{"title":"Adaptasi Alat Ukur Emotional Leadership untuk Mengukur Kapabilitas Kecerdasan Emosional Pimpinan Perusahaan di Indonesia","authors":"Sekar Ayu Anjani, Airin Triwahyuni, Anissa Lestari Kadiyono","doi":"10.24854/JPS.V9I1.1647","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V9I1.1647","url":null,"abstract":"Dalam berdirinya suatu perusahaan, pasti terdapat pemimpin yang mengarahkan geraknya roda dan seluruh sumberdaya di dalamnya untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu mengelola emosinya dengan baik dalam segala kondisi yang dihadapi oleh perusahaan. Keefktifan pimpinan tersebut, lebih besar membutuhkan peranan kecerdasan emosional dirinya daripada kecerdasan secara intelektual. Maka, perlu diketahui bagaimana dinamika dan skala kapabilitas kecerdasan emosional pimpinan agar dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan intervensi. Emotional leadership questionnaire (ELQ) pertama kali dikembangkan di Finlandia pada tahun 2011 dan belum pernah dilakukan adaptasi di Indonesia. Tujuan adaptasi alat ukur ELQ di Indonesia adalah untuk mengenalkan istilah dan mengembangkan alat ukur baru yang bermanfaat di bidang industri perusahaan. Adaptasi dilakukan kepada 171 karyawan yang memberikan penilaian atas sikap, emosi, dan perilaku atasannya. Hasil dari adaptasi didapatkan nilai reliabilitas cronbach’s alpha 0,968 dan RMSEA melalui uji CFA dengan nilai 0,078 serta reliabilitas person-item berdasarkan uji Rasch model sebesar 0,95 dan 0,93 yang menunjukkan bahwa alat ukur reliabel, valid, dan benar dapat mengukur konstruk emotional leadership dengan baik dan konsisten sehingga siap untuk digunakan dalam pengumpulan data berulang.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128629393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Health Consciousness terhadap Preventive Health Care Behavior pada Individu yang Mengalami Obesitas","authors":"Audi Destianty, Riselligia Caninsti","doi":"10.24854/JPS.V9I1.1860","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V9I1.1860","url":null,"abstract":"Kondisi obesitas menimbulkan dampak dan konsekuensi negatif kepada individu yang mengalaminya. Dampak negatif yang dirasakan oleh individu obesitas antara lain: dampak fisik, seperti meningkatnya resiko mengalami penyakit kronis, dampak psikologis, seperti merasa kurang percaya diri, dan dampak sosial berupa hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosial. Kondisi tersebut membuat individu yang mengalami obesitas perlu melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengalami dampak negatif dari obesitas. Tindakan untuk menjaga kesehatan melalui upaya pencegahan dinamakan juga dengan preventive health care behavior. Ada beberapa faktor yang berperan terhadap preventive health care behavior, salah satunya adalah health consciousness (kesadaran kesehatan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran health consciousness terhadap preventive health care behavior pada individu dewasa awal yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 82 partisipan usia dewasa awal yang mengalami obesitas di wilayah JABODETABEK. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah Health Consciousness Scale (?= 0.880) dan Preventive Behavior Scale (? = 0.886). Data yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis menggunakan teknik analisis data uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel health consciousness memiliki peran yang signifikan terhadap variabel preventive health care behavior (p = .000, R2 = .219). Artinya, individu obesitas yang memiliki kesadaran kesehatan akan berupaya untuk melakukan tindakan pencegahan demi menjaga kesehatan. Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami obesitas perlu mengembangkan health consciousness pada dirinya, sehingga dapat termotivasi dalam melakukan preventive health care behavior.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115909976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan antara Dimensi Nilai Budaya Uncertainty Avoidance dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Suku Minangkabau","authors":"Dien Nurdini Nurdin","doi":"10.24854/JPS.V9I1.1240","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V9I1.1240","url":null,"abstract":"Banyaknya pengangguran terdidik dan minimnya jumlah wirausaha membuat lembaga pendidikan perlu melakukan upaya serius dalam mengembangkan kewirausahaan. Dalam mengembangkan kewirausahaan di Indonesia, nilai budaya perlu menjadi salah satu faktor yang diperhatikan. Dari beragam budaya yang dimiliki Indonesia, terdapat suku Minangkabau yang terkenal dari segi kewirausahaannya. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan antara uncertainty avoidance dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa suku Minangkabau. Penelitian ini melibatkan 118 responden mahasiswa suku Minangkabau yang sedang duduk di tingkat akhir Perguruan Tinggi, yaitu 66 responden berasal dari Universitas Indonesia dan 52 responden dari Institut Teknologi Bandung. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara uncertainty avoidance dan intensi berwirausaha. Hasil penelitian juga menunjukkan gambaran tingkat uncertainty avoidance yang rendah dan intensi berwirausaha yang tinggi pada mahasiswa Minangkabau.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124228342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Antara Semangat Pengabdian dan Keterbatasan Diri: Studi Fenomenologi tentang Stress Kerja Perawat yang Bertugas di Ruang Intensif dan Isolasi COVID-19","authors":"Hidayati Hidayati, Winarini Wilman D. Mansoer","doi":"10.24854/JPS.V9I1.1706","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V9I1.1706","url":null,"abstract":"KATA KUNCI KEYWORDS ABSTRAK COVID 19, perawat, stress kerja Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan bertujuan untuk memahami pengalaman perawat di ruang intensif yang rentan mengalami distres psikologis dan bagaimana mereka memaknai pengalamannya. Masih sedikit penelitian yang mencoba untuk menggali lebih dalam mengenai kondisi psikologis perawat dilihat dari sisi subjektif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap tiga orang perawat yang sedang atau pernah bekerja di ruang intensif. Satu perawat ditugaskan Ruang Isolasi COVID 19 yang pernah bertugas di ruang intensif. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa tema yang sama antar partisipan terkait dengan pengalaman mereka di ruang intensif dan ruang isolasi COVID 19 seperti adanya rasa cemas, pekerjaan yang melelahkan. Tema yang muncul sebagian besar mengandung emosi negatif dan distres psikologis yang dialami selama bertugas dalam konteks yang beragam antar partisipan. Terlepas dari emosi negatif, partisipan masih terdapat sikap positif yang menjadi motivasi mereka untuk tetap mengabdi. Penelitian ini mengungkapkan secara spesifik tantangan unik yang dialami oleh partisipan dan dampaknya terhadap kesehatan mental mereka yang tidak dapat dijelaskan melalui penelitian kuantitatif. ABSTRACT This study uses a phenomenological approach and aims to perceive nurses' experiences in the intensive room which has vulnerable to have psychological distress and how they interpret their experiences. There are limited studies that reveal about psychological distress from nurse’s subjective view. Data is collected through a depth of interviews with three new nurses, who are on duty in intensive care room and a nurse in the COVID 19 Isolation Room, who has also served in the ICU. The result of this study shows some similar themes about their experiences in intensive care and COVID 19 isolation room such as anxiety and exhausting job. Majority of theme contain negative emotion and psychological distress while on duty in special context among participants. Regardless negative emotion dominated, positive attitude that encourage instrinsic motivation to serve patiens live. The study revealed specific challenge and experience among participants and how affect their mental health which not revealed from quantitative study.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117154458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five Personality dan Self-compasion terhadap Loneliness pada Remaja dengan Orang Tua Bercerai","authors":"Irma Rosalida Lubis, Mauna Mauna, Ernita Zakiah, Deni Krisnaputra, Chandra Putri Hafidia Sukmana","doi":"10.24854/JPS.V9I1.1573","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V9I1.1573","url":null,"abstract":"This study aims to determine the effect of the big five personality and self-compassion towards loneliness in adolescents with devorced parents. This research uses quantitative methods.The measuring instrument used to measure loneliness is De Jong Gierveld Loneliness Scale (DJGLS). The big five personality is measured by Big Five Inventory (BFI) and the measuring instrument used to measure self-compassion is Self-Compassion scale by Neff. Data was processed using reggresion analyze with three predictor. The main result of this research there is significant effect of Big Five Personality on loneliness in adolescents with divorced parents, the percent of significant effect a following by dimension OCEAN is 5,2%, 3,1%, 18,6%, 7% and 26,1% and the is an effect of self-compassion on loneliness in adolescents with divorced parents, there is percent 5,7% that the resulting effect is negative which indicates that the higher the self-compassion, the lower the loneliness.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115781400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penerapan Teknik Cognitive Behaviour Group Therapy dalam Meningkatkan Perilaku Asertif pada Remaja Awal","authors":"Fachrun Naja Maulidia, Efriyani Djuwita","doi":"10.24854/JPS.V9I1.1810","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V9I1.1810","url":null,"abstract":"Asertif adalah salah satu aspek krusial yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial pada remaja. Kendati demikian, beberapa masalah mengenai perilaku asertif sering kali ditemui terutama di lingkungan sekolah. Guru sering kali mengeluhkan siswa cukup pasif selama pembelajaran. Sementara itu, siswa lainnya ditemukan sering berkomunikasi secara agresif hingga terlibat dalam pertengkaran. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan pelatihan asertif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas Penerapan Cognitive Behaviour Group Therapy (CBGT) dalam meningkatkan perilaku asertif pada remaja awal. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan model one group pretest–posttest design . Pada penelitian ini terdapat 7 sesi pertemuan termasuk follow- up yang setiap sesinya menghabiskan waktu sekitar 45-60 menit. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 7 siswa sekolah dasar (SD) dengan kisaran usia 11-13 tahun. Pengukuran efektivitas dalam penelitian ini menggunakan alat ukur assertiveness formative questionnaire dan rating berupa penilaian partisipan dalam melakukan perilaku asertif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Cognitive Behaviour Group Therapy (CBGT) efektif dalam meningkatkan perilaku asertif pada remaja awal terutama pada aspek kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan dan persepsi (penialain) partisipan.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"47 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114009954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Seberapa Inovatif Anda? Peran Mediasi Keterikatan Kerja pada Hubungan antara Pemberdayaan Psikologis dan Tingkah Laku Kerja Inovatif","authors":"G. Sa'adah, Arum Etikariena","doi":"10.24854/JPS.V8I2.1261","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I2.1261","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana faktor individual yaitu pemberdayaan psikologis dapat memprediksi munculnya tingkah laku kerja inovatif, yang penting untuk diperhatikan oleh industri dan organisasi. Di sisi lain, terdapat inkonsistensi hasil pada kedua variabel tersebut berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti memiliki hipotesis bahwa keterikatan kerja dapat menjadi mediator untuk membantu pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme hubungan pemberdayaan psikologis dengan tingkah laku kerja inovatif. Menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan pada 275 karyawan PT X yang terbukti memiliki nilai dan tujuan inovasi pada organisasinya. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini meliputi Innovative Work Behavior Scale, Psychological Empowerment Scale, dan Utrecth Work Engagement Scale versi pendek. Hasil analisis data menunjukkan perhitungan statistik direct effect ?= 0,56; SE= 0,08; LLCI= 0,40; ULCI= 0,73, sedangka indirect effect ?= 0,09; SE= 0,07; LLCI= - 0,04; ULCI= 0,22. Artinya, keterikatan kerja tidak memediasi hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan tingkah laku kerja inovatif. Dengan demikian, pada responden di PT. X, pemberdayaan psikologis dapat memprediksi munculnya tingkah laku kerja inovatif tanpa memerlukan adanya keterikatan kerja terlebih dahulu. Temuan penelitian ini dapat menjelaskan bahwa perusahaan perlu memerhatikan faktor internal seperti pemberdayaan psikologis untuk meningkatkan tingkah laku kerja inovatif karyawan.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123832376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Teknik CBT dalam Menurunkan Frekuensi Masturbasi Pada Laki-Laki : Studi Kasus","authors":"Muhammad Syibbli, Yudiana Ratnasari","doi":"10.24854/JPS.V8I2.1061","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I2.1061","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana efektivitas teknik Cognitive Behaviour Therapy (CBT) dalam menurunkan frekuensi masturbasi pada klien. Klien merasa bahwa frekuensi masturbasinya sudah tidak normal dan kebiasaannya tersebut telah mengganggu kegiatan sehariharinya. Ia merasa masturbasi merupakan perilaku yang memalukan dan tidak sepantasnya dilakukan. Namun, sikapnya terhadap masturbasi tidak membuatnya menurunkan frekuensi masturbasinya. Penelitian kali ini menggunakan metode studi kasus dengan satu partisipan untuk mendalami permasalahan yang dimiliki klien tersebut. Terdapat 8 sesi pertemuan yang dilakukan termasuk follow up. Setiap sesi menghabiskan waktu sekitar 60 – 120 menit. Pengukuran efektivitas teknik CBT diukur dengan melihat frekuensi masturbasi yang dilaporkan klien setiap minggunya. Hasilnya, klien melaporkan penurunan frekuensi masturbasi dari 12 kali dalam seminggu menjadi tiga kali dalam seminggu. Selain itu, klien melaporkan bahwa dirinya lebih mampu berterterus terang dalam interaksi sosial serta mampu untuk meregulasi stress dengan baik. Hal tersebut dinilai menjadi faktor yang membantu klien mengatasi masalah masturbasinya.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116542642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Regulasi Emosi Mahasiswa Perantau Tahun Pertama di Jakarta","authors":"Weldina Siswandi, Riselligia Caninsti","doi":"10.24854/JPS.V8I2.1586","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I2.1586","url":null,"abstract":"Individu yang tidak dapat beradaptasi dan kesulitan dalam menghadapi permasalahan emosional dapat membawanya ke dalam masalah yang lebih kompleks. Kemampuan meregulasi emosi dapat membuat mahasiswa perantau memiliki keyakinan pada diri sendiri dan menyadari kekuatan serta keterbatasan diri. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung individu melakukan regulasi emosi. Pada mahasiswa perantau tahun pertama, adanya keberadaan teman sebaya merupakan sosok yang penting. Teman sebaya diharapkan memberikan dukungan kepada mahasiswa perantau tahun pertama yang tinggal berjauhan dari orangtua .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran dukungan sosial teman sebaya terhadap regulasi emosi mahasiswa yang merantau di Jakarta pada tahun pertama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan skala Emotion Regulation Questionnaire (????=0,745) dan skala dukungan sosial teman sebaya (????=0,972). Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 120 responden. Analisis data penelitian menggunakan metode statistik regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya berperan signifikan terhadap strategi cognitive reappraisal (p= .003, R 2 =.072) Sementara itu peran dukungan sosial teman sebaya terhadap strategi regulasi emosi expressive suppression (p=.114, R 2 = .021). Artinya, apabila individu mendapatkan dukungan dari teman sebaya maka ia akan lebih mempertimbangkan emosi yang dirasakan untuk diekspresikan kepada lingkungan sekitar.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122231195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Antara Trait Kepribadian Maladaptif Manajer dan Kualitas Leader-Member Exchange: Studi Pada Manajer First line di PT X dan Bawahannya","authors":"Adrian Adrian, Justinus Budi Santoso","doi":"10.24854/JPS.V8I2.1300","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I2.1300","url":null,"abstract":"Individu dengan trait kepribadian maladaptif yang belum sampai taraf gangguan kepribadian masih bisa berfungsi, bahkan sukses dalam kehidupan sehari-hari. Di lingkungan kerja, pemimpin dengan trait kepribadian maladaptif berpotensi memiliki masalah dalam hubungan interpersonal dengan rekan kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian maladaptif dengan hubungan pimpinan dengan bawahannya berdasarkan pendekatan leader-member exchange (LMX). Partisipan penelitian ini adalah 72 diad atau pasangan manajer first line di PT X dengan staf yang menjadi bawahannya. Seorang manajer dapat memiliki lebih dari satu bawahan sehingga jumlah manajer hanya 21 orang. Trait kepribadian maladaptif pada manajer diukur dengan Personality Inventory for DSM-5 Brief Form (PID-5 BF). Kualitas hubungan manajer tersebut dengan bawahannya diukur dengan Leader Member Exchange-Multidimensional Measure (LMX-MDM) yang diisi oleh para staf. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa trait dari domain negative affectivity , detachment , antagonism , dan psychoticism memiliki hubungan signifikan dengan LMX. Hubungan yang ditemukan bersifat negatif, sejalan dengan temuan menggunakan domain-domain trait non maladaptif pada five-factor model yang ekuivalen dengan domain-domain PID-5 BF.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"23 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127758708","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}