan orangtua terkait stunting, dengan p-value 0,011 dan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 1,697.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46146965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.377-81
Lathifah Azzahra, Wahyunita Do Toka, A. Husen, Sri Yati
{"title":"Hubungan Penggunaan Antibiotik dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Layanan Primer Kota Ternate","authors":"Lathifah Azzahra, Wahyunita Do Toka, A. Husen, Sri Yati","doi":"10.14238/sp24.6.2023.377-81","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.377-81","url":null,"abstract":"Latar belakang. Infeksi saluran pernapasan akut merupakan suatu permasalahan penyakit infeksi yang umum terjadi yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. Di Amerika Serikat, pasien yang datang berobat dengan gejala ISPA menerima resep antibiotik. Peresepan antibiotik pada anak-anak muncul dengan perkiraan berjumlah 421 resep per 1000 populasi. Frekuensi pemberian antibiotik yang terus meningkat dapat meningkatkan peluang insiden penggunaan antibiotik yang tidak rasional yang mengakibatkan timbulnya bakteri yang resisten.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan penggunaan antibiotik dengan kekambuhan ISPA pada balita di layanan primer Kota Ternate tahun 2022.Metode. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan cross sectional, melibatkan 161 sampel yang diambil dengan teknik random sampling dari total populasi, dan dilakukan uji analisis chi square dan uji statistik SPSS.Hasil. Dari total 161 sampel yang dianalisis, diperoleh hasil penggunaan antibiotik pada balita yang terdiagnosis ISPA sebanyak 65,8% dan balita yang mengalami kekambuhan 49,7%. Hasil uji Chi square diperoleh nilai p value 0,040 (p=<0,05).Kesimpulan. Adanya hubungan bermakna antara penggunaan antibiotik dengan kekambuhan ISPA pada balita. ","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":"400 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41330674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.414-24
Nicodemus Nicodemus, Yogi Prawira
{"title":"Hiperferitinemia pada Demam Brerdarah Dengue","authors":"Nicodemus Nicodemus, Yogi Prawira","doi":"10.14238/sp24.6.2023.414-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.414-24","url":null,"abstract":"Latar belakang. Kasus demam berdarah dengue masih sering terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Perburukan klinis pasien menjadi sindrom syok dengue dapat berlangsung dengan cepat. Selain hemokonsentrasi dan trombositopenia, hiperferitinemia bisa ditemukan pada kasus demam berdarah dengue.Tujuan. Memberikan pemaparan mengenai hiperferitinemia pada infeksi demam dengueMetode. Penelusuran literatur dilakukan melalui Pubmed, ScienceDirect, EBSCO, Elsevier, dan Google Scholar. Kombinasi kata kunci yang digunakan meliputi dengue hemorrhagic shock, severe dengue, hyperferritinemia, ferritin serum in dengue, marker in dengue.Hasil. Didapatkan studi yang mendukung hiperferitinemia sebagai penanda infeksi dengue berat dan sindrom syok dengue.Kesimpulan. Dapat dipertimbangkan pemeriksaan feritin sebagai indikator derajat keparahan infeksi dengue.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45835132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.401-6
Peter Fischer John Pandie, Liza Froulina
{"title":"Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Sirih Pinang dengan Kejadian Anemia pada Anak Sekolah di Distrik Yawosi Kabupaten Biak Numfor","authors":"Peter Fischer John Pandie, Liza Froulina","doi":"10.14238/sp24.6.2023.401-6","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.401-6","url":null,"abstract":"Latar belakang. Penelitian mengenai hubungan mengonsumsi sirih pinang dan penyebab anemia pada anak sekolah yang belum pernah diteliti dan dipublikasikan di internet.Tujuan. Mengetahui hubungan kebiasaan mengonsumsi sirih pinang dengan kejadian anemia pada anak sekolah di Distrik Yawosi Kabupaten Biak Numfor tahun 2022.Metode. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional secara cross sectional. Kriteria dalam penelitian ini adalah semua anak sekolah usia 12-18 tahun pada posyandu remaja putri di distrik Yawosi, Kabupaten Biak Numfor yang tidak dalam kondisi sakit malaria, muntah darah, BAB darah, dan TBC. Selanjutnya, anak dan orangtua diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian. Data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan tingkat kemaknaan dinyatakan bila p<0,05.Hasil. Hasil yang diperoleh 14 orang responden yang mengalami anemia. Didapatkan bahwa kebiasaan mengonsumsi sirih pinang berisiko terjadi anemia, yaitu responden ini mengonsumsi sirih, pinang, dan kapur ketika terlihat adanya konsumsi sirih pinang ? 2 kali setiap hari dalam 3 bulan terakhir dengan adanya mengonsumsi lebih dari dua buah pinang dalam satu hari, dengan usia lama menyirih > 5 tahun.Kesimpulan. Tidak ada hubungan konsumsi sirih pinang dengan anemia, tetapi saat konsumsi ini menjadi kebiasaan, maka ditemukan adanya hubungan mengonsumsi sirih pinang dengan anemia.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44136999","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.407-13
Marcella Trixie Kartika Novianingrum, Agus Priyatno, Rina Pratiwi
{"title":"Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kejar Anak Pascaoperasi Koreksi Defek Septum Ventrikel","authors":"Marcella Trixie Kartika Novianingrum, Agus Priyatno, Rina Pratiwi","doi":"10.14238/sp24.6.2023.407-13","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.407-13","url":null,"abstract":"Latar belakang. Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan penyebab utama gagal tumbuh. Gangguan hemodinamik akibat defek septum ventrikel (DSV) memberikan gejala yang menggambarkan derajat kelainan jantung. Operasi koreksi memperbaiki gangguan hemodinamik dan pertumbuhan. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa perbaikan pertumbuhan setelah operasi DSV bersifat multifaktorial. Tujuan. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi tumbuh kejar anak pascaoperasi koreksi DSV.Metode. Penelitian kohort retrospektif pada 59 anak paska 6 bulan operasi koreksi DSV. Data mengenai jenis kelamin, ukuran defek, derajat hipertensi pulmonal, usia saat operasi, dan derajat gagal jantung dicatat. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 26.Hasil. Total sebanyak 59 data anak pascaoperasi koreksi DSV telah diperoleh dan 40 anak (67,8%) mencapai tumbuh kejar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ukuran defek, usia saat operasi, dan status gizi sebelum operasi memengaruhi tumbuh kejar paska operasi. Hasil tersebut dilanjutkan dengan analisis multivariat. Usia saat operasi merupakan faktor yang paling memengaruhi tumbuh kejar pascaoperasi DSV (p=0,038; RR 0,175; IK95%: 0,63-0,87). Nilai probabilitas anak usia 1-5 tahun untuk mencapai tumbuh kejar sebesar 0,204 (RR 1,09). Kesimpulan. Ukuran defek, status gizi sebelum operasi, dan usia saat operasi memengaruhi tumbuh kejar pascaoperasi DSV. Usia saat operasi merupakan faktor yang paling memengaruhi tumbuh kejar pascaoperasi koreksi DSV.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42585805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.388-94
Alfi Maido Alius, Yusri Dianne Jurnalis, Finny Fitry Yani
{"title":"Pengaruh Pemberian Kolostrum Susu Sapi Terhadap Durasi Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang dan Kadar Sekretori Imunoglobulin A pada Anak","authors":"Alfi Maido Alius, Yusri Dianne Jurnalis, Finny Fitry Yani","doi":"10.14238/sp24.6.2023.388-94","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.388-94","url":null,"abstract":"Latar belakang. Kolostrum susu sapi atau Bovine colostrum mengandung berbagai growth factor dan immune factor, salah satunya secretory IgA (sIgA) yang dengan jumlah signifikan dapat menghalangi adhesi patogen ke membrane mukosa dan menghambat kolonisasi sehingga bermanfaat untuk mengobati penyakit di saluran pencernaan. Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia belum banyak membahas secara spesifik hubungan sIgA yang didapatkan dari kolostrum susu sapi sebagai terapi tambahan diare akut pada anak. Tujuan. Mengetahui pengaruh pemberian kolostrum susu sapi terhadap durasi diare akut dehidrasi ringan sedang dan kadar sekretori IgA pada anakMetode. Penelitian eksperimental yang dilaksanakan di Puskesmas dan Rumah Sakit di kota Padang. Penelitian dimulai dari bulan februari tahun 2022 sampai November 2022. Data terkumpul 30 sampel masing-masing pada kelompok kontrol yang mendapatkan terapi standar WHO dan kelompok intervensi yang mendapatkan terapi standar who ditambah kolostrum susu sapi. Dilakukan pengamatan terhadap durasi diare akut serta pemeriksaan terhadap kadar sIgA.Hasil. Terjadi pemendekan durasi diare secara signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebesar 11,93 jam (p=0,021). Terdapat perbedaan kadar sIgA yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian kolostrum susu sapi pada kelompok intervensi (p=0,003).Kesimpulan. Pemberian kolostrum susu sapi dapat memperpendek rerata durasi diare akut dan meningkatkan rerata kadar sIgA secara bermakna. Pemberian kolostrum susu sapi ini dapat disarankan sebagai terapi adjuvan dalam tatalaksana diare akut pada anak.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42149919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.382-7
Nareswari Izzaturrahman, Lisa Safira, Ryan Herardi, Hikmah Muktamiroh
{"title":"Hubungan antara Durasi Penggunaan Media Layar dengan Pola Tidur pada Anak Usia Tiga sampai dengan Lima Tahun Saat Masa Pandemi COVID-19","authors":"Nareswari Izzaturrahman, Lisa Safira, Ryan Herardi, Hikmah Muktamiroh","doi":"10.14238/sp24.6.2023.382-7","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.382-7","url":null,"abstract":"Latar belakang. Anak periode prasekolah menurut Center for disease Control and Prevention adalah anak yang berusia antara 3 – 5 tahun. Pada periode ini terjadi perkembangan personal sosial yang pesat. Saat ini ditemukan peningkatan durasi penggunaan media layar pada anak usia prasekolah dari tahun ke tahun yang cukup signifikan, terlebih pada saat pandemi COVID-19 akibat adanya kebijakan Pembeljaran Jarak Jauh. Penggunaan media layar yang berlebihan pada anak dapat menimbulkan permasalahan kesehatan salah satunya gangguan pola tidur pada anak.Tujuan. Mengetahui hubungan antara durasi penggunaan media layar dengan gangguan pola tidur yang terjadi pada anak periode prasekolah selama masa pandemi COVID-19Metode. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada 86 anak usia 3-5 tahun di Kota Depok Hasil penelitian diuji dengan uji chi square dengan bantuan software SPSS 24.0. Hasil. Analisis univariat menujukan bahwa durasi penggunaan media layar rata – rata harian anak pada hari sekolah (Senin – Jumat) sebesar 3,9 jam /hari, sedangkan pada hari libur (Sabtu - Minggu dan Hari Libur lainnya) sebesar 5,1 jam/hari dengan media layar yang paling banyak digunakan adalah televisi (87,2%) dan smartphone (80,2%). Analisis bivariat menujukan bahwa secara statistik terdapat hubungan bermakna antara durasi penggunaan media layarber lebih dengan gangguan pola tidur (p : 0,013)Kesimpulan. Secara statistik didapatkan hubungan antara durasi penggunaan media layar dengan pola tidur pada anak usia 3 – 5 tahun di masa pandemi COVID-19.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45687476","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.425-32
Setyo Handryastuti, Dianing Latifah
{"title":"Perbandingan Berbagai Sistem Skoring untuk Diagnosis Meningitis Tuberkulosis pada Anak","authors":"Setyo Handryastuti, Dianing Latifah","doi":"10.14238/sp24.6.2023.425-32","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.425-32","url":null,"abstract":"Meningitis tuberkulosis (MTB) adalah bentuk terberat penyakit tuberculosis, menyebabkan morbiditas dan mortalitas cukup tinggi pada anak. Keterlambatan diagnosis dan terapi dianggap sebagai faktor utama tingginya mortalitas. Masalah utama dalam diagnosis MTB antara lain patogenesis penyakit yang kurang dipahami, belum tersedia tes diagnostik yang baik. Baku emas diagnosis MTB bergantung pada isolasi Mycobacterium tuberculosis dari cairan serebrospinal (CSS), namun hal ini cukup sulit diterapkan karena proses kultur yang lambat, memerlukan sampel CSS yang banyak dan tidak peka dalam membantu pengambilan keputusan klinis.Saat ini, tiga metode skoring yang dibuat untuk membantu diagnosis MTB pada anak adalah sistem Thwaites, konsensus Lancet serta skor Modified Kenneth Jones Scoring Criteria (MKJSC), yang dikembangkan untuk meningkatkan akurasi diagnostik. Sistem skoring mencakup manifestasi klinis, hasil CSS, serta pemeriksaan radiologi untuk membantu diagnosis MTB. Penggunaan metode skoring diharapkan dapat mempercepat diagnosis dan terapi sehingga meningkatkan luaran MTB pada anak. Di antara ketiga sistem skoring tersebut, skor Thwaites dan MKJSC adalah sistem skoring yang paling sederhana dan dapat diterapkan di daerah dengan fasilitas terbatas. Kombinasi kedua sistem skoring tersebut diharapkan dapat mempertajam nilai diagnostik MTB sehingga dapat membantu penanganan MTB pada anak secara cepat dan tepat.   ","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46727106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2023-04-19DOI: 10.14238/sp24.6.2023.359-69
Edi Hartoyo, Debbie Rose Komala Hadi
{"title":"Analisis Komparatif Neutrophil-to-Lymphocyte, Platelet-to-Lymphocyte Ratio, Monocyte-to-Lymphocyte Ratio dan Derived Neutrophil-to-Lymphocyte Ratio Terkait Derajat Keparahan COVID-19 pada Pasien Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin","authors":"Edi Hartoyo, Debbie Rose Komala Hadi","doi":"10.14238/sp24.6.2023.359-69","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.359-69","url":null,"abstract":"Latar belakang. Mayoritas COVID-19 pada anak memiliki luaran klinis yang baik, tetapi angka mortalitas COVID-19 di Indonesia tergolong tinggi. Identifikasi pasien dengan risiko mortalitas penting dilakukan sedini mungkin untuk mencegah luaran klinis yang buruk. Beberapa parameter pemeriksaan darah rutin terbukti pada dewasa, tetapi pada populasi anak masih belum diketahui.Tujuan. Menilai hubungan antara parameter laboratoris dengan derajat keparahan COVID-19 (severe vs non-severe) pada anak usia 0-<18 tahun.Metode. Studi cross-sectional dengan data sekunder retrospektif, diambil dari rekam medis pasien usia 0-<18 tahun yang terkonfirmasi transcription polymerase chain reaction dan dirawat inap di ruang isolasi RSUD Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dari satu Januari 2020 – 31 Desember 2021. Hasil. Total 77 orang subjek studi, terdiri dari 66 kasus non-severe dan 11 kasus severe. Median usia 10 tahun, perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan = (1,48 : 1). Angka mortalitas sebesar 7,79%. Perbedaan nilai neutrophil-to-lymphocyte ratio, platelet-to-lymphocyte ratio, monocyte-to-lymphocyte ratio dan derived neutrophil-to-lymphocyte ratio yang bermakna tidak ditemukan antara kelompok anak dengan COVID-19 non-severe dan severe. Korelasi positif bermakna ditemukan antara neutrophil-to-lymphocyte ratio (p<0,001, r=0,453), monocyte-to-lymphocyte ratio (p<0,001, r=0,456) dan derived neutrophil-to-lymphocyte ratio (p=0,002, r=0,413) dengan kadar CRP; dan adanya korelasi negatif bermakna antara PLR (p=0,027, r= -0,274) dengan kadar LDH.Kesimpulan. Tidak ditemukan perbedaan signifikan antara kelompok non-severe dan severe. Prognosis COVID-19 lebih baik pada populasi anak, jumlah kasus severe lebih jarang dan angka mortalitas lebih rendah dibandingkan populasi dewasa.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43080440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengetahuan dan Kepatuhan Remaja Terhadap Implementasi Protokol Kesehatan pada Tahun Kedua Pandemi COVID-19","authors":"Bernie Endyarni Medise, Sreshta Mukhi, Angga Wirahmadi, Harto Gunardi, Soedjatmiko Soedjatmiko","doi":"10.14238/sp24.6.2023.370-6","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.6.2023.370-6","url":null,"abstract":"Latar belakang. Kasus pertama pasien COVID-19 di Indonesia dilaporkan pada bulan Maret 2020. Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar termasuk penutupan sekolah tatap muka serta mengeluarkan protokol kesehatan untuk diterapkan oleh masyarakat. Pandemi menyebabkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan, kebiasaan dan pola hidup remaja. Tujuan. Penelitian ini ingin melihat pengetahuan dan kepatuhan remaja terhadap implementasi protokol kesehatan pada tahun ke dua pandemi COVID-19.Metode. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang menggunakan kuesioner yang diisi secara daring dan dilakukan pada tahun ke dua pandemi COVID-19 dari bulan April hingga Juli 2021. Subjek merupakan remaja usia 10-18 tahun di DKI Jakarta. Pemilihan sekolah dilakukan secara cluster sampling. Hasil. Sebanyak 406 responden dari 20 sekolah mengikuti penelitian. Hanya sekitar 5,42% responden yang menjawab dengan benar cara transmisi SARS-CoV-2 dan hanya 43,84% responden yang menjawab dengan tepat 6 langkah cuci tangan. Sebanyak 45,81% responden memiliki nilai total pengetahuan yang baik (nilai >7). Terdapat tren yang menunjukkan persentase remaja yang mendapatkan skor pengetahuan di atas tujuh lebih banyak pada kelompok remaja dengan nilai kepatuhan yang lebih tinggi.Kesimpulan. Pada tahun ke dua pandemi COVID-19 masih banyak remaja yang kurang pengetahuannya mengenai COVID-19 dan belum menerapkan protokol kesehatan dengan baik.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43437043","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}