{"title":"Hidup adalah Perjuangan: Strategi Pemuda Yogyakarta dalam Menghadapi Transisi dari Pendidikan ke Kerja","authors":"Oki Rahadianto Sutopo","doi":"10.7454/mjs.v18i2.3724","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/mjs.v18i2.3724","url":null,"abstract":"Artikel ini menunjukkan pengalaman enam pemuda dari Yogyakarta yang berjuang dalam proses transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Para pemuda ini secara kreatif menerapkan strategi jangka panjang baik di dalam maupun di luar ranah pendidikan. Mereka mengakumulasi berbagai macam kapital sehingga bisa ditukar di masa depan. Hasilnya, mereka masih mendapatkan keuntungan dari strategi serta kapital yang mereka buat sebelumnya. Sebagai pemuda yang mempunyai latar belakang kelas menengah, mereka optimis mampu mencapai pekerjaan yang dicita-citakan di masa depan selama mereka tetap bekerja keras, kreatif, dan berjuang dengan keras. Temuan dalam penelitian ini mendukung aspek kualitatif terhadap studi sebelumnya yang dilakukan Nilan (2012). Secara teoritis, artikel ini menunjukkan kompatibilitas antara konsep strategi jangka panjang (Jones 2009), kapital ekonomi, sosial, dan budaya (Bourdieu 1998) dan zigzag journeys (Nilan, Julian, dan Germov 2007) sebagai alat analisis untuk memahami transisi pemuda di Indonesia.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"18 1","pages":"161-179"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/mjs.v18i2.3724","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340984","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Revivalisme Kekuatan Familisme dalam Demokrasi: Dinasti Politik di Aras Lokal","authors":"Wasisto Raharjo Djati","doi":"10.7454/MJS.V18I2.3726","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/MJS.V18I2.3726","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi dinasti politik yang berkembang dalam arena politik lokal. Kemunculan dinasti politik dapat terindikasi dalam beberapa penjelasan. Pertama, kegagalan fungsi partai politik lokal untuk melakukan regenerasi politik. Kedua, biaya demokrasi yang tinggi menghalangi masyarakat untuk berpartisipasi dalam suksesi kekuasaan. Ketiga, perimbangan kekuasaan antar elit lokal tidak tercipta sehingga menghasilkan sentralisasi politik di kalangan elit tertentu yang berkembang menjadi dinasti. Patrimonialisme tidaklah selalu menjadi perspektif utama dalam menganalisis dinasti politik. Tulisan ini menggunakan pendekatan budaya politik familisme dalam menganalisis dinasti politik di aras lokal. Hasil penelitian ini menunjukkan gejala familisme sebagai preferensi politik yang didasari atas penguasa yang mengangkat saudara sebagai upaya menutupi aib kekuasaannya. Familisme sendiri turut dipengaruhi berbagai sumber politik seperti halnya populisme, tribalisme, dan feodalisme yang membedakan karakter dinasti politik di Indonesia.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"18 1","pages":"203-231"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V18I2.3726","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340854","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Modal Budaya dan Modal Sosial dalam Industri Seni Kerajinan Keramik","authors":"A. Purwanto","doi":"10.7454/MJS.V18I2.3727","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/MJS.V18I2.3727","url":null,"abstract":"Modal budaya dan sosial memiliki peran penting dalam perkembangan klaster industri seni kerajinan keramik. Tulisan ini mendeskripsikan dan menjelaskan peranan modal budaya dan sosial dalam perkembangan klaster industri seni kerajinan keramik di Kasongan serta dinamika hubungan dominasi, subordinasi, dan resistensi di antara para pengusaha. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini menunjukkan peran penting modal budaya dalam mengubah klaster dari yang semula memproduksi keramik tradisional-fungsional menjadi klaster yang memproduksi keramik artistik. Modal budaya juga penting bagi mobilitas ke atas di antara para pengusaha. Modal sosial dalam bentuk jaringan sosial penting dalam memfasilitasi proses transaksi dan pemasaran keramik serta memungkinkan organisasi dan institusi bekerja dengan baik. Konsep modal sosial Bourdieu dan Putnam bersifat saling melengkapi untuk menjelaskan realitas empiris dalam klaster industri. Pengusaha dominan mencoba untuk mempertahankan dominasinya dengan menggunakan modal simbolik dan mengembangkan klaster demi kepentingan dirinya serta para pengusaha secara keseluruhan.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"65 1","pages":"233-261"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340865","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Menggantung ke “Atas”: Perkumpulan Sosial Pedesaan di Era Desentralisasi","authors":"A. Y. Mahendro","doi":"10.7454/MJS.V18I2.3725","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/MJS.V18I2.3725","url":null,"abstract":"Di tengah upaya demokratisasi, pemerintah di tingkat nasional dan lokal berupaya menciptakan masyarakat yang aktif dan termanifestasi dalam berbagai perkumpulan sosial. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini memperlihatkan peran aktif pemerintah lokal mampu memicu bermunculannya perkumpulan sosial di tingkat desa karena memiliki kekuatan struktural melalui regulasi yang dimilikinya untuk mempengaruhi masyarakat. Selain itu, pemerintah lokal juga menyediakan modal ekonomi sekaligus modal kultural yang disertakan dalam proses relasional antara negara dan perkumpulan sosial. Kondisi ini menyebabkan adanya inisiatif dari beberapa anggota masyarakat untuk membentuk serta terlibat dalam aktivitas perkumpulan sosial. Ditinjau dari konsep modal sosial, perkumpulan sosial di Desa Rintis memiliki modal sosial yang tidak seimbang antara bonding, bridging, dan linking. Perkumpulan sosial kuat pada sisi linking, namun lemah pada sisi bonding dan bridging. Oleh karena itu, perkumpulan sosial di Desa Rintis eksitensinya hanya menggantung ke atas (negara) karena adanya upaya aktif dari para pemimpin perkumpulan sosial yang ada untuk mengaitkan diri dengan negara. Studi ini memberikan gambaran peran besar pemimpin (agen) dalam dinamika modal sosial yang dalam studi Putnam (1994) dan Szreter (2002) kurang begitu dibahas.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V18I2.3725","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dead White Men and Other Important People: Sociology’s Big Ideas","authors":"F. Munir","doi":"10.7454/mjs.v18i2.3728","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/mjs.v18i2.3728","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"18 1","pages":"263-270"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Reformasi TNI: Pola, Profesionalitas, dan Refungsionalisasi Militer dalam Masyarakat","authors":"Ahmad Basuki","doi":"10.7454/mjs.v19i2.4701","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/mjs.v19i2.4701","url":null,"abstract":"As a process of military withdrawal from politics, the internal reform of The Indonesian National Defense Forces (Tentara Nasional Indonesia/TNI) has specific characters in its pattern as well as in its professionality. In this paper, Talukder Maniruzzaman’s concept of military withdrawal from politics and Robert K. Merton’s and Talcott Parsons’ functional analysis were laboured to inquire that process experienced by TNI. That inquiry used the combination of quantitative and qualitative methods. The result shows that TNI reform is a gradual, hierarchical and sustainable process. TNI reform can also categorized as professional military withdrawal from politics—a process which is not going suddenly nor hastily, with reformist considerations beforehand, and is based on an awareness about a need to correct TNI’s role in the past state politics. What makes it different from other countries’ military’s experiences is that this process had no immediate relationship to foregone general election, and were going without transfer of power to temporary civil government, social revolution, mass rebellion, or foreign invasion and intervention. Simultaneous with that reform is a process of refunctionalization, that is to say correctly reorder TNI’s position and role in the democratic order of national life, so TNI able to be functional simultaneously with other national functions or components. Sebagai sebuah proses mundurnya militer dari politik, reformasi internal TNI memiliki kekhasan tersendiri, baik dalam hal pola maupun profesionalitasnya. Dalam tulisan ini, proses yang dialami TNI tersebut ditelaah menggunakan gagasan Talukder Maniruzzaman mengenai mundurnya militer dari politik, serta gagasan Robert K. Merton dan Talcott Parsons mengenai analisis fungsional. Penelitiannya sendiri dilakukan dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa reformasi TNI terjadi secara gradual, bertingkat, dan berlanjut. Reformasi TNI juga dapat dikategorikan sebagai mundurnya militer dari politik secara profesional—dilaksanakan secara tidak mendadak dan tidak tergesa-gesa, didahului pemikiran-pemikiran reformis, serta dilandasi kesadaran akan perlunya koreksi terhadap peran TNI dalam politik negara di masa lalu. Yang membedakannya dari pengalaman militer lain di berbagai negara, proses ini tidak terkait dengan dilangsungkannya pemilihan umum terlebih dahulu, serta tidak disertai penyerahan kekuasaan sipil sementara, revolusi sosial, pemberontakan massal, maupun invasi atau intervensi asing. Bersamaan dengan reformasi tersebut, terjadi pula refungsionalisasi, yakni penataan kembali secara tepat posisi dan peran TNI dalam tatanan kehidupan nasional yang demokratis, sehingga dapat menjadi fungsional bersama fungsi-fungsi atau komponen-komponen bangsa lainnya.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"146 1","pages":"135-166"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/mjs.v19i2.4701","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Globalisasi dan Transformasi Institusi Pendidikan Militer di Sekolah Staf dan Komando TNI AL","authors":"A. Octavian","doi":"10.7454/MJS.V19I2.4702","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/MJS.V19I2.4702","url":null,"abstract":"Globalization has brought some challenges and threats to the building of national defence and security of many countries, including Indonesia. Many efforts have to be made to answer these challenges and threats. One of these efforts is doing some necessary transformations in the institutions of military education—in this case, The School of Staff and Command of Indonesian Navy (Sekolah Staf dan Komando TNI AL/SESKOAL) that becomes the research subject of this article. This article argues that the attempt of military organization to do adaptation and anticipation in facing globalization can be done by transformation of institution of military education, especially to produce structure or to create new norm about professional military. One of the obstacles for this transformational process is the existing negative stereotype to the SESKOAL, so that that institution had been experiencing marginalization, whereas the institution of military education has significant role in creating professional and competence military. As the consequence, many military personnel hesitate to take part in the institution. The method that used in this research is qualitative method with socio-historical inquiry. This article uses theoretical framework inspired by Anthony Giddens’ thought about structuration. Globalisasi tentu saja menghadirkan tantangan dan ancaman terhadap pembangunan pertahanan nasional berbagai negara, termasuk Indonesia. Berbagai upaya mesti dilakukan untuk menjawab tantangan dan ancaman ini. Salah satunya, dengan mendorong transformasi di lembaga pendidikan militer, termasuk di Sekolah Staf dan Komando TNI AL (SESKOAL), yang menjadi subjek penelitian dari tulisan ini. Argumentasi tulisan ini adalah upaya adaptasi dan antisipasi organisasi militer dalam menghadapi globalisasi dapat dilakukan melalui transformasi institusi pendidikan militer, terutama untuk memproduksi struktur atau menciptakan norma baru mengenai militer profesional. Salah satu kendala utama bagi dilaksanakannya proses transformasi ini adalah masih adanya stereotip negatif yang dilekatkan kepada SESKOAL sehingga lembaga tersebut mengalami marginalisasi. Padahal, lembaga pendidikan militer memiliki peran signifikan dalam upaya pembentukan militer yang profesional dan mumpuni. Akibatnya, banyak anggota militer yang enggan berkecimpung di lembaga tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini merupakan metode kualitatif yang disertai dengan penelusuran sosio-historis. Adapun kerangka teoretis yang digunakan banyak mengambil inspirasi dari pemikiran Anthony Giddens mengenai strukturasi.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"54 1","pages":"167-194"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V19I2.4702","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Soldier and The State: The Theory and Politics of Civil–Military Relations","authors":"Hipolitus Yolisandry Ringgi","doi":"10.7454/MJS.V19I2.4707","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/MJS.V19I2.4707","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"19 1","pages":"305-308"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71341057","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
B. A. Yulianto, Abdil Mughis Mudhoffir, Sakti Wira Yudha, A. Alamsyah
{"title":"Embrio Sosiologi Militer di Indonesia","authors":"B. A. Yulianto, Abdil Mughis Mudhoffir, Sakti Wira Yudha, A. Alamsyah","doi":"10.7454/MJS.V19I2.4700","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/MJS.V19I2.4700","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V19I2.4700","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340546","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Demokratisasi Relasi Sipil–Militer pada Era Reformasi di Indonesia","authors":"Koesnadi Kardi","doi":"10.7454/MJS.V19I2.4703","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/MJS.V19I2.4703","url":null,"abstract":"Indonesia’s military reform resulted cultural, structural, doctrinal and organizational changes. But those changes are not fundamental enough to build democratic civil–military relation that relies on civilian supremacy. The process of military reform in Indonesia showed us that the success of democratization of civil–military relation depends on institutional setup of the military related to civilian institutions’ persistency, guidance, and initiative. This study used Peter D. Feaver’s theory of “principal-agent” to show that the lack of civilian institutions’ coherence and resoluteness caused persisting problems to the Indonesia’s military reform under democratic system. Civilian supremacy in Indonesia appears to be relied on “voluntary subordination” of the military rather than effective civilian control over the military. Hence, instructive policies and legal basis become very important to yield a complete subordination of the military to the civil within democratic system. This argument confronts the existing studies, especially those with political perspective, that tended to accept the idea that military supremacy in politics is needed to build a strong nation state and to uphold the constitution. This study uses qualitative method with data collected by interviewing some key figures in military and civilian institutions. Reformasi militer di Indonesia telah menghasilkan beberapa perubahan, baik kultural, struktural, doktrinal, maupun organisasional. Namun, perubahan-perubahan tersebut belum mencapai tataran yang fundamental terkait relasi sipil–militer yang demokratis dan bersandar pada supremasi sipil. Proses reformasi militer di Indonesia menunjukkan bahwa keberhasilan demokratisasi relasi sipil–militer bergantung pada tatanan kelembagaan militer dalam kaitannya dengan kegigihan, arahan, dan inisiatif institusi sipil. Merujuk pada teori Peter D. Feaver tentang “agen prinsipal”, studi ini menunjukkan bahwa kurangnya koherensi dan keterpaduan lembaga sipil mengakibatkan reformasi militer di bawah kontrol sistem demokrasi di Indonesia masih bermasalah. Supremasi sipil di Indonesia nampaknya lebih mengandalkan “subordinasi sukarela” dari militer, dan bukan hasil dari kontrol sipil yang efektif terhadap militer. Kebijakan instruktif dan dasar hukum lantas menjadi dua hal yang penting untuk menghasilkan subordinasi penuh militer terhadap masyarakat sipil di dalam sistem demokratis. Argumentasi ini membantah studi-studi sebelumnya, terutama studi-studi berperspektif politik, yang cenderung menerima ide bahwa supremasi militer atas sipil dalam politik diperlukan untuk membangun negara-bangsa yang kuat dan mempertahankan konstitusi. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan data yang dikumpulkan melalui wawancara terhadap beberapa tokoh kunci dalam institusi militer dan institusi sipil.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"19 1","pages":"231-256"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V19I2.4703","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71340621","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}